LAPORAN PRAKTIKUM
“DIFUSI dan OSMOSIS”
Disusun Oleh :
Nama : Nur Vian Fani Aji
NIM : 221280000195
DAFTAR PUSTAKA
Halaman Judul..........................................................................................................................
Kata Pengantar.........................................................................................................................
Daftar Isi..................................................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN....................................................................................................
2.2 Pembahasan......................................................................................................................
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
3
Osmosis pada hakekatnya adalah suatu proses difusi. Secara sederhana dapat
dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melalui selaput yang permeabel secara
differensial dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi rendah.
Tekanan yang terjadi karena difusi molekul air disebut tekanan osmosis. Makin besar
terjadinya osmosis maka makin besar pula tekanan osmosisnya. Menurut Kimball
(1983) bahwa proses osmosis akan berhenti jika kecepatan desakan keluar air seimbang
dengan masuknya air yang disebabkan oleh perbedaan konsentrasi.
5
Arah osmosis ditentukan hanya oleh perbedaan konsentrasi zat terlarut total. Air
berpindah dari larutan hipotonik ke hipertonik sekalipun larutan hipotoniknya memiliki
lebih banyak jenis zar terlarut total. Air laut yang memiliki zat terlarut yang sangat
beragam, molekul airnya akan bergerak ke larutan gula tunggal yang sangat tinggi
konsentrasinya, karena konsentrasi total zat terlarut air laut lebih rendah. Jika dua
larutan bersifat isotonik, air berpindah melintasi membran yang memisahkan larutan
tersebut pada laju yang sama untuk kedua arah (Campbell, 1999).
Perhatikan skema osmosis pada Gambar di bawah ini agar lebih paham tentang proses
terjadinya osmosis.
a) Lubang bawah tabung gelas yang berisi
larutan garam ditutup dengan membran
selektif permeabel, yang dapat dilewati
molekul air tetapi tidak dapat dilewati garam.
b) Ketika tabung dimasukkan dalam gelas beker
berisi akuades, molekul air berosmosis ke
dalam tabung sehingga volume larutan dalam
tabung bertambah.
c) Larutan berhenti naik ketika tekanan berat
akuades mampu mengimbangi tekanan
osmotik.
Peristiwa osmosis terjadi dalam sel. Bila konsentrasi larutan dalam sel tinggi, air akan
masuk sel dan terjadi endosmosis. Hal ini menyebabkan tekanan osmosis sel menjadi
tinggi. Keadaan yang demikian dapat memecahkan sel (lisis). Jadi, lisis adalah
hancurnya sel karena rusaknya atau robeknya membran plasma. Sebaliknya, apabila
konsentrasi larutan di luar sel lebih tinggi, air dalam sel akan keluar dan terjadi
eksosmosis. Eksosmosis pada hewan akan menyebabkan pengerutan sel yang disebut
krenasi dan pada tumbuhan akan menyebabkan terlepasnya membran dari dinding sel
yang disebut plasmolisis.
Dari Gambar di
atas dapat diketahui
bahwa sel hewan dapat
mengalami lisis (pecah)
apabila larutan di luar
sel bersifat hipotonik.
Sebaliknya, sel
hewan akan mengalami
krenasi apabila larutan
diluar sel bersifat
hipertonik. Perhatikan contoh berikut agar Anda mengetahui lebih jelas mengenai
terjadinya krenasi dan lisis pada sel darah merah.
c. Pukulah secara perlahan menggunakan sendok pada bagian ujung telur yang
tumpul/ bagian bawah telur.
d. Jika cangkang sudah retak, bersihkan bagian ujung telur yang tumpul dari
cangkang yang sudah retak-retak dengan cara mengambil retak-retakan
cangkang dengan hati-hati sehingga didapatkan ujung telur yang tanpa
cangkang.
e. Pada ujung telur yang satunya (yang lebih lancip) dibuat lubang seukuran lubanhg
sedotan untuk memasukkan sedotan.
f. Masukkan sedotan ke dalam telur dengan hati-hati.
g. Nyalakan lilin dan arahkan tetesan lilin ke bagian telur tempat masuknya
sedotan sehingga sedotan dan telur menjadi rapat (tidak bocor).
h. Siapkan gelas yang berisi air putih.
i. Berilah gula 4 sendok makan pada gelas.
j. Siapkan lidi atau tusuk sate sebagai penyangga telur.
k. Tempatkan lidi atau tusuk sate secara menyilang atau membentuk X pada dalam
gelas.
l. Letakkan telur pada gelas perlahan-lahan.
m. Amati pergerakan air pada sedotan.
n. Amatilah apa yang terjadi pada telur di gelas yang berisi garam tersebut.
2. Difusi
a. Siapkan 4 gelas yang masing-masing 2 gelas berisi air panas dan air dingin.
b. Siapkan bubuk kopi dan teh celup.
c. Lalu masukkan teh dan kopi yang sudah disediakan, masing-masing pada gelas
yang berisi air panas dan dingin.
d. Tunggu reaksinya dalam beberapa menit.
e. Lalu amatilah reaksi dan perubahan yang terjadi.
8
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hasil Pengamatan
Pengamatan pada proses Osmosis
Pada proses osmosis telur, cairan naik lebih cepat ke atas.
2.2 Pembahasan
Percobaan Osmosis Telur.
Proses osmosis alami yang terjadi pada telur ayam, proses osmosis ini
merupakan proses transport pasif karena tanpa energi aktifitas. Osmosis adalah
pergerakan atau perpindahan molekul dari konsentrasi rendah (hipotonis) menuju larutan
dengan konsentrasi tinggi (hipertonis) melalui membrane semipermeabel semata. Dari
hasil pengamatan kita dapat mengetahui dan menghitung nilai laju osmosis yang
terjadi pada telur ayam. Pada prosedur kerja yang telah dibuat, dimana telur ayam harus
dilubangi pada kedua kutub telur. Kutub telur pertama dilubangi hingga menembus
cangkang dan selaput telur sebaliknya pada kutub telur berlawanan di lubangi
hingga cangkangnya saja, kita dapat mengamati bagaimana molekul air yang
memiliki konsentrasi rendah dapat berpindah ke cairan telur yang memiliki
konsentrasi tinggi, serta dapat mengamati bagaimana molekul air menembus
membrane sel telur (selaput) yang selektif permeabel. Dalam hal ini air sebagai
pelarut yang memiliki konsentrasi rendah (hipotonis) dan cairan di dalam telur
merupakan pelarut yang memiliki konsentrasi tinggi (hipertonis). Kesetimbangan
dinamis akan terjadi jika konsentrasi antara larutan air dan cairan telur sama dan
terbentuk larutan yang isotonis. Perpindahan larutan juga terjadi akibat adanya
perbedaan konsentrasi. Perbedaan konsentrasi sangat umum terjadi pada sel hidup.
Misalnya jika pada senyawa organik tertentu dalam sitosol masuk ke dalam sel dan
dimetabolisme oleh mitokondria, maka konsentrasi sitosol yang berada di dekat
mitokondria harus dipertahankan lebih rendah daripada konsentrasi sitosol yang
10
berada di dekat organel lainnya. Hal ini penting diperhatikan terutama jika
membicarakan difusi air.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada sedotan diperoleh peningkatan
tekanan pada sedotan yang diakibatkan oleh tekanan osmotic. Hal sebaliknya
berlaku pada telur yang dimasukkan kedalam gula. Konsentrasi air pada gula lebih
rendah (hipotonis) dibandingkan konsentrasi yang ada pada telur (hipertonis)
sehingga terjadi osmosis, dimana cairan yang berada dalam telur keluar melalui
dinding telur sebagai membran semipermeabel.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA