Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MAKALAH

LENONG BETAWI

Oleh:

- Ibnu Azis A XI MIPA 5/16

- Izaghy Irvanda I S XI MIPA 5/18

- Melysa Dwy E XI MIPA 5/21

- Nadia Nuha R XI MIPA 5/27

- Pinky Salsabilla R XI MIPA 5/31

- Putri Aulia S XI MIPA 5/33


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Teater lenong termasuk seni pertunjukan rakyat, yang diwariskan bukan saja secara lisan
tetapi juga melalui gerak-gerik isyarat. Sudah terkenal di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, dan
Bekasi (Jabotabek) yang dihuni oleh orang Betawi sebagai penduduk asli. Tetapi gesekan khong ayan
dan tehian dari gambang kromong, yang pertunjukan beberapa dasawarsa lalu mampu memanggil
penduduk menembus kegelapan malam untuk menikmati pertunjukan teater lenong semalam
suntuk. Kini tidak terasa lagi, bahkan orang Betawinya pun sudah tergusur ke pinggir kota. Mereka
kini lebih tertaik pada orkes, dangdut, daripada pertunjukan teater lenong, sehingga teater lenong
hampir dilupakan orang.

Pembicaraan mengenai teater lenong. Teater ini terbagi atas empat bagian yaitu, tekhnik
pementasan, bentuk pementasan, tata pentas, dan organisasi perkumpulan teater lenong.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Lenong adalah kesenian teater tradisional atau sandiwara rakyat Betawi yang dibawakan dalam
dialek Betawi yang berasal dari Jakarta, Indonesia.

B. Sejarah

Lenong merupakan teater rakyat / tradisional. Lenong berasal dari nama salah seorang Saudagar
China yang bernama Lien Ong. Konon, dahulu Lien Ong lah yang sering memanggil dan menggelar
pertunjukan teater yang kini disebut Lenong untuk menghibur masyarakat dan khususnya dirinya
beserta keluarganya. Pertunjukan lenong dibagi atas tiga bagian yaitu sebagai pembukaan dimainkan
lagu-lagu berirama Mars secara instrumental untuk mengundang penonton datang. Setelah itu
dimainkan lagu-lagu hiburan. Terakhir lakon. Pada awal perkembangannya lenong memainkan
cerita-cerita kerajaan, baru kemudian memainkan cerita kehidupan sehari-hari.

Lenong berkembang sejak akhir abad 19 atau awal abad 20. Seni teater mungkin merupakan
adaptasi oleh masyarakat Betawi seni yang sama seperti "komedi bangsawan" dan "teater opera"
yang sudah ada pada saat itu. Selain itu, Firman Muntaco, seniman Betawi, menyatakan bahwa
berevolusi dari proses teater lenong musik Gambang Kromong dan sebagai tontonan sudah dikenal
sejak 1920-an.

Pertunjukan lenong biasanya untuk memeriahkan pesta. Dahulu lenong sering ngamen. Pertunjukan
ngamen ini dilakukan bukan untuk memeriahkan pesta tetapi untuk memperoleh uang. Penonton
yang menyaksikan pertunjukan akan diminta uang sukarela.

Pertunjukan diadakan di udara terbuka tanpa panggung. Ketika pertunjukan berlangsung, salah
seorang aktor atau aktris mengitari penonton sambil meminta sumbangan secara sukarela.
Selanjutnya, lenong mulai dipertunjukkan atas permintaan pelanggan dalam acara-acara di
panggung hajatan seperti resepsi pernikahan. Baru di awal kemerdekaan, teater rakyat ini murni
menjadi tontonan panggung.

Setelah sempat mengalami masa sulit, pada tahun 1970-an, kesenian lenong yang dimodifikasi mulai
dipertunjukkan secara rutin di panggung Taman Ismail Marzuki, Jakarta.Selain menggunakan unsur
teater modern dalam plot dan tata panggungnya, lenong yang direvitalisasi tersebut menjadi
berdurasi dua atau tiga jam dan tidak lagi semalam suntuk.

Selanjutnya, lenong juga menjadi populer lewat pertunjukan melalui televisi, yaitu yang ditayangkan
oleh Televisi Republik Indonesia mulai tahun 1970-an.
C. Jenis-Jenis Lenong

Pada hakikatnya lenong dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :

1. Lenong Preman

Lenong Preman diasumsikan cerita berdasarkan sudut pandang masyarakat menengah ke bawah
zaman dahulu.

Gaya bahasa yang digunakan cenderung kasar ( bahasa sehari-hari ), seperti elu, gue, bangsat, dan
lain sebagainya. Ciri lain lenong preman adalah penggunaan huruf vocal ‘a’ di setiap akhir kata, misal
; ‘ngapa’, ‘mana’, ‘siapa’, dengan pengucapan suku kata terakhir dipanjangkan. Lenong preman
masyarakat pinggiran tidak mengenal teks tertulis. Sutradara hanya sekedar menyampaikan sinopsis
secara lisan, dan menentukan aktor dan aktris yang akan memainkan tokoh-tokoh dalam cerita.
Selebihnya, aktor dan aktris, utama atau pendukung, mengandalkan improvisasi. Yang paling khas
dari lenong preman adalah selalu ada perkelahian, karena cerita yang dimainkan tentang jawara,-
jagoan kampung dalam sistem kekuasaan masyarakat Betawi- versus centeng,-tukang kepruk yang
bekerja untuk tuan tanah.

Biasanya pertunjukan ditampilkan di tempat dimana masyarakat berkumpul. Panggung pertunjukan


berupa ‘panggung arena’, yang hanya beralaskan rumput/tikar, dengan penerangan obor/lampu
minyak dan dikelilingi oleh penontonyang duduk berkumpul menyerupai tapal kuda. Busana yang
dikenakan tidak ditentukan oleh sutradara dan umumnya berkisah tentang kehidupan sehari-hari.

Contoh Lenong Preman : Cerita Si Pitung, Abang Jampang, Wak Item, dan lain-lain.

Lenong preman Betawi tidak bisa diterima masyarakat Betawi Tengah. Penolakan disebabkan
beberapa hal. Pertama, lenong preman pinggiran relatif sekulerm dengan kehidupan panjak-nya
yang melanggar norma. Panjak adalah pekerja lenong yang terdiri dari aktor, aktris, dan pemain
music gambang kromong. Kedua, penggunaan bahasa Betawi rendahan. Orang Betawi tengah
memandang sinis bahasa Betawi rendahan yang menurut mereka tak santun. Ketiga, adegan dalam
lenong preman pinggiran cenderung mengeksploitasi kekerasan dan tidak mengajarkan etika.

Namun dalam perkembangannya ada proses rekacipta terhadap lenong preman pinggiran. Lenong
preman pinggiran ditampilkan dengan dialek Betawi tengah yang lebih santun, serta disesaki muatan
relijius di setiap drip,-bagian dari babak dalam lenong. Misalnya, penggunaan kata ‘assalamualikum’
dan tradisi cium tangan dengan orang yang lebih tua. Bahasa yang digunakan juga relatif santun,
dengan huruf vocal ‘e’ di akhir kata, dan kental pengaruh Arab. Misalnya, ‘ane’, ‘ente’, ‘kite’, untuk
menyebut saya, kamu, dan kita.

2. Lenong Denes (dinas)

Adalah pertunjukan teater dimana cerita berisi mengenai dinamika pemerintah yang saat itu
dipegang oleh penjajah. Namun demikian, cerita yang diusung tetap mengenai sisi perlawanan
masyarakat terjajah. Gaya bahasa yang digunakan cenderung halus, seperti saya-anda, tuan, dan
lain-lain.

Lenong Denes diasumsikan berdasarkan sudut pandang golongan menengah atas. Aktor dan
aktrisnya umumnya mengenakan busana formal dan kisahnya ber-seting kerajaan atau lingkungan
kaum bangsawan, Contoh lenong denes : Cerita 1001 malam, dan lain-lain.

