Disusun oleh :
1. Eurydice Angelyn Valerie Ng (XI.10)
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………..
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………………………...3
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………………………..4
1.3 Tujuan Praktikum ……………………………………………………………………………..4
LAMPIRAN ………………………………………………………………………….....................17
2
BAB I PENDAHULUAN
3
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh suhu air yang berbeda terhadap laju difusi bubuk kopi?
2. Apakah ada pengaruh konsentrasi larutan terhadap osmosis telur ayam?
3. Apakah ada pengaruh konsentrasi larutan gula yang berbeda terhadap massa kentang?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengaruh suhu air terhadap proses difusi bubuk kopi.
2. Mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi larutan terhadap osmosis telur ayam.
3. Mengetahui pengaruh larutan dengan konsentrasi gula yang berbeda terhadap osmosis kentang.
4
BAB II KAJIAN TEORI
Difusi adalah perpindahan molekul-molekul dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah baik
melalui membran plasma ataupun tidak. Molekul dan ion yang terlarut dalam air bergerak secara acak
dengan konstan. Gerakan acak ini mendorong terjadinya difusi. Difusi dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu difusi sederhana dan difusi terbantu.
1. Difusi Sederhana
Molekul zat dapat berdifusi secara spontan hingga dicapai kerapatan yang sama dalam suatu
ruangan.
2. Difusi Terbantu
Difusi terbantu merupakan proses difusi dengan perantara protein pembawa. Arah perpindahan
molekul seperti halnya pada difusi biasa yaitu dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah, hanya
saja protein pembawa membantu proses perpindahan molekul ini.
Difusi terbantu merupakan transpor melalui media pembawa.
5. Suhu
Pergerakan molekul dipengaruhi oleh suhu. Kadar resapan akan menjadi lebih cepat pada suhu
yang tinggi dibandingkan dengan suhu yang rendah.
Peristiwa osmosis terjadi dalam sel. Bila konsentrasi larutan dalam sel tinggi, air akan masuk sel dan
terjadi endosmosis. Hal ini menyebabkan tekanan osmosis sel menjadi tinggi. Keadaan yang demikian
dapat memecahkan sel (lisis. Jadi, lisis adalah hancurnya sel Karena rusak atau robeknya membrane
plasma. Sebaliknya, apabila konsetrasi larutan di luar sel lebih tinggi, air dalam sel akan keluar dan
6
terjadi eksosmosis. Eksosmosis pada hewan akan menyebabkan pengerutan sel yang disebut krenasi dan
oada tumbuhan akan menyebabkan terlepasnya membrane dari dinding sel yang disebut plasmolisis.
2.2 Hipotesis
H0 : Tidak adanya pengaruh suhu yang berbeda terhadap laju difusi bubuk kopi.
H1 : Adanya pengaruh suhu yang berbeda terhadap laju difusi bubuk kopi.
7
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Kimia SMA Katholik Yos Sudarso Batam. Pada hari Kamis,
17 November 2022, pukul 13.00 WIB hingga pukul 14.30 WIB.
1. Kopi bubuk
2. 3 sendok
3. 1 gelas
4. air dingin
5. 1 gelas air biasa
6. 1 gelas air panas
7. Stopwatch
1. 2 butir telur
2. 4 sdm sirup
3. 1 sedotan aqua
4. 1 sedotan ukuran biasa
5. 2 gelas kimia 50 ml
6. Air
7. Sendok
8. Pinset
9. Lilin
10. Korek api
8
3.2.3 Praktikum Osmosis pada Kentang
1. 2 buah kentang
2. Gula
3. Air suling
4. 2 gelas ukur 50 ml
5. Pisau
6. Timbangan
7. Tissue
8. Sendok
10
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Praktikum Difusi Bubuk Kopi
11
3.5 Denah Penelitian
12
3.5.3 Denah Penelitian Osmosis pada Kentang
13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pembahasan
Pada gelas yang berisikan air panas, teramati bahwa bubuk kopi cepat larut dalam air. Setelah dibiarkan
selama 1 jam, tampak sebagian besar kopi terlarut dalam air dan warnanya sangat pekat.
Pada gelas yang berisikan air biasa, teramati bahwa kopi membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
larut. Setelah dibiarkan selama 1 jam, tampak hanya sebagian kopi yang terlarut dalam air dan warnanya
agak pekat namun tidak sepekat percobaan pertama.
