Anda di halaman 1dari 15

TEATER NUSANTARA

DAGELAN

NAMA ANGGOTA :

AFDHOL ZIKRI

ALVI SYAHRIN NASRIL

AZZAHRA KHAIRANI

NAUVAL YUNEDI

SERIN RENATA

ZIKRA THULHUSNA

KELOMPOK 4

KELAS XII MIPA 6

SMA NEGERI 1 PADANGPANG


A. DEFINISI TEATER

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), teater mempunyai tiga pengertian, yakni gedung
atau ruangan tempat pertunjukan film, sandiwara, dan sebagainya.

Kemudian pengertian kedua ialah ruangan besar dengan deretan kursi-kursi ke samping dan ke
belakang untuk mengikuti kuliah atau untuk peragaan ilmiah. Pengertian terakhir ialah pementasan
drama sebagai suatu seni atau profesi; seni drama; sandiwara; drama.

Secara etimologis, kata teater dapat diartikan sebagai tempat atau gedung pertunjukan. Sedangkan
secara istilah, kata teater diartikan sebagai segala hal yang dipertunjukkan di atas panggung untuk
konsumsi penikmatnya.

pengertian teater menurut para ahli:

1. Baltahazar vallhagen

Teater merupakan seni drama yang melukiskan mengenai sifat serta watak manusia dengan melalui
gerakan.

2. Moulton

Teater merupakan suatu kisah hidup yang digambarkan atau diilustrasikan di dalam bentuk gerakan
atau disebut dengan life presented in action.

3. Anne Civardi

Teater merupakan suatu seni drama yang menceritakan mengenai sebuah kisah dengan melalui kata-
kata serta gerakan.

4. RMA. Harymawan

Teater merupakan aktivitas melakukan kegiatan atau aktivitas di dalam seni pertunjukan (to act)
sehingga kemudian tindak tanduk pemain di atas pentas disebut dengan sebutan acting.

5. Seni Handayani dan Wildan

Teater merupakan suatu bentuk karangan yang berpijak di dua cabang kesenian, yaitu seni sastra serta
seni pentas.

Ciri Seni Teater


a. Pada seluruh cerita berbentuk dialog, baik pada tokoh maupun narator. Semua ucapan ditulis
dalam sebuah teks.
b. Semua dialog tidak menggunakan sebuah tanda petik ("…"). Dialog drama bukan sebuah
kalimat langsung. Oleh sebab itu, naskah drama tidak memakai sebuah tanda petik.
c. Naskah drama dilengkapi sebuah petunjuk tertentu yang harus dilakukan tokoh pemerannya.
Petunjuk ditulis dalam tanda kurung (…) atau dengan memberikan suatu jenis huruf yang
berbeda dengan huruf dialog. Naskah drama terletak di atas dialog atau di samping kiri
dialog.

B. FUNGSI TEATER
1. Seni Teater Sebagai Ritual atau Upacara

Di dalam fungsi ritualnya, suatu peristiwa teater menjadi ajang penjelasan, penghayatan dan
pengukuhan nilai-nilai kepercayaan atau agama yang dianut oleh masyarakat yang
melaksanakannya. Sampai sekarang pada berbagai teater etnik unsur-unsur upacara tetap
menonjol dengan dibicarakannya mantra-mantra, disediakannya sajen serta tindak upacara
yang dilakukan baik oleh dalang maupun oleh pihak lain yang tidak terlibat langsung dalam
pertunjukan.

2. Seni Teater Sebagai Seni atau Estetik

Di dalam peristiwa teater suatu masyarakat bukan saja mengungkapkan pikiran, perasaan,
kecemasan, harapan dan sebagainya, akan tetapi juga menikmati bentuk-bentuk
pengungkapan itu. Dalam peristiwa seperti itu, suatu masyarakat tidak hanya merasa puas
dengan telah dapat mengungkapkan pengalamannya, akan tetapi mereka juga merasa puas
atau tidak puas dalam hubungan dengan bentuk-bentuk ungkapan yang mereka gunakan.

3. Seni Teater Sebagai Hiburan

Dalam hubungan ini seni teater memenuhi keperluan masyarakat akan pengalaman yang
berbeda dengan pengalaman mereka sehari-hari. Bahkan kadang-kadang memenuhi keperluan
bagi masyarakat yang ingin melepaskan diri atau melarikan diri dari persoalan kehidupan
mereka sehari-hari.

