Anda di halaman 1dari 23

TUGAS SENI BUDAYA

KRITIK SENI RUPA

KARYA DOLOROSA SINAGA

OLEH :

I GEDE DEWA RYAN VARENTSA

04

XII MIPA 2

SMA NEGERI 2 TABANAN

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan kehadapan Ida Sang Hyang widhi Wasa atau Tuhan

Yang Maha Esa atas segala Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga saya dapat

menyelesaikan tugas seni budaya ini dengan kelancaran dan tepat waktu tanpa adanya

hambatan yang begitu sulit.

Dalam pengerjaan tugas ini, saya merasa masih banyak kekurangan dan bisa

dikatakan jauh dari kesempurnaan, baik dalam segi penulisan, pengertian dan

jawaban yang telah saya buat. Maka dari itu saya sangat harapkan kritik dan sarannya

guna membuat tugas ini menjadi lebih sempurna.

Saya harapkan tugas ini dapat bermanfaat bagi pembacanya. Tidak lupa saya

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak baik Bapak Guru maupun teman-

teman atas dukungannya sehingga tugas ini dapat terselesaikan.

Tabanan, Februari 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

JUDUL HALAMAN........................................................................................

KATA PENGANTAR...................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang............................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 4

2.1 Landasan Teori.............................................................................. 4

A. Tema......................................................................................... 4

B. Teknik....................................................................................... 5

C. Bahan dan Alat.......................................................................... 10

D. Aliran........................................................................................ 10

E. Fungsi........................................................................................ 13

2.2 Kritik karya patung Dolorosa Sinaga “Solidaritas”....................... 14

ii
BAB III PENUTUP..................................................................................... 23

3.1 Kesimpulan.................................................................................... 23

3.2 Saran.............................................................................................. 24

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 25

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dolorosa Sinaga lahir di Sibolga, Sumatera Utara, pada tanggal 31 Oktober

1952. Masa kanak-kanak dilewatinya di Kota Medan dan Palembang. Setelah remaja

baru pindah ke Jakarta bersama orangtuanya. Dolorosa adalah anak keempat dari

delapan bersaudara, puteri Karel Mompang Sinaga, pengusaha dan pendiri Bumi Asih

Group. Dolorosa pertama kali tertarik pada seni menggambar ketika temannya di SD

mengajaknya menggambar. Menginjak dewasa, ia memilih kuliah di IKJ. Ayahnya

tidak setuju, menganggap seni rupa bukan dunia yang cocok untuk kaum perempuan

pada zaman itu. Tetapi Dolo berkeras, ia lulus dari IKJ pada tahun 1977 untuk

kemudian terbang ke London untuk melanjutkan kuliah di St. Martin’s School of Art

yang mashur. Dolorosa juga melanjutkan pendidikannya di Berkeley’s School of

Arts, AS, pada tahun 1984 dengan jurusan seni rupa perunggu. Kemudian ia kuliah-

kerja di fakultas seni rupa Sonoma State University. Tidak sampai di situ saja, ia

masih terus lanjut dengan pengasahan ilmunya. Sekalipun bertahun-tahun

dipengaruhi oleh seni budaya Barat, cita-citanya untuk membangun dunia seni

Indonesia tidak pernah pupus. Ia menggunakan bekal ijazah dari pendidikannya di

1
luar negeri untuk membantu projek pemugaran situs penempaan perunggu di

Trowulan, Jawa Timur, yang didanai oleh Ford Foundation pada tahun 1985.