D. Alat musik pengiring Lenong

Sejak awal keberadaannya, Pertunjukan lenong diiringi oleh gambang kromong, maka gambang
kromong disebut sebagai orkes pengiring. Gambang kromong banyak dipengaruhi oleh unsur alat
musik Cina. Alat musik itu antara lain : tehyan, kongahyan dan sukong. Selebihnya alat musik
kempor, ningnong dan kecrek. Kuatnya unsure cina ini, karena dahulu orkes gambang kromong
dibina dan dikembangkan oleh masyarakat keturunan cina.

E. Lakon

Dalam lakon lenong, skenario lenong umumnya mengandung pesan moral, yaitu menolong yang
lemah, membenci kerakusan dan perbuatan tercela.

F. Bahasa yang digunakan

Dalam pementasannya, Lenong Betawi biasanya menggunakan bahasa melayu atau yang sekarang
sering disebut bahasa Indonesia tetapi menggunakan dialek khas betawi.

G. Teknik Pementasan Teater Lenong Daerah Betawi

Teater Lenong Betawi terbagi atas 4 bagian. Tapi yang akan Penulis bahas dalam bagian ini adalah
Teknis Pementasan Dalam Teater Lenong Betawi. Yang Penulis bahas adalah :

1. Penyutradaraan

Sutradara adalah orang yang akan bertanggung jawab terhadap lakon yang dipentaskan baik itu
berupa pemilihan cerita atau mengatur babak yang akan ditampilkan berdasarkan waktu dan jumlah
pemain yang tersedia. Peran Sutradara biasanya diangkat oleh pemimpin dan pemilik perkumpulan
yang bebas menentukan lakon yang akan dipentaskan. Biasanya cerita dalam pertunjukan teater
lenong tidak ditentukan oleh si empunya hajat seperti halnya pada pertunjukan wayang kulit.
Meskipun pemimpin perkumpulan biasanya juga merangkap sebagai Sutradara yang menentukan
jalannya pertunjukan, tetapi tidak semua pertunjukan teater lenong mempunyai kebiasaan
penyutradaan seperti yang telah disebutkan. Misalnya yang terjadi pada Perkumpulan Teater Lenong
Setia Kawan boleh dikatakan bahwa seluruh anggota perkumpulan itu dapat merangkap peran
sebagai Sutradara.
2. Struktur Pertunjukan

Bagian ini akan membicarakan tentang struktur pertunjukan yang membangun suatu cerita. Struktur
pertunjukan itu sendiri merupakan bagian-bagian pertunjukan saling terikat yang dapat dibagi
kedalam 3 bagian pokok yaitu :

a. Pembukaan

Suatu Pertunjukan Teater Lenong Betawi dibuka denga lagu-lagu instrumentalia, gambang kromong
pada pembukaan ini berfungsi sebagai pemberitahuan bahwa di sana ada Pertunjukan Teater
Lenong. Selain berfungsi sebagai undangan bagi masyarakat sekitar yang tidak menerima undangan
resmi si empunya hajat, dan juga merupakan pemberitahuan bagi para pedagang. Undangan yang
disebarkan melalui gema musik gambang kromong ini bertujuan supaya lebih banyak orang yang
datang menonton pertunjukan atau lebih banyak pedagang yang datang, karena biasanya mereka
akan menambah semarak suasana pertunjukan.

Teater lenong mengisi pembukaan dengan lagu-lagu instrumentalia gambang kromong, tetapi
kwantitas gambang kromong yang diperdengarkan berbeda dari satu perkumpulan lagu-lagu
instrumentalia gambang kromong merupakan sebagai tanda dimulainya pertunjukan teater lenong,
mulai diperdengarkan kira-kira pukul 20.15. Irama gambang kromong yang biasanya dipertunjukkan
adalah khong gi lok.