4. Seni Teater Sebagai Media Pendidikan


Teater ialah seni kolektif, di dalam artian teater ini tidak dikerjakan dengan secara individual.
Melainkan untuk mewujudkannya itu kemudian diperlukan kerja tim yang harmonis. Apabila
suatu teater ini dipentaskan, diharapkan pesan-pesan yang ingin disampaikan oleh penulis
serta juga pemain itu tersampaikan kepada banyak penonton. Dengan melalui pertunjukan
tersebut biasanya manusia kemudian akan lebih mudah mengerti nilai baik buruk kehidupan
apabila dibandingkan itu hanya membaca lewat sebuah cerita.

5. Seni Teater Sebagai Media Ekspresi

Teater ini ialah salah satu bentuk seni dengan fokus utama pada laku serta dialog. Berbeda
dengan seni musik yang menitikberatkan pada aspek suara serta juga seni tari yang
menitikberatkan pada keselarasan gerak serta juga irama. Di dalam praktiknya, Seniman
teater tersebut kemudian akan mengekspresikan seninya di dalam bentuk gerakan tubuh serta
juga ucapan-ucapan

C. BENTUK TEATER

1. Teater Rakyat Teater rakyat adalah jenis pertunjukkan yang lahir dari rakyat kecil yang
bertujuan untuk memberikan hiburan kepada semua penonton. Teater ini kebanyakan
dilakukan dengan spontanitas, improvisasi, sederhana, dan berkaitan dengan kehidupan
rakyat. Selain itu, teater rakyat juga kerap dipertunjukan pada acara seperti upacara adat,
pernikahan, khitanan, dan acara lainnya. Contoh teater rakyat antara lain Makyong dari
Riau, Mandu di daerah Riau dan Kalimantan Barat, Cepung dari Lombok Barat,
Jemblung dari Jawa Tengah dan lainnya.
2. Teater Klasik Teater klasik adalah jenis teater tradisional yang lahir di kalangan
bangswan dan keluarga serta kerabat kerajaan. Teater klasik sebenarnya mirip dengan
teater tradisional. Namun bedanya jenis teater tradisional memiliki segi cerita, pelaku,
hingga tempat pertunjukkan yang sudah diatur dan dilatih dengan baik. Selain itu, teater
klasik hanya dipertunjukan di depan kalangan terhormat. Contoh teater klasik antara lain
wayang orang, wayang golek, dan teater Jingju
3. Teater Transisi Teater transisi adalah jenis teater tradisional yang dimana gaya penyajian
nya sudah terpengaruh dengan teater barat. Misalnya, dari segi musik, dekor, hingga
properti menggunakan teknik teater barat. Contohnya adalah, komedi Istambul, sandiwara
Dardanella, dan Srimulat yang pola ceritanya serupa dengan ludruk atau ketoprak namun
memiliki versi yang lebih modern.
D. JENIS TEATER

Teater berdasarkan bentuknya:

1. Teater Boneka

Pertunjukan boneka ini sudah atau telah dilakukan sejak Zaman Kuno. Sisa dari
peninggalannya itu ditemukan di makam-makam seperti India Kuno, Mesir, serta Yunani.
Boneka ini sering digunakan di dalam menceritakan legenda atau juga kisah-kisah yang
sifatnya itu religius (keagamaan). Segala macam jenis boneka dimainkan itu dengan cara
yang berbeda.
Boneka tangan ini dipakai oleh tangan sementara untuk boneka tongkat itu digerakkan itu
dengan tongkat yang dipegang dari bawah. Marionette atau juga boneka tali digerakkan
dengan cara menggerakkan kayu silang tempat tali boneka tersebut diikatkan.

2. Drama Musikal

Drama musikal ini adalah pertunjukan teater yang menggabungkan antara seni tari,
musik, serta juga seni peran. Drama musikal ini lebih mengedepankan tiga unsur itu
apabila dibandingkan dialog para pemainnya. Kualitas dari pemainnya itu tidak hanya
dinilai pada penghayatan karakter dengan melalui untaian kalimat yang diucapkan namun
juga dengan melalui keharmonisan lagu serta gerak tari.
Disebut sebagai drama musikal disebabkan karna di dalam pertunjukannya yang menjadi
latar belakangnya itu merupakan kombinasi antara gerak tari, alunan musik, serta juga
tata pentas. Drama musikal yang cukup tersohor yakni kabaret serta opera. Perbedaan dari
keduanya ini terletak di jenis musik yang digunakan. Di dalam opera, dialog para tokoh
ini dinyanyikan dengan iringan musik orkestra serta juga lagu yang dinyanyikan ialah
disebut seriosa. Sedangkan di dalam drama musikal kabaret, jenis musik serta lagu yang
dinyanyikan bebas serta biasa saja.

3. Teater Dramatik

Istilah dramatik ini digunakan untuk dapat menyebut pertunjukan teater yang dengan
berdasarkan pada dramatika lakon yang dipentaskan. Di dalam teater dramatik, perubahan
karakter dengan secara psikologis ini sangat diperhatikan. Situasi cerita serta latar
belakang kejadian ini dibuat sedetil mungkin.
Rangkaian cerita di dalam teater dramatik ini mengikuti alur plot itu dengan ketat. Fokus
pertujukan teater dramatik ialah menarik minat serta rasa penonton terhadap situasi cerita
yang disajikan. Di dalam teater dramatik, laku aksi pemain ini sangat ditonjolkan.
Satu peristiwa atau kejadian berkaitan dengan peristiwa lain kemudian membentuk
keseluruhan cerita. Karakter yang disajikan di atas pentas ini ialah karakter tanpa
improvisatoris. Teater dramatik ini mencoba mementaskan cerita seperti halnya realita.

4. Teatrikalisasi Puisi

Teatrikalisasi puisi ini adalah pertunjukan teater yang dibuat dengan berdasarkan karya
sastra puisi. Karya puisi yang biasanya ini hanya dibacakan, di dalam teatrikal puisi
dicoba untuk kemudian diperankan di atas pentas. Disebabkan bahan dasarnya ialah puisi
maka teatrikalisasi puisi ini lebih mengedepankan estetika puitik di atas pentas. Gaya
akting para pemain biasanya memiliki sifat teatrikal. Tata panggung serta blocking
dirancang itu sedemikian rupa untuk dapat menegaskan makna puisi yang dimaksud.
Untuk teatrikalisasi puisi ini akan memberikan kesempatan bagi para seniman supaya bisa
atau dapat mengekspresikan seluruh ide kreativitasnya itu di dalam menerjemahkan atau
mengartikan makna dari suatu puisi itu ke dalam tampilan dari suatu lakon serta juga tata
artistik pada atas pentas.

5. Teater Gerak

Teater gerak ini adalah suatu pertunjukan teater yakni dengan unsur utamanya ialah gerak
serta juga ekspresi wajah para pemainnya. Di dalam pementasannya, penggunaan dialog
ini sangat minimal atau juga bahkan dihilangkan ialah seperti dalam pertunjukan
pantomim klasik.
Seiring itu dengan perkembangannya, pemain teater ini bisa atau dapat bebas bergerak itu
dengan mengikuti suasana hati (untuk khusus karakter tertentu) bahkan lepas dari
karakter tokoh ini dasarnya untuk dapat menarik minat penikmat. Dari kebebasan ekspresi
gerak inilah suatu gagasan mementaskan pertunjukan itu dengan berbasis gerak dengan
secara mandiri muncul.

Jenis teater di Indonesia terdiri dari teater modern dan teater tradisional

1. Seni Teater Tradisional


Teater tradisional adala teater yang berkembang dikalangan rakyat, teater tradisional adalah bentuk
pertunjukan yang telah diwariskan secara turun temurun dan lekat dengan kehidupan sehari-hari
masyarakat suatu daerah. Teater dramatic mencoba menyajikan cerita secara

Ciri utama teater tradisional

a. Menggunakan Bahasa daerah


b. Dilakukan secara improvisasi
c. Tidak mengunakan naskah
d. Terdapat unsur nyayi dan tarian tradisional

2. Seni Teater Modern

Seni teater modern menjadikan pola barat sebagai bahan referensi .salah satu ciri khas teater modern
adalah jumlah karakter pemeran relative banyak. Cerita yang diangkat dalam teater modern umumnya
berisi curahan perasaan si pengarang dan disungguhkan dengan standar barat.Kisah pada teater
modern sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari -hari , dan cerita yang berkaitan dengan kritik
sosial ,sehingga tersa lebih hidup..Oleh sebab itulah generasi muda saat ini lebih berminat terhadap
teater modern.

Dalam teater modern ,sutradara memiliki peran sangat penting ,sebab memiliki hak penuh dalam
menginterpretasikan atu memnerikan pandangan naskah kepada penonon. Selain itu , pertunjukan
teater modern biasanya dilakukan di sebuah gedung dengan iringan intrument music muderen, seperti
gitar,piano,dan biola yang bertujuan menciptakan kesan sesuai isi cerita,

E. UNSUR POKOK DAN PENUNJANG TEATER


Unsur Utama
1) Naskah Lakon
Naskah lakon sebagaimana karya sastra lain, pada dasarnya mempunyai struktur yang jelas,
yaitu tema, plot, setting, dan tokoh. Akan tetapi, naskah lakon yang khusus dipersiapkan
untuk dipentaskan mempunyai struktur lain yang spesifik. Struktur ini pertama kali di
rumuskan oleh Aristoteles yang membagi menjadi lima bagian besar, yaitu eksposisi
(pemaparan), komplikasi, klimaks, anti klimaks atau resolusi, dan konklusi (catastrope).
Kelima bagian tersebut pada perkembangan kemudian tidak diterapkan secara kaku, tetapi
lebih bersifat fungsionalistik.

2) Sutradara
Sebagai seorang pemimpin, sutradara harus mempunyai pedoman yang pasti sehingga bisa
mengatasi kesulitan yang timbul. Menurut Harymawan (1993), ada beberapa tipe sutradara
dalam menjalankan penyutradaraannya, yaitu:
- Sutradara konseptor. Ia menentukan pokok penafsiran dan menyarankan konsep
penafsirannya kepada pemain. Pemain dibiarkan mengembangkan konsep itu secara kreatif.
Tetapi juga terikat kepada pokok penafsiran tsb.
- Sutradara diktator. Ia mengharapkan pemain dicetak seperti dirinya sendiri, tidak ada
konsep penafsiran dua arah ia mendambakan seni sebagai dirinya, sementara pemain dibentuk
menjadi robot – robot yang tetap buta tuli.
- Sutradara koordinator. Ia menempatkan diri sebagai pengarah atau polisi lalulintas yang
mengkoordinasikan pemain dengan konsep pokok penafsirannya.
- Sutradara paternalis. Ia bertindak sebagai guru atau suhu yang mengamalkan ilmu
bersamaan dengan mengasuh batin para anggotanya. Teater disamakan dengan padepokan,
sehingga pemain adalah cantrik yang harus setia kepada sutradara.

3) Pemain
Untuk mentransformasikan naskah di atas panggung dibutuhkan pemain yang mampu
menghidupkan tokoh dalam naskah lakon menjadi sosok yang nyata. Pemain adalah alat
untuk memeragakan tokoh. Akan tetapi bukan sekedar alat yang harus tunduk kepada naskah.
Pemain mempunyai wewenang membuat refleksi dari naskah melalui dirinya. Agar bisa
merefleksikan tokoh menjadi sesuatu yang hidup, pemain dituntut menguasai aspek-aspek
pemeranan yang dilatihkan secara khusus, yaitu jasmani (tubuh atau fisik), rohani (jiwa atau
emosi), dan intelektual. Memindahkan naskah lakon ke dalam panggung melalui media
pemain tidak sesederhana mengucapkan kata-kata yang ada dalam naskah lakon atau sekedar
memperagakan keinginan penulis melainkan proses pemindahan mempunyai karekter
tersendiri, yaitu harus menghidupkan bahasa kata (tulis) menjadi bahasa pentas (lisan).

4) Penonton
Eksistensi teater tidak mengenal batas kedudukan manusia. Secara ilmiah, manusia memiliki
kekuatan menguasai sikap dan tindakannya. Tindakannya pergi ke teater disebabkan oleh
keinginan dan kebutuhan berhubungan dengan sesama. Sehingga menempuh jalan sebagai
berikut :
- Bertemu dengan orang lain yang menonton teater. Teater merupakan suatu lembaga sosial.
- Memproyeksikan diri dengan peranan-peranan yang melakonkan hidup dan kehidupan di
atas pentas secara khayali. Teater adalah salah satu cara proses interaksi sosial
Dalam memandang suatu karya seni penonton hendaklah mampu memelihara adanya suatu
objektivitas artistik. Ini bisa tercapai dengan menentukan jarak estetik (aestetic distance)
sehubungan dengan karya seni yang dihayatinya. Pemisahan yang dimaksud, antara penonton
dan yang ditonton, pada seni teater diusahakan dengan jalan:
- Menciptakan penataan yang tepat atas auditorium dan pentas.
- Adanya batas artistik proscenium sebagai bingkai gambar.
- Pentas yang terang dan auditorium yang gelap.
Semua itu akan membantu kedudukan penonton sehingga memungkinkan untuk melakukan
perenungan.

