Anda di halaman 1dari 6

Laporan Praktikum Genetika

Program Studi Pendidikan Biologi


Fakultas Biologi
Universitas Kristen Satya Wacana 2020

Acara 3
Simulasi Pada Penyimpangan Semu Hukum Mendel Dihibrid (Atavisme)

Oleh :
Gabriel Evelin 432019002

TUJUAN
Menunjukkan adanya saling pengaruh gen yang bukan alelnya untuk memahami adanya penyimpangan
hukum Mendel melalui simulasi interaksi gen dengan kancing genetika.

DASAR TEORI
Menurut hukum Mendel, suatu gen digambarkan sebagai unit penurunan sifat yang mempunyai
ciri-ciri tersendiri yang mempengaruhi karakter fenotip. Gen merupakan unit pewaris sifat yang
keberadaannya dapat diketahui terhadap sifat fenotipnya. Gen adalah substansi hereditas yang terletak
di dalam kromosom. Gen disusun oleh suatu substansi yang disebut dengan deoxyribo nucleicacid (DNA).
DNA terdiri atasdua untaian panjang terpilin yang membentuk double helix (Rusfridra, 2007).

Dalam kondisi normal, persilangan monohibrida menghasilkan perbandingan individu keturunan


3 : 1 atau 1 : 2 : 1, dan persilangan dihibrida menghasilkan individu keturunan 9 : 3 : 3 : 1. Dalam
prakteknya, hasil persilangan Mendel dapat menghasilkan perbandingan individu yang tidak tepat. Pada
persilangan dihibrida, dapat dihasilkan perbandingan yang merupakan variasi dari perbandingan 9 : 3 : 3
: 1 yaitu 12 : 3 : 1, 9 ; 7 atau 15 : 1. Meskipun demikian, perbandingan tersebut tetap mengikuti aturan
Hukum Mendel. Oleh karena itu, hasil perbandingan tersebut dikatakan sebagai penyimpangan semu
Hukum Mendel. Penyimpangan tersebut terjadi karena adanya beberapa gen yang saling memengaruhi
dalam menghasilkan fenotip. Meskipun demikian, perbandingan fenotip tersebut masih mengikuti
prinsip-prinsip Hukum Mendel. Penyimpangan semu Hukum Mendel tersebut meliputi: interaksi gen,
kriptomeri, polimeri, epistasis-hipostasis, gen-gen komplementer, gen dominan rangkap dan gen
penghambat.

Selain mengalami berbagai modifikasi fenotip karena adanya peristiwa aksi gen tertentu, terdapat
pula penyimpangan semu terhadap hukum mendel yang tidak melibatkan modifikasi fenotip, tetapi
menimbulkan fenotip-fenotip yang merupakan hasil kerjasama dua pasang gen non alelik yang dikenal
sebagai interaksi gen. Menurut Rifai (2013), interaksi gen adalah kegiatan bersama antara gen-gen yang
berbeda yang terdapat dalam genom yang sama dalam memprosuksi suatu fenotip tertentu. Peristiwa
interaksi gen pertama kali dilaporkan oleh W. Bateson dan RC Punnet setelah mereka mengamati pola
pewarisan bentuk jengger ayam (Suryo, 2008).
Contoh interaksi gen tipe jengger ayam:

BAHAN DAN ALAT


Bahan : Kancing genetika (hitam, putih, abu-abu dan pink)
Alat-alat : Kantong kain/plastik hitam

CARA KERJA
Simulasi Persilangan Interaksi Antar Gen
1. Siapkan 4 buah kantong (A, B, C dan D)
2. Masukkan 5 kancing hitam (penanda sifat dominan 1) dan 5 kancing putih (penanda sifat resesif
1) ke kantong A (induk ♂) dan kantong B (induk ♀)
3. Masukkan 5 kancing abu-abu (penanda sifat dominan 2) dan 5 kancing pink (penanda sifat resesif
2) ke kantong C (induk ♂) dan D (induk ♀).
4. Ambil secara acak 1 kancing dari kantong A dan 1 kancing dari kantong B, pertemukan kantong
dari masing-masing kantong tersebut dan catat dalam tabulasi. Kemudian, kancing yang telah
diambil dikembalikan lagi ke dalam masing-masing kantong. Kemudian ambil lagi secara acak 1
kancing dari kantong C dan 1 kancing dari kantong D, pertemukan kembali, catat, kembalikan lagi
ke kantong.
5. Dengan cara yang sama lakukan terus sebanyak 30x.
6. Hitung perbandingan yang diperoleh baik perbandingan genotip maupun fenotip setelah
sebelumnya ditentukan terlebih dahulu lambang gen dari setiap kancing dan fenotip yang
dikendalikan.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Genetika dan Hukum Mendel. (http://staff.unila.ac.id/gnugroho/files/2012/09/Genetika-
dan-Hukum-Mendel.pdf.). Diakses pada tanggal 12 Juni 2017 pukul 09.13 WIB.
Rifai, M.A. 2003. Kamus Biologi. Jakarta : Balai Pustaka.
Rusfidra. 2007. Prinsip Dasar Pemuliaan Ternak. (http://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-
content/uploads/pdfmk/LUHT4326-M1.pdf.). Diakses pada tanggal 12 Juni 2017 pukul 08.42 WIB.
Suryo, 2008. Genetika. UGM Press, Yogyakarta.
HASIL PRAKTIKUM

Hasil simulasi persilangan interaksi antar gen


Kombinasi Alel Genotip Fenotip Tabulasi Frekuensi
R_P RRPP III 3
R_P_p RRPp IIII 4
Walnut
R_r_P RrPP III 3
R_r_P_p RrPp IIII I 6
R_p RRpp II 2
Rose
R_r_p Rrpp III 3
r_P rrPP II 2
Peanut
r_P_p rrPp IIII 4
r_p rrpp Single III 3

Tabel 1. Analisis persilangan interaksi gen dengan perbandingan fenotip atavisme 9:3:3:1
Kelas Fenotip Hasil diperoleh Hasil diharapkan (E= (O – E)2 (O – E)2/E
(O=observed) expected)
9 16 – 16,875 = (-0,875)2
Walnut 16 × 30 = 16,875 0,045
16 = 0,76
3 5 – 5,625 = (-0,625)2
Rose 5 × 30 = 5,625 0,694
16 = 0,39
3 6 – 5,625 = (0,375)2
Peanut 6 × 30 = 5,625 0,025
16 = 0,14
1 3 – 1,875 = (1,125)2
Single 3 × 30 = 1,875 0,675
16 =1,26
Total 30 30 1,439

𝐸−𝑂 2
Hitung : 𝑋 2 = ∑ [ 𝐸 ]
X2 tabel (0,05; 3) = 7,81
Penarikan kesimpulan X2 hitung 1,439 < X2 tabel 7,81, sehingga rasio yang diperoleh sesuai dengan
penyimpangan semu hukum Mendel.
𝑛 𝑛
 Walnut 𝑥= × 16  Rose 𝑥= × 16
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
x = 16 x 16 x = 5 x 16
30 30
x = 8,53 x = 2,66
𝑛 𝑛
 Peanut 𝑥 = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 × 16  Single 𝑥 = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 × 16
x = 6 x 16 x = 3 x 16
30 30
x = 3,2 x = 1,6
PEMBAHASAN

Pada percobaan penyimpangan semu hukum Mendel telah dibuktikan bahwa penyimpangan semu
ini terjadi karena adanya dua pasang gen atau lebih yang saling mempengaruhi dalam memberikan
fenotipe pada suatu individu sehingga hasil yang dimunculkan adalah walnut, rose, peanut, tunggal.
Peristiwa ini dikategorikan sebagai interaksi gen yang menyebabkan terjadinya modifikasi nisbah
dihibrid pada penyimpangan semu hukum Mendel dihibrid yaitu atavisme ini sesuai menurut Astarini
(2018) bahwa atavisme tersebut muncul sebagai suatu sifat akibat adanya interaksi beberapa gen
dengan contoh bentuk jengger atau pial ayam. Hasil perbandingan fenotipe pada F2 nya adalah 9:3:3:1.
Pada Tabel A. data kelas, muncul sebuah trend dibagian Fransiskus hasil yang didapatkan
perbandingan 16 walnut : 7 rose : 7 peanut tanpa fenotipe yang baru hal ini dapat dipengaruhi oleh
atavisme karena atavisme ini berinteraksi bentuk sifatnya menyembunyikan karakter yang
terdapat pada leluhur.
Munculnya perbandingan yang tidak sesuai dengan hukum Mendel ini disebut “Penyimpangan
Semu Hukum Mendel“ disebut “Semu”, karena prinsip segregasi bebas tetap berlaku atau karena
masih mengikuti hukum Mendel, hal ini disebabkan oleh gen-gen yang membawa sifat memiliki ciri
tertentu.
Jadi Penyimpangan semu hukum Mendel adalah penyimpangan yang keluar dari aturan hukum
Mendel, karena terjadi perubahan rasio F2-nya karena gen memiliki sifat berbeda-beda. Jadi, rasio
fenotipe tidak akan sama seperti yang telah diuraikan pada hukum Mendel. Penyimpangan semu
hukum Mendel terjadinya suatu kerjasama berbagai sifat yang memberikan fenotip berlainan namun
masih mengikuti hukum-hukum perbandingan genotip dari Mendel. Penyimpangan semu ini terjadi
karena adanya 2 pasang gen atau lebih saling mempengaruhi dalam memberikan fenotip baru pada
suatu individu. Dengan demikian Peristiwa pengaruh mempengaruhi antara 2 pasang gen atau lebih
disebut Interaksi Gen. Dengan kata lain bahwa Interaksi Gen adalah apabila 2 pasang gen atau lebih
bekerjasama sehingga membentuk suatu fenotipe baru. Gen memiliki peran tersendiri dalam
menumbuhkan karakter, tetapi ada beberapa gen yang saling berinteraksi dengan gen lain dalam
menumbuhkan karakter. Gen-gen tersebut terdapat pada kromosom yang sama atau pada kromosom
yang berbeda.
Pada hasil yang diperoleh Tabel 2. data kelas terdapat perbedaan secara teoritis sehingga menurut
Suryo (2019) diperlukan pembuktian evaluasi. Cara evaluasi dengan melakukan uji Chi-Square Test
(X2). Menurut Khoiriyiah (2014) uji Chi-Square Test (X2) merupakan uji yang dapat menunjukkan
adanya penyimpangan struktur genetik. Berdasarkan hasil analisi uji Chi-Square ini persilangan
dihibrid rasio fenotip (9 : 3 : 3 : 1) dengan derajat kebebasan 4-1=3 dan batas kemungkinan 0,05
dengan X2 tabel 7,81 sehingga diperoleh hasil X2 hitung 1,043 kurang dari X2 tabel. Jadi rasio yang
diperoleh dapat diterima dengan penyimpangan semu hukum Mendel.
Pada hasil persilangan dihibrid rasio yang didapatkan telah diterima pada penyimpangan semu
hukum mendel karna hasil yang diperoleh X2 hitung lebih kecil dari tabel jadi menurut Dedi (2006)
Semakin kecil nilai X2 hitung menunjukan bahwa data yang diamati semakin tipis perbedaannya
dengan yang diharapkan secara teoritis sehingga penyimpangan yang terjadi juga semakin kecil dan
menurut Suryo (2019) semakin kearah kiri nilai kemungkinan semakin mendekati nilai 1 (100%) yang
berarti bahwa data percoban yang diperoleh juga adalah baik.

KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa data kelas 100% dapat membuktikan
penyimpangan semu hukum Mendel (Atavisme) yang dimana prinsip segregasi bebas yang tetap
berlaku atau karena masih mengikuti hukum Mendel, hal ini disebabkan oleh gen-gen yang membawa
sifat memiliki ciri tertentu. Telah dibuktikan juga dengan uji Chi-Square sehingga dapat diterima atau
sesuai dengan Hukum Mendel.
DAFTAR PUSTAKA
Astarini, Dwi. 2018. Peningkatan Pemahaman Materi Penyimpangan Semu Hukum
Mendel Melalui Alat Bantu Baling-Baling Genetika Pada Siswa Kelas Xii Ips 2
Sma N 1 Baturetno Tahun Pelajaran 2017/2018. Jurnal JARLITBANG
Pendidikan, Vol 3 (2) : 439-446.
Dedi, R. 2006. Evaluasi Performa Domba Persilangan Barbados dengan Domba
Priangan sebagai Sumber Bibit Unggul. Jurnal Ilmu Ternak.jarak Vol 6 No : 2.
Koiriyah, Y.N. 2014. Karakter Genetik Populasi Bedeng 61B Desa Wonokarto
Kabupaten Lampung Timus Pasca Program Kolonisasi Pemerintah Belanda.
Jurnal Ilmiah Biologi Vol 2(2) : 132-137.
Suryo. 2019. Genetika Strata 1. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

PERTANYAAN DISKUSI
1. Berapa perbandingan fenotip dari simulasi persilangan interaksi antar gen yang anda lakukan ?
 Perbandingan fenotipe =
16 walnut : 5 rose : 6 peanut : 3 single
2. Berdasarkan hasil perbandingan fenotip yang anda peroleh, tentukan tipe interaksi gen yang
terjadi dalam persilangan anda!
 16 walnut : 5 rose : 6 peanut : 3 single tipe interaksi gen yang terjadi pada 3 single
3. Bagaimana hasil saudara jika dibandingkan dengan hasil dari kelompok lain?
 Hasil masih menunjukkan adanya interaksi gen pada penyimpangan hukum Mendel Atavisme
4. Beri kesimpulan atas percobaan yang saudara lakukan !
 Berdasarkan percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa data kelas 100% dapat membuktikan
penyimpangan semu hukum Mendel dihybrid (Atavisme) yang dimana prinsip segregasi bebas
yang tetap berlaku atau karena masih mengikuti hukum Mendel, hal ini disebabkan oleh gen-
gen yang membawa sifat memiliki ciri tertentu dan telah dibuktikan juga dengan uji Chi-Square
sehingga dapat diterima atau sesuai dengan Hukum Mendel.
5. Berdasarkan data persilangan interaksi gen yang anda buat, apakah hasilnya dapat dipercaya
kebenarannya? Lakukan Tes X2 (Chi-square test) untuk membuktikannya!
 Rasio Fenotipe 9:3:3:1
Terdapat 4 kelas fenotipe hitam abu, hitam pink, putih abu dan putih pink
Dengan derajat kebebasan 4 kelas fenotip - 1 = 3
3 ; kemungkinan 0,05 = nilai kemungkinan 7,81
X 2 hitung = 1,439
X 2 tabel = 7,81
Jadi X2 hitung 1,439 < X2 tabel 7,81, dapat diterima dengan penyimpangan semu hukum Mendel

LAMPIRAN
Tabel A . Data kelas hasil simulasi persilangan interaksi antar gen rasio Fenotipe ( 9:3:3:1)
Nama Walnut Rose Peanut Single
Evelin 16 5 6 3
Gita 14 8 7 1
Ninda 21 3 4 2
Januardi 16 3 9 2
Rana 18 6 5 1
Vita 14 9 6 1
Awan 18 7 3 2
Dini 18 5 4 3
Dixi 18 6 4 2
Gery 18 2 8 2
Juan 17 6 5 2
Nabila 19 5 3 3
Ruswita 21 3 4 2
Ling Meling 17 6 5 2
Fransiskus 16 7 7
Pradita 18 4 5 3
Wendi 15 8 4 3
Nadia T 19 5 4 2
Nadia A 20 4 5 1
Jonathan 16 8 5 1
Lusiana 17 3 8 2
Jumlah 366 113 111 40
Total 630

Tabel 2. Data kelas analisis persilangan interaksi gen dengan perbandingan fenotipe atavisme 9:3:3:1
Kelas Fenotip O E (O-E)2 (O-E)2 / E
9
Walnut 366 × 630 = 354.375 135,140625 0,38134921
16
3
Rose 113 × 630 = 118,125 26,265625 0,2223545
16
3
Peanut 111 × 630 = 118,125 50,765625 0,4297619
16
1
Single 40 × 630 = 39,375 0,390625 0,00992063
16
Total 630 630 1,04338624
𝐸−𝑂 2
Hitung : 𝑋 2 = ∑ [ 𝐸 ]
X2 tabel (0,05; 3) = 7,81
Penarikan kesimpulan X2 hitung < X2 tabel, sehingga rasio yang diperoleh sesuai dengan penyimpangan
semu hukum Mendel

Anda mungkin juga menyukai