Anda di halaman 1dari 18

TEATER MANCANEGARA (ASIA)

Berdasarkan Secara etimologi teater berasal dari bahasa Yunani “Theatron” yang berarti
panggung sebagai tempat menonton. Pada awalnya adalah dari sekumpulan penonton, ruang
penonton dan selanjutnya adalah dari gedung pertunjukan secara keseluruhan dan panggung juga
termasuk di dalamnya.

Seperti adegan wayang juga merupakan cakupan dari seni teater dan segala yang bertalian
dengan mimik, balet, pantomim, opera, permainan topeng serta pertunjukan boneka (marionet).
Hal ini dapat dijumpai pada gedung- gedung teater yang masih ada atau pertunjukan teater
lainya.

Dengan demikian, suatu karya


seni merupakan pencerminan dari hasil budi daya manusia melalui ungkapan makna kehidupan.
Nilai – nilai rohani yang mendasari dalam penciptaan karya seni melalui penggarapan dan
diwujudkan dalam sifat indah dan merupakan bagian dari kebudayaan. Sedangkan nilai moral ini
dalam penciptaan seni merupakan makna kehidupan dari nilai rohani.

Tidak hanya memberikan rasa senang dan gembira bagi penikmatnya baik dengan melalui karya
seni teater Nusantara dan teater Mancanegara, akan tetapi dapat memberikan manfaat yang
berpengaruh bagi kematangan jiwa dan dapat berguna bagi keluhuran budi.

Karya seni teater yang baik akan dapat memberikan tuntunan kepada masyarakat penikmatnya
selain sebagai tontonan masyarakat, sehingga dengan hal ini akan dapat sesuai dengan
peryantaan kesenian yang dapat mencerminkan suatu ungkapan makna hidup sebagai makna
hidup yang dimaksud adalah nilai moral.

Contoh Karya Seni Teater Tradisional Mancanegara yang Terdapat di Asia

Kesenian teater yang masih terikat dengan aturan kedaerahan setempat atau adat masing- masing
setempat itulah yang dimaksud dengan karya seni teater mancanegara. Asia merupakan benua
terbesar diantara lima benua yang ada di dunia dengan penduduk terpadat yang tinggal menyebar
di 50 negara. Teater tradisional Asia sangat beragam dan banyak macamnya. Setiap Negara di
Asia memiliki teater tradisional dan modern nya nya masing-masing. Berikut ini macam-macam
ragam teater tradisional dan modern :
Teater Tradisional

1. Teater Tradisional China.

Salah satu teater tradisional China yang terkenal adalah Opera Peking. Opera
Peking menggabungkan musik, tari, nyanyian, pantomim dan akrobat. Tontonan opera ini
muncul pada akhir abad ke-18 dan mulai populer di china pada pertengahan abad ke-19. Tata rias
dan tata busananya penuh warna dan sangat rumit. Gerakan-gerakan pemainnya cenderung
bersifat simbolik dan sugestif.

Lakon Opera Peking biasanya diambil dari sejarah China, legenda, cerita Rakyat, dan cerita-
cerita kekinian. Dalam perjalanan sejarahnya, Opera Peking, terus mengalami perubahan hingga
pada bentuknya yang sekarang. Opera Peking merupakan perpaduan dari banyak bentuk
kesenian di China. Seperti juga teater tradisional di Indonesia, Opera Peking pada awalnya hanya
dimainkan oleh pemain laki-laki. Pada tahun 1894 di Shanghai, barulah perempuan
diperkenankan main. Selain di China, Opera Peking juga berkembang di negara lain seperti
Taiwan.
2. Teater Tradisional Jepang.

A) Kabuki

Salah satu bentuk teater tradisional Jepang yang terkenal adalah Kabuki. Seperti juga teater
tradisional China, tata rias dan tata busana Kabuki juga sangat rumit. Bentuk tontonannya berupa
campuran dari musik, tarian, dan nyanyian.

Kabuki berasal dari tiga suku kata bahasa Jepang, Ka yang artinya menyanyi), bu yang
artinya menari, dan ki yang artinya ketrampilan. Sehingga kabuki sering diartikan sebagai seni
menyanyi dan menari. Kabuki sebagai teater tradisional telah diturunkan dari generasi ke
generasi oleh masyarakat pendukungnya di Jepang. Dalam sejarahnya, Teater Kabuki tidak
banyak mengalami perubahan. Berbeda dengan teater Barat, di mana pelaku dan penonton
dibatasi oleh lengkung proskenium, dalam tontonan teater Kabuki pelaku dan penonton tidak
diberi jarak. Panggung Kabuki menjorok ke arah penonton.

Kabuki dimulai pada tahun 1603, pada awalnya kabuki dibawakan oleh wanita (onna-kabuki),
tetapi karna kabuki semakin terkenal dizaman tersebut, para wanita yang jadi pemain tersebut
menjadikannya sebagai pelacuran terselubung,di tahun 1629 semua pemain kabuki diganti semua
dengan pria muda (wakashu-kabuki), dan pada tahun1652 diganti lagi pemain muda kabuki di
karenakan karena pemainnya masih muda banyak istri istri dari golongan tinggi, suka kepada
pemain tersebut dan menjadikan perselingkuhan. dan yang terakhir kabuki di ganti semua
dengan pria dewa (yarou-kabuki) pemain kabuki yang memerankan tokoh wanitanya dinamakan
(onna gata).

Ciri Kabuki :

 Memakai tatarias/make up..


 Semua pemainnya terdiri dari pria (walaupun ada tokoh wanita, tetapi yang
memainkannya adalah pria).
 Banyak disukai oleh kaum golongan bawah, dikarenakan banyak aktrasinya.

B) Noh
Noh adalah seni pementasan seni drama kalisk yang cirinya memakai topen.dan menarinya
secara lambat. makanan yang sering disajikan pada saat teater noh ialah makunouchi.

Ciri Noh :

 Harus memakai topeng.


 Pergerakan tariannya sangat pelan.
 Banyak disukai oleh kaum bangsawan.
 Terdiri dari babak-bakak.
 Diiringi oleh pemain musik.

C) Bunraku
Bunraku adalah seni teater/drama boneka yang murapakan salah satu jenis ningyo johruri
(sandiwara boneka yang diiringi oleh pemain musik johruri). Bunraku populer sekitar abad XVI.
Bunraku merupakan teater boneka di Jepang yang dimainkan dengan iringan yang sifatnya
bercerita. Musik yang dimainkan adalah Shamisen, yaitu alat musik dipetik berdawai 3.

Ciri Bunraku :

 Ada boneka.
 Orang yang menggerakkan boneka ada tiga, Omozukai (penggerak boneka utama, yaitu
badan, tangan kanan), Hidarizukai (penggerak tangan kiri, hidarizukai mukanya
ditutupin), Ashizukai (penggerak kaki, Ashizukai mukanya juga ditutupin, kecuali
omozukai.)
 Besar boneka 2/3 dari tubuh manusia normal.
 Cerita yang paling terkenal, chika matsu, monzaemon.

D) Kyogen
Kyogen adalah sebuah tarian klasik Jepang yang sifatnya lelucon. Teater ini dipentaskan dengan
aksi dan dialog yang amat gaya, selain itu dahulu teater ini dipentaskan disela-sela pementasan
Nok meski sekarang terkadang dipentaskan sendiri. Kyogen tidak menggunakan topeng.

Kyōgen adalah sejenis drama lisan yang berdasarkan tawa dan komedi. Berbeda dengan Noh, dia
menggunakan kehidupan sehari-hari dari masyarakat umum di masyarakat feodal atau cerita
rakyat sebagai subjek, dan realistis melukiskan semacam “” Angka Everyman. Ini seni yang
dinamis khas karakter utama adalah hamba bernama Taro Kaja-membangkitkan humor yang
halus dan menghibur.

3. Teater Tradisional India

Selaras dengan Aristoteles (384 SM – 322 SM) di zaman Yunani kuno yang menulis “Poetic”,
risalah yang mengulas tentang puisi, tragedi, komedi, dll. Di India (1500 SM – 1000 SM), ada
tokoh yang setara bernama Bharata Muni, yang menulis “Natya shastra”, yaitu risalah yang
ditujukan kepada penulis naskah, sutradara dan aktor. Risalah tersebut melukiskan tentang
akting, tari, musik, struktur dramatik, arsitektur, tata rias, tata busana, properti, manajemen
produksi, dll.

Teater tradisional India berawal dari bentuk narasi yang diekspresikan dalam nyanyian dan
tarian. Pada perkembangannya gerak laku pada teater tradisional India kemudian didominasi oleh
nyanyian dan tarian, yang merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi. Sementera, alur
cerita dan struktur lakon mengikuti alur dan struktur dari kisah Mahabharata dan kisah
Ramayana, dengan tema cinta dan kepahlawanan.
Makna Simbol dan Peran Teater Dunia Teater berawal dari upacara-upacara keagamaan yang
bertujuan untuk kesuburan tanaman dan keselamatan masyarakat dalam perburuan. Pada
perkembangannya kemudian berkembang menjadi pertunjukan yang dipertontonkan kepada
khalayak umum, ketika adegan perburuan itu diperagakan oleh kelompok masyarakat
pendukungnya.

Pada perkembangan berikutnya, teater menjadi sarana pengajaran dan hiburan yang mengusung
nilai-nilai moral, ekonomi, sosial, politik, dll. Sama halnya dengan perkembangan pada teater
tradisional di Asia dan di Nusantara. Lakon-lakon yang kita saksikan melalui “Oedipus Sang
Raja”, “Romeo & Juliet”, “Mahabharata”, Ramayana, “Lutung Kasarung”, “Malin Kundang”,
dll. Semua menceritakan nilai baik vs buruk, dimana masyarakat yang menontonnya bisa
bercermin dan mengambil hikmah dari kebaikan atau keburukan yang dilakukan oleh manusia.

Mithila – Orissa teater yang berasal dari Odisi India, teater ini juga menandai akan adanya
pengaruh tarian di dalam interaksi budaya daerah.

4. Teater Tradisional KoreA

a) Talchum

Talchum diartikan secara harfiah adakah tari topeng yang dalam pertunjukan terdapat unsur tari,
musik dan juga teater. Sedangkan para pemimpin menggunakan topeng juga memainkan naskah
seperti dialog dan juga nyanyian, sehingga para pemain sandiwara dapat merahasiakan identitas
mereka.
1. b) Pansori

Pansori merupakan format dalam cerita, terdapat pemain sandiwara sebagai pusat yang
menyampaikan dialog serta nyanyian menjadi cerita utuh, dan untuk pemain lain menambahkan
seperti penggambaran suasana hati juga irama sesuai cerita serta dengan pukulan drum juga kata-
kata yang disebut dengan chuimsae.
5. Teater Tradisional Indonesia
6. a) Wayang

Wayang dikenal sejak zaman prasejarah yaitu sekitar 1500 tahun sebelum Masehi. Masyarakat
Indonesia memeluk kepercayaan animisme berupa pemujaan roh nenek moyang yang disebut
hyang atau dahyang, yang diwujudkan dalam bentuk arca atau gambar.

Dalam pertunjukan wayang kulit, wayang dimainkan di belakang layar tipis dan sinar lampu
menciptakan bayangan wayang di layar. Penonton wanita duduk di depan layar, menonton
bayangan tersebut. Penonton pria duduk di belakang layar dan menonton wayang secara
langsung.
Wayang merupakan seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Pulau Jawa dan
Bali. Pertunjukan wayang telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003, sebagai
karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan
sangat berharga (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).
G.A.J. Hazeu mengatakan bahwa wayang dalam bahasa/kata Jawa berarti: bayangan , dalam
bahasa melayu artinya: bayang-bayang, yang artinya bayangan, samar-samar, menerawang.
Bahasa Bikol menurut keterangan Profesor Kern, bayang, barang atau menerawang. Semua itu
berasal dari akar kata “yang” yang berganti-ganti suara yung, yong, seperti dalam kata: laying
(nglayang)=yang, dhoyong=yong, reyong=yong, reyong-reyong, atau reyang-reyong yang berarti
selalu berpindah tempat sambil membawa sesuatu, poyang-payingen, ruwet dari kata asal:
poyang, akar kata yang. Menurut hasil perbandingan dari arti kata yang akar katanya berasal dari
yang dan sebagainya tadi, maka jelas bahwa arti dari akar kata: yang, yung, yong ialah bergerak
berkali-kali, tidak tetap, melayang.

1. b) Makyong

Makyong adalah seni teater tradisional masyarakat Melayu yang sampai sekarang masih
digemari dan sering dipertunjukkan sebagai dramatari dalam forum internasional. Makyong
dipengaruhi oleh budaya Hindu-Buddha Thai dan Hindu-Jawa. Nama makyong berasal dari mak
hyang, nama lain untuk dewi sri, dewi padi. Makyong adalah teater tradisional yang berasal dari
Pulau Bintan, Riau. Makyong berasal dari kesenian istana sekitar abad ke-19 sampai tahun 1930-
an. Makyong dilakukan pada siang hari atau malam hari. Lama pementasan ± tiga jam.