Unsur Pendukung

1) Tata artistik merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan dari teater. Pertunjukan teater
menjadi tidak utuh tanpa adanya tata artistik yang mendukungnya. Unsur artistik disini
meliputi tata panggung, tata busana, tata cahaya, tata rias, tata suara, tata musik yang
dapat membantu pementasan menjadi sempurna sebagai pertunjukan. Unsur-unsur artistik
menjadi lebih berarti apabila sutradara dan penata artistik mampu memberi makna kepada
bagian-bagian tersebut sehingga unsur-unsur tersebut tidak hanya sebagai bagian yang
menempel atau mendukung, tetapi lebih dari itu merupakan kesatuan yang utuh dari
sebuah pementasan.

2) Tata panggung adalah pengaturan pemandangan di panggung selama pementasan


berlangsung. Tujuannya tidak sekedar supaya permainan bisa dilihat penonton tetapi juga
menghidupkan pemeranan dan suasana panggung.

3) Tata cahaya atau lampu adalah pengaturan pencahayaan di daerah sekitar panggung yang
fungsinya untuk menghidupkan permainan dan suasana lakon yang dibawakan, sehingga
menimbulkan suasana istimewa.
4) Tata suara adalah pengaturan keluaran suara yang dihasilkan dari berbagai macam sumber
bunyi seperti; suara aktor, efek suasana, dan musik. Tata suara diperlukan untuk
menghasilkan harmoni.

5) Tata rias dan tata busana adalah pengaturan rias dan busana yang dikenakan pemain.
Gunanya untuk menonjolkan watak peran yang dimainkan, dan bentuk fisik pemain bisa
terlihat jelas oleh penonton.

• Unsur Karya Seni Teater


Teater adalah salah satu bentuk kegiatan manusia yang secara sadar menggunakan tubuhnya sebagai
unsur utama untuk menyatakan dirinya yang diwujukan dalam suatu karya (seni pertunjukan) yang
ditunjang dengan unsur gerak, suara, bunyi, dan rupa yang dijalin dalam cerita pergulatan tentang
kehidupan manusia. Jadi, unsur-unsur teater menurut urutannya adalah sebagai berikut.

- Tubuh manusia sebagai unsur utama (pemeran/ pelaku/ pemain/aktor).

- Gerak sebagai unsur penunjang (gerak tubuh,gerak suara, gerak bunyi,dan gerak rupa).

- Suara sebagai unsur penunjang (kata, dialog, dan ucapan pemeran).

- Bunyi sebagai efek penunjang (bunyi benda, efek, dan musik).

- Rupa sebagai unsur penunjang (cahaya, skeneri, rias, dan kostum).

- Lakon sebagai unsur penjalin (cerita, non-cerita, fiksi, dan narasi).

Teater sebagai hasil karya seni merupakan satu kesatuan yang utuh antara manusia sebagai unsur
utamanya dengan unsur-unsur penunjang dan penjalinnya. Dapat dikatakan bahwa teater merupakan
perpaduan segala macam pernyataan seni.

Konsep teater yang dimaksud disini adalah teater dramatik, artinya teater yang berusaha
mengungkapkan dan menampilkan bentrokan atau konflik-konflik nilai. Jadi, pembahasan mengenai
drama bukan sebagai karya sastra, melainkan sebagai karya pentas atau pagelaran.

Dalam pentas drama, unsur action, pemeranan, dan acting merupakan faktor dominan. Action atau
tindakan–tindakan di atas pentas merupakan watak- watak manusia yang dipotret dalam panggung itu
adalah watak yang saling bertikai atau konflik. Konflik manusia ini diwujudkan berupa dialog-dialog
atau bahasa tutur. Jadi, salah satu yang menjadi ciri utama sebuah karya drama adalah dialog tokoh-
tokoh peran yang ada didalamnya.