b. Hiburan

Setelah lagu-lagu instrumentalia gambang kromong melanjutkan pertunjukan dengan satu acara
yang mereka namakan hiburan. Hiburan yang mengisi acara di antara pembukaan, dan cerita,
merupakan pertunjukan nyanyi, dan penyanyi yang penyanyinya menyanyikan lagu-lagu berirama,
orkes, dan disertai dengan joget. Acara hiburan yang dimulai kira-kira pada pukul 21.30. Pada acara
ini penonton menuliskan nama lagu (lagu orkes) dalam selembar kertas yang diisi uang ala kadarnya.
Untuk dikirimkan pada seseorang disertai dengan berbagai ucapan

c. Cerita

Cerita dalam pertunjukan teater lenong baru dimulai pada pukul sepuluh malam dan akan
mengakhiri pertunjukan beberapa menit sebelum saat Sholat Subuh tiba. Dan ada juga yang
mengakhiri pertunjukan pada pukul 03.00 dini hari.

Seperti yang telah dibicarakan sebelumnya cerita yang akan dipentaskan ditentukan oleh Sutradara,
yang akan membagi cerita itu ke dalam beberapa babak. Banyaknya babak tergantung dari luasnya
cerita. Babak terbagi ke dalam tiga bagian pokok, yaitu babak pertama, kedua, dan ketiga.

· Babak Pertama

merupakan pendahuluan yang akan mengantarkan cerita. Dalam hal ini ditampilkan tokoh-tokoh
utama yang memegang peranan penting dalam cerita

· Babak Kedua
merupakan pertemuan dari paling sedikitnya kelompok yang bermasalah dan persoalan yang ada
dalam cerita juga mulai tampak jelas.

· Babak Ketiga

merupakan pemecahan masalah

3. Tipe dan Sifat Cerita

Cerita yang dipentaskan dalam pertunjukan teater lenong bersifat melodrama yang dijalankan
dengan unsur komedi. Sifat komedi pertunjukan ini justru kelihatan menonjol inti cerita. Adalah
pertentangan antara kebaikan dan kejahatan. Diakhir cerita, pihak jahat tampak mengalami
kekalahan, sedangkan pihak baik sebelum menemukan kebahagiaan terlebih dahulu harus berhasil
mengatasi kesengsaraan.

Menurut pengamatan, banyak dari pertunjukan teater lenong yang berkahir tanpa menyelesaikan
jalan cerita, karena waktu. Waktu pertunjukan banyak disita oleh selingan. Cerita-cerita teater
lenong dapat dibedakan ke dalam dua tipe yaitu :

a. Cerita Riwayat

Merupakan suatu tipe cerita yang biasanya berkisar tentang kehidupan pahlawan-pahlawan
setempat atau kejahatan yang pernah timbul di daerah mereka dan tetap tinggal dalam ingatan.

b. Cerita Karangan

Timbul dari hasil pikiran para seniman teater lenong, terutama Sutradaranya. Ide cerita dari tipe ini
mereka ambil dengan mengundur dari komik, film, dan pertunjukan-pertunjukan lenong yang
diselenggarakan oleh perkumpulan-perkumpulan lain.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Lenong adalah kesenian teater tradisional atau sandiwara rakyat Betawi yang dibawakan dalam
dialek Betawi yang berasal dari Jakarta, Indonesia.

2. Teater Lenong Betawi merupakan kesenian budaya Indonesia yang cukup digemari masyarakat.

3. Teknik-teknik pementasan dalam teater Lenong Betawi yaitu penyutradaraan sebagai orang
yang bertanggung jawab pada lakon yang dipentaskan, struktur pertunjukan sebagai bagian-bagian
yang terikat yaitu ; Pembukaan, Hiburan dan cerita. Selain itu juga terdapat teknis tipe dan sifat
cerita sebagai cerita yang akan dipentaskan pada pertunjukan.

4. Teater lenong juga termasuk pertunjukan rakyat dari beberapa dasawarsa lalu yang diwariskan
oleh orang Betawi.

B. Saran

1. Hendaknya Teater Lenong Betawi tidak dilupakan dan terus dilestarikan oleh generasi muda.

2. Pemerintah harus mempromosikan Teater Lenong Betawi ke seluruh Indonesia.

3. Menghimbau kepada generasi muda untuk menjaga nama baik kesenian Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai