Anda di halaman 1dari 12

1

LAPORAN PRAKTIKUM
“DIFUSI dan OSMOSIS”

Disusun Oleh :
Nama : Nur Vian Fani Aji
NIM : 221280000195

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA JEPARA
2022
2

DAFTAR PUSTAKA

Halaman Judul..........................................................................................................................

Kata Pengantar.........................................................................................................................

Daftar Isi..................................................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN....................................................................................................

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................

1.2 Landasan Teori.................................................................................................................

1.3 Tujuan Praktikum..............................................................................................................

1.4 Alat dan Bahan.............................................................................................................

1.5 Cara Kerja...........................................................................................................................

BAB II. PEMBAHASAN.......................................................................................................

2.1 Hasil Pengamatan........................................................................................................

2.2 Pembahasan......................................................................................................................

BAB III. PENUTUP..............................................................................................................

3.1 Kesimpulan..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
3

1.1 Latar Belakang


Difusi dan osmosis merupakan contoh dari transpor pasif dalam mekanisme transpor
zat melalui membran sel. Mekanismenya yaitu perpindahan partikel zat pelarut maupun
terlarut dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah baik melalui membran plasma ataupun
tidak yang sering disebut gradien konsentrasi. Difusi dan osmosis akan terus terjadi selama
konsentrasi partikel dalam keadaan yang tinggi hingga seluruh partikel tersebar luas secara
merata atau konstan hingga mencapai keseimbangan yang dinamis.
Difusi termasuk dalam bagian proses fisika yang menjelaskan tentang terjadinya respon
perubahan zat yang diakibatkan karena perbedaan konsentrasi atau pertukaran partikel zat
yang bisa terjadi pada benda cair maupun gas, sedangkan osmosis yakni perpindahan molekul
air melalui membran semipermeabel dari konsentrasi tinggi ke larutan yang konsentrasi
rendah atau sering disebut difusi air. Membran semipermeabel pada proses osmosis haruslah
zat pelarut, bukan untuk zat terlarut, karena fungsinya sebagai pengatur keseimbangan di
dalam tubuh sel, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran.
Difusi dan osmosis dapat terjadi pada sel tumbuhan dan sel hewan atau pada kehidupan
sehari-hari. Pada tumbuhan proses difusi dan osmosis erat kaitannya dengan fotosintesis yang
memiliki tingkat proses kompleksitas tinggi, mulai dari pengambilan air dan mineral tanah,
penangkapan cahaya, penyerapan gas-gas dan pendistribusian zat hasil fotosintesis keseluruh
tubuh tumbuhan. Difusi dan osmosis pada sel hewan berperan penting dalam pengaturan
proses masuknya zat yang diperlukan sel dan mengeluarkan zat yang tidak diperlukan sel.
Pada kehidupan sehari-hari salah bukti terjadinya proses difusi dan osmosis yaitu seperti
berkeringat dimana panas dalam tubuh lebih tinggi dibanding panas diluar tubuh sehingga
terjadi perubahan konsentrasi gas yang menyebabkan keluarnya panas dalam tubuh berupa
gas panas dalam bentuk cair melalui pori-pori kulit.
Banyak proses difusi yang terjadi pada kehidupan baik yang ada dialam maupun yang
terjadi disekitar kita yang belum banyak diketahui dan belum dilakukan pembuktian untuk
memahami lebih lanjut tentang proses difusi dan osmosis. Oleh karena itu praktikum kali ini
melakukan praktik tentang proses yang terjadi perubahan gradien konsentrasi partikel zat
terutaman pada partikel zat terlarut dan zat pelarut untuk mengetahui dan membuktikan
adanya proses difusi dan osmosis serta faktor pendukungnya dengan konsep yang sederhana.
1.2 Landasan Teori
4

Difusi adalah perpindahan molekul-molekul dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi


rendah baik melalui membran plasma ataupun tidak. Molekul dan ion yang terlarut
dalam air bergerak secara acak dengan konstan. Gerakan acak ini mendorong terjadinya
difusi. Difusi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu difusi sederhana dan difusi terbantu.
1. Difusi Sederhana
Molekul zat dapat berdifusi secara spontan hingga dicapai kerapatan yang sama
dalam suatu ruangan.
2. Difusi Terbantu
Difusi terbantu merupakan proses difusi dengan perantara protein pembawa. Arah
perpindahan molekul seperti halnya pada difusi biasa yaitu dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah, hanya saja protein pembawa membantu proses perpindahan
molekul ini. Difusi terbantu merupakan transpor melalui media pembawa.
Faktor-faktor yang mmpengaruhi kecepatan difusi, yaitu:
1. Ukuran partikel
Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak, sehingga
kecepatan difusi semakin tinggi.
2. Luas suatu area
Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
3. Suhu
Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih
cepat. Maka semakin cepat pula kecepatan difusinya.
4. Jarak
Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya.
5. Kerapatan
Semakin tinggi kerapatan pelarut, tingkat difusi akan berkurang
(Purnomo,dkk,2011).

Osmosis pada hakekatnya adalah suatu proses difusi. Secara sederhana dapat
dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melalui selaput yang permeabel secara
differensial dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi rendah.
Tekanan yang terjadi karena difusi molekul air disebut tekanan osmosis. Makin besar
terjadinya osmosis maka makin besar pula tekanan osmosisnya. Menurut Kimball
(1983) bahwa proses osmosis akan berhenti jika kecepatan desakan keluar air seimbang
dengan masuknya air yang disebabkan oleh perbedaan konsentrasi.
5

Arah osmosis ditentukan hanya oleh perbedaan konsentrasi zat terlarut total. Air
berpindah dari larutan hipotonik ke hipertonik sekalipun larutan hipotoniknya memiliki
lebih banyak jenis zar terlarut total. Air laut yang memiliki zat terlarut yang sangat
beragam, molekul airnya akan bergerak ke larutan gula tunggal yang sangat tinggi
konsentrasinya, karena konsentrasi total zat terlarut air laut lebih rendah. Jika dua
larutan bersifat isotonik, air berpindah melintasi membran yang memisahkan larutan
tersebut pada laju yang sama untuk kedua arah (Campbell, 1999).

Perhatikan skema osmosis pada Gambar di bawah ini agar lebih paham tentang proses
terjadinya osmosis.
a) Lubang bawah tabung gelas yang berisi
larutan garam ditutup dengan membran
selektif permeabel, yang dapat dilewati
molekul air tetapi tidak dapat dilewati garam.
b) Ketika tabung dimasukkan dalam gelas beker
berisi akuades, molekul air berosmosis ke
dalam tabung sehingga volume larutan dalam
tabung bertambah.
c) Larutan berhenti naik ketika tekanan berat
akuades mampu mengimbangi tekanan
osmotik.
Peristiwa osmosis terjadi dalam sel. Bila konsentrasi larutan dalam sel tinggi, air akan
masuk sel dan terjadi endosmosis. Hal ini menyebabkan tekanan osmosis sel menjadi
tinggi. Keadaan yang demikian dapat memecahkan sel (lisis). Jadi, lisis adalah
hancurnya sel karena rusaknya atau robeknya membran plasma. Sebaliknya, apabila
konsentrasi larutan di luar sel lebih tinggi, air dalam sel akan keluar dan terjadi
eksosmosis. Eksosmosis pada hewan akan menyebabkan pengerutan sel yang disebut
krenasi dan pada tumbuhan akan menyebabkan terlepasnya membran dari dinding sel
yang disebut plasmolisis.

Perhatikan gambar berikut.


6

Dari Gambar di
atas dapat diketahui
bahwa sel hewan dapat
mengalami lisis (pecah)
apabila larutan di luar
sel bersifat hipotonik.
Sebaliknya, sel
hewan akan mengalami
krenasi apabila larutan
diluar sel bersifat
hipertonik. Perhatikan contoh berikut agar Anda mengetahui lebih jelas mengenai
terjadinya krenasi dan lisis pada sel darah merah.

1.3 Tujuan Praktikum


1. Untuk mengetahui proses terjadinya osmosis pada telur.
2. Untuk mengetahui pengaruh tekanan osmotic pada telur.
3. Untuk mengetahui proses terjadinya difusi pada larutan kopi dan teh.
4. Untuk mengetahui pengaruh proses difusi pada kopi dan teh.

1.4 Alat dan Bahan


a. Osmosis
 Telur  Gula
 Sendok  Lilin
 Batang lidi  Sedotan aqua gelas
 Gelas  Air
b. Difusi
 Gelas
 Air biasa/air dingin
 Air panas
 Sendok
 Kopi bubuk tanpa gula
 Teh celup
1.5 Cara Kerja
1. Osmosis
a. Siapkan semua alat dan bahan.
b. Ambil 1 butir telur.
7

c. Pukulah secara perlahan menggunakan sendok pada bagian ujung telur yang
tumpul/ bagian bawah telur.
d. Jika cangkang sudah retak, bersihkan bagian ujung telur yang tumpul dari
cangkang yang sudah retak-retak dengan cara mengambil retak-retakan
cangkang dengan hati-hati sehingga didapatkan ujung telur yang tanpa
cangkang.
e. Pada ujung telur yang satunya (yang lebih lancip) dibuat lubang seukuran lubanhg
sedotan untuk memasukkan sedotan.
f. Masukkan sedotan ke dalam telur dengan hati-hati.
g. Nyalakan lilin dan arahkan tetesan lilin ke bagian telur tempat masuknya
sedotan sehingga sedotan dan telur menjadi rapat (tidak bocor).
h. Siapkan gelas yang berisi air putih.
i. Berilah gula 4 sendok makan pada gelas.
j. Siapkan lidi atau tusuk sate sebagai penyangga telur.
k. Tempatkan lidi atau tusuk sate secara menyilang atau membentuk X pada dalam
gelas.
l. Letakkan telur pada gelas perlahan-lahan.
m. Amati pergerakan air pada sedotan.
n. Amatilah apa yang terjadi pada telur di gelas yang berisi garam tersebut.
2. Difusi
a. Siapkan 4 gelas yang masing-masing 2 gelas berisi air panas dan air dingin.
b. Siapkan bubuk kopi dan teh celup.
c. Lalu masukkan teh dan kopi yang sudah disediakan, masing-masing pada gelas
yang berisi air panas dan dingin.
d. Tunggu reaksinya dalam beberapa menit.
e. Lalu amatilah reaksi dan perubahan yang terjadi.
8

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hasil Pengamatan
Pengamatan pada proses Osmosis
Pada proses osmosis telur, cairan naik lebih cepat ke atas.

Pengamatan pada proses Difusi


Teh air panas lebih cepat berwarna daripada air dingin

kopi air panas lebih cepat larut daripada air dingin


9

2.2 Pembahasan
Percobaan Osmosis Telur.
Proses osmosis alami yang terjadi pada telur ayam, proses osmosis ini
merupakan proses transport pasif karena tanpa energi aktifitas. Osmosis adalah
pergerakan atau perpindahan molekul dari konsentrasi rendah (hipotonis) menuju larutan
dengan konsentrasi tinggi (hipertonis) melalui membrane semipermeabel semata. Dari
hasil pengamatan kita dapat mengetahui dan menghitung nilai laju osmosis yang
terjadi pada telur ayam. Pada prosedur kerja yang telah dibuat, dimana telur ayam harus
dilubangi pada kedua kutub telur. Kutub telur pertama dilubangi hingga menembus
cangkang dan selaput telur sebaliknya pada kutub telur berlawanan di lubangi
hingga cangkangnya saja, kita dapat mengamati bagaimana molekul air yang
memiliki konsentrasi rendah dapat berpindah ke cairan telur yang memiliki
konsentrasi tinggi, serta dapat mengamati bagaimana molekul air menembus
membrane sel telur (selaput) yang selektif permeabel. Dalam hal ini air sebagai
pelarut yang memiliki konsentrasi rendah (hipotonis) dan cairan di dalam telur
merupakan pelarut yang memiliki konsentrasi tinggi (hipertonis). Kesetimbangan
dinamis akan terjadi jika konsentrasi antara larutan air dan cairan telur sama dan
terbentuk larutan yang isotonis. Perpindahan larutan juga terjadi akibat adanya
perbedaan konsentrasi. Perbedaan konsentrasi sangat umum terjadi pada sel hidup.
Misalnya jika pada senyawa organik tertentu dalam sitosol masuk ke dalam sel dan
dimetabolisme oleh mitokondria, maka konsentrasi sitosol yang berada di dekat
mitokondria harus dipertahankan lebih rendah daripada konsentrasi sitosol yang
10

berada di dekat organel lainnya. Hal ini penting diperhatikan terutama jika
membicarakan difusi air.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada sedotan diperoleh peningkatan
tekanan pada sedotan yang diakibatkan oleh tekanan osmotic. Hal sebaliknya
berlaku pada telur yang dimasukkan kedalam gula. Konsentrasi air pada gula lebih
rendah (hipotonis) dibandingkan konsentrasi yang ada pada telur (hipertonis)
sehingga terjadi osmosis, dimana cairan yang berada dalam telur keluar melalui
dinding telur sebagai membran semipermeabel.

Percobaan Difusi Larutan Kopi.


Difusi adalah peristiwa berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian
berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Pada gelas air panas, Kopi
(hampir) terlarut sempurna dan ampas kopi sudah tenggelam. Dalam hal ini kopi yang
terlarut merupakan proses difusi. Jadi, difusi yang terjadi bisa di katakana
sempurna. Akibat dari terlarutnya kopi dalam air panas adalah pekatnya warna air
karena molekul air sudah berikatan dengan zat terlarut (kopi).
Pada gelas air biasa, hanya sebagian kopi yang terlarut kedalam air,
akibatnya warnanya tidak sepekat larutan pada gelas air biasa juga hanya sedikit yang
sudah tenggelam. Pada gelas air dingin, hanya sedikit kopi yang terlarut , malah
hampir tidak ada. Akibatnya warna tidak pekat, hanya terlihat agak gelap yang
dikarenakan kopi (yang tidak larut) mengambang dipermukaan air.
Untuk kecepatan dalam pelarutan kopi, pada air panaslah yang tercepat dari pada
air dingin yang terlama. Hal ini disebabkan oleh ‘Sifat kelarutan padatan dalam
cairan yang akan meningkat sejalan dengan peningkatan suhu’. Maka, kepadatan
(zat terlarut) akan semakin mudah larut dalam cairan yang memiliki suhu lebih
tinggi.
11

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa proses


naiknya cairan yang terdapat dalam telur dapat diartikan sebagai proses osmosis.
Cairan yang terdapat dalam telur dapat naik ke atas karena air yang merupakan
pelarut yang memilki konsentrasi rendah (hipotonik) akan berpindah ke cairan
telur yang memiliki konsentrasi tinggi (hipertonik) melewati selaput membrane
telur yang selektif permeable dengan melawan gradient konsentrasi melalui proses
osmoregulasi. Maka air tersebut yang mengakibatkan tekanan pada cairan telur tersebut
naik dari konsentrasi rendah sampai tinggi.
Difusi terjadi pada saat kopi terlarut dalam air. Cepat lambatnya kelarutan
bergantung pada ketinggian suhu. Semakin tinggi suhu air, maka kopi akan
semakin cepat larut. Kepekatan warna larutan bergantung pada kopi yang terlarut.
Semakin banyak yang terlarut semakin maka semakin pekat.
12

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, dkk. 1999. Biologi. Jakarta:Erlangga


Prabowo, habibi.K. 2016. Pengaruh Suhu dan Ukuran Partikel terhadap Laju Reaksi Praktek
Kimia. (Online) habibikanziprabowo.blogspot.co.id/2016/03/pengaruh-suhu-dan-
ukuran-partikel.html?m=1. Diakses tanggal 10 Februari 2017.
Kimball,J,W. 1983. Biologi. Jakarta:Erlangga
Purnomo, dkk. 2011. Biologi Kelas XI. Jakarta:Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
Sasmitamihardja, Dardjat., dan Arbaya.H.Siregar. 1994. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan.
Bandung: FMIPA ITB.

Anda mungkin juga menyukai