Teater menjadi sebuah pertunjukan seni jika mengikutsertakan peran penonton. Peran penonton
tersebut menjadikan pertunjukan teater tersebut menyediakan ”ruang-ruang kosong” yang akan
ditanggapi penonton secara estetis. Kreativitas artistik yang dihasilkan oleh seniman melalui
keterampilan dalam mengolah materi dan teknik pengungkapan di atas pentas itu akan menghasilkan
tanggapan-tanggapan estetis penontonnya. Tanggapan tersebut dapat berupa tepuk tangan, teriakan
kekaguman, pesona dalam keheningan, dan laporan-laporan tertulis.
F. SENI TEATER DAGELAN

Definisi dagelan
Dagelan Mataram, Kesenian Jawa yang dilahirkan Masyarakat Yogyakarta. Dagelan Mataram
adalah suatu jenis kesenian Jawa, yang dilahirkan oleh masyarakat Jawa di Yogyakarta.
Dagelan (Jawa) merupakan lawak atau sebuah adegan yang menimbulkan kelucuan. Dalam
bahasa Melayu disebut juga alan-alan. Sementara dalam dialek Jakarta disebut bebodoran.
Dagelan termasuk dalam salah satu seni rakyat yang sifatnya spontan. Pementasan seni ini
tidak terikat pada naskah atau teks yang memberi alur cerita. Spontanitas ini
merupakan improvisasi percakapan yang dilakukan oleh pemain. Dagelan didasari sebuah
lakon singkat yang kemudian dikembangkan sendiri oleh pemainnya ketika pementasan
dagelan berlangsung.  Kelucuan diusahakan dari gerak-gerik, cara bicara, dan isi pembicaraan
pemain. Sifat dagelan adalah parodi, maka efek realistis dihindari. Peran perempuan sering
dimainkan oleh laki-laki. Dalam beberapa pementasan drama panjang, dagelan hadir sebagai
selingan untuk mencairkan suasana. Misalnya pementasan drama terdiri dari dua babak, maka
dalam pergantian babak tersebut dimainkan dagelan. Akan tetapi, ada pula pertunjukan khusus
dagelan. Pertunjukan dagelan tunggal ini bisa selama 4-5 jam. Dagelan tunggal ini terdiri
hanya dari satu babak saja.

Dagelan sebagai seni pertunjukan memiliki kekuatan untuk mengungkapkan komunikasi


aktual yang ada di tengah-tengah komunitas dengan bahasa verbal yang segar dan menarik

Dalam seni pertunjukan teater tradisi di Indonesia, pada umumnya naskah ceritanya banyak
mengambil dari naskah-naskah lama, baik itu sejarah, epos, atau legenda. Dalam naskah-
naskah cerita lama tersebut, tokoh-tokoh aristokrat atau bangsawan biasanya diiringi oleh para
pembantunya. Para pembantu atau abdi tersebut, nantinya yang berperan mengomunikasikan
peristiwa-perisitiwa aktual kepada penonton dengan teknik permainan lawakannya.

Untuk melawak yang membuat penonton tertawa itu memang tidak mudah. Membutuhkan
teknik tersendiri. Baik dari aktingnya di panggung, tutur kata, spontanitas bicara, serta
kemampuan berkomunikasi yang handal. Mereka harus memiliki kapabilitas berbicara yang
tidak menggurui, komunikatif, tidak vulgar, dan menangkap perisitiwa aktual yang akan
dikomunikasikan.

Salah satu jenis seni pertunjukan lawakan yang paling popular di Jawa Tengah antara lain
adalah pertunjukan Dagelan Mataram (DM). Bentuk DM ini bermula dari tradisi keraton
Yogyakarta, yakni Gusti Pangeran Hangabehi (putra Sri Sultan Hamengkubuwana VIII tahun
1880-1939) yang mempunyai abdi dalem yang bertugas menghibur keluarga keraton.

DM adalah salah satu genre sastra yang berbentuk drama komedi yang mengandung cerita,
penokohan, alur, dialog, dan dipentaskan di panggung.

Dagelan/lelucon atau lawakan seringkali disampaikan secara spontan. Namun demikian,


spontanitas tersebut tetap berada dalam kerangka acuan struktur lakon yang harus dipatuhi
oleh tokoh-tokohnya. Lakon adalah istilah lain dari drama dan berasal dari bahasa Jawa yang
berarti lampahan (cerita). Bagi seorang sastrawan, lakon (drama), merupakan jenis sastra di
samping jenis puisi dan prosa.

Spesifikasi DM yang terstruktur dalam sebuah lakon mempengaruhi perkembangan seni lawak
dan teater di Indonesia. Namun demikian, teater-teater tradisional umumnya tidak memiliki
naskah lakon. Adapun sebagian besar lakon-lakon dalam DM berwujud skenario utama atau
lakon balungan yang berisikan inti pokok yang harus dibawakan oleh tokoh-tokohnya. Lakon
balungan ini jarang sekali ditulis dan jika ada hanya beberapa saja. Para pemain hanya diberi
garis besar jalannya cerita dan tugas yang harus dikerjakan di pentas panggung. Merekalah
yang mengembangkannya secara improvisasi atau spontan. Jadi, dagelan tersebut tidak dibuat
secara sembarangan. Seorang pelawak harus mampu memberi dan menerima umpan banyolan,
mengikuti alur, serta memperhatikan lakon.

Salah satu sosok DM yang legendaris adalah Basiyo (populer pada tahun 1950-1980-an). Ia
terkenal dengan piawainya melawak dalam setiap cerita atau kisah yang dibawakannya. Di
samping itu, kemampuan untuk melempar suatu jokes dalam bahasa Jawa juga merupakan ciri
khasnya. Semasa hidup, kemampuannya dalam menghibur semakin baik, penonton kemudian
mengundangnya tidak hanya sebagai pemain ketoprak, namun juga sebagai pelawak. Selain
itu, Basiyo dikenal juga sebagai seorang tokoh yang mempopulerkan acara Pangkur Jengglng
siaran RRI Stasiun Yogyakarta sejak 1954-1979, setiap hari Senin pukul 21.30-23.00, dan
disiarkan lewat program Uyon-uyon Manasuka langsung dari Dalem Ngabeyan, Yogyakarta
(Prabowo, 2007).

Penyajian DM juga menggunakan iringan musik yang berfungsi sebagai pengiring (ilustrasi)
dan selingan antar adegan. Sebagai musik selingan, maka dagelan ini menggunakan iringan
musik yang berdurasi pendek agar tidak mendominasi penyajian cerita. Musik selingan ini
berupa gending-gending Jawa yang berbentuk lancaran dan srepegan. Bentuk gending ini lebih
sederhana dibandingkan bentuk gending-gending yang lain sehingga dapat disesuaikan dengan
kebutuhan adegan.
Isi cerita dalam DM merupakan kisah kehidupan sehari-hari yang diwujudkan dalam sebuah
lakon komedi dan mengandung makna. Muatan ini muncul atas dasar konsep individu sebagai
bagian dari masyarakat yang tidak dapat terhindar dari berbagai kondisi sosial dalam karya
maupun pemikirannya. Hal demikianlah yang mempengaruhi karya dan pemikiran manusia
tersebut tidak terlepas dari nuansa tradisi dan budaya daerah tertentu dimana individu tersebut
pernah mengalami suatu komunikasi bermakna dalam kehidupannya.

Dagelan memiliki fungsi edukasi dan entertainment. Dagelan Mataram menceritakan tokoh-
tokoh dan cerita-cerita sehari-hari kaya akan nilai moral. Penonton maupun pendengar akan
disuguhkan adegan kasus kemudian pada akhir cerita akan ada pesan-pesan yang
disampaikan. Gaya dan pemilihan bahasa menggunakan kalimat-kalimat yang bersifat
menghibur. Tak jarang istilah-istilah lokal jawa muncul sebagai bumbu-bumbu dalam
perjalanan pementasan dagelan mataram ini. Penonton Dagelan akan mendapatkan banyak
nilai plus yakni belajar sambil bergurau. Penonton juga bisa melepas penat lelah dari aktivitas
sehari

Ciri-Ciri Teater Dagelan

Berikut adalah beberapa ciri-ciri teater dagelan:

1. Menggunakan Bahasa Jawa

Teater dagelan menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa pengantar dalam pertunjukan. Bahasa Jawa
yang digunakan memiliki ciri khas tersendiri, seperti penggunaan kata-kata yang kocak dan lucu.

2. Menggunakan Kostum dan Topeng

Kostum dan topeng adalah ciri khas dari teater dagelan. Pemain dagelan memakai kostum yang terdiri
dari baju, celana, dan sorban, serta topeng yang melambangkan karakter yang dimainkan. Topeng
yang digunakan juga memiliki ciri khas masing-masing sesuai dengan karakter yang dimainkan.

3. Menggunakan Alat Musik Tradisional

Alat musik tradisional seperti gamelan dan kendang digunakan dalam pertunjukan teater dagelan. Alat
musik ini memberikan nuansa khas dalam pertunjukan dan mengiringi aksi para pemain dagelan.

