Anda di halaman 1dari 7

RESUME PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

“Difusi-Osmosis”

KELOMPOK 5 :

Angga Setya Bayu (22308141021)


Faidatun Nur Alifah (22308141022)
Ismail Bintang Pangestu (22308141023)
Shella Debora Aprillia Siagian (22308141024)
Rahmanto Raharjo (22308141025)

BIOLOGI B
DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
202
A. Pengertian Difusi dan Osmosis dan Prinsipnya
Makhluk hidup mengalami proses metabolisme, salah satunya adalah
transportasi. Seperti halnya manusia tumbuhan pun memerlukan zat-zat dari luar
untuk kelangsungan hidupnya. Untuk itu dalam mewujudkan keserasian dalam
tubuh, setiap makhluk hidup perlu adanya sirkulasi zat. Dimana sirkulasi zat ini
terjadi dalam gerakan sitoplasma atau dalam bentuk difusi dan osmosis. Proses
pengangkutan zat-zat dari dalam dan keluar sel disebut transportasi, Pada sel
tumbuhan terdapat membran sel yang berfungsi untuk mengatur keluar
masuknya zat. Dengan pengaturan itu sel akan memperoleh pH yang sesuai.
Konsentrasi zat-zat akan terkendali, sel dapat memperoleh masukan zat-zat dari
ion-ion yang diperlukan. Serta membuang zat-zat yang tidak dibutuhkan lagi
oleh tubuh. Perpindahan molekul atau ion melewati membran disebut transpor
lewat membran (Syamsuri, 1999 : 22 dalam Yahya, 2015)
Difusi adalah peristiwa mengalirnya atau berpindahnya suatu zat dalam
pelarut dari bagian konsentrasi tinggi ke bagian berkonsentrasi rendah.
Perbedaan konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut gradien konsentrasi.
Difusi akan terus terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas secara merata
atau mencapai keadaan kesetimbangan dimana perpindahan molekul tetap
terjadi walaupun tidak ada perbedaan konsentrasi (Hardianti, 2013).
Terdapat beberapa macam difusi, antara lain yaitu :
1. Difusi sederhana, terjadi pada penyerapan gas-gas dan air
2. Difusi terfasilitasi, terjadi pada penyerapan molekul-molekul besar seperti
glukosa, sukrosa. Salah satu proses difusi yang dikenal yaitu difusi terbantu,
dimana proses difusi terbantu difasilitasi oleh suatu protein. Difusi terbantu
sangat tergantung pada suatu mekanisme transport dari membran sel. Difusi
terbantu dapat ditemukan pada kehidupan sehari-hari, misalnya pada bakteri
Escheria coli yang diletakkan pada media laktosa. Membran bakteri tersebut
bersifat impermeabel sehingga tidak dapat dilalui oleh laktosa. Setelah
beberapa menit kemudian bakteri akan membentuk enzim dari dalam sel
yang disebut permease, yang merupakan suatu protein sel. Enzim permease
inilah yang akan membuatkan jalan bagi laktosa sehingga laktosa ini dapat
masuk melalui membran sel.
3. Transpor aktif, pada penyerapan bermacam-macam ion. Walaupun ion
berukuran kecil, tetapi paling sulit melewati membran Permeabilitasnya
membran terhadap ionion adalah laing rendah. rendah). Karena itu untuk
menyerapnya dibutuhkan tenaga (aktif). (Mudakir, Imam, 2004 dalam
Khairunna, 2019)

Jika partikel suatu zat dapat bergerak bebas tanpa terhambat oleh gaya
tarik, maka dalam jangka waktu tertentu partikel-partikel itu akan tersebar
merata dalam ruang yang ada. Sampai distribusi merata seperti itu terjadi akan
terdapat banyak partikel yang bergerak dari daerah tempat partikel lebih pekat
ke daerah yang partikelnya kurang pekat, dan secara menyeluruh gerakan
partikel pada arah tertentu disebut difusi (Loveless, 1991 : 136 dalam Yahya,
2015).
Pada tumbuhan, air dan garam garam mineral masuk ke dalam tumbuhan
melalui epidermis akar, dimana terdapat perbedaan konsentrasi antara sel-sel
akar dengan cairan yang ada disekeliling akar. Sel-sel akar mempunyai
konsentrasi yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan keadaan sekelilingnya.
Hal ini dapat ditandai dengan semakin dalam masuknya sel-sel akar maka akan
semakin banyak terdapat penimbunan garam sehingga semakin ke dalam defisit
tekanan difusi semakin besar. Semakin besar perbedaan konsentrasi antara dua
daerah maka makin tajam gradasi konsentrasi makin besar kecepatan difusinya
(Lovelss, 1991 : 136 dalam Yahya, 2015).
Osmosis adalah perpindahan pelarut murni seperti air melalui membran
semipermiabel yang berpindah dari larutan yang memiliki konsentrasi solute
rendah ke tinggi. Kecepatan osmosis bergantung pada konsentrasi solute di
dalam larutan, suhu larutan, muatan listrik solute. dan perbedaan antara tekanan
osmosis yang dikeluarkan oleh larutan. Tekanan osmotik larutan disebut
osmolalitas. Suatu larutan yang osmolitasnya sama dengan plasma darah disebut
isotonik. (Sumiasih dkk, 2016). membran semipermeabel adalah membran yang
permeabel terhadap pelarut tetapi tidak permeabel terhadap zat terlarut.
(Advinda, 2018).
Osmosis memegang suatu peran yang sangat penting di dalam hidup
tumbuhan diantaranya:
a. Penyerapan air oleh tumbuhan dari tanah melalui rambut akar, melalui
mekanisme osmotik.
b. Air yang diserap dibagi-bagikan sepanjang seluruh jaringan yang hidup,
dilakukan dengan proses osmosis dari sel ke sel.
c. Cahaya merangsang peningkatan osmosis pada sel pengawal, sehingga
menyebabkan pengambilan air ketika stomata membuka.
d. Pertumbuhan sel yang muda sampai pemanjangan sel disempurnakan oleh
kemampuan osmotic dan tekanan turgor dari sel.

B. Contoh proses difusi dan osmosis


Contoh proses difusi yang sederhana adalah pemberian gula pada cairan
teh tawar, semakin lama cairan menjadi manis. Contoh lain adalah uap dari air
yang mendidih berdifusi dalam udara. Perbedaan Konsentrasi yang ada pada
dua larutan disebut gradien konsentrasi. Difusi akan terus terjadi hingga seluruh
partikel tersebar luas secara merata atau mencapai keadaan kesetimbangan
dimana perpindahan molekul tetap terjadi walaupun tidak ada perbedaan
konsentrasi. Difusi yang paling sering terjadi adalah difusi molekuler. Difusi Ini
terjadi jika terbentuk perpindahan dari sebuah lapisan molekul yang diam dari
solid atau fluida (Uwie 2010: 1).
Contoh difusi pada tumbuhan dapat dilihat pada proses pertukaran gas
pada tumbuhan yang berlangsung di daun. Di dalam proses ini gas CO2 dari
atsmofer masuk ke dalam rongga antar sel pada mesofil daun, yang selanjutnya
digunakan untuk proses fotosintesis. Karena pada siang hari CO2 yang masuk
ke daun selalu digunakan untuk fotosintesis, maka kadar CO2 di dalam rongga
antar sel daun akan selalu lebih rendah dari atmosfer, akibatnya pada siang hari
akan terjadi aliran difusi gas CO2 dari atmosfer ke daun. Bersamaan dengan itu
terjadi pula difusi gas O2 dari rongga antar sel daun menuju atmosfer. Hal ini
dikarenakan pada proses fotosintesis dihasilkan O2, yang makin lama
terakumulasi di dalam rongga antar sel daun, sehingga kadarnya melebihi kadar
oksigen di atmosfer. Dalam kondisi seperti ini memungkinkan oksigen untuk
berdifusi dari daun ke atmosfer (Heddy, 1990).
Contoh dari osmosis pada tumbuhan adalah memasukkan kentang
kedalam air, yang ukurannya akan bertambah seiring waktu. hal ini dikarenakan
air memiliki konsentrasi pelarut (hipotonik) yang lebih tinggi daripada kentang,
sehingga air masuk kedalam kentang melalui membran semipermeabel pada
membran sel kentang. Olrh karena itu, mekanisme kerja osmosis adalah
perpindahan pelarut dari larutan hipotonik ke larutan hipertonik melalui
membran semipermeabel (Ulfa dkk,2020)

C. Hal hal yang mempengaruhi difusi-osmosis


Pada proses difusi, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi laju
difusi, antara lain yaitu :
1. Suhu
Semakin tinggi suhu maka difusi akan berlangsung semakin cepat.
Untuk bergerak dengan lebih cepat, partikel biasanya membutuhkan
energi yang besar. Dan salah satu sumber energi adalah panas,
sehingga dalam kondisi suhu yang tinggi proses difusi dapat
berlangsung dengan lebih cepat dari kondisi normalnya
2. BM, semakin besar BM maka difusi akan semakin lambat
3. Kelarutan dalam medium, semakin besar kelarutannya di dalam
medium, maka difusi akan semakin cepat.
4. Beda potensial kimia, semakin besar perbedaan potensialnya maka
proses difusi akan semakin cepat. (Try Koryati dkk, 2021)

Faktor faktor yang mempengaruhi laju osmosis pada sel hidup antara lain
adalah:
1. Ukuran zat terlarut.
Semakin besar ukuran sebuah partikel, maka sulit pula partikel
tersebut untuk dipindahkan. Nah, dalam proses terjadi nya difusi,
ukuran partikel juga berbanding lurus dengan tingkat kecepatan proses
difusi
2. Tebal membran.
Ketebalan membran berbanding lurus dengan kecepatan terjadinya
osmosis, yaitu semakin tebal membran, maka semakin banyak pula
waktu yang dibutuhkan dalam proses osmosis.
3. Luas permukaan.
Semakin luas pula bagian yang dapat bersinggungan. Dampaknya,
proses perpindahan zat pun berlangsung dengan lebih cepat.
4. Jarak zat pelarut dan terlarut.
Sama seperti halnya perpindahan normal, semakin jauh jarak
konsentrasi yang perlu ditempuh dalam perpindahan partikel, maka
semakin lama pula waktu yang dibutuhkan oleh partikel tersebut
untuk berpindah dari satu konsentrasi ke konsentrasi lainnya
5. Suhu.
Untuk bergerak dengan lebih cepat, partikel biasanya membutuhkan
energi yang besar. Dan salah satu sumber energi adalah panas,
sehingga dalam kondisi suhu yang tinggi proses osmosis dapat
berlangsung dengan lebih cepat dari kondisi normalnya (Try Koryati
dkk, 2021)
DAFTAR PUSTAKA
Advinda, L. (2018). Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Yogyakarta: Deepublish.
Ayu Hardianti, Riesqi. (2013). Difusi Osmosis. Jurnal Difusi Osmosis.Departemen
Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. ITB
Khairuna, K. (2019). Diktat Fisiologi Tumbuhan..
Sumiasih, N. N., Budiani, N. N., & Sit, S. (2016). Biologi Dasar dan Biologi Perkembangan.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Try Koryati, dkk. (2021). Fisiologi Tumbuhan. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Ulfa, Halim Laili, dkk. (2020). Uji Osmosis Pada Kentang dan Wortel
Menggunakan Larutan NaCl. Jurnal Sainsmat, 9(2), 110-116
Uwie. (2010). Difusi Osmosis dan Plasmolisis.
http://www.e-dukasi.net. Diakses pada tanggal 8 Februari 2023
Yahya, Y. (2015). PERBEDAAN TINGKAT LAJU OSMOSIS ANTARA UMBI SOLONUM
TUBEROSUM DAN DOUCUS CAROTA. Jurnal Biology Education, 4(1).

Anda mungkin juga menyukai