1. c) Randai

Randai adalah kesenian (teater) khas masyarakat Minangkabau, Sumatra Barat yang dimainkan
oleh beberapa orang (berkelompok atau beregu). Randai dapat diartikan sebagai “bersenang-
senang sambil membentuk lingkaran” karena memang pemainnya berdiri dalam sebuah
lingkaran besar bergaris tengah yang panjangnya lima sampai delapan meter. Cerita dalam
randai, selalu mengangkat cerita rakyat Minangkabau, seperti cerita Cindua Mato, Malin Deman,
Anggun Nan Tongga, dan cerita rakyat lainnya. Konon kabarnya, randai pertama kali dimainkan
oleh masyarakat Pariangan, Padang Panjang, ketika mereka berhasil menangkaprusa yang keluar
dari laut.

Kesenian randai sudah dipentaskan di beberapa tempat di Indonesia dan bahkan dunia.
Bahkan randai dalam versi bahasa Inggris sudah pernah dipentaskan oleh sekelompok
mahasiswa di University of Hawaii, Amerika Serikat.
Kesenian randai yang kaya dengan nilai etika dan estetika adat Minangkabau ini, merupakan
hasil penggabungan dari beberapa macam seni, seperti: drama (teater), seni musik, tari dan
pencak silat.

1. Mamanda

Mamanda adalah seni teater atau pementasan tradisional yang berasal dari Kalimantan Selatan.
Dibanding dengan seni pementasan yang lain, Mamanda lebih mirip dengan Lenong dari segi
hubungan yang terjalin antara pemain dengan penonton. Interaksi ini membuat penonton menjadi
aktif menyampaikan komentar-komentar lucu yang disinyalir dapat membuat suasana jadi lebih
hidup.
Bedanya, Kesenian lenong kini lebih mengikuti zaman ketimbang Mamanda yang monoton pada
alur cerita kerajaan. Sebab pada kesenian Mamanda tokoh-tokoh yang dimainkan adalah tokoh
baku seperti Raja, Perdana Menteri, Mangkubumi, Wazir, Panglima Perang, Harapan Pertama,
Harapan kedua, Khadam (Badut/ajudan), Permaisuri dan Sandut (Putri).
Disinyalir istilah Mamanda digunakan karena di dalam lakonnya, para pemain seperti Wazir,
Menteri, dan Mangkubumi dipanggil dengan sebutan pamanda atau mamanda oleh Sang Raja.
Mamanda secara etimologis terdiri dari kata “mama” (mamarina) yang berarti paman dalam
bahasa Banjar dan “nda” yang berarti terhormat. Jadi mamanda berarti paman yang terhormat.
Yaitu “sapaan” kepada paman yang dihormati dalam sistem kekerabatan atau kekeluargaan.
Asal muasal Mamanda adalah kesenian Badamuluk yang dibawa rombongan Abdoel Moeloek
dari Malaka tahun 1897. Dulunya di Kalimantan Selatan bernama Komedi Indra Bangsawan.
Persinggungan kesenian lokal di Banjar dengan Komedi Indra Bangsawan melahirkan bentuk
kesenian baru yang disebut sebagai Ba Abdoel Moeloek atau lebih tenar dengan Badamuluk.
Kesenian ini hingga saat ini lebih dikenal dengan sebutan mamanda.
Bermula dari kedatangan rombongan bangsawan Malaka (1897 M) yang dipimpin oleh Encik
Ibrahim dan isterinya Cik Hawa di Tanah Banjar, kesenian ini dipopulerkan dan disambut hangat
oleh masyarakat Banjar. Setelah beradaptasi, teater ini melahirkan sebuah teater baru bernama
“Mamanda”.
Seni drama tradisional Mamanda ini sangat populer di kalangan masyarakat kalimantan pada
umumnya.
Teater Modern

Karya seni teater modern di mancanegara adalah karya seni teater yang tidak lagi terikat aturan
kedaerahan. Karya seni teater tersebut telah dimodernisasi dengan kreativitas para seniman tanpa
mengindahkan aturan kedaerahan.

1. Teater modern di Malaysia

Teater Malaysia berjudul Angin Kering karya Datuk Johan Jaaffar yang menggabungkan
Persatuan Kreatif Budaya Anak Seni (KUBAS) dan Persatuan penggerak Warisan
Budaya (AKRAB).
Selain Angin Kering, ada teater lainnya, yaitu :
– Kerusi (Dr. Hatta Azad Khan) yang dipentaskan oleh kelompok Seni Teater &
Persembahan Anak Kolej PTPL (Rentak PTPL, Sabah).

– Terdampar (Slawomir Mrozek) yang dipersembahkan oleh Sanggar Creative Production


(Serawak).
– Uraung Ulu Hatinye luke Lagih (Ibrahim Mohd. taib) yang dipentaskan oleh kelompok
KEULU (Trengganu).
– Jebat (Dr. Hatta Azad Khan) yang dipentaskan oleh kelompok Resdungis (Pulau Pinang).

2. Teater modern di Jepang

Teater modern Jepang dimulai awal abad ke-20 (1910) dengan tetap pada
konsep shingeki (percobaan gaya teater barat) dengan mengambil gaya naturalistik dan tema-
tema kontemporer yang kontras dengan noh atau kabuki.
Pada periode berikutnya, muncul fenomena pertumbuhan dalam drama kreasi baru, dimana
memperkenalkan konsep estetik yang segar dan merevolusi teater modern ortodoks. Selain
itu, digunakan gaya realistis dan bentuk drama psikologi.
Contoh teater modern Jepang adalah opera Pinokio yang pernah dipentaskan oleh kelompok
teater Jepang, Konnyakuza di Taman Ismail Marzuki, Jakarta pada tanggal 16-17 Maret
2007.
3. Teater modern di Korea

Setelah Korea membuka pintu terhadap negara-negara asing pada abad XIX, muncul
teatermodern yang pertama, Hyopyul-Sa pada tahun 1902. “Permainan baru” menjadi istilah
Korea untuk drama barat pada waktu itu.

Sekarang ini format teater tradisional di lanjutkan oleh “lembaga pelestarian budaya” dan
dibiayai oleh pemerintah untuk kelestariannya.
Teater Korea memiliki tiga misi utama :

1. Pemerintah membiayai teater, seperti Nasional Teater dan Seoul dan mendirikan pusat
Perbendaharaan Seni yang terdiri dari teater tradisional dan klasik Korea.

2. Menjadikan 2. Daehakro sebagai Broadway-nya Seoul.


3. Membangun teater korea sebagai teater yang populer.

Kesimpulan :

Drama / teater adalah tiruan kehidupan manusia yang diproyeksikan di atas panggung yang
menggabungkan berbagai unsure seni lain, seperti seni sastra, music, seni rupa dan seni tari,
sehingga seni teater menjadi ajang bagi para seniman untuk bekerjasama dan mengekspresikan
karya mereka melalui sebuah pertunjukkan menakjubkan seperti seni drama ini.

Drama / teater mancanegara diperkirakan dimulai sejak zaman Yunani purba ( 100 SM- 300 SM
) yang berkembang dengan pesat, namun pada saat Yunani jatuh ke tangan Romawi ( abad
pertengahan ) seni teater mulai mundur.

Seni teater bangkit lagi setelah zaman Renaisans ( 1500 SM-1700 SM ) yang berkembang
dengan gilang-gemilang di Inggris dan Prancis. Pada masa ini, muncullah pengarang besar
seperti Wiliam Shakespeare dengan Romeo dan Julietnya, Hamlet dan Pedagang Venesia dsb
dengan naskah puitis serta dialog yang panjang.
.Pertunjukan Wayang Orang

Wayang orang atau dalam bahasa jawa disebut wayang wong adalah seni teater tradisional yang
mengambil judul dan cerita dari kisah pewayangan. Pertunjukan yang sering dipentaskan dalam
kesenian ini biasanya berupa teater yang berceritakan kisah Ramayana dan Mahabharata. Kisah
dan cerita dalam pementasan wayang orang haruslah sama dengan apa yang menjadi cerita
wayang asli. Bahkan kostum dan busana yang dikenakan para tokoh-nya pun harus sesuai.
Karena itu pula wayang orang sering disebut dengan teater pakem. Pakem dalam artian cerita
yang disajikan tidak boleh berubah.

2. Pertunjukan Ketoprak

Pertunjukan Ketoprak adalah


suatu kesenian teater yang terlahir sekitar tahun 1925-an dan berkembang di D.I.Yogyakarta.
Seni pertunjukan ini memiliki ciri dalam pengiring musik menggunakan gendang, kenong,
seruling dan lain sebagainya. Sementara drama yang dipentaskan bernuansi kisah tradisional
lingkup kerajaan. Tokoh-tokoh dalam seni teater ketoprak cukup banyak dengan peran yang
berbeda-beda.

3. Pertunjukan Mendu

Mendu merupakan sebuah nama kesenian teater dari daerah kepulauan riau. Cerita yang
disajikan dalam pementasan yakni mengenai kisah Dewa Mendu dari daerah Natuna. Kisah
tersebut biasa dipentaskan dalam 7 episode.
 11 Contoh Teater Tradisional di Indonesia

Ciri khas dari teater mendu ialah pertunjukan tersebut dipentaskan tanpa menggunakan naskah.
Dengan demikian para pemeran dalam teater tersebut harus hafat benar mengenai alur cerita-nya.
Ciri lain dari seni pertunjukan ini yakni alat musik yang mengiringi-nya, beberapa alat musik
yang kerap dimainkan dalam pementasan mendu ialah gendang, gong, beduk, kaleng, maupun
biola.

4. Pertunjukan Lenong

Contoh teater tradisional yang satu ini sudah sangat terkenal hinga pelosok negeri. Kesenian
yang lahir dan berkembang di Betawi ini memiliki ciri khas dialog yang diselingi dengan
banyolan dan diiringi dengan alat musik. Dengan adanya banyolan sontak membuat para
penonton pada ketawa ngakak. hahaha

5. Pertunjukan Reog

Nah kalau seni teater Reog ini merupakan kesenian yang berasal dari Ponorogo. Ciri khas dari
seni pertunjukan reog adalah topeng yang dikenakan oleh pemain yang berbentuk besar dan
tinggi dan berwajah singa. Meskipun dalam pertunjukan reog tidak terdapat dialog, namun reog
dapat juga dikategorikan sebagai salah satu seni teater tradisional yang ada di Indonesia. Oh iya
satu lagi, permainan reog ini berbentuk pertunjukan tarian yang mengandung magis karena
sewaktu pertunjukan mencapai titik puncak para pemain mengalami kerasukan.

6. Seni Drama dan Tari

Contoh teater tradisional yang lain adalah seni drama dan tari atau sering disingkat dengan
sebutan “sendratari”. Sebagaimana namanya cerita dalam sendratari disajikan dengan tarian.
Pengiring sendratari biasanya berbentuk karawitan atau alat musik gamelan. Salah satu tempat
pertunjukan sendratari yang kerap diadakan ialah di halaman candi prambanan.

7. Pertunjukan Sanghyang

Sanghyang merupakan teater yang lahir dan berkembang di wilayah Bali dan berupa seni
pertunjukan tari. Berbeda dengan sendratari, sanghyang memiliki ciri khas hampir sama dengan
reog yakni menggunakan magis pemanggilan roh halus yang konon dimasukan ke dalam tubuh
para penari-nya.

8. Teater Ludruk

Contoh teater tradisional ke delapan adalah ludruk. Ludruk adalah teater yang berasal dari
propinsi Jawa Timur. Bentuk drama yang dikemas dalam tarian dan nyanyian ini diperankan oleh
laki-laki, termasuk tokoh wanita dalam cerita juga diperankan oleh seorang laki-laki lho.
9. Pertunjukan Mamanda

Mamanda merupakan teater yang berasal dari Kalimantan Selatan. Dalam pementasan para
pemain dalam tokoh Mamanda mengenakan baju yang berhias serasa gemerlap. Selain busana
yang khas pementasan Mamanda juga diiringi musik.

10. Pertunjukan Randai

Minangkabau, adalah daerah dimana teater Randai terlahir dan berkembang. Randai adalah jenis
teater yang ditampilan menggunakan dialog berupa gurindam maupun dendang. Musik yang
mengiringi Randai tergolong cukup uni, yakni terdiri dari gendang, batang padi yang bernama
puput, dan juga talempong.

11. Pertunjukan Calonang

Contoh teater tradisional yang terakhir yakni Calonang. Calonang adalah seni teater tradisional
yang berasal dari Klungkung. Dalam sejarah, seni pertunjukan ini dikenal mulai tahun 1825 yang
dilakukan dalam pengiring acara keagamaan khususnya untuk tujuan tolak bala. Kitab
Calonarang, merupakan sumber cerita yang dikemas ke dalam teater tradisional Calonang.
PENGERTIAN DAN CONTOH TEATER TRADISIONAL
MANCANEGARA

DI SUSUN OLEH :
NAMA : Cinta Dini P. Manggo
Sumiati Gina Gani
Rahmarylis CH. Monalu
Freyne Simbayan
Wayan Gunadarma
KELAS : IPA 3

SMA NEGERI 2 KOTAMOBAGU


2018

Anda mungkin juga menyukai