Sejak 1983, Dolorosa mengajar mata kuliah seni patung, sejarah seni, seni

gambar anatomi dan tubuh di IKJ, dan juga pernah menjabat dekan IKJ. Karya-

karyanya yang umumnya bersosok perempuan, telah menjadi koleksi dan dipamerkan

di tempat-tempat kenamaan, seperti International Monetary Fund Gallery di

Washington, DC, AS, kantor Bank Indonesia, kantor Komisi Nasional Anti-

Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) dan Sol Art Gallery di

Chianti, Italia. Dolorosa hingga akhir tahun 2015 sudah enam kali berpameran

tunggal, dan adalah seniman pencipta monumen “Semangat Angkatan 66 yang berada

di Jl. H.R. Rasuna Said, Jakarta Selatan. Ia juga mendirikan Somalaing Art Studio di

Jakarta Timur pada tahun 1987. Di sini ia membuka kelas-kelas seni rupa yang

dibimbing oleh beberapa profesional, di samping menerima pesanan pembuatan

patung. Studio Somalaing pernah membuat berbagai piala, di antaranya, has also

piala Penghargaan Festival Film Indonesia 2014 dan Vidia Award 2014, piala

pemilihan Abang None Jakarta, dan piala Penghargaan Yap Thiam Hien maupun

Penghargaan Kridha Wanadya Tahama. Terletak di lokasi yang sama dengan

studionya, rumah Dolo, yang ia tinggali bersama suaminya Arjuna Hutagalung,

terbuka untuk tamu 24 jam sehari. Rumahnya sering menjadi tempat kumpul untuk

berdiskusi dan berdebat tentang berbagai masalah, dari hak-hak asasi manusia hingga

2
politik, budaya dan hak-hak perempuan. Atau, sekadar menjadi tempat untuk

bersantai Bersama.

Meski telah memasuki usia 60an, is seakan tidak pernah kehabisan tenaga.

Kesibukannya penuh dengan kegiatan sosial dan pertemuan, di samping mengajar di

Institut Kesenian Jakarta (IKJ), sambil tetap menjalani jatinya sebagai seorang

pematung di berbagai projek. Bagi seorang Dolorosa, seni adalah hidupnya, penyalur

ekspresi emosi dan penenang jiwa, tetapi lebih dari itu semua, seni adalah

mediumnya untuk mendesakkan perbaikan sosial. “Saya merasa terus-terusan

tertantang; jika memang kita peduli dengan apa yang terjadi di masyarakat, kita tidak

mungkin kehabisan energi,”.

1.2 Rumusan Masalah

Dari pembahasan yang menjadi perumusan masalah adalah :

A. Tema yang dipergunakan dalam setiap pembuatan patungnya?

B. tehnik yang dipergunakan dalam pembuatan patungnya?

C. Bahan dan alat yang dipergunakan dalam pembuatan patung?

D. Aliran yang dipergunakan dalam pembuatan patung Dolorosa Sinaga?

E. Fungsi dibuatnya setiap patung?

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori

A. Tema

Tema dalam karya seni rupa adalah gagasan, ide, ataupun isi yang

terkandung di dalam karya seni rupa baik karya seni rupa dua dimensi, tiga

dimensi, maupun relief. Pengertian tema menurut para ahli :

a. Menurut Tarigan

Tema adalah perasaan atau pandangan hidup tertentu dari seorang penulis

atau pembuat karya yang dituangkan untuk membuat sebuah karya sastra.

b. Aminudin

Tema merupakan ide dasar dari sebuah cerita, yang juga berperan sebagai

pedoman seorang penulis/pengarang dalam memaparkan karyanya.

c. Mido

4
Tema adalah persoalan utama dari sebuah cerita. Temanya berbeda dari

subjek itu sendiri. Subjek suatu karya dapat digambarkan secara konkret,

biasanya melalui tindakan.

d. Stanton & Jenny C

Tema adalah topik, pokok bahasan, atau pesan sentral dalam sebuah

narasi.

e. Menurut Kamus Istilah Pengetahuan Populer

Tema adalah pokok pikiran atau persoalan yang dipaparkan dalam suatu

karya, atau bisa dibilang isi dari sebuah karya.