4. Tema Cerita yang Lucu dan Kocak


Cerita yang ditampilkan dalam teater dagelan biasanya berupa cerita yang lucu dan kocak. Cerita
tersebut dibawakan dengan dialog-dialog yang mengandung unsur humor dan lucu, sehingga bisa
membuat penonton tertawa.

5. Menggunakan Gerakan Tubuh yang Unik

Gerakan tubuh para pemain dagelan juga memiliki ciri khas tersendiri. Gerakan-gerakan tersebut
menyesuaikan dengan karakter yang dimainkan dan bisa membuat penonton tertawa.

Itulah beberapa ciri-ciri teater dagelan. Teater dagelan merupakan salah satu bentuk seni pertunjukan
yang unik dan kaya akan budaya Indonesia

Bentuk Penyajian Teater Dagelan

Teater dagelan adalah bentuk seni pertunjukan tradisional yang berasal dari Jawa. Berikut adalah
beberapa bentuk penyajian teater dagelan:

1. Gendhing
Gendhing adalah bentuk pementasan teater dagelan yang paling dasar. Pada pementasan ini,
seorang dalang akan memerankan beberapa karakter dalam sebuah cerita. Karakter-karakter
tersebut dapat berupa tokoh wayang atau tokoh-tokoh fiktif lainnya.
2. Geguritan
Geguritan adalah bentuk pementasan teater dagelan yang menekankan pada puisi-puisi Jawa.
Pada pementasan ini, seorang dalang akan membawakan puisi-puisi dengan iringan gamelan.
Puisi-puisi tersebut sering kali memiliki makna filosofis atau moral.
3. Wayang Golek
Wayang golek adalah bentuk teater dagelan yang menggunakan boneka kayu sebagai media
untuk memerankan karakter-karakter dalam cerita. Boneka-boneka tersebut dioperasikan oleh
seorang dalang dengan bantuan wayang kulit.
4. Wayang Kulit
Wayang kulit adalah bentuk teater dagelan yang menggunakan bayangan sebagai media untuk
memerankan karakter-karakter dalam cerita. Karakter-karakter tersebut dihasilkan dari
bayangan boneka kulit yang diproyeksikan ke sebuah layar. Seorang dalang akan
memerankan karakter-karakter tersebut dengan bantuan gamelan.

Unsur Unsur dalam Teater Dagelan

Berikut adalah beberapa unsur dalam teater dagelan beserta penjelasannya:


 Dalang: seorang seniman yang memainkan karakter dalam pementasan teater dagelan. Dalang
juga bertindak sebagai sutradara dan pengarah pementasan.
 Karakter: tokoh yang dimainkan oleh dalang dalam pementasan teater dagelan. Karakter
dapat berupa tokoh wayang atau tokoh-tokoh fiktif lainnya.
 Gamelan: alat musik yang digunakan sebagai pengiring dalam pementasan teater dagelan.
Gamelan terdiri dari berbagai jenis instrumen musik tradisional Indonesia, seperti gong,
kendang, dan saron.
 Pengrawit: pemain gamelan yang memainkan instrumen musik dalam pementasan teater
dagelan.
 Lagu: bagian dari pementasan teater dagelan yang berisi lagu-lagu tradisional Jawa. Lagu-
lagu ini sering kali mengandung pesan moral atau filosofis.
 Cerita: narasi atau plot yang diceritakan dalam pementasan teater dagelan. Cerita dalam teater
dagelan dapat berasal dari berbagai sumber, seperti cerita rakyat atau cerita fiksi.

G. EKSISTENSI TEATER DAGELAN

dagelan adalah seni pertunjukan yang dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Teater ini
telah ada sejak masa kolonial Belanda dan masih populer hingga saat ini.

Teater dagelan memadukan unsur komedi dengan musik dan tarian. Biasanya, pertunjukan ini
mengambil tema dari kehidupan sehari-hari dan mengkritik berbagai masalah sosial. Selain itu, teater
dagelan juga sering digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan moral dan budaya. Meskipun teater
dagelan telah mengalami perubahan dan adaptasi seiring berjalannya waktu, namun tetap
mempertahankan ciri khasnya. Hari ini, teater dagelan tetap menjadi seni pertunjukan yang sangat
dihargai dan diapresiasi oleh masyarakat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai