Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

Oleh :

Raihani Fadilla

(Kelompok 2)

Kelas :

XI IPA 1

Guru Pembimbing :

Rukmiwati, S. Pd

PEMERINTAH KABUPATEN LEBONG


DINAS PENDIDIKAN NASIONAL PEMUDA DAN OLAHRAGA
SMA NEGERI 01 LEBONG
TAHUN 2017

1|KEGIATAN 2 PLASMOLISIS KELOMPOK 2


LAPORAN PENGAMATAN
PLASMOLISIS DAUN RHOEO DISCOLOR

2|KEGIATAN 2 PLASMOLISIS KELOMPOK 2


KATA PENGANTAR
Alhamdullilah, Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat yang diberikan. Berkat petunjuk-
Nya makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan maksimal. Salawat kepada Rasullullah
Muhammad SAW akan selalu tercurah.

Penulisan makalah biologi tentang pengamatan tentang Plasmolisi Daun Rhoeo Discolor,
dilaksanakan dengan baik berkat keterlibatan berbagai pihak yang tulus ikhlas memberikan
bimbingan, motivasi, materi atau fasilitas pendukung lainnya. Pembuatan Makalah terlaksana
berkat bimbingan Ibu Rukmiwati, S. Pd sebagai guru Biologi SMA Negeri 01 Lebong Utara, serta
kerja sama anggota kelompok. Akhirnya, ucapan terima kasih yang mendalam kepada ayahanda
dan ibunda kami tercinta yang tidak pernah berhenti memberi dukungan dan semangat.

Selanjutnya penulis menyadari bahwa makalah penuh kelemahan dan kekurangan karena
kita memang ditakdirkan oleh Allah sebagai makhluk yang tak sempurna, untuk itu penulis
berharap masukan positif untuk menyempurnakan makalah Biologi tentang Pengamatan
Plasmolisi Daun Roheo Discolor. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita.

Lebong, 19 September 2017


Tim Penulis

Penulis
(Raihani Fadilla)

3|KEGIATAN 2 PLASMOLISIS KELOMPOK 2


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR3
DAFTAR ISI.4

BAB I PENDAHULUAN5
1.1 Latar Belakang.5
1.2 Rumusan Masalah.6
1.3 Tujuan Penelitian..6
1.4 Manfaat Penelitian..6

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS..7


2.1 Landasan Teori7

BAB III METODE PENELITIAN11


3.1 Tempat dan Waktu Penelitian..11
3.2 Alat dan Bahan Pratikum..11
3.3 Cara kerja.11

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN13


4.1 Hasil Pengamatan..13
4.2 Pembahasan..13

BAB V PENUTUP..14
5.1 Kesimpulan14
5.2 Saran.14

DAFTAR PUSTAKA.15
LAMPIRAN.16

4|KEGIATAN 2 PLASMOLISIS KELOMPOK 2


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Tumbuhan merupakan makhluk hidup multiseluler. Sel tumbuhan terdiri dari atas
dinding sel, inti sel yang dibunkus oleh membrane plasma yang merupakan membrane
dwilapis yang mampu mengatur secara selektif aliran cairan dari lingkumgan suatu sel
ke dalam sel dan sebaliknya. Apabila suatu sel tumbuhan diletakkan di dalam suatu
larutan yang konsentrasinya lebih tinggi dari pada di dalam sel, malka air akan
meninggalkan sel sehingga volum isi sel berkurang. Karena dinding sel besifat
permeable maka ruang antara membrane dan dinding sel akan diisi larutan dari luar.
Peristiwa ini berlangsung sampai konsentrasi di dalam dan di luar sama besar.

Transpor pasif merupakan transportasi sel yang dilakukan melalui membran tanpa
membutuhkan energi. Transpor pasif terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi
antara zat yang berada di dalam sel dengan zat yang berada di luar sel. Transpor pasif
meliputi difusi, difusi dipermudah (facilitated diffusion), dan osmosis.
Plasmolisis merupakan dampak dari peristiwa osmosis. Jika sel
tumbuhan diletakkan di larutan garam terkonsentrasi (hipertonik), sel tumbuhan akan
kehilangan air dan juga tekanan turgor, menyebabkan sel tumbuhan lemah. Tumbuhan
dengan sel dalam kondisi seperti ini layu. Kehilangan air lebih banyak akan
menyebabkan terjadinya plasmolisis: tekanan terus berkurang sampai di suatu titik di
mana protoplasma sel terkelupas dari dinding sel, menyebabkan adanya jarak antara
dinding sel dan membran. Akhirnya cytorrhysis - runtuhnya seluruh dinding sel - dapat
terjadi. Ada beberapa mekanisme di dalam sel tumbuhan untuk mencegah kehilangan
air secara berlebihan, juga mendapatkan air secara berlebihan, tetapi plasmolisis dapat
dibalikkan jika sel diletakkan di larutan hipotonik. Proses sama pada sel hewan
disebut krenasi. Cairan di dalam sel hewan keluar karena peristiwa difusi.
Plasmolisis hanya terjadi pada kondisi ekstrem, dan jarang terjadi di alam. Biasanya
terjadi secara sengaja di laboratorium dengan meletakkan sel pada larutan bersalinitas
tinggi atau larutan gula untuk menyebabkan ekosmosis, seringkali menggunakan
tanaman Elodea atau sel epidermal bawang yang memiliki pigmen warna sehingga
proses dapat diamati dengan jelas.

5|KEGIATAN 2 PLASMOLISIS KELOMPOK 2


1.2 Rumusan Masalah

a) Bagaimana daun rhoeo discolor tersebut saat diberikan larutan garam?

b) Mengetahui tempat fotosintesis pada daun rhoeo discolor?

c) Apakah yang terjadi saat daun rhoeo discolor diberikan larutan garam dan
aquades dilihat dengan mikroskop ?

1.3 Tujuan Pratikum

a) Mengamati dan mengetahui daun rhoeo discolor

b) Membandingkan perubahan pada daun rhoeo discolor saat diberikan larutan


garam dan aquades

c) Meneliti daun rhoeo discolor yang diberikan larutan garam dan aquades dengan
mikroskop.

1.4 Manfaat Pratikum

a) Dapat mengetahui pengaruh dari larutan garam yang diteteskan diatas daun
rhoeo discolor saluran air pada daun tersebut akan mati atau tidak berfungsi
lagi

b) Dapat mengetahui bahwa daun rhoeo discolor tidak bisa hidup jika diberikan
larutan garam(berbahan kimia) dan alat transport tasi pada jaringan daun
tersebut tidak akan berfungsi.

6|KEGIATAN 2 PLASMOLISIS KELOMPOK 2


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori


1. Transfor Pasif

Transpor pasif merupakan transportasi sel yang dilakukan melalui membran tanpa
membutuhkan energi. Transpor pasif terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi
antara zat yang berada di dalam sel dengan zat yang berada di luar sel. Transpor pasif
meliputi difusi, difusi dipermudah (facilitated diffusion), dan osmosis.

2. Plasmolisis

Plasmolisis merupakan dampak dari peristiwa osmosis. Jika sel


tumbuhan diletakkan di larutan garam terkonsentrasi (hipertonik), sel tumbuhan akan
kehilangan air dan juga tekanan turgor, menyebabkan sel tumbuhan lemah. Tumbuhan
dengan sel dalam kondisi seperti ini layu. Kehilangan air lebih banyak akan
menyebabkan terjadinya plasmolisis: tekanan terus berkurang sampai di suatu titik di
mana protoplasma sel terkelupas dari dinding sel, menyebabkan adanya jarak antara
dinding sel dan membran. Akhirnya cytorrhysis - runtuhnya seluruh dinding sel - dapat
terjadi. Ada beberapa mekanisme di dalam sel tumbuhan untuk mencegah kehilangan
air secara berlebihan, juga mendapatkan air secara berlebihan, tetapi plasmolisis dapat
dibalikkan jika sel diletakkan di larutan hipotonik. Proses sama pada sel hewan
disebut krenasi. Cairan di dalam sel hewan keluar karena peristiwa difusi.
Plasmolisis hanya terjadi pada kondisi ekstrem, dan jarang terjadi di alam. Biasanya
terjadi secara sengaja di laboratorium dengan meletakkan sel pada larutan bersalinitas
tinggi atau larutan gula untuk menyebabkan ekosmosis, seringkali menggunakan
tanaman Elodea atau sel epidermal bawang yang memiliki pigmen warna sehingga
proses dapat diamati dengan jelas

7|KEGIATAN 2 PLASMOLISIS KELOMPOK 2


Klasifikasi Rhoeo discolor
Rhoeo discolor atau dalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan nama daun adam
hawa merupakan salah satu jenis tanaman hias berwarna daun ungu yang terdapat
dibagian bawah daun. Tanaman ini berasal dari Meksiko dan Hindia Barat. Tumbuhan
ini berupa semak dengan ketinggian 40-60 cm dengan batang pendek dan arah
tumbuh tegak lurus. Daun bertipe tunggal berbentuk seperti pedang dengan ujung
daun runcing. Panjang daun 25-30 cm, lebar 3-6 cm daging daun tipis lunak,
permukaan daun licin suram, tulang daun sejajar, permukaan atas daun hijau,
permukaan bawah daun merah kecokelatan (ungu). Sistem perakaran pada tumbuhan
ini merupakan system perakaran serabut.

a. Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

b. Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

c. Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

d. Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

f. Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

g. Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

h. Sub Kelas: Commelinidae

i. Ordo: Commelinales

j. Famili: Commelinaceae

k. Genus: Rhoeo

l. Spesies: Rhoeo discolor

Nama Umum: Rhoeo discolor


a. Indonesia : Sosongkokan

8|KEGIATAN 2 PLASMOLISIS KELOMPOK 2


b. Pilipina : Bangka Bankaan
c. Ilmia : Rhoeo discolor

Deskripsi Rhoeo discolor


a. Habitus
Semak, tinggi 40-60 cm.
b. Batang
Kasar, pendek, lurus, coklat.

c. Daun
Tunggal, lonjong,ujung runcing, pangkal memeluk batang, tepi rata, panjang 25-30 cm,
lebar 3-6 cm, permukaan atas hijau, permukaan lainnya merah kecoklatan.

d. Bunga
Majemuk, bentuk mangkok, di ketiak daun, terbungkus kelopak seperti kerang,
benang sari silindris, banyak, putih, kepaia putikkuning, mahkota bentuk segitiga, tiga
lembar, putih.

e. Akar
Serabut, kecoklatan

3. Air

Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai
saat ini di Bumi,[1][2][3] tetapi tidak di planet lain.[4] Air menutupi hampir 71%
permukaan Bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil) tersedia di
Bumi.[5] Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di
kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan,
sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam objek-objek tersebut
bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di
atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih
penting bagi kehidupan manusia.

Untuk mendapatkan air tawar dari air laut bisa dilakukan dengan cara osmosis terbalik,
yaitu suatu proses penyaringan air laut dengan menggunakan tekanan dialirkan melalui
suatu membran saring. Sistem ini disebut SWRO (Seawater Reverse Osmosis) dan
banyak digunakan pada kapal laut atau instalasi air bersih di pantai dengan bahan baku
air laut.

Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air. Selain di Bumi, sejumlah
besar air juga diperkirakan terdapat pada kutub utara dan selatan planet Mars, serta
pada bulan-bulan Europa dan Enceladus. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air)
dan gas (uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di
permukaan Bumi dalam ketiga wujudnya tersebut.[6] Pengelolaan sumber daya air yang
kurang baik dapat menyebakan kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi dan
bahkan menyulut konflik.[7] Indonesia telah memiliki undang-undang yang mengatur

9|KEGIATAN 2 PLASMOLISIS KELOMPOK 2


sumber daya air sejak tahun 2004, yakni Undang Undang nomor 7 tahun 2004 tentang
Sumber Daya Air.

4. Garam

Dalam ilmu kimia, garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation)
dan ion negatif (anion), sehingga membentuk senyawa netral (tanpa bermuatan).
Garam terbentuk dari hasil reaksi asam dan basa. Komponen kation dan anion ini dapat
berupa senyawa anorganik seperti klorida (Cl), dan bisa juga berupa senyawa organik
seperti asetat (CH3COO) dan ion monoatomik seperti fluorida (F), serta ion poliatomik
seperti sulfat (SO42). Natrium klorida (NaCl), bahan utama garam dapur adalah suatu
garam.

Ada banyak macam-macam garam. Garam yang terhidrolisa dan membentuk ion
hidroksida ketika dilarutkan dalam air maka dinamakan garam basa. Garam yang
terhidrolisa dan membentuk ion hidronium di air disebut sebagai garam asam. Garam
netral adalah garam yang bukan garam asam maupun garam basa. Larutan Zwitterion
mempunyai sebuah anionik dan kationik di tengah di molekul yang sama, tetapi tidak
disebut sebagai garam. Contohnya adalah asam amino, metabolit, peptida, dan protein.

Larutan garam dalam air (Misalnya natrium klorida dalam air) merupakan larutan
elektrolit, yaitu larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Cairan dalam tubuh
makhluk hidup mengandung larutan garam, misalnya sitoplasma dan darah. Tapi,
karena cairan dalam benda ini juga mengandung banyak ion-ion lainnya, maka tidak
akan membentuk garam setelah airnya diuapkan.

10 | K E G I A T A N 2 P L A S M O L I S I S KELOMPOK 2
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Pratikum tentang Plasmolisi Daun Rhoeo Discolor dilakukan di ruang kelas XI


IPA 1 dan SMA N 1 LEBONG.

Waktu pratikum Plasmolisi Daun Rhoeo Discolor dilaksanakan pada 05


September 2017.

3.2 Alat dan Bahan Pratikum

a. Alat dan Bahan

Alat

1. Mikroskop

2. Cuter

3.Kaca Objek

4. Tissue

5. Handponne

Bahan

1. Daun Rhoeo Discolor


2. Larutan Garam
3. Aquades

3.3 Cara Kerja

1. Siapkan alat dan bahan

2.lalu sayat daun Rhoeo Discolor bagian bawahnya menggunakan cuter

3. Kemudian sayat daun tersebut letak di kaca objek

4. Teteskan aquades ke daun yang sudah ada di kaca objek

5. Setelah itu, letak di miskroskop. Atur cahaya agar dapat terlihat jelas. Setelah jelas
ambil gambar menggunakan hp.

11 | K E G I A T A N 2 P L A S M O L I S I S KELOMPOK 2
6. Kemudian bersihkan aquades dengan tissue

7. Teteskan larutan garam di daun rhoeo discolor

8. . Setelah itu, letak di miskroskop. Atur cahaya agar dapat terlihat jelas. Setelah
jelas ambil gambar menggunakan hp.

12 | K E G I A T A N 2 P L A S M O L I S I S KELOMPOK 2
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Dengan Larutan Aquades

Dengan Larutan Garam

4.2 Pembahasan

Pada gambar daun rhoeo discolor diatas dapat diketahui bahwa :

Gambar yang diteteskan dengan larutan aquades berwarna ungu terang dan
terdapat bintik-bintik hitam yang disebut stomata atau tempat terjadinya fotosintesis.
Dan pada gambar yang diteteskan dengan larutan garam berwarna putih dan
menggumpal pada bagian tertentu. Pada bagian stomata atau tempat terjadinya
fotosintesis tidak berfungsi lagi atau alat reproduksinya mati.

13 | K E G I A T A N 2 P L A S M O L I S I S KELOMPOK 2
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Plasmolisis merupakan proses terlepasnya membrane plasma dari dinding sel


apabila tumbuhan diletakkan pada lingkungan dengan konsentrasi tinggi

2. Jika daun ditetesi larutan garam maka sitoplasma akan mengkerut dan warna
ungu pada sel menggumpal.

5.2 Saran

1. Sebaiknya pratikum lebih sering diadakan agar menumbuhkan semangat belajar


siswa sehingga proses belajar mengajar tidak membosankan

2. Dan juga sekolah menyediakan alat-alat yang lengkap agar pratikum berjalan
dengan baik dan lancer.

Demikian laporan yang saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Dan
untuk saran serta kritik dalam makalah ini sangat kami butuhkan untuk
membangun makalah yang lebih baik. Menyadari bahwa penulis masih jauh dari
kata sempurna, apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan dan
memakluminya karena kami adalah hamba Allah yang tak luput dari salah khilaf,
Alfa dan lupa.

14 | K E G I A T A N 2 P L A S M O L I S I S KELOMPOK 2
DAFTAR PUSTAKA

http://www.ebiologi.com/2016/02/transpor-pasif-pada-membran-sel.html

http://www.sridianti.com/pengertian-larutan-hipotonik.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Osmosis

15 | K E G I A T A N 2 P L A S M O L I S I S KELOMPOK 2
LAMPIRAN

PERTANYAAN

Pembahasan :

a). Pertanyaan

1. Lingkungan apakah yang terjadi di sekitar sel-sel Rhoeo discolor saat


ditambahkan larutan garam 10% (atau larutan gula 20%)?

2. Proses apakah yang terjadi? Mengapa demikian?

3. Apakah mungkin sel-sel Rhoeo discolor yang telah mengalami plasmolisis dapat
kembali pada keadaan sebelum ditambah larutan gula atau garam? Jika ya,
baagaimana caranya?

b). Jawab :

1. lingkungan hipertonik

2. dari hasil percobaan di atas, daun rhoeo discolor telah mengalami peristiwa
plasmolisis, yakni peristiwa mengkerutnya sitoplasma dan lepasnya membran
plasma dari dinding sel tumbuhan jika sel dimasukkan ke dalam larutan
hipertonik (larutan garam lebih dari 1%). pada saat diteteskan air, kondisi sel
daun rhoeo discolor dalam keadaan normal, terlihat bagian-bagian sel berbentuk
rongga segi enamdengan sitoplasma berwarna ungu memenuhi dinding sel. air
yang diteteskan membentuk lingkungan isotonik baik di dalam maupun di luar
sel, sehingga bentuk sel normal .pada saat larutan garam diteteskan di atas
sayatan daunrhoeo discolor , lingkungan yang terbentuk di luar sel-sel daun
adalah hipertonik, dan hipotonik pada bagian dalam sel. sesuai dengan prinsip
osmosis, yakni perpindahan pelarut melalui selaput semi-permeabel dari
konsentrasi pelarut tinggi (hipotonik) menuju konsentrasi rendah (hipertonik),
air akan mengalir keluar dari vakuola menuju luar sel karena adanya tekanan
osmosis. akibatnya sel daun rhoeo discolor kehilangan air sehingga sitoplasma
yang berwarna ungu mengkerut dan menjauhi dinding sel seolah-olah keluar dan
pecah dari sel. lama-kelamaan sitoplasma memudar menjadi bercak- bercak
berwarna ungu. hal ini terjadi karena larutan garam yang diteteskan berperan
sebaga ilarutan hipertonik, yakni larutan yang konsentrasinya lebih rendah
daripada cairan di dalam sel. sedangkan air pada sel daun rhoeo discolor
berperan sebagai hipotonik.

3. kondisi mengkerutnya sitoplasma dan menjauhi dinding sel initernyata bisa


dikembalikan setelah meneteskan kembali air di atas sayatan daun rhoeo
discolor. dengan meneteskan air, maka kita telah membuat kondisi luar sel
hipotonik sehingga air bisa memasuki sel sesuai prinsip osmosis. akan tetapi,

16 | K E G I A T A N 2 P L A S M O L I S I S KELOMPOK 2
walaupun sitoplasma kembali memasuki dinding sel, tetapi sitoplasma tidak
sepenuhnya memenuhi dinding sel. sitoplasma hanya berada pada bagian pinggir
dinding sel. diduga hal ini disebabkan karena penyedotan larutan garam dengan
tisu yang kurang benar sehingga masih tersisa larutan garam yang bersifat
hipertonik.

17 | K E G I A T A N 2 P L A S M O L I S I S KELOMPOK 2
DOKUMENTASI

-Daun rhoeo discolor diteteskan larutan aquades . - Daun rhoeo discolor diteteskan larutan garam

18 | K E G I A T A N 2 P L A S M O L I S I S KELOMPOK 2

Anda mungkin juga menyukai