Pada gelas yang berisikan air dingin, teramati bahwa kopi sukar larut. Setelah dibiarkan selama 1 jam,
tampak hanya sedikit kopi yang terlarut dan warnanya tidak pekat.
Pada gelas pertama, telur diletakkan di atas air. Setelah ditinggal selama 24 jam, teramati bahwa cairan
yang terdapat di dalam telur naik melewati selaput membrane telur menuju sedotan dan mencapai tinggi
air 15 cm.
Pada gelas kedua, telur diletakkan di atas larutan sirup. Setelah ditinggal selama 24 jam, teramati bahwa
air tidak naik ke sedotan.
14
4.2.1 Pembahasan Difusi Kopi
Pengertian Difusi adalah peristiwa berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian
berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. (Hipertonis ke hipotonis). Kali ini,
kelompok kami memakai praktikum sederhana lewat difusi kopi. Pada gelas air panas, bubuk kopi
(hampir semuanya) terlarut sempurna dan ampas kopi sudah tenggelam tanpa diaduk. Dalam hal ini kopi
yang terlarut merupakan proses difusi. Jadi, difusi yang terjadi pada kopi ini adalah akibat air panas
(suhu) yang mengakibatkan bubuk kopi teracak dan terlarut dalam air. Akibat dari terlarutnya kopi
dalam air panas adalah pekatnya/keruhnya warna air karena molekul air sudah berikatan dengan zat
terlarut (kopi).
Pada gelas air biasa, hanya sebagian kopi yang terlarut kedalam air. Selain itu, ampas bubuk kopi
masih terlihat mengambang dan tidak benar benar terlarut. Akibatnya warnanya tidak sepekat larutan
pada gelas air panas. Terakhir, pada gelas air dingin hanya sedikit kopi yang terlarut. Munculnya ampas
kopi yang mengendap dan mengambang membuat kami yakin bahwa dalam air dingin kopi hampir tidak
bisa terlarut dalam air. Akibatnya warna tidak pekat, hanya terlihat agak gelap yang dikarenakan kopi
(yang tidak larut) mengambang di permukaan air.
Maka itu, untuk kecepatan yang maksimal dalam pelarutan kopi, air panas merupakan air yang
tercepat karena diakibatkan suhu daripada air biasa dan dingin. Hal ini disebabkan oleh 'Sifat kelarutan
padatan dalam cairan yang akan meningkat sejalan dengan peningkatan suhu. Maka, adanya reaksi (H1)
dimana kepadatan (zat terlarut) akan semakin mudah larut dalam cairan yang memiliki suhu yang lebih
tinggi.
Pada Proses osmosis Hewan kami melakukan uji coba pada telur ayam. Proses osmosis ini
merupakan proses pergerakan atau perpindahan molekul dari konsentrasi rendah (hipotonis) menuju
larutan dengan konsentrasi tinggi (hipertonis) melalui membran semipermeabel. Dari hasil praktikum
kita dapat mengetahui dan menghitung nilai laju osmosis yang terjadi pada telur ayam.
Pada prosedur kerja yang telah kami ikuti, telur ayam harus dilubangi pada kedua kutub telur.
Terutama harus dilakukan secara hati-hati agar tidak membuat selaput nya bocor atau pecah sebaliknya
pada kutub telur berlawanan dilubangi hingga cangkangnya saja, dan terakhir ditanamkan sedotan. Kita
dapat mengamati bagaimana molekul air yang memiliki konsentrasi rendah dapat berpindah ke cairan
telur yang memiliki konsentrasi tinggi lewat sedotan yang ditanamkan tersebut. Dalam hal ini air
sebagai pelarut yang memiliki konsentrasi rendah (hipotonis) dan cairan di dalam telur merupakan
pelarut yang memiliki konsentrasi tinggi (hipertonis). Kesetimbangan dinamis akan terjadi jika
konsentrasi antara larutan air dan cairan telur sama dan terbentuk larutan yang isotonis, kami
menggunakan air dan sirup untuk uji coba. Perpindahan larutan juga terjadi akibat adanya perbedaan
konsentrasi.
Oleh karena itu, dari hasil praktikum yang kami lakukan terjadi (H1) pada sedotan diperoleh
peningkatan tekanan pada sedotan yang diakibatkan oleh tekanan osmosis. Pada telur yang dimasukkan
ke dalam air, air mendorong isi telur keluar sedotan. Hal sebaliknya berlaku pada telur yang dimasukkan
kedalam sirup. Konsentrasi air pada sirup lebih rendah (hipotonis) dibandingkan konsentrasi yang ada
15
pada telur (hipertonis) sehingga terjadi osmosis, dimana cairan yang berada dalam telur keluar melalui
dinding telur sebagai membran semipermeabel. Hal ini menyebabkan telur tidak naik ke permukaan.
Dalam Osmosis tumbuhan, kelompok kami memiliki sedikit perbedaan dari referensi. Terjadi
proses perpindahan secara osmosis, yakni tanpa menggunakan sirup melainkan hanya menggunakan air
yang dicampurkan dengan gula. Pada percobaan ini, masing-masing air kami beri 5 sendok dan 10
sendok gula sehingga terjadi perubahan kadar glukosa pada air. Selanjutnya, kami tidak memakai sirup
sebagai perantara didalam kentang dan lebih memilih untuk memakai kentang saja untuk direndam.
Praktikum osmosis pada kentang satu ini bertujuan untuk menghitung berapa berat atau massa yang (air
keluar) berasal dari kentang. (H1) Setelah uji coba, kami dapatkan bahwa kentang akan berkurang
massanya jika direndam 1-2 hari (serta berjamur). Ini disebabkan karena tidak ada kadar air yg
diletakkan dalam sisi kentang tersebut maka terjadi penyusutan berat atau massa kentang. Kentang tidak
terjadi perubahan bentuk sebab sel tumbuhan memiliki dinding sel yang menahan sel agar tidak pecah.
Air yang dicampurkan gula dengan konsentrasi tinggi bergerak ke melalui pori-pori/celah sel kentang
sehingga terjadi penyusutan jika tidak ada perantara dalam kentang nya. Gula yang dicampurkan juga
mengakibatkan bedanya penurunan massa pada kentang. Jika konsentrasi nya lebih banyak (gula) maka
massa akan lebih banyak berkurang.
16
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Melalui praktikum difusi dan osmosis yang telah dilakukan kami memahami bahwa difusi terjadi
dari perubahan konsentrasi tinggi ke rendah sehingga dapat disimpulkan bahwa : reaksi difusi kopi
terjadi jika air dalam suhu tinggi. Semakin tinggi suhu air, maka semakin cepat ke terlarutan kopi pada
air. Selanjutnya, kami memahami bahwa pada osmosis akan terjadi dari konsentrasi rendah ke tinggi
yang memiliki reaksi berbeda pada sel hewan dan tumbuhan. Salah satunya osmosis pada sel hewan,
proses naiknya cairan yang terdapat dalam telur dapat diartikan sebagai proses osmosis. Cairan yang
terdapat dalam telur dapat naik ke atas karena air yang merupakan pelarut yang memilki konsentrasi
rendah (hipotonik) akan berpindah ke cairan telur yang memiliki konsentrasi tinggi (hipertonik)
melewati selaput membrane telur yang selektif permeable dengan melawan gradient konsentrasi melalui
proses osmoregulasi. Maka air tersebut yang mengakibatkan tekanan pada cairan telur tersebut naik dari
konsentrasi rendah samapai tinggi. Akhirnya, pada osmosis sel tumbuhan, air dalam gelas percobaan
kentang yang berkonsentrasi tinggi (gula) masuk ke dalam kentang melalui sel sel kentang sehingga
kentang massanya berkurang. Pada osmosis kentang ini, kentang tidak akan pecah karena memiliki
dinding sel. Namun, kami belajar dari praktikum ini jika larutan air yang dicampurkan gula lebih banyak
akan menyebabkan banyak penurunan massa pada kentang.
5.2 Saran
Sebagai saran agar ada kemajuan dan evaluasi untuk praktikum kedepannya, sebaiknya kami
dapat lebih memahami dan mengikuti setiap langkah dengan persis agar terjadi sesuai ekspetasi serta
lebih menjaga kekompakkan agar semua anggota kelompok bisa aktif dan membantu kegiatan praktikum
berjalan dengan lancar. Diperlukan juga ketelitian dan kesabaran untuk melakukan praktikum secara baik
dan benar lalu ketepatan waktu untuk tidak menunda pekerjaan.
17
DAFTAR PUSTAKA
18
LAMPIRAN
19
20
Pengembangan Langkah - langkah Praktikum Difusi Kopi
21
Pengembangan Langkah – langkah Praktikum Osmosis Kemtang
22
Hasil Akhir Praktikum
23
24