OLEH :
04
XII MIPA 2
Puji syukur saya haturkan kehadapan Ida Sang Hyang widhi Wasa atau Tuhan
Yang Maha Esa atas segala Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas seni budaya ini dengan kelancaran dan tepat waktu tanpa adanya
Dalam pengerjaan tugas ini, saya merasa masih banyak kekurangan dan bisa
dikatakan jauh dari kesempurnaan, baik dalam segi penulisan, pengertian dan
jawaban yang telah saya buat. Maka dari itu saya sangat harapkan kritik dan sarannya
Saya harapkan tugas ini dapat bermanfaat bagi pembacanya. Tidak lupa saya
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak baik Bapak Guru maupun teman-
Penyusun
i
DAFTAR ISI
JUDUL HALAMAN........................................................................................
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 4
A. Tema......................................................................................... 4
B. Teknik....................................................................................... 5
D. Aliran........................................................................................ 10
E. Fungsi........................................................................................ 13
ii
BAB III PENUTUP..................................................................................... 23
3.1 Kesimpulan.................................................................................... 23
3.2 Saran.............................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 25
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1952. Masa kanak-kanak dilewatinya di Kota Medan dan Palembang. Setelah remaja
baru pindah ke Jakarta bersama orangtuanya. Dolorosa adalah anak keempat dari
delapan bersaudara, puteri Karel Mompang Sinaga, pengusaha dan pendiri Bumi Asih
Group. Dolorosa pertama kali tertarik pada seni menggambar ketika temannya di SD
tidak setuju, menganggap seni rupa bukan dunia yang cocok untuk kaum perempuan
pada zaman itu. Tetapi Dolo berkeras, ia lulus dari IKJ pada tahun 1977 untuk
kemudian terbang ke London untuk melanjutkan kuliah di St. Martin’s School of Art
Arts, AS, pada tahun 1984 dengan jurusan seni rupa perunggu. Kemudian ia kuliah-
kerja di fakultas seni rupa Sonoma State University. Tidak sampai di situ saja, ia
dipengaruhi oleh seni budaya Barat, cita-citanya untuk membangun dunia seni
1
luar negeri untuk membantu projek pemugaran situs penempaan perunggu di
Trowulan, Jawa Timur, yang didanai oleh Ford Foundation pada tahun 1985.
Sejak 1983, Dolorosa mengajar mata kuliah seni patung, sejarah seni, seni
gambar anatomi dan tubuh di IKJ, dan juga pernah menjabat dekan IKJ. Karya-
karyanya yang umumnya bersosok perempuan, telah menjadi koleksi dan dipamerkan
Washington, DC, AS, kantor Bank Indonesia, kantor Komisi Nasional Anti-
Chianti, Italia. Dolorosa hingga akhir tahun 2015 sudah enam kali berpameran
tunggal, dan adalah seniman pencipta monumen “Semangat Angkatan 66 yang berada
di Jl. H.R. Rasuna Said, Jakarta Selatan. Ia juga mendirikan Somalaing Art Studio di
Jakarta Timur pada tahun 1987. Di sini ia membuka kelas-kelas seni rupa yang
patung. Studio Somalaing pernah membuat berbagai piala, di antaranya, has also
piala Penghargaan Festival Film Indonesia 2014 dan Vidia Award 2014, piala
pemilihan Abang None Jakarta, dan piala Penghargaan Yap Thiam Hien maupun
terbuka untuk tamu 24 jam sehari. Rumahnya sering menjadi tempat kumpul untuk
berdiskusi dan berdebat tentang berbagai masalah, dari hak-hak asasi manusia hingga
2
politik, budaya dan hak-hak perempuan. Atau, sekadar menjadi tempat untuk
bersantai Bersama.
Meski telah memasuki usia 60an, is seakan tidak pernah kehabisan tenaga.
Institut Kesenian Jakarta (IKJ), sambil tetap menjalani jatinya sebagai seorang
pematung di berbagai projek. Bagi seorang Dolorosa, seni adalah hidupnya, penyalur
ekspresi emosi dan penenang jiwa, tetapi lebih dari itu semua, seni adalah
tertantang; jika memang kita peduli dengan apa yang terjadi di masyarakat, kita tidak
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tema
Tema dalam karya seni rupa adalah gagasan, ide, ataupun isi yang
terkandung di dalam karya seni rupa baik karya seni rupa dua dimensi, tiga
a. Menurut Tarigan
Tema adalah perasaan atau pandangan hidup tertentu dari seorang penulis
atau pembuat karya yang dituangkan untuk membuat sebuah karya sastra.
b. Aminudin
Tema merupakan ide dasar dari sebuah cerita, yang juga berperan sebagai
c. Mido
4
Tema adalah persoalan utama dari sebuah cerita. Temanya berbeda dari
subjek itu sendiri. Subjek suatu karya dapat digambarkan secara konkret,
Tema adalah topik, pokok bahasan, atau pesan sentral dalam sebuah
narasi.
Tema adalah pokok pikiran atau persoalan yang dipaparkan dalam suatu
B. Tehnik
Tehnik adalah suatu cara atau prosedur yang digunakan oleh seseorang agar
sesuatu dapat dilakukan dengan cepat dan berhasil. Dalam KBBI, teknik
a. James Havery
5
Teknik dalam pandangan James Havery terbagi menjadi dua poin.
direncanakan.
b. Anatol Raporot
lain.
c. John Manama
yang dituju.
d. Ackof
Inti yang sama dikemukakan juga oleh Ackof. Menurutnya, teknik adalah
6
C. Bahan dan Alat
Bahan dalam seni rupa adalah salah satu elemen penting dalam proses
penciptaan karya seni. Tanpa adanya bahan, maka alat seni tidak dapat
Jadi, penekanan definisi mengenai alat lebih bersifat pada kebendaan yang
D. Aliran
prinsip/asas dan gaya yang sama dalam menciptakan karya pada periode
kelompok atau individu, ada juga yang terjadi secara alamiah muncul dalam
seni. Aliran juga dapat bersifat saling berdialog satu sama lain. Artinya
7
dan lain sebagainya. Terlihat sederhana dari luar, padahal jika sudah
berupa geometri, bukan berarti lebih mudah dibuat ya. Sudahkah pernah
patung. Di dalam seni patung ada berbagai macam aliran yang harus
hasil karya pembuatan patung. Berikut ini beberapa aliran di dalam seni
patung.
1. Aliran Simbolisme
mengingatkan pada sejarah atau yang lainnya. Patung ini sering dijumpai
masa lalu.
2. Aliran Konstruktivisme
8
Selanjutnya ada aliran konstruktivisme dalam seni patung. Jadi aliran ini
Aliran tersebut membuat patung memiliki bentuk yang statis atau kaku.
mengedepankan sifat yang tidak berubah atau kaku. Sifat tersebut bisa
saja datang secara alami atau justru dibuat-buat oleh sang pembuat
patung.
gerakan. Hal tersebut dapat dilihat dari proses pembuatan patung, seperti
wayang di pulau Jawa dan pembuatan wayang dalam Opera Dei Pupi di
Sisilia, Italia. Jadi seni patung aliran satu ini cukup unik dan
menggunakan beberapa teknik modern loh. Saat ini banyak juga orang
yang tertarik untuk belajar membuat seni patung Mobile Sculpture Art.
9
E. Fungsi
Fungsi seni rupa yang utama adalah sebagai wujud ungkapan ekspresi
bentuk karya seni, sehingga dapat memberi kepuasan batin bagi seniman
tersebut. Seni rupa juga berfungsi memberi kepuasan batin bagi orang lain.
Dengan karya seni yang dibuat seniman, maka dapat dilihat dan dinikmati
oleh orang lain, khususnya para pecinta seni. Biasanya karya seni akan
diperlihatkan dalam pameran atau pertunjukan seni. Fungsi seni rupa juga
10
2.2. Kritik karya patung Dolorosa Sinaga “Solidaritas”
Bahan : Perunggu
Ukuran : 84 x 100 x 29 cm
11
A. Tema yang digunakan dalam karya patung ini yaitu :
Dalam karya patung ini, sekelompok perempuan yang duduk berjajar saling
penuh semangat. Di antara barisan tersebut, ada pula sosok perempuan yang
Dalam patung ini menggunakan tehnik cor. Menurut definisinya, teknik cor
adalah sebuah cara atau teknik metode yang digunakan untuk membuat dan
menciptakan suatu karya seni rupa terapan. Yang mana sangat berperan penting
dalam proses pembuatan atau penciptaan suatu produk dan karya seni lainnya.
12
Bahan yang digunakan dalam pembuatan patung solidaritas adalah
cetakan, tang, palu, dan juga Patung ini menggunakan bahan perunggu
kekuatan bentuk, menjadi ciri khas dari setiap karya patung perunggunya.
Begitu pula dengan gesture wajah dengan subject matter khususnya figur
perempuan. Semuanya dihadirkan melalui bentuk yang tidak realis, akan tetapi
setiap figur perunggu yang terukir. Tak hanya figur mati, melainkan sebuah
13
D. Aliran yang digunakan dalam patung ini yaitu :
subyektivitas yang sangat tinggi. Ekspresionisme adalah aliran seni rupa yang
menganggap bahwa seni merupakan sesuatu yang keluar dari diri seniman,
bukan dari peniruan alam dunia. Seniman memiliki ingatan dan cara pandang
tersendiri dari apa yang pernah dilihatnya di alam, lalu diekspresikan pada
formal untuk mendapatkan ekspresi yang lebih murni dan tanpa tekanan dari
adalah aliran seni rupa yang menonjolkan ungkapan dari dalam jiwa. Meskipun
14
E. Fungsi patung solidaritas ini yaitu :
Dalam karya patung ini, sekelompok perempuan yang duduk berjajar saling
penuh semangat. Di antara barisan tersebut, ada pula sosok perempuan yang
terekspresikan secara abstrak ini menjadi ungkapan ekspresionis yang kuat. Jadi
fungsi dari dibuatnya patung ini yaitu sebagai ungkapan ekspresionis yang
dibuat untuk menunjukan fitrah wanita sebagai ibu yang yang kuat dan
Konsep perjuangan para wanita yang masih dalam tataran ide untuk
wanita masa kini tersebut dipakai pendekatan metafora visual yang didukung
15
dengan teori semiotika, psikologi dan estetika. Wanita sebagai pokok
patung berbahan logam. Fungsi Karya seni patung ini sebagai alat komunikasi
oleh arus modernisasi. Hal ini sangat penting dan mendesak untuk diwujudkan
masakini.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kritik karya seni memiliki perbedaan tujuan dan kualitas. Karena perbedaan
tersebut, maka dijumpai beberapa jenis kritik karya seni berdasarkan pendekatannya
seperti yang disampaikan oleh Feldman (1967), yaitu kritik populer (popular
Berdasarkan titik tolak atau landasan yang digunakan, dikenal pula beberapa bentuk
Berdasarkan beberapa uraian tentang pendekatan dalam apresiasi dan kritik seni,
formal, interpretasi, dan evaluasi atau penilaian. Mengkritisi sebuah karya seni rupa
karya seni rupa. Pada dasarnya melalui kegiatan kritik karya seni rupa kita belajar
meningkatkan kualitas wawasan, tanggapan, dan kepekaan kamu terhadap karya seni.
Hasil tanggapan dan evaluasi terhadap karya diharapkan mendorong perupa untuk
17
Sebuah karya seni bukan berbicara mengenai baik atau buruk, salah atau benar,
Penilaian keindahan suatu karya seni tidak hanya berdasar objek yang dilukis tetapi
menyangkut isi dan makna. Karya seni tidak terlahir begitu saja, selalu berkaitan
seorang seniman maupun masyarakat. Dalam karyanya yang dibuat oleh Dolorosa
ekpresionisme aspirasi kaum wanita yang selalu dianggap lemah dan haknya yang
tidak dihargai, jadi dibuatnya patung ini sebagai aspirasi untuk menyuarakan hak
wanita yang seharusnya mendapatkan perlakuan yang layak dan patut untuk di
junjung tinggi.
3.2 Saran
Melalui kegiatan apresiasi dan kritik seni tidak hanya mengapresiasi dan
mengkritisi karya seni, tetapi juga belajar mengkritisi berbagai persoalan yang
18
DAFTAR PUSTAKA
https://serupa.id/category/aliran-seni-rupa/
https://www.langitperempuan.net/pematung-dolorosa-sinaga/#:~:text=Dolorosa
%20Sinaga%20lahir%20di%20Sibolga,dan%20pendiri%20Bumi%20Asih
%20Group.
19