(TUGAS 13 )
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………… i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang…………………………………………………….. 1
1.2. Rumusan Masalah…………………………………………………. 1
1.3. Tujuan Penulisan…………………………………………………… 1
1.4. Metode Penulisan………………………………………………….. 2
BAB II GENETIKA
2.1. Prinsip dan Manfaat Genetika ……………...………………..……. 3
2.2. Terminologi pada Genetika….………….…………………………. 4
2.3. Hukum Mendel I…………………………………………………… 6
2.4. Hukum Mendel II………………………………………………….. 6
2.5. Aplikasi Hukum Mendel pada Persilangan………………………… 8
BAB III PENUTUP
3.1. Simpulan…………………………………………………………… 12
3.2. Saran……………………….……………………………………..… 12
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Genetika merupakan suatu hal yang sudah diperhatikan manusia berabad – abad
dulu lamanya. Bahkan sebelum Mendel mengungkapkan teorinya, para orang tua
sudah tidak memberi restu dengan adanya pernikahan saudara. Selain itu, dalam hal
memilih calon pasangan untuk anak – anaknya juga sudah menerapkan konsep
genetika. Mereka memilh benar – benar calon pasangan dari anak – anak meraka
apakah benar – benar baik atau tidak dari segi keturunan. Bahkan mereka sampai
menggalih informasi tentan keluarga calon pengantin. Apakah ada yang memiliki
riwayat kecacatan atau tidak. Hal ini dilakukan turun – temurun sejak dulu untuk
menghindari keturunan yang memiliki ketidak sempurnaan fisik ataupun mental.
1
2. Untuk mengetahui terminologi yang ada pada genetika.
3. Untuk mengetahui apa itu hukum Mendel I.
4. Untuk mengetahui apa itu hukum Mendel II.
5. Untuk mengetahui pengaplikasian hukum Mendel pada persilangan
2
BAB II
GENETIKA
Tokoh peletak prinsip dasar genetika adalah Gregor Johan Mendell seorang
biarawan dan penyelidik tanaman berkebangsaan Austria. Pada tahun 1866 Mendell
melaporkan hasil penyelidikannya selama bertahun-tahun atas kacang ercis/kapri
(Pisum sativum). Untuk mempelajari sifat menurun Mendell menggunakan kacang
ercis dengan alasan:
1. Sulitnya mengumpulkan data karena jarang sekali orang yang mau diketahui
memiliki cacat atau kelainan suatu karakter pada tubuhnya atau keluarganya.
2. Sulitnya menjajaki secara langsung sifat genetis yang dijumpai pada seseorang
karena tidak dapat dipilih dan ditentukan dengan siapa orang (obyek penelitian)
ter-sebut akan kawin.
4. Sulitnya mendapatkan data statistik tentang sifat genetis yang sama dalam karakter
yang diselidiki, hal ini dikarenakan data yang didapat dari
perbandingan-perbandingan karakter tertentu sangat sedikit. Lain halnya dengan
tanaman atau hewan renik yang dapat memiliki keturunan yang banyak.
5. Umur si peneliti lebih pendek dari pada umur obyek yang diteliti, karena daur
hidup obyek yang diteliti lebih panjang dari daur hidup si peneliti.
6. Sulitnya mengatur dan mengontrol suasana lingkungan obyek yang diteliti sesuai
dengan harapan peneliti.
3
2.2 Terminologi Genetika
Terminologi Genetika adalah beberapa istilah yang perlu diketahui untuk
menjelaskan prinsip-prinsip pewarisan sifat. Untuk dapat memahami prinsip Mendel
mengenai keturunannya, sebaiknya mengenal terlebih dahulu beberapa istilah seperti :
2. Hibrid : Hasil persilangan dua individu yang memiliki sifat beda. Dikenal :
3. Fenotipe : Penampakn atau perbedaan sifat dari suatu individu yang tergantung
dri suatu susunan genetiknya, biasanya dinyatakan dengan kata-kata(misalnya
mengenai ukuran, warna, bentuk, rasa, dsb).
4. Genotype : Susunan atau konstitusi genetic dri suatu individu yang ada
hubungannya dengan fenotipe ; biasanya dinyatakan dengan symbol/ tanda huruf
pertama dari fenotipe. Oleh karena individu itu bersifat diploid, maka genotype
dinyatakan dengan huruf double, misalnya AA, Aa, aa, AABB, AaBb, dsb.
5. Gen : Suatu unit keturunan berupa suatu segmen tertentu dari molekul DNA,
umumnya erletak dalam kromosom, dan memperlihatkan ekspresinya berupa
fenotipe. Biasanya dinyatakan dengan symbol/tanda huruf tunggal dan
merupakan huruf pertamadar suatu sifat keturunan, misalnya T= tinggi; M=merah;
B = bulat; dsb.
6. Alel : Anggota dari sepasang atau suatu seri gen-gen yang terdapat pada suatu
lokus (tempat) tertentu pada kromosom-kromosom homolog.
7. Dominan : Sifat yang mengalahkan atau menutupi sfat lain. Mislnya : warna
merah dominan terhdap warna putih.
8. Resesif :Sifat yang dikalahkan atau ditutupi oleh sifat lain. Misalnya warna putih
resesif terhadap warna merah.
9. Intermediet : Sifat antara dari sifat dominan dan resesif. Misalny merah adalah
dominan, putih resesif, maka merah jambu adalah sifat intermediet.
4
macam gamet saja. Misalnya individu homozygote BB hanya membentuk gamet
B saja, dan karena itu individu homozigot selalu berkembangbiak secara murni.
13. Back cross : persilangan antara individu F1 dengan salah satu induknya.
14. Carrier :Individu pembawa sifat.
15. Epistasis : Gen yang menutupi ekspresi gen yang lainnya.
16. Filius : Dalam ilmu genetika disingkat F, yang berarti keturunan
17. Nondisjunction : Peristiwa di mana pasangan kromosom homolog tidak berpisah
pada saat meiosis, menyebabkan kelainan kelainan sifat pada individu
pembuahan gamet.
18. Galur murni : Individu yang memiliki sifat-sifat sama dengan induknya, karena
hasil perkawinan sendiri yang berlangsung terus menerus sampai beberapa
generasi.
19. Gen letal : Gen yang menyebabkan kematian individu.
20. Heterogametik : Penentuan jenis kelamin berdasarkan susunan gamet yang
berbeda.
21. Homogametik : Penentuan jenis kelamin berdasarkan susunan gamet yang sama.
22. Irradiasi : radiasi yang terkendali.
23. Kriptomeri : Gen dominan yang seolah-olah tersembunyi yang disembunyikan
oleh gen dominan lainnya.
24. Kromosom seks : Susunan kromosom yang menentukan jenis kelamin individu.
25. Lokus : Tepat gen ditemukan dalam kromosom.
26. Mozaik : Sel-sel yang bersusunan genetis yang samatetapi ekspresinya berbeda,
berhubungan dengan perbedaan keaktivan gen-gen pada saat
terjadi embryogenesis.
27. Mutan : Embrio yang mengalami mutasi.
28. Pedigree : Catatan asal usul suatu sifat dari generasi ke generasi.
29. Plasmid : Moleul DNA yang beruntai rangkap dan berkembangbiak secara bebas
lepas dari kromosom induk.
30. Plasmid rekombinan : Plasmid yang disambungkan.
31. Polimeri : Pembastaran heterozigot dengan banyak sifat beda yang berdiri
sendiri-sendiri , tetapi mempengaruhi bagian-bagian yang sama pada suatu
organisme.
32. Poliploidi : Buah dengan ukuran sangat besar.
33. Rekombinasi : Terbentuknya kombinasi baru.
5
2.3 Hukum Mendel I
Gambar 1
6
Seperti nampak pada gambar 1, induk jantan (tingkat 1) mempunyai genotipe ww
(secara fenotipe berwarna putih), dan induk betina mempunyai genotipe RR (secara
fenotipe berwarna merah). Keturunan pertama (tingkat 2 pada gambar) merupakan
persilangan dari genotipe induk jantan dan induk betinanya, sehingga membentuk 4
individu baru (semuanya bergenotipe wR).Selanjutnya, persilangan/perkawinan dari
keturuan pertama ini akan membentuk indidividu pada keturunan berikutnya (tingkat
3 pada gambar) dengan gamet R dan w pada sisi kiri (induk jantan tingkat 2) dan
gamet R dan w pada baris atas (induk betina tingkat 2). Kombinasi gamet-gamet ini
akan membentuk 4 kemungkinan individu seperti nampak pada papan catur pada
tingkat 3 dengan genotipe: RR, Rw, Rw, dan ww. Jadi pada tingkat 3 ini
perbandingan genotipe RR , (berwarna merah) Rw (juga berwarna merah) dan ww
(berwarna putih) adalah 1:2:1. Secara fenotipe perbandingan individu merah dan
individu putih adalah 3:1.
Gambar 2
Kalau contoh pada gambar 1 merupakan kombinasi dari induk dengan satu sifat
dominan (berupa warna), maka contoh ke-2 menggambarkan induk-induk dengan 2
macam sifat dominan: bentuk buntut dan warna kulit. Persilangan dari induk dengan
satu sifat dominan disebut monohibrid, sedang persilangan dari induk-induk dengan
dua sifat dominan dikenal sebagai dihibrid, dan seterusnya.
Pada gambar 2, sifat dominannya adalah bentuk buntut (pendek dengan genotipe
SS dan panjang dengan genotipe ss) serta warna kulit (putih dengan genotipe bb dan
coklat dengan genotipe BB). Gamet induk jantan yang terbentuk adalah Sb dan Sb,
7
sementara gamet induk betinanya adalah sB dan sB (nampak pada huruf di bawah
kotak). Lihat ganbar 2
Kombinasi gamet ini akan membentuk 4 individu pada tingkat F1 dengan
genotipe SsBb (semua sama). Jika keturunan F1 ini kemudian dikawinkan lagi, maka
akan membentuk individu keturunan F2. Gamet F1nya nampak pada sisi kiri dan baris
atas pada papan catur. Hasil individu yang terbentuk pada tingkat F2 mempunyai 16
macam kemungkinan dengan 2 bentuk buntut: pendek (jika genotipenya SS atau Ss)
dan panjang (jika genotipenya ss); dan 2 macam warna kulit: coklat (jika genotipenya
BB atau Bb) dan putih (jika genotipenya bb).
Perbandingan hasil warna coklat:putih adalah 12:4, sedang perbandingan hasil
bentuk buntut pendek:panjang adalah 12:4. Perbandingan detail mengenai genotipe
SSBB:SSBb:SsBB:SsBb:SSbb:Ssbb:ssBB:ssBb: ssbb adalah 1:2:2:4:1:2:1:2:1
a) Persilangan Monohibrid
8
Penyelesaian:
Persilangan pada kasus intermediet terjadi apabila sifat dari kedua gen sama-sama
kuat. Jadi, tidak ada gen yang bersifat dominan ataupun resesif.
Persilangan antara bunga mawar merah (MM) dengan bunga mawar putih (mm)
dengan M dan m sama-sama merupakan gen dominan. Lakukanlah persilangan
sampai mendapatkan F2!
9
Penyelesaian:
b) Persilangan Dihibrid
Jika pada persilangan monohibrid kita hanya memperhatikan satu sifat beda saja,
maka pada persilangan dihibrid kita akan memperhatikan dua sifat beda atau lebih.
Misalnya warna buah dan bentuk buah, warna buah, bentuk buah, dan rasa buah, dsb.
Pada persilangan dihibrid berlaku Hukum II Mendel karena pada saat pembentukan
F2, gen di dalam gamet yang tadinya mengalami pemisahan kemudian akan
bergabung secara bebas. Penggabungan secara bebas ini maksudnya adalah gen yang
satu dapat secara bebas bergabung dengan gen yang lainnya tanpa adanya syarat
tertentu.
Persilangan antara biji bulat kuning (BBKK) dengan biji kisut hijau (bbkk). Biji bulat
(B) dominan terhadap biji kisut (b) dan warna kuning (K) dominan terhadap warna
hijau (k). Lakukan persilangan sampai mendapat F2!
10
Penyelesaian:
Sehingga, akan diperoleh F2 = bulat kuning (B_K_), bulat hijau (B_kk), kisut kuning
(bbK_), kisut hijau (bbkk).
Perbandingan fenotip = bulat kuning : bulat hijau : kisut kuning : kisut hijau = 9 : 3 :
3 : 1.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Genetika merupakan ilmu yang mempelajari tentang penurunan sifat. Sifat – sifat
yang terbentuk pada individu baru tersebut. Orang yang dianggap sebagai Bapa
genetika adalah Gregor Johan Mendel. Gen sendiri memiliki sifat antara lan :
Mendel menyatakan bahwa Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari
tetua jantan dan satu dari tetua betina. Dia juga menyatakan bahwa bila dua individu
mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara
bebas. Dan kromosom adalah strukur benang dalam inti sel yang bertanggung jawab
dalam hal penurunan sifat (hereditas).
3.2 Saran
1. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.
2. Penyusun makalah mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi
kelancaran dan kesempurnaan penyusunan makalah berikutnya
12
Daftar Pustaka
Campbell NA, dkk. 2000. Biologi. Edisi Kelima. Jilid 1. Jakarta : Erlangga. 265-267.
http://biologimediacentre.com/genetika-hukum-mendel/#sthash.C7PN7wAX.dpuf
http://www.scribd.com/doc/84672312/Pewarisan-Sifat-Sifat-Keturunan
http://endick.wordpress.com/2008/01/30/percobaan-mendel-2/
http://smointi.blogspot.com/2010/12/makalah-hukum-mendel.html