f. Menurut Ensiklopedi Sastra Indonesia

Tema adalah ide pokok yang dijadikan landasan / dasar untuk

membangun atau membentuk sebuah karya 

B. Tehnik

Tehnik adalah suatu cara atau prosedur yang digunakan oleh seseorang agar

sesuatu dapat dilakukan dengan cepat dan berhasil. Dalam KBBI, teknik

dimaknai sebagai metode yang dirancang untuk menyelesaikan suatu

pekerjaan. Adapun beberapa pengertian para ahli yaitu :

a.  James Havery

5
Teknik dalam pandangan James Havery terbagi menjadi dua poin.

Menurutnya, teknik adalah suatu prosedur yang rasional agar komponen

yang saling berkaitan dapat menjadi satu kesatuan. Selanjutnya, teknik

memiliki kegunaan untuk membantu mencapai tujuan yang sudah

direncanakan.

b. Anatol Raporot

Lebih singkat, pengertian teknik dari Anatol Raporot merujuk pada

kumpulan dari beberapa perangkat yang saling mempengaruhi satu sama

lain.

c. John Manama

Secara mendalam, John Manama memberikan pendapatnya soal teknik.

Beliau menganggap bahwa teknik merupakan struktur yang bersifat

konseptual dan terbentuk dari beragam fungsi yang memiliki hubungan.

Struktur tersebut dikatakan sebagai kesatuan untuk mendapatkan apa

yang dituju.

d. Ackof

Inti yang sama dikemukakan juga oleh Ackof. Menurutnya, teknik adalah

bagian-bagian yang menjelma menjadi satu kesatuan yang konseptual dan

memiliki ketergantungan antar satu sama lain. Adapun beberapa tehnik

pembuatan patung, yaitu :

6
C. Bahan dan Alat

Bahan dalam seni rupa adalah salah satu elemen penting dalam proses

penciptaan karya seni. Tanpa adanya bahan, maka alat seni tidak dapat

tercipta dengan baik. Sedangkan Alat merupakan suatu benda yang

digunakan untuk mengerjakan sesuatu untuk mencapai maksud tertentu.

Jadi, penekanan definisi mengenai alat lebih bersifat pada kebendaan yang

mencakup berupa perabot atau perkakas.

D. Aliran

Aliran seni rupa adalah pergerakan seniman-seniman yang memiliki satu

prinsip/asas dan gaya yang sama dalam menciptakan karya pada periode

waktu tertentu. Ada pergerakan yang sengaja dicetuskan oleh suatu

kelompok atau individu, ada juga yang terjadi secara alamiah muncul dalam

konteks tertentu. Aliran seni rupa sangat beranekaragam, terdapat banyak

aliran-aliran kecil yang masih belum mendapatkan banyak sorotan publik

seni. Aliran juga dapat bersifat saling berdialog satu sama lain. Artinya

aliran B dapat menjadi pergerakan menentang aliran A yang telah mapan

terlebih dahulu. Misalnya, pada bentuknya, ukuran, sifat ruang, posisinya,

7
dan lain sebagainya. Terlihat sederhana dari luar, padahal jika sudah

mencoba membuatnya tidak akan mudah loh. Karena bentuknya hanya

berupa geometri, bukan berarti lebih mudah dibuat ya. Sudahkah pernah

lihat patung dengan aliran konstruktivisme? Menurut Dedi Nurhadiat (2004),

menyebutkan bahwa pembuatan patung di zaman dahulu penuh

pertimbangan. Hal tersebut membawa orang-orang romawi mereplikasinya

dalam tiruan. Pertimangan tersebut akhirnya dicurahkan dalam aliran seni

patung. Di dalam seni patung ada berbagai macam aliran yang harus

diketahui. Aliran-aliran tersebut bisa membantu kamu untuk menyesuaikan

hasil karya pembuatan patung. Berikut ini beberapa aliran di dalam seni

patung.

1. Aliran Simbolisme

Pertama, ada aliran simbolisme yang merupakan pembuatan patung untuk

melambangkan sesuatu. Patung yang dibuat memiliki tujuan untuk

mengingatkan pada sejarah atau yang lainnya. Patung ini sering dijumpai

dalam bentuk wajah pahlawan atau beberapa momen yang mengisahkan

masa lalu.

2. Aliran Konstruktivisme

8
Selanjutnya ada aliran konstruktivisme dalam seni patung. Jadi aliran ini

membuat patung dengan bentuk geometris. Dengan membuat patung berbentuk

geometris bisa dilihat bahwa sangat pembuat benar-benar memberikan 

perhitungan tepat terhadap hitungan geometris.

3. Aliran Robot Art

Aliran tersebut membuat patung memiliki bentuk yang statis atau kaku.

Tentu berbeda dengan aliran sebelumnya ya. Aliran ini lebih

mengedepankan sifat yang tidak berubah atau kaku. Sifat tersebut bisa

saja datang secara alami atau justru dibuat-buat oleh sang pembuat

patung.

4. Aliran Mobile Sculpture Art

Mobile Sculpture Art merupakan aliran patung yang dihasilkan melalui

gerakan. Hal tersebut dapat dilihat dari proses pembuatan patung, seperti

wayang golek dalam pertunjukkan. Contohnya seperti pertunjukkan

wayang di pulau Jawa dan pembuatan wayang dalam Opera Dei Pupi di

Sisilia, Italia. Jadi seni patung aliran satu ini cukup unik dan

menggunakan beberapa teknik modern loh. Saat ini banyak juga orang

yang tertarik untuk belajar membuat seni patung Mobile Sculpture Art.

9
E. Fungsi

Fungsi seni rupa yang utama adalah sebagai wujud ungkapan ekspresi

seniman pembuatanya. Ia mengekspresikan apa yang dipikirkannya ke dalam

bentuk karya seni, sehingga dapat memberi kepuasan batin bagi seniman

tersebut. Seni rupa juga berfungsi memberi kepuasan batin bagi orang lain.

Dengan karya seni yang dibuat seniman, maka dapat dilihat dan dinikmati

oleh orang lain, khususnya para pecinta seni. Biasanya karya seni akan

diperlihatkan dalam pameran atau pertunjukan seni. Fungsi seni rupa juga

bisa digunakan dalam ritual keagamaan. Peralatan upacara dihias sesuai

dengan budaya setempat atau sesuai perintah agamanya, misalnya dekorasi

tempat ibadah atau peralatan keagamaan lainnya dengan karya seni.

10
2.2. Kritik karya patung Dolorosa Sinaga “Solidaritas”

Judul Karya : Solidaritas

Nama Seniman : Dolorosa Sinaga

Bahan : Perunggu

Ukuran : 84 x 100 x 29 cm

Tahun pembuatan : 2000

11
A. Tema yang digunakan dalam karya patung ini yaitu :

Dalam karya patung ini, sekelompok perempuan yang duduk berjajar saling

menggamit tangan menjadi satu keutuhan dalam kebersamaan. Seorang

perempuan, di ujung sisi paling kiri, mengepalkan tangannya ke atas dengan

penuh semangat. Di antara barisan tersebut, ada pula sosok perempuan yang

mengandung, seolah menunjukan fitrah wanita sebagai ibu. Sosok-sosok yang

terekspresikan secara abstrak ini menjadi ungkapan ekspresionis yang kuat.

Dolorosa Sinaga dikenal dengan karya-karyanya yang menggambarkan

kekuatan perempuan, baik sebagai pribadi yang terbebani kehidupan maupun

kelompok yang memperjuangkan pembebasan.

B. Tehnik yang dipergunakan dalam pembuatan patung ini yaitu :

Dalam patung ini menggunakan tehnik cor. Menurut definisinya, teknik cor

adalah sebuah cara atau teknik metode yang digunakan untuk membuat dan

menciptakan suatu karya seni rupa terapan. Yang mana sangat berperan penting

dalam proses pembuatan atau penciptaan suatu produk dan karya seni lainnya. 

C. Bahan dan alat

12
Bahan yang digunakan dalam pembuatan patung solidaritas adalah

menggunakan bahan perunggu, dan logam. Alat yang digunakan adalah

cetakan, tang, palu, dan juga Patung ini menggunakan bahan perunggu

dikarenakan kebanyakan semua patung yang dibuat oleh Dolorosa Sinaga

menggunakan perunggu. Representasi setiap ide tentang bahasa tubuh dan

kekuatan bentuk, menjadi ciri khas dari setiap karya patung perunggunya.

Begitu pula dengan gesture wajah dengan subject matter khususnya figur

perempuan. Semuanya dihadirkan melalui bentuk yang tidak realis, akan tetapi

diekstrasi sehingga menjadi figuratif. Karyanya tidak meninggalkan karakter

tubuh manusia, yang tercipta melalui pemahaman mendalam mengenai

anatomi. Demikianlah bentuk eksistensi dan presistensi seorang Dolorosa

Sinaga melalui karya-karyanya, sehingga timbul pemahaman tersendiri bagi

setiap figur perunggu yang terukir. Tak hanya figur mati, melainkan sebuah

patung perunggu yang berbicara lantang didalam kediamannya.  Beragam

fenomena sosial khususnya permasalahan seputar perempuan yang cukup

mengganggu perasaannya, ia tuangkan melalui sebuah patung perunggu.

Perunggu, si material tak lazim untuk sebuah patung, dijadikannya media

penyampaian sikap kritis dan skeptisnya.

13
D. Aliran yang digunakan dalam patung ini yaitu :

Dalam karya patung Dolorosa Sinaga karyanya kebanyakan menggunakan

Aliran Ekspresionisme. Aliran ekspresionisme adalah aliran yang ingin

mengemukakan segala sesuatu yang bergejolak dalam jiwa. Sifat-sifat yang

terkandung dalam karya-karya ekspresionisme adalah adanya unsur

subyektivitas yang sangat tinggi. Ekspresionisme adalah aliran seni rupa yang

menganggap bahwa seni merupakan sesuatu yang keluar dari diri seniman,

bukan dari peniruan alam dunia. Seniman memiliki ingatan dan cara pandang

tersendiri dari apa yang pernah dilihatnya di alam, lalu diekspresikan pada

karyanya. Seniman ekspresionis menghiraukan berbagai teknik penciptaan

formal untuk mendapatkan ekspresi yang lebih murni dan tanpa tekanan dari

kepentingan ekstrinsik Seni. Singkatnya dapat dikatakan bahwa Ekspresionisme

adalah aliran seni rupa yang menonjolkan ungkapan dari dalam jiwa. Meskipun

begitu, biasanya seorang ekspresionis tetap memiliki kemampuan teknis yang

hebat dan sensitibilitas tinggi terhadap issue-issue seni.

14
E. Fungsi patung solidaritas ini yaitu :

Dalam karya patung ini, sekelompok perempuan yang duduk berjajar saling

menggamit tangan menjadi satu keutuhan dalam kebersamaan. Seorang

perempuan, di ujung sisi paling kiri, mengepalkan tangannya ke atas dengan

penuh semangat. Di antara barisan tersebut, ada pula sosok perempuan yang

mengandung, seolah menunjukan fitrah wanita sebagai ibu. Sosok-sosok yang

terekspresikan secara abstrak ini menjadi ungkapan ekspresionis yang kuat. Jadi

fungsi dari dibuatnya patung ini yaitu sebagai ungkapan ekspresionis yang

dibuat untuk menunjukan fitrah wanita sebagai ibu yang yang kuat dan

memperjuangkan kaum wanita untuk mendapatkan hak yang layak dan

mendapat kebebasan. Dolorosa Sinaga dikenal dengan karya-karyanya yang

menggambarkan kekuatan perempuan, baik sebagai pribadi yang terbebani

kehidupan maupun kelompok yang memperjuangkan pembebasan. Latar

belakang sosiokultural Indonesia masa kini yang banyak diwarnai pelanggaran

hak azasi manusia, menjadikan seniman ini terpanggil untuk

mengungkapkannya. Lewat karya-karyanya, ia hendak menyadarkan bahwa

perempuan dalam kerapuhannya sebenarnya selalu menyimpan energi yang tak

kunjung padam, yang lekat dengan kelahiran dan pemelihara kehidupan.

Konsep perjuangan para wanita yang masih dalam tataran ide untuk

merepresentasikan gagasan tentang nilai-nilai yang terkandung pada kaum

wanita masa kini tersebut dipakai pendekatan metafora visual yang didukung

15
dengan teori semiotika, psikologi dan estetika. Wanita sebagai pokok

permasalahan dalam karya dikonstruksi kembali secara visual melalui seni

patung berbahan logam. Fungsi Karya seni patung ini sebagai alat komunikasi

menyuarakan fenomena wanita di era modern, sekaligus sebagai kritik atas

fenomena sosial perihal tergesernya nilai-nilai identitas kultural yang didera

oleh arus modernisasi. Hal ini sangat penting dan mendesak untuk diwujudkan

agar dapat menjadi referensi berharga bagi masyarakat khususnya wanita

masakini.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kritik karya seni memiliki perbedaan tujuan dan kualitas. Karena perbedaan

tersebut, maka dijumpai beberapa jenis kritik karya seni berdasarkan pendekatannya

seperti yang disampaikan oleh Feldman (1967), yaitu kritik populer (popular

criticism), kritik jurnalis (journalistic criticism), kritik keilmuan (scholarly criticism),

dan kritik pendidikan (pedagogical criticism).

Berdasarkan titik tolak atau landasan yang digunakan, dikenal pula beberapa bentuk

kritik, yaitu: kritik formalistik, kritik ekspresivistik, dan instrumentalistik.

Berdasarkan beberapa uraian tentang pendekatan dalam apresiasi dan kritik seni,

dapat dirumuskan tahapan-tahapan kritik secara umum, yaitu deskripsi, analisis

formal, interpretasi, dan evaluasi atau penilaian. Mengkritisi sebuah karya seni rupa

tidak bertujuan untuk mencari-cari kesalahan, kekurangan, atau kelemahan sebuah

karya seni rupa. Pada dasarnya melalui kegiatan kritik karya seni rupa kita belajar

memberikan penilaian secara obyektif terhadap kualitas karya seni, untuk

meningkatkan kualitas wawasan, tanggapan, dan kepekaan kamu terhadap karya seni.

Hasil tanggapan dan evaluasi terhadap karya diharapkan mendorong perupa untuk

meningkatkan kualitas karyanya.

17
Sebuah karya seni bukan berbicara mengenai baik atau buruk, salah atau benar,

melainkan mengenai pemaknaan yang ditampilkan tersebut meyakinkan atau tidak.

Penilaian keindahan suatu karya seni tidak hanya berdasar objek yang dilukis tetapi

menyangkut isi dan makna. Karya seni tidak terlahir begitu saja, selalu berkaitan

berdasarkan pengalaman-pengalaman yang pernah dirasakan sebagai sumber inspirasi

potensial, berupa pengalaman estetik. Hasil karya representasi dari emosi-emosi

seorang seniman maupun masyarakat. Dalam karyanya yang dibuat oleh Dolorosa

Sinaga merupakan sebuah karya yang dibuatnya untuk menyampaikan hasil

ekpresionisme aspirasi kaum wanita yang selalu dianggap lemah dan haknya yang

tidak dihargai, jadi dibuatnya patung ini sebagai aspirasi untuk menyuarakan hak

wanita yang seharusnya mendapatkan perlakuan yang layak dan patut untuk di

junjung tinggi.

3.2 Saran

Melalui kegiatan apresiasi dan kritik seni tidak hanya mengapresiasi dan

mengkritisi karya seni, tetapi juga belajar mengkritisi berbagai persoalan yang

dihadapi dalam kehidupan sehari-hari dengan tetap mengedepankan sikap apresiatif.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://serupa.id/category/aliran-seni-rupa/

https://www.langitperempuan.net/pematung-dolorosa-sinaga/#:~:text=Dolorosa

%20Sinaga%20lahir%20di%20Sibolga,dan%20pendiri%20Bumi%20Asih

%20Group.

19

Anda mungkin juga menyukai