disusun oleh :
1. Chandra Winata
2. Eurydice Angelyn V. Ng
3. Lucius Fedel Ser
4. Zhonata Chiu
Kelas : XI.10
Penulis
i
Daftar Isi
ii
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 18
3.4.2 Instrumen Penelitian ........................................................................................ 20
BAB IV ............................................................................................................................. 23
HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................................... 23
4.1 Hasil ........................................................................................................................ 23
4.1.1. Hasil Angket ................................................................................................... 23
4.1.2 Hasil Observasi ................................................................................................ 27
4.2 Pembahasan ...................................................................................................... 28
BAB V .............................................................................................................................. 30
KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................................... 30
5.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 30
5.2 Saran ....................................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 32
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Maka dari itu, sebagai bagian dari remaja yang juga memiliki circle
pertemanan kami masing-masing, timbul rasa ingin tahu dan hasrat untuk menggali
lebih dalam mengenai dampak dari pembentukan circle terhadap perubahan tingkah
laku dari remaja. Maka dari itu, dibuatlah sebuah karya ilmiah yang akan mengkaji
mengenai pengaruh dari pembentukan circle terhadap perubahan tingkah laku
remaja, serta bagaimana cara mengatasi hal-hal negatif yang dapat ditimbulkannya.
2
1.4. Tujuan
1. Untuk mengetahui alasan seorang remaja bergabung dalam sebuah circle.
2. Untuk mengetahui bagaimana suatu circle dapat mempengaruhi tingkah
laku seseorang.
3. Untuk mengetahui bagaimana circle yang berbeda dapat memberikan
pengaruh yang berbeda terhadap tingkah laku individu
4. Untuk mengetahui dampak positif eksistensi circle terhadap tingkah laku
remaja
5. Untuk mengetahui dampak negatif eksistensi circle terhadap tingkah laku
remaja
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
Perubahan sosio-emosional yang dialami remaja adalah pencarian bukaan
diri. Ketika untuk kebebasan, konflik dengan orang tua, dan keinginan untuk
menghabiskan lebih banyak waktu dengan teman sebaya. Percakapan dengan
teman-teman menjadi lebih intim dan memasukkan lebih banyak keterbukaan diri.
Ketika anak-anak memasuki masa remaja mereka akan mengalami kematangan
seksual sehingga mereka akan mengalami ketertarikan yang lebih besar dalam
hubungan dengan lawan jenis. Remaja akan mengalami perubahan mood yang lebih
besar daripada masa kanak-kanak (Santrock, 2011).
5
2.1.3 Pengertian Circle
Circle merupakan lingkaran pertemanan terdekat. Dapat juga diartikan
kelompok pertemanan, kumpulan pertemanan, atau pergaulan yang terbatas.
Disebut terbatas karena lingkaran atau circle pertemanan ini biasanya memiliki
kesamaan di antara orang-orang di dalamnya, seperti hobi, kesukaan, atau profesi
yang sama. Pembentukan dan pencarian circle mulai mendominasi secara perlahan
dalam lingkup pertemanan remaja. Mereka membentuk circle sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan mereka, yang kemudian menjadi kelompok-kelompok
yang tersendiri, yang mana di antara mereka hanya orang-orang tertentu, terpilih
oleh mereka, dan tentunya sesuai dengan apa yang kelompok inginkan untuk
mengisi circle mereka.
Sebaliknya, bila bergaul dengan orang yang cenderung pesimis, maka dia
juga akan ikut terpengaruh jadi kurang percaya diri dan tidak mau maju. Circle
pertemanan sangat mempengaruhi kehidupan seseorang. Karenanya, sangatlah
penting untuk memahami seperti apakah lingkaran pertemanan yang dijalani selama
ini. Apa lingkaran pertemanan tersebut berpengaruh baik, atau malah membawa
dampak buruk pada anggotanya.
6
Beberapa poin berikut ini menjelaskan ciri sebuah lingkungan pertemanan
yang baik.
7
4. Adanya hubungan saling dukung pada saat kesulitan
8
dalam situasi yang tidak nyaman atau mungkin meminta kamu untuk
berbicara, berpakaian, atau berperilaku berbeda.
Meskipun penting bagi teman untuk saling menantang dengan penuh
kasih dan mendorong satu sama lain untuk keluar dari zona nyaman, tetapi
itu bisa menjadi ancaman ketika dilakukan dengan pemaksaan. .
5. Suka Bergosip
Gosip sering menimbulkan ketidakpercayaan dan kecurigaan,
terutama jika dilakukan hampir setiap saat. Ketika mendengar seseorang
berbicara buruk tentang orang lain, maka mudah untuk berasumsi bahwa
ada kemungkinan orang itu juga berbicara tentang anggota circlenya sendiri
kepada orang lain dan tidak dapat menjaga rahasia.
Tidak ada yang merusak kepercayaan dalam persahabatan lebih
cepat daripada gosip, terutama jika itu menjadi kebiasaan. Siapa pun dapat
terpeleset dan mengatakan hal-hal yang seharusnya tidak mereka katakan.
9
6. Jarang Meminta Maaf
Setiap orang tentunya pernah melakukan kesalahan, tetapi bagian
pentingnya adalah mengakui kesalahan, meminta maaf, dan berkomitmen
untuk tidak akan mengulanginya.
Namun, seorang teman yang toxic cenderung menghindari
permintaan maaf bahkan ketika mereka melakukan kesalahan. Sikap ini
menunjukkan bahwa mereka tidak terlalu peduli bagaimana tindakannya
mempengaruhi orang lain di dekatnya. .
7. Selalu Menjatuhkan
Seorang teman yang toxic jarang memuji ataupun mengungkapkan
rasa bangganya. Mereka jarang bahkan hampir tidak pernah memberikan
bersemangat atau selamat atas pencapaian anda.
Sebaliknya, mereka justru cenderung menjatuhkan dan membuat
anda merasa tidak nyaman dengan diri sendiri. Alhasil, anda akan jarang
bahagia atau santai di sekitar mereka dan sering merasa kehabisan energi.
8. Mudah Cemburu
Seorang teman yang toxic tidak akan mau berbagi dengan orang lain.
Mereka akan sangat cemburu jika anda menghabiskan waktu bersama orang
lain. Rasa cemburu tersebut akan mendorong dia untuk membuat anda
merasa bersalah atas hal yang sudah dilakukan dan mencoba membuat jarak
guna mendapatkan perhatian kamu.
10
2.1.5 Faktor Pembentukan Circle
Tidak jarang kita menemukan sekelompok orang yang memang memiliki
circle nya sendiri dalam berteman bahkan bersosial. Contoh mudahnya di ranah
perguruan tinggi atau ranah sekolah SMA, SMP, maupun SD, orang-orang
menyebutnya sebagai geng. Tidak bisa dipungkiri bahwa dalam bersosial terlebih
berteman, kita memerlukan kenyamanan dan kecocokan baik ketika mengobrol
ringan atau pun berdiskusi berat.
Disadari atau tidak, teman-teman pun akan terseleksi dengan sendirinya.
Menurut para ahli circle pertemanan bisa juga diartikan sebagai sahabat. Hal ini
bisa disimpulkan bahwa dengan siapa kita berteman, demikian mencerminkan
bagaimana karakter dan titik nyaman kita.
Menurut Rubin (2004), persahabatan adalah multidimensi dalam sifat dan
melayani manusia dalam berbagai cara (seperti kesenangan, harapan dan ketakutan,
menyediakan afeksi, dukungan dan keamanan emosi).
Menurut Owens (2002), mengartikan persahabatan sebagai hal berkenaan
dengan dibangunnya hubungan dyadic antara dua anak yang dikarakteristikkan
dengan perasaan saling suka yang kuat.
Menurut Shaffer (2005), persahabatan diartikan sebagai sebuah hubungan
yang kuat dan bertahan lama antara dua individu yang dikarakteristikkan dengan
kesetiaan, kekariban, dan saling menyayangi.
Berdasarkan pendapat para ilmuan tersebut, telah terpapar jelas bahwa
penyebab dari adanya circle pertemanan atau bisa juga disebut dengan persahabatan
adalah karena atas dasar suka sama suka, nyaman, saling menyayangi, dan yang
terpenting karena satu visi dan frekuensi.
11
2.2 Kerangka Penelitian
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa
dimana status remaja tidaklah jelas dan menimbulkan keraguan akan peran yang
dilakukan. Karena pada masa transisi ini, remaja tidak mau lagi diperlakukan oleh
lingkungan keluarga dan masyarakat sebagai anak-anak.
Namun dilihat dari pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, dan mentalnya
belum menunjukkan tanda-tanda dewasa. Dalam masa tersebut banyak perubahan
yang terjadi diantaranya adalah perubahan fisik, perubahan emosi dan perubahan
sosial.
Menginjak usia remaja, Interaksi remaja dengan lingkungannya semakin
luas dan membantu siswa dalam membentuk gambaran lebih lengkap mengenai
dirinya sendiri. Remaja juga memiliki kepekaan lebih mendalam tentang sesuatu
yang unik dari diri mereka.
Teman menurut Aristoteles adalah hubungan khusus yang dapat membantu
satu sama lain, tidak pernah memikirkan kewajiban dan saling menguntungkan.
Pengaruh teman sangat lah kuat karena sebagian besar waktu dihabiskan untuk
bersama-sama dengan teman.
Teman pada masa remaja tidak hanya sebatas kenal nama serta tinggal
dimana, namun semua harus bisa diperluas dengan semakin baiknya hubungan
dengan teman seperti keterbukaan diri terhadap teman, akrab dengan teman, saling
mendukung terhadap harga diri, membentuk kesetiaan terhadap teman, serta saling
belajar tentang perilaku sosial.
Dengan tercapainya ciri-ciri yang diungkapkan di atas maka pertemanan
tersebut akan menjadi berkualitas. Selain itu remaja harus bisa mengembangkan
pertemanan dengan cara saling menjaga, melakukan rekreasi, saling membantu dan
memberi petunjuk, berbagi pengalaman dan perasaan, dan mencari jalan keluar
perselisihan serta pemecahan konflik yang dihadapi bersama.
Rasa percaya diantara teman merupakan sebuah hal yang sangat diutamakan
agar bisa saling berbagi mengenai berbagai hal yang perlu disampaikan, dengan
adanya saling berbagi antar teman serta saling percaya akan bisa membuat
pertemanan yang dijalani menjadi berkualitas.
12
Untuk mencapai sebuah pertemanan yang berkualitas remaja harus bisa
menerima diri karena untuk memulai sebuah interaksi dengan orang yang baru kita
kenal mahasiswa harus bisa menerima dirinya dan menerima orang lain agar terjalin
sebuah komunikasi yang baik dan membentuk sebuat pertemanan. Pertemanan akan
semakin bagus jika remaja bisa saling terbuka dengan teman, saling membela,
keakraban, dan terjadinya konflik.
Berdasarkan uraian di atas maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini
dapat digambarkan sebagai berikut:
13
2.3 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban atau kesimpulan bersifat sementara, di mana
jawaban atau kesimpulan ini tidak pasti benar. Hipotesis untuk rumusan masalah
sebagai berikut:
14
BAB III
METODE PENELITIAN
15
menghasilkan teori. Sebagaimana prosedur perolehan data penelitian kualitatif, data
studi kasus diperoleh dari wawancara dan observasi.
Mengenai jenis penelitian studi kasus yang peneliti gunakan adalah studi kasus
eksplanatori yang bertujuan untuk memaparkan atau menjelaskan suatu hubungan
antara dua variabel atau lebih, dimana peneliti bermaksud untuk mengetahui
pengaruh pembentukan Circle terhadap perubahan tingkah laku siswa.
16
3.2.2 Teknik Sampling Penelitian
Teknik sampling merupakan teknik yang digunakan untuk menentukan
sampel. Menurut Margono (2004) Teknik sampling adalah cara untuk menentukan
sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber
data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar
diperoleh sampel yang representatif.
Sebuah penelitian harus memperhatikan dan menggunakan sebuah teknik dalam
menetapkan sampel yang akan diambil sebagai subjek penelitian. Oleh karena itu
cara yang ditempuh dalam menentukan sampel penelitian ini adalah purposive
sampling.
Purposive sampling adalah metodologi pengambilan sampel secara acak dimana
kelompok sampel ditargetkan memiliki atribut-atribut ataupun memenuhi kriteria
tertentu. Peneliti menggunakan purposive sampling dengan cara menentukan
kriteria mengenai responden mana saja yang dapat dipilih sebagai sampel. Kriteria
yang dimaksud menggambarkan demografi responden. Dalam penelitian ini kriteria
yang ditetapkan ialah siswa SMA kelas 11 dengan rentang usia 16-17 tahun dan
dalam kehidupan sosialnya terpantau tergabung dalam suatu lingkup pertemanan
ataupun tidak.
17
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1. Siswa siswi SMAK Yos Sudarso Batam kelas 11 tahun ajaran 2023/2024
2. Data hasil wawancara
3. Data hasil observasi
3.3.2 Variabel
Variabel penelitian adalah karakter, atribut atau segala sesuatu yang terbentuk,
atau yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian sehingga mempunyai variasi
antara satu objek yang satu dengan objek yang lain dalam satu kelompok tertentu
kemudian ditarik kesimpulannya.
Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
a. Independent variable atau variabel bebas (X), merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat). Hal ini berarti variabel bebas ini berdiri sendiri
tanpa dipengaruhi oleh variabel lainnya. Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah pembentukan circle pertemanan
b. Dependent variable atau variabel terikat (Y), merupakan output atau
outcome sebuah studi atau penelitian. Diartikan sebagai variabel yang
dipengaruhi, akibat adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian
ini adalah perubahan tingkah laku siswa.
18
menggunakan format pertanyaan yang terencana dan diajukan secara lisan
kepada responden dengan tujuan-tujuan tertentu, maupun secara tulisan
dengan bantuan angket melalui googel form. Peneliti mengadakan
wawancara guna memperoleh jawaban responden mengenai pertanyaan-
pertanyaan yang nantinya menjadi jawaban atas rumusan masalah dan
kesimpulan hasil penelitian.
b. Observasi
Metode pengumpulan data dengan observasi dilakukan dengan melalui
sesuatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap
keadaan atau perilaku objek sasaran. Menurut Nana Sudjana observasi
adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala
yang diteliti. Teknik pelaksanaan observasi ini dapat dilakukan secara
langsung yaitu pengamat berada langsung bersama obyek yang
diselidiki dan tidak langsung yakni pengamatan yang dilakukan tidak pada
saat berlangsungnya suatu peristiwa yang diselidiki. Peneliti mengadakan
observasi guna memperoleh informasi mengenai perubahan tingkah laku
siswa akibat adanya pembentukan circle pertemanan secara langsung di
lapangan.
19
instrumen utama adalah instrumen wawancara, sedangkan instrumen
lainnya merupakan pelengkap untuk memperkuat dan mendukung data yang
diperoleh melalui wawancara.
a. Tujuan • Memahami
pembentukan hakikat
circle manusia
sebagai
makhluk
social 1,2
• Memahami
makna
sebenarnya
akan
eksistensi Siswa
circle di kelas 11
Eksistensi lingkungan SMAK
1 Angket
circle social Yos
Sudarso
• Dapat Batam
b. Ciri-ciri circle menentukan
yang sehat syarat yang 3
harus
dimiliki oleh
sebuah circle
sebelum
memutuskan
untuk
bergabung
20
• Tidak
a. Hubungan membatasi
dengan orang diri dan
luar bergaul
dengan 4
siapapun
b. Kemampuan • Mampu
mengontrol mengontrol
emosi emosi saat Angket
berhadapan
dengan orang
lain selain 5 Siswa
circle. kelas 11
Tingkah
SMAK
2 laku
remaja
c. Perkembangan • Adanya Yos
karakter kepribadian Sudarso
positif yang Batam
terbentuk
setelah
bergabung 6,7
dengan circle
d. Perubahan • Adanya
kepribadian perubahan Observasi
sifat dan
tingkah laku -
yang drastis
21
6. Berdasarkan hasil refleksi pribadimu, perubahan apa yang kamu rasakan
setelah bergabung ke dalam circle pertemananmu?
7. Berdasarkan hasil observasi pribadimu, apakah kamu melihat/mengetahui
seseorang yang mengalami perubahan tingkah laku setelah bergabung ke
dalam suatu circle pertemanan? Dapatkah kamu mndeskripsikan perubahan
tersebut?
22
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
23
Menurutmu Tidak wajib, Iya, karena Tidakk tidak Lebih baik
tetapi menurut setidaknya ada ada, karena
apakah tiap
saya lebih bagus bentuk jika ada
orang harus jika setidaknya pertemanan circle akan
bergabung dengan antara beberapa lebih
tergabung
1 circle yang orang, hingga semangat ke
dalam positif ada interaksi sekolah
sosial dengan
setidaknya 1
orang lain
circle daripada cuma
sendiri
pertemanan?
24
Jika disuruh Circle positif, Yang bisa Baik, tidak Pertemanan Yang jujur,
yang jauh dari membuatku keras yang saling setia kawan,
memilih, circle
saling merasa nyaman kepala, mendukung rajin dalam
pertemanan menjatuhkan ketika sedang Dan tidak satu sama lain belajar, dan
anggota satu bersama bossy dan tidak sefrekuensi
seperti apa
sama lain dalam mereka menjatuhkann
yang kamu sircle, dan saling maupun saat ya,
mendukung jika tidak bersama pertemanan
cari/inginkan?
yang lain mereka (at yang bisa
terkena masalah. least saya diajak
merasa bercerita dgn
memiliki nyaman.
seseorang
denganku)
25
Berdasarkan Saya menjadi Merasa mereka Lebih Hidup jdi Lebih ceria,
hasil refleksi lebih percaya adalah rumah, membutuh ramai lebih teliti,
pribadimu, diri, dan tidak tempat yg bisa kan waktu dan sosialisasi
perubahan apa tertutup, hanya saya jadikan untuk diri menjadi lebih
yang kamu saja saya tempat aku sendiri baik.
rasakan setelah menjadi lebih pulang, tempat
bergabung ke banyak bicara curhat, dan
dalam sebuah (mohon maaf, tidak ada rasa
circle bahasa juga jadi keterikatan
pertemanan? kasar). Namun antar lawan
saya sedang jenis di circle
berusaha untuk itu karena
mengurangi semua orang
kebiasaan buruk didalam circle
tersebut. itu adalah
keluarga,
ibaratnya
saudara tak
sedarah
Berdasarkan Ya, orang yang Misalnya orang Iya, Jika Ada, anak
hasil observasi tadinya tidak yang malas, semakin seseorang itu tersebut
pribadimu, tertarik untuk setelah ditarik keras masuk dlm awalnya
apakah kamu berbicara dengan untuk join kepala group pendiam
melihat atau saya menjadi circle yang pertemanan namun karena
mengetahui lebih terbuka bisa dibilang yg positif ikut circlenya
seseorang yang untuk bercerita, seru dan asik biasanya dia berubah
mengalami dan kadang ada tapi tetap bisa akan ikut sikapnya jadi
perubahan perubahan yang konsisten terpengaruh bising dan
tingkah laku tidak dapat di mengerjakan dgn sisi nakal.
setelah prediksi atau tugas dan positif itu,
bergabung ke tiba tiba, seperti belajar. Maka begitupun
dalam suatu jika ada masalah orang yang sebaliknya
circle ada yang malas ini
pertemanan? memendam otomatis juga
Perubahan sehingga akan tergerak untuk
seperti apakah terlihat jelas saat pelan pelan
itu? sedang berkembang
berinteraksi.
26
4.1.2 Hasil Observasi
Berdasarkan hasil observasi yang kami lakukan terhadap perubahan
kepribadian remaja pasca bergabung ke dalam sebuah lingkup pertemanan sesuai
indikator terakhir dalam instrumen penelitian, didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Dalam lingkungan SMAKYS sendiri terpantau adanya beberapa circle yang
terbentuk. Ada yang berupa kelompok kecil, beranggotakan tak lebih dari 3
orang hingga berupa suatu perkumpulan yang masif. Lingkup pertemanan ini
memiliki ciri khasnya masing-masing yang menonjolkan serta
membedakannya dari lingkup pertemanan yang lain. Tiap individu yang
tergabung di dalamnya pun terpantau memiliki suatu kesamaan/kemiripan,
baik dari segi bertingkah laku, berbahasa, pola pikir dan cara pandang yang
kemudian menjelma menjadi sebuah identitas atau label di dalam lingkungan
social yang lebih besar.
2. Ketika seseorang memutuskan untuk bergabung ke dalam sebuah circle dapat
dipastikan bahwa seiring ia beradaptasi, cara bersikap dan tingkah lakunya
akan semakin mirip dengan teman-temannya di dalam circle itu. Tak jarang
perubahan itu mengarah pada hal yang buruk dan membentuk sebuah
kepribadian yang sangat bertolak belakang dengan kepribadian seseorang
sebelumnya. Meski begitu, tak sedikit pula yang menunjukkan
pengembangan diri ke arah yang lebih baik.
27
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang diperoleh dari angket maupun
observasi, maka dapat dikemukakan pembahasan yang berdasarkan atas tujuan
penelitian pada bab I, adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui alasan seorang remaja bergabung dalam sebuah circle
Dari hasil penelitian yang didapat, maka peneliti menemukan beberapa
temuan mengenai alasan seorang remaja memilih untuk bergabung ke dalam
sebuah lingkup pertemanan. Alasan tersebut tak lain ialah untuk menemukan
sebuah tempat berbagi keluh kesah, bercerita, saling bahu membahu
meringankan beban satu sama lain. Di satu sisi dengan bergabung ke dalam
sebuah circle pertemanan, remaja juga berharap dalam memperluas relasinya
dan memperoleh pengetahuan serta wawasan baru tentang dunia luar.
28
3. Mengetahui bagaimana circle yang berbeda dapat memberi pengaruh
yang berbeda terhadap tingkah laku remaja
Dampak circle sangatlah berpengaruh terhadap suatu individu atau kelompok.
Tiap circle akan memberi pengaruh yang berbeda sebab mereka memiliki
pola pergaulan yang berbeda pula. Pengaruh yang diberikanpun cukup besar,
sebagai contoh anak yang awalnya pendiam dapat berubah menjadi anak
nakal, sering berbuat onar, dan memancing keributan. Begitu pula sebaliknya,
dimana anak yang pada awalnya memiliki sifat pembangkang dan susah
diatur dapat berubah menjadi anak yang penurut.
29
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan Hasil Penelitian yang dilakukan, peneliti menyimpulkan
beberapa hal berikut ini berdasarkan dari hipotesis yang sudah ditentukan
sebelumnya bahwa:
Hipotesis 1 : Remaja yang tergabung dalam sebuah circle tertentu cenderung akan
membatasi dirinya dari lingkungan sosial. Berdasarkan hasil observasi juga angket
peneliti menyimpulkan bahwa tidak semua remaja membatasi lingkungan
pergaulannya setelah bergabung ke dalam satu lingkup pertemanan. Sebagian besar
dari mereka bahkan mencoba untuk bergabung ke dalam banyak lingkup
pertemanan demi membangun relasi dan koneksi yang lebih besar. Maka dari itu,
hipotesis pertama ditolak.
Hipotesis 2 : Circle dapat berdampak pada perubahan tingkah laku dan kepribadian
remaja. Berdasarkan hasil pembahasan di atas, sebuah circle memang dapat
berdampak pada perubahan tingkah laku dan kepribadian remaja. Maka dari itu
hipotesis kedua diterima.
Diterimanya hipotesis kedua dan ketiga didukung dengna hasil observasi yang
dilakukan peneliti secara langsung di lapangan.
30
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, siswa siswi SMAKYS telah mengerti
hakikat dari circle menurut pandangannya masing-masing. Demikian pula dengan
ciri-ciri circle yang baik serta dampak dan resiko jika mereka memilih lingkup
pertemanan yang salah. Lingkup-lingkup pertemanan ini dibentuk sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan mereka, yang kemudian menjadi kelompok-kelompok
tersendiri yang mewakili identitas tiap individu di dalamnya. Mengingat lebih
banyaknya waktu yang dihabiskan remaja dengan lingkup pertemanannya, maka
semakin besar pula pengaruhnya pada perubahan kepribadian remaja yang
bersangkutan.
5.2 Saran
Diharapkan untuk siswa, untuk lebih bisa memilah jenis pertemanan yang
sehat, yang tidak hanya berdampak positif pada satu individu tapi juga semua
individu yang ada di dalam kelompok tersebut. Sebuah dukungan yang dibangun
dalam suatu circle pertemanan juga dapat menjadi sebuah tumpuan bagi kita
untuk berkembang dan membangun relasi yang luas
Diharapkan untuk guru, dapat memberi pemaparan lebih dalam mengenaii
ciri-ciri lingkup pertemanan yang baik serta dampak dan resikonya untuk
memberi gambaran yang lebih luas tentang hubungan social pada remaja.
Diharapkan untuk peneliti selanjutnya, lebih mengembangkan ruang lingkup
penelitian, mengingat penelitian yang dilaksanakan ini belum sepenuhnya bisa
menggambarkan pengaruh pembentukan circle terhadap perubahan tingkah laku
remaja, sebab peneliti hanya mengambil 5 sampel penelitian di Sekolah SMAK
Yos Sudarso Batam. Dalam proses pengumpulan data, hendaknya menggunakan
teknik yang diperkirakan dapat lebih optimal dalam mendapatkan data yang
diperlukan.
31
DAFTAR PUSTAKA
https://www.brilio.net/amp/wow/arti-circle-adalah-lingkaran-pertemanan-
ini-ciri-ciri-dan-manfaatnya-2207194.html diakses pada tanggal 6 Maret
2023
https://www.gramedia.com/best-seller/circle-pertemanan/ diakses pada
tanggal 7 Maret 2023
32