Anda di halaman 1dari 7

Seni Teater

Dramatik
1. Saskia Nabila
2. Nadira
3. Ulfa Aulia
4. Nurul Maulidiana R
5. Siti Zulfa
Sejarah Seni Teater
Sejarah Teater

Sejarah Teater Kata tater atau drama berasal dari bahasa Yunani ”theatrom” yang berarti gerak. Tontonan drama
memang menonjolkan percakapan (dialog) dan gerak-gerik para pemain (aktif) di panggung. Percakapan dan gerak-
gerik itu memperagakan cerita yang tertulis dalam naskah. Dengan demikian, penonton dapat langsung mengikuti dan
menikmati cerita tanpa harus membayangkan. Teater sebagai tontotan sudah ada sejak zaman dahulu. Bukti tertulis
pengungkapan bahwa teater sudah ada sejak abad kelima SM.

Hal ini didasarkan temuan naskah teater kuno di Yunani. Penulisnya Aeschylus yang hidup antara tahun 525-456 SM.
Isi lakonnya berupa persembahan untuk memohon kepada dewa-dewa. Lahirnya adalah bermula dari upacara
keagamaan yang dilakukan para pemuka agama, lambat laun upacara keagamaan ini berkembang, bukan hanya
berupa nyanyian, puji-pujian, melainkan juga doa dan cerita yang diucapkan dengan lantang, selanjutnya upacara
keagamaan lebih menonjolkan penceritaan. Sebenarnya istilah teater merujuk pada gedung pertunjukan, sedangkan
istilah drama merujuk pada pertunjukannya, namun kini kecenderungan orang untuk menyebut pertunjukan drama
dengan istilah teater.
Teater Dramatik
Istilah dramatik ini digunakan untuk dapat menyebut pertunjukan teater yang dengan berdasarkan pada dramatika
lakon yang dipentaskan. Di dalam teater dramatik, perubahan karakter dengan secara psikologis ini sangat
diperhatikan. Situasi cerita serta latar belakang kejadian ini dibuat sedetil mungkin.

Rangkaian cerita di dalam teater dramatik ini mengikuti alur plot itu dengan ketat. Fokus pertujukan teater dramatik
ialah menarik minat serta rasa penonton terhadap situasi cerita yang disajikan. Di dalam teater dramatik, laku aksi
pemain ini sangat ditonjolkan.

Satu peristiwa atau kejadian berkaitan dengan peristiwa lain kemudian membentuk keseluruhan cerita. Karakter yang
disajikan di atas pentas ini ialah karakter tanpa improvisatoris. Teater dramatik ini mencoba mementaskan cerita
seperti halnya realita.
Tujuan Fungsi
Teater Dramatik bertujuan agar penonton 1. Teater sebagai Sarana Upacara
dapat mengikuti alur dari sebuah situasi dalam Teater yang berfungsi sebagai kepentingan upacara biasanya
cerita yang sedang dipentaskan. Kerja keras tidak membutuhkan panggung khusus maupun podium penonton.
Biasanya teater ini bersifat religius. Misalnya upacara kematian di
para aktor dan aktris harus sangat ditonjolkan Bali, Ngaben.
lantaran akan memengaruhi emosi penonton 2. Teater sebagai Media Ekspresi
sehingga pesan dan juga perasaan dalam cerita Merupakan dasar dari teater untuk mengungkapkan suatu pesan
dapat disampaikan dengan baik. atau cerita melalui gerak, kata, maupun tari.
3. Teater sebagai Media Hiburan
Teater juga menjadi hiburan yang menarik karena berisi berbagai
macam cerita dan ekspresi dari pemain yang sangat indah.
Misalnya teater tentang Ramayana.
4. Teater sebagai Media Pendidikan
teater ini dipentaskan dengan pesan dan harapan adanya pesan
moril yang disampaikan dengan kemasan yang unik dan menarik.
Ciri-ciri Contoh
Ciri-ciri teater dramatik: Teater Shakespeare (Inggris)
-Menggunakan dialog, monolog, dan aksi untuk Teater Broadway (AS)
menceritakan cerita dan mengekspresikan ide Teater Peking Opera (China)
dan emosi. • Teater Noh (Jepang)
-Menggunakan kostum, tata rias, dan dekorasi • Romeo and Juliet
untuk membantu menciptakan suasana dan • Drama Punakawan
menambahkan kontekstual ke pertunjukan. • Mahabrata
-Biasanya terdiri dari beberapa peran yang
dimainkan oleh aktor atau aktris.
-Dapat menggunakan musik, tarian, dan efek
suara untuk menambah kesan pertunjukan
Contoh Gambar Teater Dramatik
THANK YOU
FOR YOUR
ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai