Praktikum III
Disusun Oleh:
Nim : 2084205026
Kelompok : 3 (tiga)
PEKANBARU
I. PENDAHULUAN
Peristiwa osmosis dan difusi sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari tanpa
kita sadari. Makhluk hidup memiliki beberapa ciri-ciri, salah satunya yaitu mengalami
metabolisme, misalnya transportasi. Manusia dan tumbuhan memerlukan zat dari luar
untuk kelangsungan hidupnya. Supaya dalam tubuh terjadi keseimbangan, maka
diperlukan sirkulasi zat yang terjadi dalam gerakan sitoplasma atau dalam bentuk osmosis
dan difusi. (Yahya, 2015)
Pada tumbuhan pun tak terlepas dari peristiwa difusi dan osmosis. Hal tersebut
terutama terjadi pada saat pengangkutan zat hara dan air dari akar ke daun maupun pada
saat pengangkutan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan yang
memerlukan. Adapun peristiwa tersebut dapat terjadi ditentukan oleh adanya perbedaan
potensial air. Untuk itulah pada praktikum kali ini akan dilakukan penghitungan tekanan
osmosis jaringan tersebut serta mengkur nilai potensial jaringan umbi kentang.
Air sebagai pelarut bergerak melewati membran menuju bagian dengan jumlah
materi terlarut paling banyak dan kadar airnya sedikit. Sukrosa sebagai materi terlarut
dalam percobaan osmosis pada kentang.
II. LANDASAN TEORI
Umbi merupakan suatu jenis tumbuhan yang dapat mengalami peristiwa difusi dan
juga osmosis. Umbi sendiri termasuk tanaman yang terbentuk dalam tanah. (Yahya, 2015).
Kentang (Solanum tuberosum L.) termasuk jenis bahan pangan hasil pertanian yang
bernilai ekonomis cukup tinggi. Salah satu kendala yang dihadapi oleh produk ini adalah
umur simpan yang pendek dan mudah mengalami reaksi browning. Penyebab utama reaksi
browning adalah kadar air yang tinggi. Sharma (2000) menyatakan dehidrasi osmotik
adalah salah satu alternatif untuk mengatasi masalah tersebut. dengan metoda ini kadar air
kentang bisa diturunkan sampai ke tingkat yang cukup rendah tanpa mengubah tekstur
kentang dan kandungan protein kentangnya tidak terdenaturasi (Wirawan, 2006).
Dehidrasi osmosis dilakukan dengan merendam bahan pangan di dalam larutan
(garam, gula atau bahan lain) dengan tekanan osmosis lebih tinggi daripada tekanan
osmosis intraselular bahan pangan tersebut. akibatnya, air dalam bahan akan keluar
melintas membran sel menuju larutan perendam itu (Wirawan, 2006).
Menurut Dwijoseputro (1994), difusi merupakan penyebaran molekul-molekul
suatu zat yang ditimbulkan oleh energi kinetik. Dimana molekul-molekul tersebut
cendrung menyebar ke segala arah sampai terdapat suatu konsentrasi yang sama. Difusi zat
terjadi dari suatu tempat yang banyak mengandung molekul-molekul atau tempat yang
konsentrasinya pekat menuju tempat yang sedikit mengandung molekul atau konsentrasi
rendah.
Difusi adalah gerakan molekul atau ion menembus membran berdasarkan gradien
konsentrasi. Difusi merupakan suatu cara dimana zat bergerak masuk, melalui dan keluar
sel. Dalam spesies multisel, difusi juga memindahkan zat antarsel pada daerah yang
berbeda dalam tubuhnya atau antarsel dilingkungan eksternal sel (Prasaja, 2012).
Jika pertikel suatu zat dapat bergerak bebas tanpa terhambat oleh gaya tarik, maka
dalam jangka waktu tertentu partikel-pertikel itu akan tersebar merata dalam ruang yang
ada. Sampai distribusi merata seperti itu terjadi akan terdapat banyak partikel yang
bergerak dari daerah tempat partikel lebih pekat ke daerah yang partikelnya kurang pekat,
dan secara menyeluruh gerakan partikel pada arah tertentu disebut difusi (Yahya, 2015).
Difusi adalah penyebaran molekul suatu zat yang ditimbulkan oleh suatu gaya yang
identik dengan energi kinetik (Dwijoseputro, 1994). Kontrasi larutan itu sendiri merupakan
banyaknya jumlah zat terlarut dalam pelarut. Cepat lambatnya difusi dan osmosis
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain perbedaan konsentrasi, suhu, tekanan, dan
matrik atau bahan penyusun (Yahya, 2015).
Pada tumbuhan, air dan garam-garam mineral masuk ke dalam tumbuhan melalui
epidermis akar, dimana terdapat perbedaan konsentarsi antara sel-sel akar dengan cairan
yang ada di sekeliling akar. Sel-sel akar mempunyai konsentarsi yang lebih tinggi bila
dibandingkan dengan keadaan sekelilingnya. Hal ini dapat ditandai dengan semakin dalam
masuknya sel-sel akar maka akan semakin banyak terdapat penimbunan garam sehingga
semakin ke dalam defisit tekanan difusi semakin besar. Makin besar perbedaan konsentarsi
antara dua daerah maka makin tajam gradasi konsentasi makin besar kecepatan difusinya.
Salah satu bagian difusi adalah osmosis yaitu perpindahan air dari larutan yang mempunyai
konsentarsi rendah ke larutan yang mempunyai konsentrasi tingi melalui membran
semipermiabel (Lovelss, 1991).
Osmosis adalah berdifusinya zat pelarut dari larutan yang konsentrasinya rendah ke
larutan yang konsentrasinya tinggi melalui selaput semipermiabel (Loveless, 1991).
Osmosis adalah perpindahan ion atau molekul zat dari kerapatan rendah ke kerapatan
tinggi melalui suatu membran (Yahya, 2015).
Proses transpor di dalam sel melibatkan peran air sebagai pelarut ion atau malekul-
molekul dari satu tempat ke tempat lain. Pada skala seluler, sistem transpor yang cukup
dominan adalah melalui difusi. Difusi adalah pergerakan spontan dari suatu senyawa dari
tempat yang berkonsentrasi tinggi ke tempat yang berkonsentrasi rendah. Percampuran
senyawa di dalam proses difusi terjadi secara acak (random) yang didorong oleh perbedaan
konsentrasi. Taiz dan Zeiger, (2010)
Plasmolisis adalah proses terlepasnya Protoplasma dari dinding sel yang
disebabkan oleh air yang berada dalam vakoula merembes keluar dari sel, yaitu bila
tumbuhan berada pada lingkungan yang kadar airnya rendah, maka tumbuhan akan sulit
menyerap air. Pada kasus tertentu, air di dalam sel juga akan keluar. Bila terjadi terus-
menerus, maka selaput plasma akan lepas dari dinding sel. Bila plasmolisis
berkepanjangan, maka sel tersebut akan mati dan untuk mengembalikannya diperlukan
proses sebaliknya. Keadaan ini dapat kembali ke yang lebih tinggi (hipotonik). Peristiwa
kembalinya protoplasma ini disebut dengan deplasmolisis (Lakitan, 2013).
III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Praktikum Tekanan Osmosis Cairan Sel ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal
30 November 2022 pukul 14.00-15.00 WIB, bertempat di Laboratorium Prodi Pendidikan
Biologi Fakultas Pendidikan dan Vokasi Universitas Lancang Kuning
a. Alat
Pisau cutter
Timbangan Analitik
Botol atau Gelas Piala
Penggaris
Label
b. Bahan
Umbi Kentang Solanum tuberosum L
Larutan gula sukrosa dengan konsentrasi 0,20 M, 0,30 M, 0,40 M
4.1. Hasil
Tabel Hasil:
Konsentrasi P0 P1 ʌP ̄ ʌP B0 B1 ʌB ̄ ʌB
(M)
0,20 5 cm 4,5 cm 0,5 cm 6,6 0,3 6,3
0,30 5 cm 4,5 cm 0,5 cm 6,3 0,2 6,1
0,40 5 cm 4,5 cm 0,5 cm 6,1 0,6 5,5
Awal Akhir
Gambar 1 Gambar 2
4.2. Pembahasan
Dari hasil diatas setiap potongan kentang yang direndam dengan konsentrasi yang
berbeda mempunyai panjang dan bobot yang berbeda. Dapat dinyatakan adalah sebagai
berikut :
Pada konsentrasi 0,20 panjang dan bobot awal kentang yaitu 5 cm dan 6,6, setelah
direndam dengan konsentrasi ini selama 24 jam maka panjang nya berubah menjadi
4,5 cm dan 0,3.
Pada konsentrasi 0,30 panjang dan bobot awal kentang yaitu 5 cm dan 6,3, setelah
direndam dengan konsentrasi ini selama 24 jam maka panjang dan bobotnya
berubah menjadi 4,5 cm dan 6,3.
Pada konsentrasi 0,40 panjang dan bobot awal kentang yaitu 5 cm dan 6,1, setelah
direndam dengan konsentrasi ini selama 24 jam maka panjang dan bobotnya
berubah menjadi 4,5 cm dan 0,6.
Saat kentang direndam dalam larutan Sukrosa akan terjadi perpindahan air secara
osmosis dari sel-sel kentang keluar menuju ke larutan.
sel-sel kentang mengalami kekurangan air, akibatnya terjadi plasmolisis. Kondisi ini
mengakibatkan penurununan tekanan turgor. Menurunnya tekanan turgor mengakibatkan
kentang menjadi lebih empuk dan lembek.
Sedangkan penurunan berat kentang terjadi akibat perpindahan air dari sel-sel kentang
ke larutan. Semakin tinggi larutan yang digunakan (hipertonis), maka akan semakin
lembek kentangnya. Kondisi sebanding juga terjadi pada penurunan berat kentang.
(Bithdaddy, (2022)
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Osmosis adalah berdifusinya zat pelarut dari larutan yang konsentrasinya rendah ke
larutan yang konsentrasinya tinggi melalui selaput semipermiabel (Loveless, 1991).
2. Difusi adalah pergerakan spontan dari suatu senyawa dari tempat yang
berkonsentrasi tinggi ke tempat yang berkonsentrasi rendah. Percampuran senyawa
di dalam proses difusi terjadi secara acak (random) yang didorong oleh perbedaan
konsentrasi. Taiz dan Zeiger, (2010)
3. Kentang yang direndam dalam larutan gula mengalami osmosis dimana kandungan
air dalam kentang lebih besar sehingga air cenderung keluar yang menyebabkan
berat kentang berkurang (hipertonis).
4. - Pada konsentrasi 0,20 panjang dan bobot awal kentang yaitu 5 cm dan 6,6, setelah
direndam dengan konsentrasi ini selama 24 jam maka panjang nya berubah menjadi
4,5 cm dan 0,3.
- Pada konsentrasi 0,30 panjang dan bobot awal kentang yaitu 5 cm dan 6,3, setelah
direndam dengan konsentrasi ini selama 24 jam maka panjang dan bobotnya
berubah menjadi 4,5 cm dan 6,3.
- Pada konsentrasi 0,40 panjang dan bobot awal kentang yaitu 5 cm dan 6,1, setelah
direndam dengan konsentrasi ini selama 24 jam maka panjang dan bobotnya
berubah menjadi 4,5 cm dan 0,6.
5.2 Saran
Saran saya dalam praktikum ini agar praktikan fokus. Untuk praktikum selanjutnya
diharapkan agar semua praktikan dapat mengikuti semua pengamatan yang dilakukan saat
praktikum, sehingga praktikan dapat mengerti materi yang dipraktikumkan.
DAFTAR PUSTAKA
Yahya. 2015. Perbedaan Tingkat Laju Osmosis Antara Umbi Solonum Tuberosum Dan
Doucus Carota. Jurnal Biology Education, 4(1): 196-206.
Febrianto D dan No JG. 2015. Aplikasi Reverse Osmosis pada Industri Bioproses.
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=osmosis+merupa di
akses pada 02 Desember 2022 pukul 20.08 WIB
Wirawan, K. S. (2006). Studi Transfer Massa pada Proses Dehidrasi Osmosis Kentang
(Solanum tuberosum L.). Forum Teknik, 30(2): 99-105.
Prasaja, Y. (2012). Biologi: Kesatuan dan Keragaman Makhluk Hidup Edisi 12. Jakarta:
Salemba Teknika.
Loveless. 1991. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Taiz L & E Zeiger (2010). Plant Physiology, 5th edition. Massachussetts, Sinauer Ass. Inc.
Publisher.