Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH CUKA TERHADAP TULANG MANUSIA

DI SUSUN OLEH : FIATI RANAH ISLAMI MURFI RAHMANDANI ( XI IPA 4/15 ) ( XI IPA 4/23 )

SMA 2 WONOSOBO 2011 / 2012

LEMBAR PENGESAHAN
Karya tulis Pengaruh Cuka Terhadap Struktur Tulang

Karya ilmiah ini telah disahkan oleh guru pembimbing SMAN 2 Wonosobo kelas XI semester II tahun ajaran 2011-2012 pada: Hari, tanggal : Tempat :

Disusun oleh : Fiati Ranah Islami Murfi Rahmandani ( 15 ) ( 23 )

Pembimbing

Eni Bintari, S.Pd

KATA PENGANTAR
ii

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayahnya, kami bisa menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul Pengaruh Larutan Cuka Terhadap struktur Tulan . Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, kami telah berusaha semaksimal mungkin. Namun, sebagai manusia biasa, kami tidak luput dari kesalahan dan kehilafan. Baik dari teknik penulisan mauapun tata bahasa. Walaupun demikian, kami berusaha sebisa mungkin untuk menyelesaikan karya ilmiah ini meskipun tersusun sangat sederhana. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya ilmiah ini. Semoga apa yang kita laksanakan dalam rangka yang terbaik bagi geberasi muda dan mendapatkan ridhi dari Allah SWT. Demikian, semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.

Wonosobo, 23 Maret 2012

Penyusun

DAFTAR ISI
iii

Lembar pengesahan Kata pengantar Daftar isi iii

ii

iv

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan 1.4 Manfaat Penelitian

1 1 1 2

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 METEDOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Cara kerja

5 5 6

BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Data 4.4 Analisis Data

7 7 8

BAB 5 PENUTUP
iv

5.1 Kesimpulan 5.2 Saran

9 9

DAFTAR PUSTAKA

10

BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG Cuka merupakan asam asetat, yaitu suatu cairan yang dibuat melalui proses fermentasi etanol. Cuka alamiah mengandung sejumlah asam lain, seperti asam malat dan asam tartrat. Cuka telah dikenal manusia sejak dahulu kala. Cuka dihasilkan oleh berbagai bakteria penghasil asam asetat, dan asam asetat merupakan hasil samoing dari pembuatan bir atau anggur. Larutan cuka sering ditambahkan pada masakan untuk menambah rasa sedap pada masakan dan menghilangkan bau amis. Cuka juga dapat bersifat korosif atau merusak sehingga harus digunakan dengan hati-hati. Konsumsi asam cuka yang lebih pekat berbahaya bagi manusia mapun hewan. Hal ini dapat mengganggu proses pencernaan dan struktur tulang pada manusia.

1.2 RUMUSAN MASALAH Apa manfaat asam cuka sebagai zat tambahan pada makanan ? Apa dampak yang ditimbulkan dari mengonsumsi asam cuka yang berlebihan sebagai zat tambahan pada makanan ?

1.3 TUJUAN Dilakukan penelitian ini untuk mengetahui manfaat cuka yang di tambahkan pada makanan serta dampak yang ditimbulkan dari mengonsumsi cuka yang berlebihan terutama pada tulang.

1.4 MANFAAT Manfaat dari penelitian ini diharapkan bisa menambah wawasan pembaca tentang pengaruh cuka terhadap struktur tulang manusia, dan memberi informasi tentang manfaat cuka sebagai zat tambahan pada makanan serta dampak yang di timbulkan apabila mengonsumsi cuka dalam jangka waktu yang lama.

