Anda di halaman 1dari 6

Monosakarida merupakan zat yang mereduksi dikarenakan adanya gugus karbonil.

Biasanya disebut dengan menambahkan akhiran ose (atau osa dalam istilah Indonesia) pada
akhir kata, seperti gluocose (glukosa) dan fructose (fruktosa). Akhiran osa ini sering
digunakan sebagai nama umum. Selain itu, penggolongan monosakarida tergantung pada
jumlah atom oksigen yang terdapat di dalam senyawa.

Monosakarida dari Bahasa Yunani “mono” yang berarti “satu” dan sacchar
yang berarti “gula” , ialah senyawa karbohidrat didalam bentuk gula yang
paling sederhana. Beberapa dari monosakarida tersebut memiliki rasa manis.
Sifat umum pada monosakarida ialah larut air, tidak berwarna, dan juga
berbentuk padat kristal. Contoh dari monosakarida ialah glukosa (dekstrosa),
galaktosa, xilosa ,fruktosa (levulosa), dan juga ribosa. Monosakarida ialah
senyawa pembentuk disakarida (seperti sukrosa) dan juga polisakarida
(seperti selulosa serta amilum).

Disakarida
Disakarida ialah gula atau karbohidrat yang dibuat dengan melalui dengan
cara menghubungkan dua monosakarida.

Disakarida sangat penting untuk farmasi. seperti sukrosa (gula pasir), laktosa
(gula susu), dan gentiobiosa. Sukrosa adalah disakarida yang tidak mereduksi
karena tidak memiliki gugus aldehida bebas. Sukrosa merupakan satu-
satunya disakarida banyak terdapat pada tanaman, sari buah-buahan, air
batang tebu, dan tanaman lain.

Disakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari dua molekul


monosakarida yang berikatan melalui gugus -OH dengan melepaskan
molekul air. Contoh dari disakarida adalah sukrosa, laktosa, dan maltosa.

Polisakarida
Polisakarida sering juga dinamakan senyawa bukan gula karena rasanya tidak
manis. Polisakarida merupakan senyawa yang terdiri dari ratusan atau bahkan
ribuan satuan monosakarida per molekul. Seperti pada disakarida, satuan-
satuan polisakarida saling berhubungan satu sama lain secara glikosidik dan
dapat dipecah dengan cara hidrolisis. Polisakarida adalah polimer yang
terbentuk secara alami. Polisakarida dianggap berasal dari aldosa atau ketosa
dengan polimerisasi kondensasi

Polisakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari banyak sakarida


sebagai monomernya. Rumus umum polisakarida yaitu C6(H10O5)n. Contoh
polisakarida adalah selulosa, glikogen, dan amilum.  Polisakarida dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu polisakarida simpanan dan polisakarida struktural.
Polisakarida simpanan berfungsi sebagai materi cadangan yang ketika
dibutuhkan akan dihidrolisis untuk memenuhi permintaan gula bagi sel. 
Polisakarida struktural berfungsi sebagai materi penyusun dari suatu sel atau
keseluruhan organisme.

polisakarida ialah polimer karbohidrat kompleks yang terbentuk melalui


hubungan dari banyak monomer monosakarida. Salah satunya dari
polisakarida ialah pati, bentuk utama dari penyimpanan energi pada suatu
tanaman. Pati ialah bahan makanan pokok pada sebagian besar manusia.
Makanan seperti jagung, kentang, beras, dan juga gandum memiliki
kandungan pati yang tinggi.

Sifat Klasifikasi
Karbohidrat (hidrat dari karbon, hidrat arang) atau sakarida (dari bahasa
Yunani σάκχαρον, sákcharon, berarti “gula”) adalah segolongan
besarsenyawa organik yang paling melimpah di bumi. Karbohidrat memiliki
berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan bakar
(misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan
dan glikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada
tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur). Pada proses fotosintesis, tumbuhan
hijau mengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat.

Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-


keton, atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila
dihidrolisis. Karbohidrat mengandung gugus
fungsi karbonil (sebagai aldehida  atau keton) dan banyak gugus hidroksil.
Pada awalnya, istilah karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa yang
mempunyai rumus (CH2O)n, yaitu senyawa-senyawa yang n atom karbonnya
tampak terhidrasi oleh n molekul air. Namun demikian, terdapat pula
karbohidrat yang tidak memiliki rumus demikian dan ada pula yang
mengandungnitrogen, fosforus, atau sulfur.

Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu


molekul gula sederhana yang disebut monosakarida, misalnya
glukosa, galaktosa, dan fruktosa. Banyak karbohidrat
merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang terangkai menjadi
rantai yang panjang serta dapat pula bercabang-cabang, disebut polisakarida,
misalnya pati, kitin, dan selulosa. Selain monosakarida dan polisakarida,
terdapat pula disakarida (rangkaian dua monosakarida)
dan oligosakarida (rangkaian beberapa monosakarida).

Klasifikasi Karbohidrat
Berdasar kompleksitasnya, dapat dibagi menjadi 3 golongan, yaitu :

1. Monosakarida; karbohidrat tunggal


2. Oligosakarida; karbohidrat yg tersusun dr beberapa(6 – 8)
monosakarida
3. Polisakarida; karbohidrat yang tersusun dari lebih dari 10 monosakarida

1. Monosakarida
Monosakarida merupakan jenis karbohidrat sederhana yang terdiri dari 1
gugus cincin. Contoh dari monosakarida yang banyak terdapat di dalam sel
tubuh manusia adalah glukosa, fruktosa dan galaktosa. Glukosa di dalam
industri pangan lebih dikenal sebagai dekstrosa atau juga gula anggur. Di
alam glukosa banyak terkandung di dalam buah-buahan, sayuran dan juga
sirup jagung.
Fruktosa dikenal juga sebagai gula buah dan merupakan gula dengan rasa
yang paling manis. Di alam fruktosa banyak terkandung di dalam madu
(bersama dengan glukosa), dan juga terkandung diberbagai macam buah-
buahan.
Sedangkan galaktosa merupakan karbohidrat hasil proses pencernaan laktosa
sehingga tidak terdapat di alam secara bebas. Selain sebagai molekul tunggal,
monosakarida juga akan berfungsi sebagai molekul dasar bagi pembentukan
senyawa karbohidrat kompleks pati (starch) atau selulosa.

2. Olisakarida
Olisakarida adalah KH yang jika dihidrolisis menghasilkan 2-8 gugus
monosakarida. Contoh: Maltotriose glukosa+glukosa+glukosa. Kelompok
oligosakarida ini diantaranya juga termasuk disakarida. Disakarida
merupakan jenis karbohidrat yang banyak dikonsumsi oleh manusia di dalam
kehidupan sehari-hari. Setiap molekul disakarida akan terbentuk dari
gabungan 2 molekul monosakarida.
Contoh disakarida yang umum digunakan dalam konsumsi sehari-hari adalah
sukrosa yang terbentuk dari gabungan 1 molekul glukosa dan fruktosa dan
juga laktosa yang terbentuk dari gabungan 1 moleku glukosa & galaktosa. Di
dalam produk pangan, sukrosa merupakan pembentuk hampir 99% dari gula
pasir atau gula meja (table sugar) yang biasa digunakan dalam konsumsi
sehari-hari sedangkan laktosa merupakan karbohidrat yang banyak terdapat di
dalam susu sapi dengan konsentrasi 6.8gr/100 ml.

3. Polysakarida
Polisakarida adalah KH yang jika dihidrolisis menghasilkan lebih dari 6
gugus monosakarida. Contohnya yaitu: Glikogen, Amilum, Selulosa dan
Dextrin. Berdasarkan fungsinya polisakarida dibagi menjadi polisakarida
sebagai bahan bakar (glikogen dan amilim) dan polisdakarida sebagai
struktural (dextran, kitin dan selulosa).

 a. Glikogen
Glikogen merupakan salah satu bentuk simpanan energi di dalam tubuh
yang dapat dihasilkan melalui konsumsi karbohidrat dalam sehari-hari
dan merupakan salah satu sumber energi utama yang digunakan oleh
tubuh pada saat berolahraga. Di dalam tubuh glikogen akan tersimpan
di dalam hati dan otot. Kapasitas penyimpanan glikogen di dalam tubuh
sangat terbatas yaitu hanya sekitar 350-500 gram atau dapat
menyediakan energi sebesar 1.200-2.000 kkal. Namun kapasitas
penyimpanannya ini dapat ditingkatkan dengan cara memperbesar
konsumsi karbohidrat dan mengurangi konsumsi lemak atau dikenal
dengan istilah carbohydrate loading dan penting dilakukan bagi atlet
terutama yang menekuni cabang olahraga bersifat endurans (endurance)
seperti maraton atau juga sepakbola. Sekitar 67% dari simpanan
glikogen yang terdapat di dalam tubuh akan tersimpan di dalam otot dan
sisanya akan tersimpan di dalam hati. Di dalam otot, glikogen
merupakan simpanan energi utama yang mampu membentuk hampir
2% dari total massa otot. Amilum (pati) Pati merupakan simpanan
energi di dalam sel-sel tumbuhan berbentuk butiran-butiran kecil
mikroskopik dengan berdiameter berkisar antara 5-50 nm.

Struktur pati terdiri dari α- amilosa dan amilopektin. Amilosa


merupakan polimer glukosa rantai panjang yang tidak bercabang
sedangkan amilopektin merupakan polimer glukosa dengan susunan
yang bercabang-cabang. Komposisi kandungan amilosa dan
amilopektin ini akan bervariasi dalam produk pangan dimana produk
pangan yang memiliki kandungan amilopektin tinggi akan semakin
mudah untuk dicerna. Di alam, pati akan banyak terkandung dalam
beras, gandum, jagung, biji-bijian seperti kacang merah atau kacang
hijau dan banyak juga terkandung di dalam berbagai jenis umbi-umbian
seperti singkong, kentang atau ubi.

 b. Kitin
Kitin merupakan polimer dari N-asetil –D-glukosamin yang
digabungkan oleh ikatan β. Kitin terdapat pada cangkang kulit luar
insekta.
 c. Dextran
Dextran merupakan polimer dari glukosa, dimana masing-masing residu
glukosa dihibun gkan dengan ikatan α 1-6. dextan juga memilki rantai
cabang yang dibentuk khusus dengan ikatan α 1-2, α 1-3 atau α 1-4
tergantung pada spesies bakteri yang menggunakan dextran sebagai
sumber casdangan makanannya.
 d. Selulosa
Selulosa merupakan suatu senyawa homopolisakarida yang linier,
berbentuk seperti rambut, dan tidak larit dalam air. Selain itu,
merupakan polosakarida ekstraseluler pada dinding sel tumbuhan
tinggi, mikroorganisme dan permukaan luar membran sel hewan. Unit
pembentuk selulosa adalah D- glukosa dengan ikatan β 1-4.

Identifikasi Karbohidrat
Pemisahan dan identifikasi karbohidrat dapat dilakukan dengan teknik
kromatografi, akan tetapi terdapat sejumlah test-test kualitatif yang dapat
dilakukan diantaranya :

1. Uji Molish
Uji ini merupakan uji yang paling umum untuk pengetesan adanya
karbohidrat dan senyawa organik lainnya. Pada uji ini asam sulfat pekat
berfungsi untuk menghidrolisis ikatan glikosidik, menghasilkan
monosakarida yang akan didehidrasi menjadi furfural dan turunanya.
Furfural mengalami sulfonasi dengan alpha naftol yang akan
menghasilkan cincin warna ungu kompleks (merah-ungu), yang
menunjukan adanya karbohidrat.
2. Uji Benedict
Uji ini digunakan untuk pengetesan adanya gula pereduksi. Hasil tes ini
memberikan endapan warna hijau, kuning, atau merah jingga yang
memberikan perkiraaan semikualitatif adanya sejumlah gula yang
mereduksi.
3. Uji Barfoed
Uji ini digunakan untuk membedakan monosakarida, disakarida, dan
polisakarida. Barfoed merupakan pereaksi yang bersifat asam lemah
dan hanya direduksi oleh monosakarida. Disakarida akan dapat
dihidrolisis sehingga bereaksi positif dengan pemanasan yang lebih
lama. Dengan kata lain untuk membedakan monosakarida, disakarida,
polisakarida tergantung berapa lama pemanasan sampai terbentuk
endapan tembaga oksida yang berwarna merah bata.
4. Uji Bial
Uji ini digunakan untuk menguji adanya gula pentosa. Pemanasan
pentosa dengan HCL pekat akan menghasilkan furfural yang
berkondensasi dengan orcinol dan ion feri . Hasil pemanasan akan
menghasilkan warna biru-hijau yang menunjukan adanya gula pentosa.
5. Uji Selliwanof
Uji ini digunakan untuk menguji adanya gugus keton. Ketosa akan
didehidrasi lebih cepat dari aldosa. Furfural akan berkondensasi dengan
recorcinol (1,3- dihidroksi benzena) yang akan memberikan warna
merah kompleks (merah-cherry).
6. Uji Iodium
Uji ini digunakan untuk menguji adanya polisakarida. Pembentukan
warna biru menunjukan adanya pati, warna merah menunjukan adanya
glikogen atau eritrodekstrin.

Anda mungkin juga menyukai