Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRATIKUM BIOLOGI

OSMOSIS DAN DIFUSI

Disusun Oleh:
KELOMPOK 4

Anisa Nur‟aini Putri

Novrida Dwiyanti Sianturi

Thasya Septianty

SMA NEGERI 1 BINTAN UTARA


2021-2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................... 2
BAB I .................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 3
1.2 Tujuan ....................................................................................................................... 4
BAB II................................................................................................................................. 5
TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................... 5
A. Landasan Teori ........................................................................................................... 5
BAB III ............................................................................................................................... 8
METODE PENELITIAN .................................................................................................... 8
JUDUL PRAKTIKUM ................................................................................................... 8
WAKTU DAN TEMPAT ............................................................................................... 8
BAB IV ............................................................................................................................. 10
PEMBAHASAN ............................................................................................................... 10
4.1 Pembahasan............................................................................................................. 10
BAB V .............................................................................................................................. 12
PENUTUP ........................................................................................................................ 12
5.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 12
5.2 Saran ...................................................................................................................... 12
LAMPIRAN...................................................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konsep difusi dan osmosis merupakan contoh konsep dasar fungsional yaitu
transpor pada membran sel. Konsep tersebut merupakan konsep dasar
yang digunakan untuk memahami konsep sel sebagai unit terkecil
struktural dan fungsional. Sel sebagai unit terkecil penyusun makhluk hidup
tentunya memiliki tingkatan struktural. Sel yang memiliki bentuk dan fungsi
yang sama membentuk sebuah jaringan. Jaringan saling bekerja sama
membentuk sebuah organ. Organ- organ saling mendukung membangun
sistem organ. Berbagai sistem organ inilah yang kemudian membentuk
sebuah individu atau makhluk hidup. Secara fungsional, di dalam sel terjadi
berbagai aktivitas yang saling mendukung untuk keberlangsungan makhluk
hidup.

Difusi dan osmosis merupakan contoh aktivitas sel dalam menjaga


keseimbangan antara zat/materi di dalam maupun di luar sel. Konsep tersebut
perlu dipahami untuk mempelajari berbagai aktivitas sistem organ di
dalam tubuh makhluk hidup baik tumbuhan maupun hewan. Pada tumbuhan,
konsep difusi dan osmosis diperlukan untuk memahami mekanisme
transpor air dan nutrisi pada tumbuhan. Proses penyerapan air oleh rambut-
rambut akar terjadi melalui difusi, penyaluran air dan nutrisi dari akar menuju
xilem melalui jalur simplas dan apoplas menggunakan mekanisme osmosis,
proses transpirasi pada daun memanfaatkan transpor aktif maupun pasif
untuk membuka dan menutup stomata pada daun. Proses serupa terjadi pada
sel hewan seperti proses pertukaran oksigen dan karbon dioksida pada
pembuluh darah, proses penyerapan nutrisi di dalam tubuh yang
melibatkan enzim dan zat makanan pada usus halus, proses pertukaran gas
oksigen dan karbon dioksida dalam alveolus, proses pertukaran zat/ion dalam
pembentukan urin, dan peredaran hormon dalam tubuh. Semua proses
tersebut memanfaatkan konsep difusi dan osmosis.
Peristiwa osmosis sebenarnya proses yang umum terjadi dalam kehidupan
sehari hari dan di lingkungan sekitar yang dapat dijadikan sebagai sumber
belajar bagi peserta didik. Contoh peristiwa osmosis dalam kehidupan
sehari-hari dapat ditemukan seperti pada tumbuhan dan hewan. Pada
tumbuhan, peran utama osmosis adalah dalam proses penyerapan air dari
dalam tanah oleh akar. Konsentrasi cairan yang berada di dalam jaringan akar
lebih pekat (hipertonis) dibandingkan larutan mineral di dalam tanah yang
mengakibatkan air (pelarut) berpindah dari dalam tanah ke jaringan akar
(Sutresna, 2008). Pada sel hewan, contoh proses osmosis dapat ditemukan
pada pengosongan pori cangkang Nautilus, sehingga memungkinkan
hewan ini terapung di dalam air (Mader, 1995). Contoh lain, hasil penelitian
Sari (2018) menyatakan bahwa keruh/buramnya warna mata nelayan
karena adanya peristiwa osmosis air laut.

