Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI DASAR

DIFUSI DAN OSMOSIS

NAMA : INA MINATUS SAKINAH

NIM : 150210103028

KELOMPOK : V (LIMA)

NO. TELP : 082232691951

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS JEMBER
I. JUDUL

Difusi dan Osmosis

II. TUJUAN

Untuk memahami permasalahan yang terjadi dalam percobaan mengenai difusi


dan osmosis

III. DASAR TEORI

Ada tiga macam gerakan ion atau molekul zat untuk melewati membran plasma
yaitu difusi, osmosis dan transpor aktif. Pergerakan molekul-molekul zat secara
difusi dan osmosis tidak memerlukan energi sehingga disebut transpor pasif
sedangkan transpor aktif memerlukan energi untuk pergerakannya (Kimball,
1983:121).

1. Difusi

Difusi merupakan suatu proses penyebaran molekul-molekul suatu zat yang


ditimbulkan oleh suatu gaya yang identik dengan energi kinetik (Tim Dosen
Pembina, 2015:17). Tiap molekul bergerak lurus sampai ia bertabrakan dengan
molekul lainnya. Pada setiap tabrakan, molekul akan terpental ke segala arah, hal
ini yang menyebabkan gerak acak pada molekul (Supriyanto, 1992: 29)

Kecepatan difusi ditentukan oleh beberapa hal seperti kekompakan partikel yang
menyusunnya jumlah zat yang tersedia, kecepatan gerak kinetik dan jumlah celah
pada membran sel (Lelono, 2002). Difusi sederhana ini dapat terjadi melalui dua
cara:

a. Melalui celah pada lapisan lipid ganda, khususnya jika bahan berdifusi terlarut
lipid.

b. Melalui saluran licin pada beberapa protein transpor.

Mekanisme difusi melalui membran dapat berlangsung melalui tiga mekanisme,


yaitu :
Difusi sederhana (simple difusion)

Difusi melalui saluran yang terbentuk oleh protein transmembran (simple difusion
by chanel formed)

Difusi difasilitasi (fasiliated difusion).

Difusi sederhana melalui membran berlangsung karena molekul-molekul yang


berpindah atau bergerak melalui membran bersifat larut dalam lemak (lipid)
sehingga dapat menembus lipid bilayer pada membran secara langsung. Membran
sel permeabel terhadap molekul larut lemak seperti hormon steroid, vitamin A, D,
E, dan K serta bahan-bahan organik yang larut dalam lemak. Selain itu,
memmbran sel juga sangat permeabel terhadap molekul anorganik seperti O,CO2,
HO, dan H2O. Beberapa molekul kecil khusus yang terlarut dalam serta ion-ion
tertentu, dapat menembus membran melalui saluran atau chanel. Saluran ini
terbentuk dari protein transmembran, semacam pori dengan diameter tertentu
yang memungkinkan molekul dengan diameter lebih kecil dari diameter pori
tersebut dapat melaluinya. Sementara itu, molekul – molekul berukuran besar
seperti asam amino, glukosa, dan beberapa garam – garam mineral, tidak dapat
menembus membrane secara langsung, tetapi memerlukan protein pembawa atau
transporter untuk dapat menembus membran. Proses masuknya molekul besar
yang melibatkan transporter dinamakan difusi difasilitasi.

Transport dengan cara difusi fasilitas mempunyai perbedaan dengan difusi


sederhana yaitu difusi fasilitas terjadi melalui carrier spesifik dan difusi ini
mempunyai kecepatan transport maksimum (Vmax). Suatu bahan yang akan
ditransport lewat cara ini akan terikat lebih dahulu dengan carrier protein yang
spesifik, dan ikatan ini akan membuka channel tertentu untuk membawa ikatan ini
ke dalam sel. Jika konsentrasi bahan ini terus ditingkatkan, maka jumlah carrier
akan habis berikatan dengan bahan tersebut sehingga pada saat itu kecepatan
difusi menjadi maksimal (Vmax). Pada difusi sederhana hal ini tidak terjadi,
makin banyak bahan kecepatan transport bahan maakin meningkat tanpa batas.
Difusi terfasilitasi adalah sejenis transpor pasif yang molekul solutnya bergerak
menuruni gradien konsentrasi dengan bantuan protein pembawa pada membran.
Suatu protein pembawa mengambil sebuah molekul, kemudian protein tersebut
berubah ke bentuk alternatifnya untuk menyimpan molekul ke sisi lain membran.
Dalam hal ini tidak diperlukan masukan energi.

Peristiwa difusi pada tumbuhan sangat penting untuk keseimbangan hidup


tumbuhan. Karbon dioksida (CO2) dan oksigen (O2) diambil oleh tumbuhan dari
udara melalui proses difusi. Pengambilan air dan garam mineral oleh tumbuhan
dari dalam tanah, salah satunya melalui proses difusi. Difusi zat dari dalam tanah
ke dalam tubuh tumbuhan disebabkan konsentrasi garam mineral di tanah lebih
tinggi daripada di dalam sel. Demikian juga gas CO2 di udara masuk ke dalam
tubuh tumbuhan karena konsentrasi CO2di udara lebih tinggi daripada di dalam
sel tumbuhan. Sebaliknya, O2 dapat berdifusi keluar tubuh tumbuhan jika
konsentrasi O2 dalam tubuh tumbuhan lebih tinggi akibat adanya fotosintesis
dalam sel (Loveless, 1991: 185).

Faktor yang mempengaruhi difusi :


1) Suhu, makin tinggi difusi makin cepat
2) Kelarutan dalam medium, makin besar difusi makin cepat
3) Perbedaan Konsentrasi, makin besar perbedaan konsentrasi antara dua
bagian, makin besar proses difusi yang terjadi.
4) Jarak tempat berlangsungnya difusi, makin dekat jarak tempat terjadinya
difusi, makin cepat proses difusi yang terjadi.
5) Area Tempat berlangsungnya difusi, makin luas area difusi, makin cepat
proses difusi.

Sirup yang kental dan konsentrasinya tinggi akan menyebar ke bagian bagian
air lainnya sehingga konsentrasinya menjadi lebih rendah dan homogen di
setiap tempat.
2. Osmosis
Osmosis merupakan difusi dari pelarut melalui membran yang semi
permeable dari tempat dengan berkosentrasi pelarut lebih tinggi ke tempat
dengan kosentrasi pelarut lebih rendah (Parjatmo, 1987:42). Proses osmosis
berlangsung dari larutan hipotonik menuju larutan yang hipertonik atau
perpindahan air dari molekul larutan yang potensial airnya tinggi ke potensial
yang rendah melalui membran selektif permeabel (semipermeabel). Membran
selektif permeabel adalah selaput pemisah yang hanya dapat dilalui oleh air
dan molekul-molekul tertentu yang larut di dalamnya. Molekul-molekul yang
dapat melewati membran semipermeabel adalah molekul-molekul asam
amino, asam lemak dan air, sedangkan molekul zat yang berukuran besar
misalnya polisakarida (pati) dan protein tidak dapat melewati membran
semipermeabel tersebut tetapi memerlukan protein pembawa atau transporter
untuk dapat menembus membran. Larutan yang memiliki konsentrasi tinggi
memiliki tekanan osmosis yang tinggi pula maupun sebaliknya. Setiap sel
hidup merupakan sistem osmosis. Jika sel ditempatkan dalam larutan yang
lebih pekat (hipertonis) terhadap cairan sel maka air dalam sel akan terisap
keluar. Hal itu akan menyebabkan plasma menyusut. Jika air sel terus terisap
keluar akan menyebabkan plasma terlepas dari sel-sel dan sel akan mengerut.
Sebaliknya jika sel berada dalam larutan hipotonis (lebih encer daripada
cairan sel), air dari luar sel akan masuk ke dalam sel sehingga sel
mengembang. Contoh dari osmosis yaitu saat memasukkan gula ke dalam
wadah yang sebagian berisi air, meningkatkan volume total cairan. Sebagai
akibat bertambahnya zat terlarut, jumlah molekul air menurun (Starr,
2009:96)
Plasmolisis adalah peritiwa melepasnya plasmalemma atau mebran plasma
dari dinding sel karena dehidrasi (hilangnya air sel) bila sel berada di
lingkungan larutan yang hipertonis sehingga protoplasma mengkerut dan
terlepas dari dinding sel. jika dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh
selaput semipermiabel ditempatkan dua larutan glukosa yang terdiri atas air
sebagai pelarut dan glukosa sebagai zat terlarut dengan konsentrasi yang
berbeda dan dipisahkan oleh selaput selektif permeabel, maka air dari larutan
yang berkonsentrasi rendah akan bergerak atau berpindah menuju larutan
glukosa yang konsentrainya tinggi melalui selaput permeabel. Membran
semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut,
yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis
merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan
meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi
melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang
dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel
selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding
dengan tekanan turgor

Osmosis adalah suatu topik yang penting dalam biologi karena fenomena ini
dapat menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam dan ke
luar sel. Pada hewan, untuk bisa bertahan dalam lingkungan yang hipotonik
atau hipertonik, maka diperlukan pengaturan keseimbangan air, yaitu dalam
proses osmoregulasi.
Faktor–faktor yang mempengaruhi terjadinya osmosis pada sel hidup :

1) Ukuran zat terlarut: semakin banyak zat terlarut maka peristiwa terjadinya
osmosis akan semakin cepat. Karena zat terlarut memiliki tekanan osmotik
yang berfungsi untuk memecah zat pelarut bergerak melalui membrane
semipermeable.
2) Tebal membran: semakin tebal suatu membrane akan memperhambat
terjadinya osmosis. Karena dapat menyebabkan semakin sulitnya zat
terlarut menembus membrane tersebut.
3) Luas permukaan
4) Jarak zat pelarut dan zat terlarut
5) Suhu

3. Transpor aktif
Pada sel-sel akar tumbuhan terdapat penumpukan mineral. Artinya,
konsentrasi mineral di dalam sel lebih tinggi daripada di luar sel, atau
potensial air di luar sel lebih tinggi dibandingkan dengan potensial air di
dalam sel. Oleh karena itu, osmosis dari luar sel ke dalam sel tetap
berlangsung untuk mencegah plasmolisis. Akan tetapi, keadaan ini
menghambat pengambilan mineral dari luar ke dalam sel melalui difusi,
terutama karena membran sel memiliki permeabilitas yang sangat rendah.
Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan transpor aktif yang melibatkan
energi dari ATP agar ion-ion dapat masuk ke dalam sel. ATP adalah molekul
pembawa energi di dalam sel (Parjatmo, 1987:87).
Transpor aktif merupakan transpor partikel-partikel melalui membran
semipermeabel yang bergerak melawan gradien konsentrasi yang
memerlukan energi dalam bentuk ATP. Transpor aktif berjalan dari larutan
yang memiliki konsentrasi rendah ke larutan yang memiliki konsentrasi
tinggi, sehingga dapat tercapai keseimbangan di dalam sel. Adanya muatan
listrik di dalam dan luar sel dapat mempengaruhi proses ini, misalnya ion K+,
Na+ dan CL – .

IV. METODE PRAKTIKUM


4.1 Alat:
- Cawan petri
- Skal pel atau pisau potong
- Gelas ukur
4.2 Bahan :
- Kentang/wortel
- Garam dapur halus
- Air
4.3 Cara kerja:

Menyiapkan dua butir kentang atau wortel, kupaslah umbi kentang dan potong
sehingga membentuk seperti kubus,atau bentuk lainnya yang penting bahan
dapat berdiri menumpu salah satu bidang sayatan tanpa bergulir

Pada sisi sayatan kentang/wortel yang menghadap keatas buatlah cekungan


yang cukup dalam

Kedalam cekungan salah satu kentang/wortel isilah dengan garam dapur halus
sebanyak separuh cekungan, sedangkan yang lain dibiarkan kosong

Meletakkan kedua kentang/wortel tersebut kedalam cawan petri yang terlebih


dahulu telah di isi air dan telah diketahui jumlahnya

Membiarkan selama kurang lebih tiga puluh menit, kemudian adakan


pengamatan dan ukur kembali air dalam cawan petri setelah kentang/wortel
dikeluarkan.

Mendiskusikan gejala apakah yang terjadi pada cekungan kedua


kentang/wortel tersebut, apakah ada perbedaan? Adakah perbedaan jumlah air
dalam kedua cawan petri, mengapa?
V. HASIL PENGAMATAN

Percobaan 1. Gambar kentang yang telah diberi garam dan di letakkan ke dalam
cawan petri berisi air dengan volume 25 ml

Percobaan 2. Gambar kentang yang telah diberi garam dan di letakkan ke dalam
cawan petri berisi air dengan volume 25 ml

Percobaan 3. Gambar kentang yang di letakkan ke dalam cawan petri berisi air
dengan volume 25 ml

Percobaan 4. Gambar kentang yang di letakkan ke dalam cawan petri berisi air
dengan volume 25 ml
Gambar 5. Gambar kentang yang di letakkan ke dalam cawan petri berisi air
dengan volume 25 ml

Gambar 6. Gambar kentang yang di letakkan ke dalam cawan petri berisi air
dengan volume 25 ml

NO. Bahan Perlakuan Hasil Keterangan


1. Kentang Air + V awal = 25 ml Rasa awal : hambar
garam V akhir = 24,5 Rasa akhir : asin
ml Tekstur : awal keras,
akhir lembek
Warna : awal kuning
cerah, akhir pucat
2. Kentang Air + V awal = 25 ml Rasa awal : hambar
garam V akhir = 25 ml Rasa akhir : hambar
Tekstur : lebih lunak dari
tekstur awal
Warna : kuning pucat
3. Kentang Air V awal = 25 ml Rasa awal : tawar
V akhir = 22,5 Rasa akhir : tawar
ml Tekstur seperti awal/keras
Warna : lebih pucat
4. Kentang Air V awal = 25 ml Rasa awal : tawar
V akhir = 24 ml Rasa akhir : tawar
Tekstur : keras
Warna : pucat
5. Kentang Air V awal = 25 ml Rasa awal : tawar
V akhir = 24 ml Rasa akhir : tawar
Tekstur : berair, lembek
Warna : pucat bagian
bawah

6. Kentang Air V awal = 25 ml Rasa awal : tawar


V akhir = 22,5 Rasa akhir : tawar
ml Tekstur : bawah lembek
Warna : pucat bagian
bawah

VI. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini, kita mengamati tentang terjadinya peristiwa difusi
dan osmosis. Dalam melaksanakan praktikum ini kami menggunakan sample
kentang sebagai indikator dan bahan utama untuk mengetahui adanya peristiwa
difusi dan osmosis. Buah kentang yang sudah dikupas dibentuk seperti kubus
dengan ukuran 3x3x3 yang dimaksudkan agar kentang dapat berdiri. Kemudian
disayat pada bagian permukaannya yang nantinya akan dibuat cekungan pada
masing masing kentang. Cekungan pada kentang diberi perlakuan yang berbeda
yaitu beberapa cekungan dalam kentang di isi dengan garam dapur halus
sedangkan cekungan

Pada kentang yang lainnya tanpa garam dapur, hanya berupa air saja. Setelah itu
kentang dimasukkan ke dalam cawan petri yang sudah diisi dengan air dimana
volume air dalam cawan petri tersebut sudah diketahui. Untuk meneliti adanya
peristiwa difusi dan osmosis , kentang dibiarkan terendam dalam air pada cawan
petri tersebut pada waktu 30 menit.

Setelah 30 menit, kentang diamati apakah terjadi beberapa perubahan. Kentang


yang terendam air dan cekungannya diberi garam terjadi perubahan, dimana
antara lain perubahan pada garam dapur. Garam tersebut akan larut dalam air
karena kentang tersebut mengalami peristiwa osmosis dimana air yang ada dalam
cawan petri merembes melalui membran yang dalam hal ini membrannya
adalah kentang, menuju ke larutan garam yang ada dalam cekungan kentang.
Kentang bertindak sebagai membran selektif permeabel yang memisahkan dua
larutan dengan konsentrasi yang berbeda dimana dapat dilalui oleh air dan zat
yang larut di dalamnya,oleh karenanya maka air berpindah dari molekul larutan
yang mempunyai potensial air tinggi dimana dalam hal ini yang berperan adalah
air di luar kentang menuju larutan yang potensial airnya rendah yang dalam hal
ini adalah larutan garam yang ada dalam kentang. Berdasarkan peristiwa osmosis
yang terjadi tersebut, maka air yang ada dalam cawan petri menjadi berkurang
karena masuk ke dalam larutan garam di kentang yang berkonsentrasi air rendah.

Kentang yang mengalami peristiwa osmosis akan mengalami perubahan pada


strukturnya yaitu yang semula kaku akan menjadi lembek dan ada pula terjadi
seperti pengkerutan.. Hal itu disebabkan karena air yang ada di luar kentang akan
masuk ke dalamnya sehingga kentang yang kaku dimana hal ini bisa dikatakan
bahwa kandungan air dalam kentang masih sedikit akan menjadi lembek karena
kandungan air dalam kentang bertambah yang menyebabkan garam dalam
cekungannya menjadi larut oleh perembesan air dari luar tadi.
Sedangkan pada kentang yang didalam cekungannya tidak diberi garam dapur
terlihat bahwa pada kondisi awal kentang padat atau keras dan setelah 30 menit
juga terjadi perubahan mulai dari berkurangnnya volume air dalam cawan petri
lalu struktur kentang yang mulanya keras menjadi sedikit lembek serta perubahan
warna. Namun pada salah satu percobaan diatas terdapat kondisi kentang tetap
tidak ada perubahan, warna dan strukturnya pun tetap. Sesuai dengan teori
seharusnya air pada cawan petri berkurang karena adanya suatu peristiwa.
Berdasarkan teori yang ada, peristiwa tersebut dinamakan difusi yaitu suatu
proses atau peristiwa yang terjadi karena berpindahnya suatu zat terlarut. Hal ini
mungkin dipengaruhi oleh ketidaktelitian praktikan dalam mengamati waktu atau
perubahan volumenya.

Dalam percobaan ini, materi terlarut adalah garam. Garam dan air adalah dua dari
bahan-bahan kimia yang ada pada kentang. Dalam praktikum tersebut terlihat
bahwa proses difusi dan osmosis sangat dipengaruhi oleh suatu konsentrasi zat
yang mana dimiliki oleh setiap obyek. Sebelum dan sesudah diletakkan ke dalam
cawan petri, keadaan kentang mengalami perubahan yaitu warna, bentuk dan
kondisi kekerasan kentang itu sendiri. Selain itu,volume airnya pun juga ikut
berubah.

Perbedaan antara difusi dan osmosis

a. Osmosis terjadi ketika terdapat membran semi-permeable, membrane ini


tidak dibutuhkan untuk terjadinya difusi.
b. Pada osmosis yang berpindah adalah molekul-molekul pelarut, biasanya
air. Sedangkan pada difusi yang berpindah adalah molekul-molekul
terlarut.
c. Difusi biasa terjadi pada molekul-molekul gas, meski difusi juga dapat
terjadi pada molekul padat-cair atau cair-gas.
d. Osmosis terjadi relatif lebih lambat dibandingkan dengan difusi.
e. Difusi dapat menyebar sampai jarak yang jauh, sedangkan osmosis
terbatas pada jarak yang lebih dekat.

Persamaan difusi dan osmosis :


a. Keduanya termasuk transport pasif sehingga tidak membutuhkan energy
eksternal agar kedua proses ini dapat terjadi.
b. Keduanya dapat terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi.

VII. KESIMPULAN
a. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa pada percobaan kali ini peristiwa osmosis
adalah perpindahan pelarut dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi yang
lebih rendah melalui membran semipermeabel yang dalam praktikum ini
ditunjukkan oleh kentang yang cekungannya diberi garam. Sedangkan
peristiwa difusi adalah perpindahan zat terlarut dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi yang lebih rendah baik membran ataupun tidak. Dan dari
percobaan ini terlihat bahwa pada kentang yang terdapat garam dapur
halus dalam cekungannya dan pada kentang yang tidak terdapat garam
dalam cekungan terjadi suatu peristiwa yaitu difusi dan osmosis. Dimana
pada kentang dalam mengalami peristiwa tersebut terdapat beberapa
perubahan yang terjadi, mulai dariperubahan struktur, warna dan ukuran
volume air. Perubahan ini disebabkan karena adanya perbedaan
konsentrasi yang terjadi pada perististiwa difusi dan osmosis.

b. SARAN
Dalam melaksanakan pengamatan ini, mahasiswa sebaiknya harus
seksama dan teliti , baik dalam mengamati waktu yang diperlukan maupun
perubahan yang terjadi pada kentang. Selain itu juga diperlukan
kewaspadaaan dalam mengukur perubahan volume karena apabila air
tumpah maka akan mempengaruhi volumenya. Serta jangan terlalu banyak
melakukan hal-hal yang tidak berhubungan dengan praktikum,
maksimalkan waktu saat praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Kimball, john W. 1999. Biologi Edisi Pertama. Jakarta : Erlangga.


Lelono, Asmoro. 2002. Petunjuk Praktikum Biologi Umum (Fisika & Kimia).
Jember : Universitas Jember
Loveless, A.R. 1991. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik I.
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Parjatmo,W. 1987. Biologi Umum I. Angkasa Bandung: Bandung.
Supriyanto dan Dwi Margono. 1992. Petunjuk Praktikum Biologi Umum. Jember
: Universitas Jember
Starr, Cecie, dkk. 2012. Biologi Kesatuan dan Keragaman Makhluk Hidup.
Jakarta : Salemba Teknika
Tim dosen pembimbing. 2015. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar. Jember
: Universitas Jember
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai