Anda di halaman 1dari 2

Nama : Mujtahid Irfan Fauzi

Kelas : XI IPS 3
Materi Pokok : Nilai – nilai dalam cerpen

Berdasarkan teks cerpen di atas, tentukanlah nilai-nilai yang terkandung di dalamnya!


No Nilai Penjelasan
1 sosial  “Mbok Inem”, kata ibu waktu Inem sudah kembali ke
dapur. “Anak-anak kecil tidak boleh dikawinkan”.
 “Moga-moga tak ada kecelakaan menimpa diri anak
kecil itu”.
 ibu berkata perlahan-lahan. “Anak begitu kecil. Baru
delapan tahun. Kasihan. Tapi mereka butuh wang.
Dan jalan satu-satunya hanya mengawinkan
anaknya”.
2 moral  Dan ibu bertanya: “Inem, sudah maukah engkau
dikawinkan”. Inem menundukkan kepala. Ia sangat
hormat terhadap bunda. Tak pernah satu kali pun
kudengar dia membantah.
 “Inem sudah cukup berbakti, ndoro. Dan kalau dia
memukuli, dan Inem kesakitan, berbakti jugakah itu,
ndoro?”, tanyanya betul-betul minta keterangan
3 agama  Tak bunda berbimbang-bimbang dalam
menjawabnya. Berkata tegas: “Inem, engkau
sekarang janda. Di sini banyak anak lelaki yang
sudah besar-besar. Bukankah tidak baik dipandang
mata orang lain?”.
 Kalau engkau menganggur, engkau harus berdoa
pada Tuhan agar dia selamat selalu.
4 budaya  Kemudia mbok Inem dan ibu makan sirih. Ibu sendiri
tak suka sering-sering makan sirih. Ini dikerjakannya
bila ada tamu perempuan saja
 Kemudian pengantin itu diikat jadi satu dan dituntun
dibawa bersama ke puadai. Waktu itu juga terdengar
para hadirin bersama-sama: “Anak satu jadi dua.
Anak satu jadi dua. Anak satu jadi dua”.

5 pendidikan  “Nah, pulanglah pada lakimu. Engkau – kalau engkau


meninggalkan lakimu begitu saja, takkan baik jadinya
dengan dirimu di kemudian hari dan sekarang”, kata
ibu lagi.
 Sering terdengar teriak kesakitannya. Bila ia
meraung, kututup kupingku dengan kedua belah
tangan. Dan ibu pun tetap memegang kesopanan
rumahtangganya.
6 sejarah  “Kalau pengantin menangis, ialah karena dia ingat
pada nenek-moyang yang sudah lama meninggal.
Aewah-arwah mereka turut menghadiri upacara itu.
Dan lagi mereka bersenang-hati keturunannya telah
menikah dengan selamat”, jawab ibu.
 “Inem, walau bagaimanapun, seorang perempuan
harus berbakti pada suaminya. Bila engkau tak
berbakti pada lakimu, engkau akan kena sumpah
nenek-moyangmu”, kata ibu.

7 ekonomi  “Kami bukan dari golongan priayi, ndoro. Aku pikir


dia sudah ketuaan setahun. Si asih itu mengawinkan
anaknya dua tahun lebih muda daripada anakku”.
 “O, bapak si Inem setuju saja. Apalagi si Markaban
anak orang kaya – anak satu-satunya. Dia sendiri
sekarang sudah mulai turut berdagang sapi di
Rembang, di Cepu, di Medang, di Pati, di Ngawen
dan juga di Blora sini”, kata mbok Inem.

Anda mungkin juga menyukai