1.2 Tujuan

Tujuan praktikum ini adalah sebagai berikut :


 Untuk mengetahui proses terjadinya osmosis pada kentang.
 Untuk mengetahui pengaruh tekanan osmosis pada kentang.
 Untuk mengetahui proses terjadinya difusi pada larutan kopi.
 Untuk mengetahui pengaruh proses difusi pada kopi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

2.1 Difusi

Difusi adalah penyebaran yang di maksut penyebaran di sini penyebaran


molekul molekul suatu zat, dan penyebaran itu di timbulkan oleh suatu gaya
yang identil dengan energi kinetis tersebut. Baik gas, maupun zat cair
dan zat padat, molekul-molekulnya ada kecenderungan utuk menyebar
sampai terdapat suatu konsentrasi yang sama. Difusi juga akan dilakukan
oleh molekul-molekul gula apabila kita mencampurkan suatu gula dengan
air biasa, setelah kita beri waktu yang cukup lama, maka seluruh air akan
berasa manis. dwiojoseputro (1990: 67). Difusi adalah peristiwa
mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi
tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan konsentrasi yang
hadir pada dua larutan dinamakan gradien konsentrasi. Difusi akan terus
terjadi sampai seluruh partikel tersebar lapang secara merata atau
mencapai keadaan kesetimbangan dimana perpindahan molekul tetap
terjadi walaupun tidak hadir perbedaan konsentrasi. Contoh yang
sederhana adalah pemberian gula pada air teh tawar. Lambat laun air
menjadi manis. Contoh lain adalah uap air dari cerek yang berdifusi
dalam udara.Difusi yang sangat sering terjadi adalah difusi molekuler.
Difusi ini terjadi jika terbentuk perpindahan dari sebuah lapisan (layer)
molekul yang diam dari solid atau fluida. Di dalam sel, zat-zat yang memiliki
berat molekul rendah dapat berdifusi melalui membran. Selama proses difusi
ini zat yang terlarut dapat berpindah dari larutan berkonsentrasi tinggi ke
larutan berkonsentrasi rendah. Perpindahan zat ini terus terjadi sehingga
tercapai keadaan setimbang, pada saat keadaan setimbang konsentrasi
kedua larutan sama besar. Dalam mengambil zat-zat nutrisi yang penting
dan mengeluarkan zat-zat yang tidak diperlukan, sel melaksanakan
beragam jenis perkara, dan noda satunya adalah difusi. Hadir dua jenis difusi
yang dilakukan, yaitu difusi biasa dan difusi khusus.

Difusi biasa terjadi ketika sel mau mengambil nutrisi atau molekul yang
hydrophobic atau tidak berpolar / berkutub. Molekul mampu langsung
berdifusi ke dalam membran plasma yang terbuat dari phospholipids.
Difusi seperti ini tidak memerlukan energi atau ATP (Adenosine Tri-
Phosphate). Difusi khusus terjadi ketika sel mau mengambil nutrisi atau
molekul yang hydrophilic atau berpolar dan ion. Difusi seperti ini memerlukan
protein khusus yang memberikan jalur kepada partikel-partikel tersebut
ataupun membantu dalam perpindahan partikel. Hal ini dilakukan karena
partikel-partikel tersebut tidak mampu melewati membran plasma dengan
remeh. Protein-protein yang ikut campur dalam difusi khusus ini
kebanyakan berfungsi untuk spesifik partikel.

