Anda di halaman 1dari 4

RESENSI NOVEL : ALWAYS LAILA

Judul : Always, Laila


Pengarang : Andi Eriawan
Penerbit : Gagas Media
Tahun Cetakan : Tahun 2013
Jumlah Halaman : 240 Halaman
Harga : Rp 50.000

Andi Eriawan seorang penulis yang lahir di Rengkasbitung, 06 Oktober 1979. Ia


menyelesaikan studinya dari taman kanak kanak hingga perguruan tinggi di perguruan tinggi negeri
di Bandung. Beliau lulusan Sarjana Teknik Penerbangan Institut Teknologi Bandung. Beliau aktif
melakoni hobinya sebagai penulis, beliau juga bekerja sebagai insinyur di perusahaan BUMN.
Cerita singkat, tiga hari setelah kejadian Pram menyatakannya perasaannya kepada Laila,
akhirnya Lailapun luluh dengan sikap Pram yang sempat menghilang selama tiga hari itu, dan Laila
amat merasa kehilangan sosoknya, sehingga ia pun tak dapat mengukuri hatinya, bahwa ia pun jatuh
cinta pada Pram, dan ketika Pram datang menemuinya untuk mendengar jawaban Laila, Lailapun
langsung memeluk cowok itu dan menerima cinta cowok itu. Sejak saat itulah sepasang insan
Tuhan itu membina sebuah hubungan, cinta yang datang tulus dari hati mereka masing-
masing. Namun, setelah beberapa bulan setelah Laila wisuda. Ia terlihat sering sakit belakangan hari
ini. Hingga suatu hari, ketika Pram mengajak Laila makan malam diluar, tiba-tiba dan Pram pun
segera meLaila mengeluh pusing dan mual hingga ia pun jatuh pingsan. Sampai pada
ketika surat hasil Lab. Tes Laila jatuh ke tangan orang tuannya, mereka sangat terpukul, Karena
Nama : Winda Septiara
Kelas : XII IPS Adam Malik
menurut hasil Lab.menyatakan Laila mengidap penyakit Kanker Rahim dan harus segera menjalani
operasi untuk mengangkat kankernya agar nyawanya dapat diselamatkan dan dapat hidup normal
seperti biasanya, namun ia tidak akan pernah bisa melahirkan keturunannya untuk selamnya.
Karena melihat keadaan Laila, kedua orang tuanya tidak tega memberitahukan berita kesehatanya,
karena sekarang Laila sedang bahagia atas jalianan kasihnya dengan Pram.Beberapa minggu setelah
Laila diperbolehkan pulang oleh dokter, ia pun kembali menjalani hari-harinya seperti biasanya, dan
beberapa minggu kemudian, Pram mengutarakan niatnya untuk melamar Laila dalam beberapa
waktu dekat ini, Laila sangat senang mendengar kata-kata Pram ketika Pram memintanya untuk
menjadi istrinya, menjadi ibu dari anak-anaknya, dan membahagiakan hidupunya sampai akhir
hayatnya, dan Laila menerima lamarannya dengan senang hati, Karena itulah yang ia tunggu setelah
sekian tahun bersama Pram, karena Laila yakin, Pram dapat membahagiakannya kelak. Lusanya,
Laila membicarakan niat Pram untuk melamar dirinya kepada orang tuanya. Namun seketika itu,
kedua orang tuanya menunduk dan menunujukan wajah sedih pada Laila, dan Laila pun merasa
bingung karena orang tuanya menangis, entah Karena bahagia Pram akan melamarnya atau bukan
pikir Laila. Akhirnya saat itu, kedua orang tuanya memutuskan untuk memberitahukan tentang apa
yang terjadi pada dirinya dengan keluhannya belakangan ini, mereka pun sepakat memberitahukan
Laila dengan menunjukan hasil Lab.Laila. Laila merasa dirinya tersambar petir dihari yang
harusnya membuatnya bahagia, mendengar kejelasan semuanya dari orang tuanya, ia terpukul dan
ingin mati, ia pun langsung berlari ke kamarnya. Orang tuanya pun mengatakan bahwa Pram belum
mengetahui semua itu.
Laila menangis dan mengurung diri selama seminggu terakhir ini. Pram disana khawatir
pada Laila karena tiba-tiba Laila seakan hilang ditelan bumi. Pram putus asa mencari tahu Laila,
dan akhirnya setelah beberapa bulan setelah kejadian itu, Pram memutuskan untuk pergi ke
luarkota, karena ia semakin tak bisa melupakan sosok wanita yang ia cinta berada dikotanya. Ia
memutuskan tinggal dan mencari pekerjaan tetap di Yogyakarta. Laila sendiri tak ada kabar.Empat
bulan tlah berlalu, selama itulah Laila pun tak pernah berjumpa dengan Pram. Tepat dihari ulang
tahunnya yang ke 25, ia menerima sebuah paket yang bertuliskan “Happy Birthday Laila” ia sangat
mengenal tulisan itu, itu tulisan Pram bisik hatinya. Dan tanpa membukanya, Laila berniat untuk
mengembalikan Paket tersebut pada Pram. Ia pun mencari Pram, namun ia pun kehilangan Pram,
karena tiba-tiba semua tentang Pram hilang, bahkan Café Laila’s milik Pram yang ia buat untuk
Laila pun sudah tutup dan seakan tidak pernah buka kembali, entah sejak kapan Café itu tutup Laila
tak mengetahuinya.Sampai akhirnya Laila memutuskan untuk mencari Pram ke rumahnya. Dan ia
ingin kembali pada Pram, dan akan menjelaskan semuanya keegoisan kepada Pram. Seminggu
setelah itu, berangkatlah Laila bersama Bunda Vina ke Yogyakarta, sengaja mereka tak

Nama : Winda Septiara


Kelas : XII IPS Adam Malik
memberitahukan kedatangannnya kepada Pram, karena Laila ingin memberi Pram kejutan tepat
dihari jadian mereka untuk yang ke-10. Pram adalah pemuda yang baik, ramah tamah, dan murah
senyum. Serta Pram juga ringan tangan, ia selalu membantu karyawan-karyawannya dalam
kesulitan, baik dalam tenaga, maupun materi. Bahkan Pram pun mengenalkan para pegawainya
kepada Lukisan yang ia pajang diruangan kerjanya setiap kali ada orang yang menanyakan tentang
Lukisan gadis cantik itu. Bahkan pernah suatu kali ada yang ingin membeli Lukisan itu dengan
harga mahal, namun dengan bijak Pram mengatakan bahwa Lukisan itu tidak akan pernah ia jual
sampai kapanpun, karena Lukisan itu sangat berharga dan tak ternila dengan uang. Ia pun
mengatakan bahwa Lukisan itu Lukisan seorang wanita yang paling ia cintai dalam hidup dan
perjalanan cintanya. Ia yakin wanita itu jodohnya dan akan kembali pada dirinya suatu hari nanti.
Pagi itu, Laila sudah mantap dengan keputusannya untuk kembali ke Pram. Sudah 2 jam
Laila menungggu lelaki yang amat ia cintai itu, namun lelaki itu tak kunjung datang. Laila sudah
gelisah karena Pram tak muncul-muncul diruangan kerjanya. Namun tiba-tiba pegawai Pram datang
dengan wajah panik dan penuh duka. Laila terjatuh lemas, ia seakan tersambar petir untuk kesekian
kalinya. Ketika mendengar kabar buruk itu, Laila seakan tak percaya, dan ia pun menangis.
Terlambatkah ia mengucapakan kata maaf pada Pram ?? apakah sudah tak ada kesempatan baginya
untuk menebus kesalahannya yang dahulu pada Pram ??? Laila ingin menjerit sekecang-
kencangnya. Emosinya naik, ia menangis sekeras-kerasnya. Mata Laila terlihat sembab, mungkin
karena ia tak henti-hentinya menangis karena Pram. Dipandanginya nisan yang tak berdosa itu yang
bertulisakan “Pharameswara” dalam hati Laila berkata, aku rindu padamu Pram, sungguh,, aku
rindu. Mengapa kita dipertemukan dengan suasana yang tlah berbeda, dengan lain alam. Pram…
aku akan selalu mencintaimu. Maafkan aku Pram sayang……Suasana duka begitu terasa dihati
Laila. Ia tlah kehilangan sosok Pram, pemuda yang sangat tulus mencintai Laila seutuhnya untuk
selamanya. Laila yang divonis oleh dokter hanya dapat bertahan untuk waktu dekat karena
mengidap kanker, namun ternyata Tuhan lebih dulu mengambil orang yang sangat ia cintainya, Kini
Pram tidur diperistirahatnya yang terakhir untuk selama-lamanya. Ia meninggalkan Laila
kekasihnya dengan sejuta kenangannya yang indah. Ia meninggalkan Bunda dan Ayahnya untuk
selamanya. Laila duduk disamping batu nisan bertuliskan Pharameswara. Ia menangis dengan
wajah menyesali apa yang terjadi. Namun ia mencoba untuk tetap tegar, walaupun ia merasa
kehilangan segalanya, karena Pram yang dapat memberikan segalanya pada Laila. Laila
tertundunk...menyesali semua keputusan yang pernah dia buat dulu.
Always Laila ini sebenarnya menghadirkan cerita yang tidak terlalu rumit. Kisah
percintaannya dapat kita temui pada beberapa orang di dunia nyata. Tapi, cara penyajian yang
disodorkan mas Andi benar-benar lembut, tidak kaku dan sangat mengalir. Saya sampai bisa

Nama : Winda Septiara


Kelas : XII IPS Adam Malik
merasakan bagaimana dalamnya perasaan Prameswara (Pram) sang tokoh utama dalam novel ini.
Cara dia mencintai Laila dan cara dia memperlakukan Laila benar-benar bisa menyentuh para
pembaca (tentunya para pembaca wanita). Bahasanya cukup puitis, satu hal yang sering saya temui
pada penulis pria (hampir sebagian besar puitis dan berbahasa indah). Dari sudut penyampaian
bahasa dan karakter sangat bagus. Dari sudut alur sebenarnya saya sedikit terganggu dengan adanya
alur yang maju mundur tanpa adanya notif waktu seperti tahun kejadian. Meski saya tidak kesulitan
untuk menduganya. Hal ini tidak terlalu berdampak bagi saya untuk terus membaca lembar demi
lembar hingga tandas. Oh iya, masih dari sudut alur. Alur cerita dari awal hingga titik klimaks
sebenarnya sangat bagus.

Nama : Winda Septiara


Kelas : XII IPS Adam Malik

Anda mungkin juga menyukai