Disusun oleh :
Gabriela Liwongan
XI MIA 5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Plasmolisis adalah peristiwa terlepasnya membran plasma dari dinding sel
pada sel tumbuhan. Plasmolisis terjadi jika sel tumbuhan diletakkan di larutan
garam terkonsentrasi (hipertonik), sel tumbuhan akan kehilangan air dan juga
tekanan turgor, menyebabkan sel tumbuhan lemah. Tumbuhan dengan sel dalam
kondisi seperti ini layu. Kehilangan air lebih banyak akan menyebabkan terjadinya
plasmolisis : tekanan terus berkurang sampai di suatu titik di mana protoplasma sel
terkelupas dari dinding sel, menyebabkan adanya jarak antara dinding sel dan
membran. Plasmolisis hanya terjadi pada kondisi ekstrem, dan jarang terjadi di
alam. Biasanya terjadi secara sengaja di laboratorium dengan meletakkan sel pada
larutan bersalinitas tinggi atau larutan gula untuk menyebabkan ekosmosis,
seringkali menggunakan tanaman Elodea atau sel epidermal bawang yang memiliki
pigmen warna sehingga proses dapat diamati dengan jelas.
Deplasmolisis merupakan kebalikan dari plasmolisis, yaitu menyatunya kembali
membran plasma yang telah lepas dari dinding sel. Deplasmolisis terjadi jika sel
tumbuhan diletakkan di larutan hipotonik, sel tumbuhan akan menyerap air dan
juga tekanan turgor meningkat. Banyaknya air yang masuk ke dalam sel akan
menyebabkan terjadinya deplasmolisis. Membran plasma akan mengembang
sehingga akan melekat kembali pada dinding sel
Membran plasma adalah selaput pembungkus dan pembatas suatu sel dengan
organel lainnya. Membrane plasma memiliki sifat selektif permeable dan dinamis,
antara lain adanya pertumbuhan membrane plasma, fragmentasi, difrensiasi,
perbaikan dari perusakan dan perubahan struktur tiga dimensinya. Pada organism
multisel, sel – sel tersusun sedemikian rupa menjadi rakitan yang bekerja sama
yang disebut jaringan sel – sel dalam sautu jaringan umumnya berhubungan satu
sama lain melalui jalinan yang rumit terdapat pengaturan sel dalam membrane
plasma.
For Your Information :
Osmosis merupakan suatu proses berpindahnya pelarut dari
sebuah larutan yang mana mempunyai daya konsentrasi yang
rendah dengan melewati membran semppermeabel ke larutan
yang mempunyai daya konsentrasi yang lebih tinggi sehingga
pada akhirnya tercapai keseimbangan untuk laju pelarutnya.
Eksosmosis yaitu proses keluarnya air dari dalam sel akibat sel
berada pada lingkungan hipertonik.
Larutan Hipertonik yaitu laruta yang mempunyai konsesntrasi
terlalu tinggi.
Alat
1. Mikroskop
2. Kaca penutup
3. Kaca preparat
4. Pinset
5. Pipet tetes
6. Gelas kimia
7. Pengaduk
8. Tissue
Bahan
1. Daun Adam Hawa (Rhoe discolor)
2. Air garam 5%, 10%, 15%, dan 20%
3. Air
Larutan
Garam 5%
Larutan
Garam 10%
Larutan
Garam 15%
Larutan
Garam 20%
Contoh gambar daun Rheo discolor sebelum dan sesudah dtetesi larutan garam
Sebelum ditetesi larutan garam, warna ungu nampak penuh dan merata.
Sesudah ditetesi air garam, warna ungu menjadi tidak merata, mengumpul ditengah
atau tepi, menunjukkan adanya pelepasan membran sel dari dinding sel.
3.5. Pembahasan
Pada gambar di atas, ada beberapa organel sel bawang merah yang terlihat di
bawah mikroskop yaitu :
Dinding Sel
Epidermis
Stomata
Kloroplas
Pigmen antosianin
Sel penjaga / Sel penutup
Sel tetangga
Fungsi dari masing- masing organel yang ada pada sel Daun Rhodiscolor adalah:
Dinding Sel, adalah struktur di luar membran plasma yang membatasi ruang
bagi sel untuk membesar. Dinding sel merupakan ciri khas yang
dimiliki tumbuhan,bakteri, fungi (jamur), dan alga, meskipun struktur
penyusun dan kelengkapannya berbeda.
Dinding sel menyebabkan sel tidak dapat bergerak dan berkembang bebas,
layaknya sel hewan. Namun demikian, hal ini berakibat positif karena
dinding-dinding sel dapat memberikan dukungan, perlindungan dan
penyaring (filter) bagi struktur dan fungsi sel sendiri. Dinding sel mencegah
kelebihan air yang masuk ke dalam sel.
Dinding sel terbuat dari berbagai macam komponen, tergantung
golongan organisme. Pada tumbuhan, dinding-dinding sel sebagian besar
terbentuk olehpolimer karbohidrat (pektin, selulosa, hemiselulosa,
dan lignin sebagai penyusun penting). Pada
bakteri,peptidoglikan (suatu glikoprotein) menyusun dinding sel. Fungi
memiliki dinding sel yang terbentuk darikitin. Sementara itu, dinding sel
alga terbentuk dari glikoprotein, pektin, dan sakarida sederhana (gula).racun
Jaringan Epidermis, yaitu jaringan yang terletak paling luar pada setiap
organ tumbuhan ( akar, batang dan daun, bunga, buah, dan biji . Ciri-ciri
jaringan epidermis adalah:
1. Tersusun dari sel-sel hidup.
2. Terdiri atas satu lapis sel tunggal.
3. Beragam bentuk, ukuran dan susunannya, tetapi biasanya tersusun rapat
tidak ada ruang antar sel.
4. Tidak memiliki klorofil.
5. Dinding sel jaringan epidermis bagian luar yang berbatasan dengan
udara mengalami penebalan , sedangkan dinding sel jaringan epidermis
bagian dalam yang berbatasan dengan jaringan lain dinding selnya tetap
tipis.
6. Mengalami modifikasi membentuk derivat jaringan epidermis,
misal stomata, trikomata (rambut-rambut), spina (duri), vilamen , sel
kipas, sel kersik (sel silika).
Stomata, adalah suatu celah pada epidermis yang dibatasi oleh dua sel
penutup yang berisi kloroplas dan mempunyai bentuk serta fungsi yang
berlainan dengan epidermis.
Fungsi stomata:
Sebagai jalan masuknya CO2 dari udara pada proses fotosintesis
Sebagai jalan penguapan (transpirasi)\
Sebagai jalan pernafasan (respirasi)
Sel yang mengelilingi stomata atau biasa disebut dengan sel tetangga berperan
dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup.
Sel penutup letaknya dapat sama tinggi, lebih tinggi atau lebih rendah dari sel
epidermis lainnya. Bila sama tinggi dengan permukaan epidermis lainnya
disebut faneropor, sedangkan jika menonjol atau tenggelam di bawah
permukaan disebut kriptopor. Setiap sel penutup mengandung inti yang jelas
dan kloroplas yang secara berkala menghasilkan pati. Dinding sel penutup dan
sel penjaga sebagian berlapis lignin.
Berdasarkan hubungan ontogenetik antara sel penjaga dan sel tetangga, stomata
dapat dibagi menjadi tiga tipe, yaitu:
1. Stomata mesogen, yaitu sel tetangga dan sel penjaga asalnya sama.
2. Stomata perigen, yaitu sel tetangga berkembang dari sel protoderm
yang berdekatan dengan sel induk stomata.
3. Stomata mesoperigen, yaitu sel-sel yang mengelilingi stomata asalnya
berbeda, yang satu atau beberapa sel tetangga dan sel penjaga asalnya sama,
sedangkan yang lainnya tidak demikian.
Pada tumbuhan dikotil, berdasarkan susunan sel epidermis yang ada di
samping sel penutup dibedakan menjadi empat tipe stomata, yaitu:
1. Anomositik, sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel yang tidak beda
ukuran dan bentuknya dari sel epidermis lainnya. Umum pada
Ranuculaceae, Cucurbitaceae, Mavaceae.
2. Anisositik, sel penutup diiringi 3 buah sel tetangga yang tidak sama
besar. Misalnya pada Cruciferae, Nicotiana, Solanum.
3. Parasitik, setiap sel penutup diiringi sebuah sel tetangga/lebih dengan
sumbu panjang sel tetangga itu sejajar sumbu sel penutup serta celah. Pada
Rubiaceae, Magnoliaceae, Convolvulaceae, Mimosaceae.
4. Diasitik, setiap stoma dikelilingi oleh 2 sel tetangga yang tegak lurus
terhadap sumbu panjang sel penutup dan celah. Pada Caryophylaceae,
Acanthaceae.