2.2 Osmosis
Osmosis merupakan difusi cairan melintasi membran semipermeabel dari
daerah dimana cairan banyakan ke daerah dengan cairan yang semakin
sedikit . Osmosis sangat diputuskan oleh potensial kimia cairan atau potensial
cairan , yang menggambarkan kemampuan molekul cairan untuk mampu
melaksanakan difusi. Sejumlah akbar volume cairan akan memiliki kelebihan
energi lepas sama sekali daripada volume yang sedikit, di bawah kondisi
yang sama. Energi lepas sama sekali zuatu zat per unit banyak, terutama
per berat gram molekul (energi lepas sama sekali mol-1) dinamakan
potensial kimia. Potensial kimia zat terlarut kurang semakin sebanding dengan
konsentrasi zat terlarutnya. Zat terlarut yang berdifusi cenderung untuk
melakukan usaha dari daerah yang berpotensi kimia semakin tinggi
menuju daerah yang berpotensial kimia semakin kecil (Ismail, 2006). Osmosis
adalah difusi melalui membran semipermeabel. Masuknya larutan kedalam
sel-sel endodermis merupakan contoh ronde osmosis. Dalam tubuh
organisme multiseluler, cairan melakukan usaha dari satu sel ke sel lainnya
dengan leluasa. Selain air,molekul-molekul yang berukuran kecil seperti O2
dan CO2 juga mudah melewati membran sel. Molekul-molekul tersebut akan
berdifusi dari daerah dengan konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Ronde
Osmosis akan mandek jika konsentrasi zat di kedua sisi membran tersebut
telah mencapai keseimbangan(Anonim, 2009).

Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari


bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel
harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang
mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan
suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dalam air yang
jernih dibandingkan semuanya yang sangat pekat berfungsi diamatinya
bersama diangkat ditanah bertinggi (Pratiwi 2006: 212).
Dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat
menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit
luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran
permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih
pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat
koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut,
dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri (Sarkini 2006: 200).

Osmosis merupakan suatu topik yang penting dalam biologi karena


fenomena ini dapat menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam
dan ke luar sel. Osmosis terbalik adalah sebuah istilah teknologi yang
berasal dari osmosis. Osmosis adalah sebuah fenomena alam dalm sel hidup
di mana molekul “solvent” (biasanya air) akan mengalir dari daerah
“solute” rendah ke daerah “solute” tinggi melalui sebuah membran
“semipermeable”. Membran “semipermeable” ini menunjuk ke membran
sel atau membran apa pun yang memiliki struktur yang mirip atau bagian
dari membran sel. Gerakan dari “solvent” berlanjut sampai sebuah konsentrasi
yang seimbang tercapai di kedua sisi membran (Sarkini 2006: 201).
BAB III
METODE PENELITIAN

JUDUL PRAKTIKUM
“Proses Kerja Difusi Pada Kopi Dan Osmosis Pada Kentang”

WAKTU DAN TEMPAT


 TANGGAL : 25 JULI 2022
 WAKTU : PUKUL 09.20 – 10.40 WIB
 TEMPAT : KELAS XI MIA 3, SMA NEGERI 1 BINTAN
UTARA

3.1 Alat dan Bahan


PRAKTIKUM DIFUSI KOPI
 Kopi bubuk
 Sendok
 1 gelas air biasa
 1 gelas air panas

PRAKTIKUM OSMOSIS KENTANG

 Kentang yg sudah dikupas (1 buah)


 Pisau
 Air
 Garam
 Gelas (2 buah)
3.2 Cara Kerja

3.2.1 Percobaan Difusi Larutan Kopi

1) Siapkan alat dan bahan seperti kopi bubuk, sendok, 2 buah gelas yang
masing-masing berisi air panas dan air biasa.
2) Ambil kopi bubuk menggunakan sendok.
3) Masukkan kopi bubuk secara bersamaan ke setiap gelas yang berisi air
panas dan air biasa, sebanyak 1 sendok makan.
4) Tunggu reaksi selama 15 menit.
5) Lalu amatilah reaksi dan perubahan yang terjadi.

3.2.2 Percobaan Osmosis Kentang.

1) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.


2) Ambil satu buah kentang dan kupas kulit kentang hingga bersih.
3) Potong kentang sampai berbentuk dadu sebanyak 2 potong yang
berukuran 2 x 2 cm.
4) Lalu masukkan masing-masing 1 kentang pada gelas air biasa dan air
garam.
5) Tunggu reaksi selama 30 menit.
6) Lalu amatilah perubahan yang terjadi.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan
4.1.1 Percobaan Difusi Larutan Kopi.
Difusi adalah peristiwa berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian
berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Pada gelas air panas,
Kopi (hampir) terlarut sempurna dan ampas kopi sudah tenggelam. Dalam hal ini
kopi yang terlarut merupakan proses difusi. Jadi, difusi yang terjadi bisa di
katakan sempurna. Akibat dari terlarutnya kopi dalam air panas adalah pekatnya
warna air karena molekul air sudah berikatan dengan zat terlarut (kopi).

Pada gelas air biasa, hanya sebagian kopi yang terlarut kedalam air,
akibatnya warnanya tidak sepekat larutan pada gelas air biasa juga hanya sedikit
yang sudah tenggelam. Pada gelas air dingin, hanya sediikit kopi yang terlarut,
malah hampir tidak ada. Akibatnya warna tidak pekat, hanya terlihat agak
gelap yang dikarenakan kopi (yang tidak larut) mengambang dipermukaan air.

Untuk kecepatan dalam pelarutan kopi, pada air panaslah yang tercepat dari
pada air dingin yang terlama. Hal ini disebabkan oleh „Sifat kelarutan
padatan dalam cairan yang akan meningkat sejalan dengan peningkatan
suhu‟. Maka, kepadatan (zat terlarut) akan semakin mudah larut dalam
cairan yang memilii suhu lebih tinggi.

4.1.2 Percobaan Osmosis Kentang.

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, kentang mengalami perubahan. Dari
hasil pengamatan dapat kita ketahui bahwa sel – sel kentang mengalami
perubahan ukuran. Ada yang mengalami pertambahan ukuran maupun
pengurangan ukuran sesuai dengan medianya sendiri. Hal ini terjdi kerena sifat
larutan yang hipertonis maupun hipotonis terhadap kentang.

Pada gelas 1 (larutan garam) kentang menjadi lembek dan terjadi pengurangan
ukuran. Ini disebabkan karena kentang yang hipotonis terhadap larutan garam.
Sehingga air yang ada pada kentang keluar dari sel – sel kentang yang
menyebabkan kentang menjadi lembek dan mengalami pengurangan ukuran.
Sedangkan, pada gelas yang tidak diberi garam terlihat bahwa kondisi kentang
bertekstur keras dan padat. Setelah 30 menit kemudian kondisi kentang bertekstur
padat dan sedikit lebih keras atau bisa dikatakan tetap dan warnanya pun tetap.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa difusi terjadi
pada saat kopi terlarut dalam air. Cepat lambatnya kelarutan bergantung pada
ketinggian suhu. Semakin tinggi suhu air, maka kopi akan semakin cepat
larut. Kepekatan warna larutan bergantung pada kopi yang terlarut. Semakin
banyak yang terlarut semakin maka semakin pekat. Sedangkan

Dari hasil percobaan osmosis pada kentang mengalami perubahan. Setelah


diamati kita dapat ketahui bahwa sel-sel kentang mengalami perubahan ukuran
da nada yang mengalami pertambahan atau pengurangan ukuran sesuai dengan
medianya sendiri . Hal ini terjadi karena sifat larutan hipertonis maupun hipotonis
terhaap kentang.

5.2 Saran

Pada saat melakukan percobaan, supaya agar lebih teliti saat memotong kentang
agar ukuran dan besarnya sama, sehingga tidak terjadi kesalahan saat melakukan
percobaan atau pratikum.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai