Disusun Oleh:
KELOMPOK 4
Thasya Septianty
DAFTAR ISI....................................................................................................................... 2
BAB I .................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 3
1.2 Tujuan ....................................................................................................................... 4
BAB II................................................................................................................................. 5
TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................... 5
A. Landasan Teori ........................................................................................................... 5
BAB III ............................................................................................................................... 8
METODE PENELITIAN .................................................................................................... 8
JUDUL PRAKTIKUM ................................................................................................... 8
WAKTU DAN TEMPAT ............................................................................................... 8
BAB IV ............................................................................................................................. 10
PEMBAHASAN ............................................................................................................... 10
4.1 Pembahasan............................................................................................................. 10
BAB V .............................................................................................................................. 12
PENUTUP ........................................................................................................................ 12
5.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 12
5.2 Saran ...................................................................................................................... 12
LAMPIRAN...................................................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
Konsep difusi dan osmosis merupakan contoh konsep dasar fungsional yaitu
transpor pada membran sel. Konsep tersebut merupakan konsep dasar
yang digunakan untuk memahami konsep sel sebagai unit terkecil
struktural dan fungsional. Sel sebagai unit terkecil penyusun makhluk hidup
tentunya memiliki tingkatan struktural. Sel yang memiliki bentuk dan fungsi
yang sama membentuk sebuah jaringan. Jaringan saling bekerja sama
membentuk sebuah organ. Organ- organ saling mendukung membangun
sistem organ. Berbagai sistem organ inilah yang kemudian membentuk
sebuah individu atau makhluk hidup. Secara fungsional, di dalam sel terjadi
berbagai aktivitas yang saling mendukung untuk keberlangsungan makhluk
hidup.
1.2 Tujuan
A. Landasan Teori
2.1 Difusi
Difusi biasa terjadi ketika sel mau mengambil nutrisi atau molekul yang
hydrophobic atau tidak berpolar / berkutub. Molekul mampu langsung
berdifusi ke dalam membran plasma yang terbuat dari phospholipids.
Difusi seperti ini tidak memerlukan energi atau ATP (Adenosine Tri-
Phosphate). Difusi khusus terjadi ketika sel mau mengambil nutrisi atau
molekul yang hydrophilic atau berpolar dan ion. Difusi seperti ini memerlukan
protein khusus yang memberikan jalur kepada partikel-partikel tersebut
ataupun membantu dalam perpindahan partikel. Hal ini dilakukan karena
partikel-partikel tersebut tidak mampu melewati membran plasma dengan
remeh. Protein-protein yang ikut campur dalam difusi khusus ini
kebanyakan berfungsi untuk spesifik partikel.
2.2 Osmosis
Osmosis merupakan difusi cairan melintasi membran semipermeabel dari
daerah dimana cairan banyakan ke daerah dengan cairan yang semakin
sedikit . Osmosis sangat diputuskan oleh potensial kimia cairan atau potensial
cairan , yang menggambarkan kemampuan molekul cairan untuk mampu
melaksanakan difusi. Sejumlah akbar volume cairan akan memiliki kelebihan
energi lepas sama sekali daripada volume yang sedikit, di bawah kondisi
yang sama. Energi lepas sama sekali zuatu zat per unit banyak, terutama
per berat gram molekul (energi lepas sama sekali mol-1) dinamakan
potensial kimia. Potensial kimia zat terlarut kurang semakin sebanding dengan
konsentrasi zat terlarutnya. Zat terlarut yang berdifusi cenderung untuk
melakukan usaha dari daerah yang berpotensi kimia semakin tinggi
menuju daerah yang berpotensial kimia semakin kecil (Ismail, 2006). Osmosis
adalah difusi melalui membran semipermeabel. Masuknya larutan kedalam
sel-sel endodermis merupakan contoh ronde osmosis. Dalam tubuh
organisme multiseluler, cairan melakukan usaha dari satu sel ke sel lainnya
dengan leluasa. Selain air,molekul-molekul yang berukuran kecil seperti O2
dan CO2 juga mudah melewati membran sel. Molekul-molekul tersebut akan
berdifusi dari daerah dengan konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Ronde
Osmosis akan mandek jika konsentrasi zat di kedua sisi membran tersebut
telah mencapai keseimbangan(Anonim, 2009).
JUDUL PRAKTIKUM
“Proses Kerja Difusi Pada Kopi Dan Osmosis Pada Kentang”
1) Siapkan alat dan bahan seperti kopi bubuk, sendok, 2 buah gelas yang
masing-masing berisi air panas dan air biasa.
2) Ambil kopi bubuk menggunakan sendok.
3) Masukkan kopi bubuk secara bersamaan ke setiap gelas yang berisi air
panas dan air biasa, sebanyak 1 sendok makan.
4) Tunggu reaksi selama 15 menit.
5) Lalu amatilah reaksi dan perubahan yang terjadi.
4.1 Pembahasan
4.1.1 Percobaan Difusi Larutan Kopi.
Difusi adalah peristiwa berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian
berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Pada gelas air panas,
Kopi (hampir) terlarut sempurna dan ampas kopi sudah tenggelam. Dalam hal ini
kopi yang terlarut merupakan proses difusi. Jadi, difusi yang terjadi bisa di
katakan sempurna. Akibat dari terlarutnya kopi dalam air panas adalah pekatnya
warna air karena molekul air sudah berikatan dengan zat terlarut (kopi).
Pada gelas air biasa, hanya sebagian kopi yang terlarut kedalam air,
akibatnya warnanya tidak sepekat larutan pada gelas air biasa juga hanya sedikit
yang sudah tenggelam. Pada gelas air dingin, hanya sediikit kopi yang terlarut,
malah hampir tidak ada. Akibatnya warna tidak pekat, hanya terlihat agak
gelap yang dikarenakan kopi (yang tidak larut) mengambang dipermukaan air.
Untuk kecepatan dalam pelarutan kopi, pada air panaslah yang tercepat dari
pada air dingin yang terlama. Hal ini disebabkan oleh „Sifat kelarutan
padatan dalam cairan yang akan meningkat sejalan dengan peningkatan
suhu‟. Maka, kepadatan (zat terlarut) akan semakin mudah larut dalam
cairan yang memilii suhu lebih tinggi.
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, kentang mengalami perubahan. Dari
hasil pengamatan dapat kita ketahui bahwa sel – sel kentang mengalami
perubahan ukuran. Ada yang mengalami pertambahan ukuran maupun
pengurangan ukuran sesuai dengan medianya sendiri. Hal ini terjdi kerena sifat
larutan yang hipertonis maupun hipotonis terhadap kentang.
Pada gelas 1 (larutan garam) kentang menjadi lembek dan terjadi pengurangan
ukuran. Ini disebabkan karena kentang yang hipotonis terhadap larutan garam.
Sehingga air yang ada pada kentang keluar dari sel – sel kentang yang
menyebabkan kentang menjadi lembek dan mengalami pengurangan ukuran.
Sedangkan, pada gelas yang tidak diberi garam terlihat bahwa kondisi kentang
bertekstur keras dan padat. Setelah 30 menit kemudian kondisi kentang bertekstur
padat dan sedikit lebih keras atau bisa dikatakan tetap dan warnanya pun tetap.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa difusi terjadi
pada saat kopi terlarut dalam air. Cepat lambatnya kelarutan bergantung pada
ketinggian suhu. Semakin tinggi suhu air, maka kopi akan semakin cepat
larut. Kepekatan warna larutan bergantung pada kopi yang terlarut. Semakin
banyak yang terlarut semakin maka semakin pekat. Sedangkan
5.2 Saran
Pada saat melakukan percobaan, supaya agar lebih teliti saat memotong kentang
agar ukuran dan besarnya sama, sehingga tidak terjadi kesalahan saat melakukan
percobaan atau pratikum.
LAMPIRAN