BAB II LANDASAN TEORI


Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka merupakan senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma pada makanan. Asam cuka mempunyai rumus empiris C2H4O2 namun seringkali ditulis dalam bentuk CH3COOH. Asam asetat digunakan dalam produksi polimer seperti polietilena, dan berbagai macam serat dan kain. Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman. Larutan cuka sering digunakan untuk menambah rasa sedap pada makanan. Di rumah tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air. Manfaat cuka bagi makanan adalah sebagai penyedap makanan, sebagai penghilang rasa amis, bahkan cuka bisa juga digunakan untuk membersihkan luka. Namun Asam asetat pekat bersifat korosif dan karena itu harus digunakan dengan penuh hatihati. Asam asetat dapat menyebabkan luka bakar, kerusakan matapermanen, serta iritasi pada membran mukosa. Luka bakar atau lepuhan bisa jadi tidak terlihat hingga beberapa jam setelah kontak. Sarung tangan latex tidak melindungi dari asam asetat, sehingga dalam menangani senyawa ini perlu digunakan sarung tangan berbahan karet nitril. Proses pembentukan tulang telah bermula sejak umur embrio 6 7 minggu dan berlangsung sampai dewasa sekitar umur 30-35 tahun. Berikut adalah gambaran pembentukan tulang: Dari grafik, massa tulang mulai tumbuh sejak usia 0. Sampai usia 30-35 tahun (tergantung indvidu) pertembuhan tulang berhenti, dan tercapai puncak massa tulang. Puncak massa tulang belum tentu bagus, tapi di umur itulah tercapai puncak massa tulang manusia. Dalam proses pembentukan tulang, tulang mengalami regenerasi, yaitu pergantian tulangtulang yang suah tua diganti dengan tulang yang baru yang masih muda, proses ini berjalan seimbang sehingga terbentuk puncak massa tulang. Setelah terbentuk puncak massa tulang,
3

tulang masih mengalami pergantian tulang yang sudah tua dengan tulang yang masih muda, tapi proses ini tidak berjalan seimbang dimana tulang yang diserap untuk diganti lebih banyak dari tulang yang akan menggantikan, maka terjadi penurunan massa tulang, dan bila keadaan ini berjalan terus menerus, maka akan terjadi osteoporosis. Di dalam tulang terdapat kalsium yang merupakan mineral yang paling banyak terdapat didalam tubuh manusia. Kira-kira 99% kalsium terdapat di dalam jaringan keras yaitu pada tulang dan gigi. 1% kalsium terdapat pada darah, dan jaringan lunak. Tanpa kalsium yang 1% ini, otot akan mengalami gangguan kontraksi, darah akan sulit membeku, transmisi saraf terganggu, dan sebagainya. Fungsi Kalsium adalah membentuk serta mempertahankan tulang dan gigi yang sehat, mencegah osteoporosis, membantu proses pembekuan darah dan penyembuhan

luka,menghantarkan signal ke dalam sel-sel saraf, mengatur kontraksi otot, Membantu transport ion melalui membran. Sebagai komponen penting dalam produksi hormon dan enzim yang mengatur proses pencernaan, energi dan metabolisme lemak.

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN


3.1 METODE PENELITIAN Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis menggunakan metode penelitian eksperimen dengan menggunakan sampel tulang ayam.Menggunakan sampel tulang ayam karena pada tulang ayam mempunyai struktur yang sama seperti tulang manusia. Seperti tulang ayam mempunyai tulang panjang. Permukaan tulang yang panjang ditutup membran yang menempel dengan kuat, disebut periosteum. Di bawah periosteum terdapat tulang kompak atau disebut juga tulang keras. Tulang kompak mengandung sel-sel tulang, pembuluh-pembuluh darah, zat kapur dan fosfor, serta serabut elastis. Kerasnya tulang disebabkan adanya zat kapur dan fosfor. Serabut elastis mempertahankan tulang tetap kuat dan tidak mudah rapuh. Tulang spons dalam tulang terdapat di daerah ujung tulang. Tulang panjang mempunyai lubang atau saluran yang besar. Saluran itu terdapat di tengah tulang panjang diisi oleh jaringan berlemak yang disebut sumsum. Begitu juga dengan manusia, rangka kita memiliki 206 tulang dari berbagai ukuran dan bentuk. Tulang dikelompokkan berdasarkan bentuknya. Seperti tulang pipih, tulang panjang, tulang pendek, dan tak beraturan. 3.2 ALAT DAN BAHAN a. Alat : Toples kaca

b. Bahan : Larutan Cuka Air Tulang Ayam

3.3 CARA KERJA


5

Siapkan 3 buah toples kaca. Toples kaca pertama diberi larutan air. Toples kaca kedua diberi larutan cuka. Toples kaca ketiga diberi larutan cuka dan air dengan perbandingan 1:1. Masukkan tulang ayam di setiap toples kaca hingga larutan tersebut dapat menenggelamkan tulang ayam, lalu tutup.

Diamkan selama 2-3 hari.

BAB IV
6

HASIL PENELITIAN
4.1 DESKRIPSI DATA Tabel 1 Sebelum diberi perlakuan AIR Tulang keras Tulang tidak rapuh Sumsum tulang berwarna merah LARUTAN CUKA DAN AIR 1:1 Tulang keras Tulang keras Tulang tidak rapuh Tulang tidak rapuh Sumsum tulang berwaena Sumsum merah berwarna merah merah LARUTAN CUKA

Pada tabel 1 sebelum diberi perlakuan, tulang ayam yang direndam didalam air tulang ayam keras, tulang tidak rapuh, dan sumsum tulang berwarna merah. Tulang ayam yang direndam di dalam larutan cuka tulang keras, tulang tidak rapuh, dan sumsum tulang berwarna merah. Serta tulang ayam yang direndam di dalam air dan larutan cuka dengan perbandingan 1:1 tulang keras, tulang tidak rapuh, dan sumsum tulang berwarna merah. Tabel 2 Sesudah di rendam selama 2 hari

LARUTAN CUKA DAN AIR 1:1 Tulang tidak lentur Tulang sangat lentur Tulang agak lentur Tulang tidak rapuh Tulang rapuh Tulang rapuh Sumsum tulang berwarna Sumsum tulang berwarna Sumsum tulang berwarna hitam hitam hitam Pada tabel 2 setelah di rendam selama 2 hari, tulang ayam yang direndam dalam air mengalami perubahan seperti tulang tidak lentur,tulang tidak rapuh, dan sumsum tulang berwarna hitam. Tulang ayam yang direndam didalamlarutan cuka juga mengalami perubahan seperti tulang menjadi sangat lentur, tulang rapuh,dan sumsum tulang berwarna hitam. Begitu juga yang direndam didalam air dan larutan cuka dengan perbandingan 1:1, tulang ayam menjadi agak lentur. 4.4 ANALISIS DATA
7

AIR

LARUTAN CUKA

Pembahasan dari penelitian di atas adalah : tulang ayam menjadi lentur karena garam kalsium pada tulang ayam larut dalam larutan asam ( cuka ). Tulang menjadi rapuh karena larutan asam bersifat korosif atau merusak sehingga ketika tulang direndam dalam larutan cuka, sel-sel osteosit menjadi terkikis. Sumsum tulang berwarna hitam karena hemoglobin terurai oleh CH3COOH, karena hemoglobin merupakan protein sehingga gugusnya mengandung NH2 yang ketika bereaksi dengan gugus asam cuka akan berubah warna. jujur

BAB V PENUTUP
8

5.1 KESIMPULAN Tulang ayam yang direndam di larutan cuka menyebabkan tulang tersebut rapuh,lentur dan sumsum tulang berwarna hitam. Cuka adalah asam asetat yang di encerkan. Cuka ini berfungsi untuk melarutkan kalsium fosfat dan mineral lain, sehingga menyebabkan tulang ayam menjadi rapuh. Jika mengonsumsi cuka terlalu lama di dalam tubuh maka akan melemahkan tulang kita karena keasaman itu. 5.2 SARAN Untuk menjaga tulang kita agar tetap sehat perbanyaklah mengonsumsi makanan yang mengandung kalsium. Kurangi mengonsumsi makanan yang dapat menyebabkan pengeroposan tulang. Oleh karena itu kurangi mengonsumsi cuka yang berlebihan supaya dalam jangka panjang tulang kita tidak mengalami osteoporosis.

DAFTAR PUSTAKA
http://female.kompas.com/read/2012/03/02/16101010/Manfaat.Cuka.untuk.Masakan http://wikipedia.com
9

http://www.medicastore.com/nutracare/isi_calcium.php?calcium tulang

10

Anda mungkin juga menyukai