Anda di halaman 1dari 16

GENETIKA

(TUGAS 13 )

Mata Kuliah : Biologi Umum


Dosen
DR.Syamsurizal
Rijal Satria, PhD
Disusun oleh :
Kelompok 3
1. Miftahur Rahma (19035092)
2. Rodiatul Kamilah (19035109)
3. Shania Ramadani (19035164)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami sebagai penyusun dapat
menyelesaikan makalah tentang Genetika.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada DR. Syamsurizal dan
Rijal Satria Ph.D sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan,
saran, nasihat, dan petunjuk dalam penyusun makalah ini. Semoga hasil makalah ini,
dapat bermanfaat bagi Anda yang membacanya.
“Tiada Gading Yang Tak Retak”, bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun tetap kami nantikan dari kesempurnaan
makalah ini.

Padang, 9 November 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………… i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang…………………………………………………….. 1
1.2. Rumusan Masalah…………………………………………………. 1
1.3. Tujuan Penulisan…………………………………………………… 1
1.4. Metode Penulisan………………………………………………….. 2
BAB II GENETIKA
2.1. Prinsip dan Manfaat Genetika ……………...………………..……. 3
2.2. Terminologi pada Genetika….………….…………………………. 4
2.3. Hukum Mendel I…………………………………………………… 6
2.4. Hukum Mendel II………………………………………………….. 6
2.5. Aplikasi Hukum Mendel pada Persilangan………………………… 8
BAB III PENUTUP
3.1. Simpulan…………………………………………………………… 12
3.2. Saran……………………….……………………………………..… 12

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Genetika merupakan suatu hal yang sudah diperhatikan manusia berabad – abad
dulu lamanya. Bahkan sebelum Mendel mengungkapkan teorinya, para orang tua
sudah tidak memberi restu dengan adanya pernikahan saudara. Selain itu, dalam hal
memilih calon pasangan untuk anak – anaknya juga sudah menerapkan konsep
genetika. Mereka memilh benar – benar calon pasangan dari anak – anak meraka
apakah benar – benar baik atau tidak dari segi keturunan. Bahkan mereka sampai
menggalih informasi tentan keluarga calon pengantin. Apakah ada yang memiliki
riwayat kecacatan atau tidak. Hal ini dilakukan turun – temurun sejak dulu untuk
menghindari keturunan yang memiliki ketidak sempurnaan fisik ataupun mental.

Seiring perkembangan teknologi, hal ini semakin menarik untuk dibahas.


Sehingga tidak sedikit ilmuan yang mau mengembangkan ilmu Genetika ini. Dan
pada akhirnya munculah hal – hal baru yang berasal dari ilmu genetika. Sering
perkembangan zaman dan teknologi, ilmu tersebut sudah bisa menentukan keturunan
siapakah kita ini dan bagaimana keturunan kita kelak. Bahkan karena kemajuan
teknologi tersebut, tanpa adanya proses pembuahan pun bisa melahirkan individu baru
yang diinginkan dengan proses bayi tabung atau kloning yang sudah sering kita
dengar.

1.2 Rumusan Masalah


Dari uraian dalam latar belakang, dapat diajukan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa prinsip dan manfaat dari Genetika?
2. Apa saja terminologi yang ada pada genetika?
3. Apa itu hukum Mendel I?
4. Apa itu hukum Mendel II?
5. Bagaimana aplikasi hukum Mendel pada persilangan?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan dalam pembahasan
makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui prinsip dan manfaat genetika.

1
2. Untuk mengetahui terminologi yang ada pada genetika.
3. Untuk mengetahui apa itu hukum Mendel I.
4. Untuk mengetahui apa itu hukum Mendel II.
5. Untuk mengetahui pengaplikasian hukum Mendel pada persilangan

1.4 Metode Penulisan


Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode kualitatif.
Hal tersebut dikarenakan tidak mengadakan penelitian secara langsung, melainkan
hanya melalui beragam sumber di internet.

2
BAB II

GENETIKA

2.1 Prinsip dan Manfaaat Genetika

Tokoh peletak prinsip dasar genetika adalah Gregor Johan Mendell seorang
biarawan dan penyelidik tanaman berkebangsaan Austria. Pada tahun 1866 Mendell
melaporkan hasil penyelidikannya selama bertahun-tahun atas kacang ercis/kapri
(Pisum sativum). Untuk mempelajari sifat menurun Mendell menggunakan kacang
ercis dengan alasan:

– memiliki pasangan sifat yang menyolok


– bisa melakukan penyerbukan sendiri
– segera menghasilkan keturunan atau umurnya pendek
– mampu menghasilkan banyak keturunan, daN
– mudah disilangkan
Manfaat dari mempelajari genetika adalah agar kita dapat mengetahui sifat-sifat
keturunan kita sendiri atau setiap makluk yang berada di sekitar lingkungan kita.
Manusia jarang digunakan sebagai objek atau barang percobaan genetis karena
sulitnya mempelajari gen manusia, sehingga lebih mudah mempelajari
hukum-hukumnya lewat sifat menurun yang terkandung dalam tubuh tumbuhan dan
hewan sekitar. Ada beberapa kesukaran dalam mempelajari manusia sebagai obyek
genetika, diantaranya:

1. Sulitnya mengumpulkan data karena jarang sekali orang yang mau diketahui
memiliki cacat atau kelainan suatu karakter pada tubuhnya atau keluarganya.

2. Sulitnya menjajaki secara langsung sifat genetis yang dijumpai pada seseorang
karena tidak dapat dipilih dan ditentukan dengan siapa orang (obyek penelitian)
ter-sebut akan kawin.

3. Sulitnya mengamati pertumbuhan karakter yang sesuai dengan kemampuan atau


harapan peneliti. Hal ini disebabkan pindahnya sang objek, kawin lagi dengan
seseorang yang akan mengacaukan penyelidikan semula.

4. Sulitnya mendapatkan data statistik tentang sifat genetis yang sama dalam karakter
yang diselidiki, hal ini dikarenakan data yang didapat dari
perbandingan-perbandingan karakter tertentu sangat sedikit. Lain halnya dengan
tanaman atau hewan renik yang dapat memiliki keturunan yang banyak.

5. Umur si peneliti lebih pendek dari pada umur obyek yang diteliti, karena daur
hidup obyek yang diteliti lebih panjang dari daur hidup si peneliti.

6. Sulitnya mengatur dan mengontrol suasana lingkungan obyek yang diteliti sesuai
dengan harapan peneliti.

3
2.2 Terminologi Genetika
Terminologi Genetika adalah beberapa istilah yang perlu diketahui untuk
menjelaskan prinsip-prinsip pewarisan sifat. Untuk dapat memahami prinsip Mendel
mengenai keturunannya, sebaiknya mengenal terlebih dahulu beberapa istilah seperti :

1. Parental (P) : Tetua, orang tua atau induk

2. Hibrid : Hasil persilangan dua individu yang memiliki sifat beda. Dikenal :

a) monohibrid = hybrid dengan satu sifat beda

b) Dihibrid = hybrid dengan dua sifat beda

c) Trihibrid = hybrid dengan tiga sifat beda

d) Tetrahibrid = hybrid dengan empat sifat beda

e) Hibridisasi = Persilangan 2 individu yang memilki sifat beda

3. Fenotipe : Penampakn atau perbedaan sifat dari suatu individu yang tergantung
dri suatu susunan genetiknya, biasanya dinyatakan dengan kata-kata(misalnya
mengenai ukuran, warna, bentuk, rasa, dsb).

4. Genotype : Susunan atau konstitusi genetic dri suatu individu yang ada
hubungannya dengan fenotipe ; biasanya dinyatakan dengan symbol/ tanda huruf
pertama dari fenotipe. Oleh karena individu itu bersifat diploid, maka genotype
dinyatakan dengan huruf double, misalnya AA, Aa, aa, AABB, AaBb, dsb.

5. Gen : Suatu unit keturunan berupa suatu segmen tertentu dari molekul DNA,
umumnya erletak dalam kromosom, dan memperlihatkan ekspresinya berupa
fenotipe. Biasanya dinyatakan dengan symbol/tanda huruf tunggal dan
merupakan huruf pertamadar suatu sifat keturunan, misalnya T= tinggi; M=merah;
B = bulat; dsb.

6. Alel : Anggota dari sepasang atau suatu seri gen-gen yang terdapat pada suatu
lokus (tempat) tertentu pada kromosom-kromosom homolog.

7. Dominan : Sifat yang mengalahkan atau menutupi sfat lain. Mislnya : warna
merah dominan terhdap warna putih.

8. Resesif :Sifat yang dikalahkan atau ditutupi oleh sifat lain. Misalnya warna putih
resesif terhadap warna merah.

9. Intermediet : Sifat antara dari sifat dominan dan resesif. Misalny merah adalah
dominan, putih resesif, maka merah jambu adalah sifat intermediet.

10. Homozigot : Individu yang kromosom-kromosomnya memiliki gen-gen identik


dari sepasang atau suatu seri alel. Individu homozigot hanya membentuk satu

4
macam gamet saja. Misalnya individu homozygote BB hanya membentuk gamet
B saja, dan karena itu individu homozigot selalu berkembangbiak secara murni.

11. Heterozigot : Individu yang kromosomnya memiliki gen-gen berlainan dari


sepasang atau suatu seri alel tertentu. Misalnya individu dengan genotip Aa, Bb,
AaBb adalah heterozygote. Individu heterozigot membentuk lebih dari satu
macam gamet. Contohnya individu Aa membentuk gamet-gamet A dan a. 5 ♀
atau = = betina atau perempuan ♂ atau = jantan atau laki-laki. Ο x ♂ = tanda
kawin F1 = keturunan pertama, F2 = keturunan kedua

12. Autosom : kromosom yang menyusun tubuh suatu individu, disingkat A.

13. Back cross : persilangan antara individu F1 dengan salah satu induknya.
14. Carrier :Individu pembawa sifat.
15. Epistasis : Gen yang menutupi ekspresi gen yang lainnya.
16. Filius : Dalam ilmu genetika disingkat F, yang berarti keturunan
17. Nondisjunction : Peristiwa di mana pasangan kromosom homolog tidak berpisah
pada saat meiosis, menyebabkan kelainan kelainan sifat pada individu
pembuahan gamet.
18. Galur murni : Individu yang memiliki sifat-sifat sama dengan induknya, karena
hasil perkawinan sendiri yang berlangsung terus menerus sampai beberapa
generasi.
19. Gen letal : Gen yang menyebabkan kematian individu.
20. Heterogametik : Penentuan jenis kelamin berdasarkan susunan gamet yang
berbeda.
21. Homogametik : Penentuan jenis kelamin berdasarkan susunan gamet yang sama.
22. Irradiasi : radiasi yang terkendali.
23. Kriptomeri : Gen dominan yang seolah-olah tersembunyi yang disembunyikan
oleh gen dominan lainnya.
24. Kromosom seks : Susunan kromosom yang menentukan jenis kelamin individu.
25. Lokus : Tepat gen ditemukan dalam kromosom.
26. Mozaik : Sel-sel yang bersusunan genetis yang samatetapi ekspresinya berbeda,
berhubungan dengan perbedaan keaktivan gen-gen pada saat
terjadi embryogenesis.
27. Mutan : Embrio yang mengalami mutasi.
28. Pedigree : Catatan asal usul suatu sifat dari generasi ke generasi.
29. Plasmid : Moleul DNA yang beruntai rangkap dan berkembangbiak secara bebas
lepas dari kromosom induk.
30. Plasmid rekombinan : Plasmid yang disambungkan.
31. Polimeri : Pembastaran heterozigot dengan banyak sifat beda yang berdiri
sendiri-sendiri , tetapi mempengaruhi bagian-bagian yang sama pada suatu
organisme.
32. Poliploidi : Buah dengan ukuran sangat besar.
33. Rekombinasi : Terbentuknya kombinasi baru.

5
2.3 Hukum Mendel I

Hukum Mendel I dikenal juga dengan Hukum Segregasi menyatakan: “pada


pembentukan gamet kedua gen yang merupakan pasangan akan dipisahkan dalam
dua sel anak”. Hukum ini berlaku untuk persilangan monohibrid (persilangan dengan
satu sifat beda).
Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok:
a. Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter
turunannya. Ini adalah konsep mengenai dua macam alel; alel resisif (tidak
selalu nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf kecil, misalnya w dalam
gambar), dan alel dominan (nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf besar,
misalnya R).
b. Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan (misalnya ww
dalam gambar di samping) dan satu dari tetua betina (misalnya RR dalam
gambar di samping).
c. Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda, alel dominan akan
selalu terekspresikan (nampak secara visual dari luar). Alel resesif yang tidak
selalu terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk pada
turunannya.

2.4 Hukum Mendel II


Hukum Mendell II dikenal dengan Hukum Independent Assortment, menyatakan:
“bila dua individu berbeda satu dengan yang lain dalam dua pasang sifat atau lebih,
maka diturunkannya sifat yang sepasang itu tidak bergantung pada sifat pasangan
lainnya”. Hukum ini berlaku untuk persilangan dihibrid (dua sifat beda) atau lebih.

Gambar 1

6
Seperti nampak pada gambar 1, induk jantan (tingkat 1) mempunyai genotipe ww
(secara fenotipe berwarna putih), dan induk betina mempunyai genotipe RR (secara
fenotipe berwarna merah). Keturunan pertama (tingkat 2 pada gambar) merupakan
persilangan dari genotipe induk jantan dan induk betinanya, sehingga membentuk 4
individu baru (semuanya bergenotipe wR).Selanjutnya, persilangan/perkawinan dari
keturuan pertama ini akan membentuk indidividu pada keturunan berikutnya (tingkat
3 pada gambar) dengan gamet R dan w pada sisi kiri (induk jantan tingkat 2) dan
gamet R dan w pada baris atas (induk betina tingkat 2). Kombinasi gamet-gamet ini
akan membentuk 4 kemungkinan individu seperti nampak pada papan catur pada
tingkat 3 dengan genotipe: RR, Rw, Rw, dan ww. Jadi pada tingkat 3 ini
perbandingan genotipe RR , (berwarna merah) Rw (juga berwarna merah) dan ww
(berwarna putih) adalah 1:2:1. Secara fenotipe perbandingan individu merah dan
individu putih adalah 3:1.

Gambar 2
Kalau contoh pada gambar 1 merupakan kombinasi dari induk dengan satu sifat
dominan (berupa warna), maka contoh ke-2 menggambarkan induk-induk dengan 2
macam sifat dominan: bentuk buntut dan warna kulit. Persilangan dari induk dengan
satu sifat dominan disebut monohibrid, sedang persilangan dari induk-induk dengan
dua sifat dominan dikenal sebagai dihibrid, dan seterusnya.
Pada gambar 2, sifat dominannya adalah bentuk buntut (pendek dengan genotipe
SS dan panjang dengan genotipe ss) serta warna kulit (putih dengan genotipe bb dan
coklat dengan genotipe BB). Gamet induk jantan yang terbentuk adalah Sb dan Sb,

7
sementara gamet induk betinanya adalah sB dan sB (nampak pada huruf di bawah
kotak). Lihat ganbar 2
Kombinasi gamet ini akan membentuk 4 individu pada tingkat F1 dengan
genotipe SsBb (semua sama). Jika keturunan F1 ini kemudian dikawinkan lagi, maka
akan membentuk individu keturunan F2. Gamet F1nya nampak pada sisi kiri dan baris
atas pada papan catur. Hasil individu yang terbentuk pada tingkat F2 mempunyai 16
macam kemungkinan dengan 2 bentuk buntut: pendek (jika genotipenya SS atau Ss)
dan panjang (jika genotipenya ss); dan 2 macam warna kulit: coklat (jika genotipenya
BB atau Bb) dan putih (jika genotipenya bb).
Perbandingan hasil warna coklat:putih adalah 12:4, sedang perbandingan hasil
bentuk buntut pendek:panjang adalah 12:4. Perbandingan detail mengenai genotipe
SSBB:SSBb:SsBB:SsBb:SSbb:Ssbb:ssBB:ssBb: ssbb adalah 1:2:2:4:1:2:1:2:1

2.5 Aplikasi hukum Mendel dalam persilangan

a) Persilangan Monohibrid

Persilangan monohibrid adalah persilangan dengan satu sifat beda. Maksudnya


adalah pada persilangan ini kita hanya memperhatikan satu sifat saja, seperti warna
bunga (merah, putih, dsb) atau bentuk buah (bulat, lonjong, dsb). Pada persilangan
monohibrid berlaku Hukum Mendel I karena pada saat pembentukan gamet kedua
(G2), gen di dalam alel yang sebelumnya berpasangan akan mengalami pemisahan
secara bebas dalam dua sel anak (gamet). Secara bebas di sini maksudnya adalah
pemisahan kedua gen tersebut tidak dipengaruhi atau mempengaruhi pasangan gen
yang lainnya. Mendel melakukan persilangan monohibrid dengan satu sifat beda yang
menunjukkan sifat dominansi yang muncul secara penuh dan sifat dominansi yang
tidak muncul secara penuh (intermediet).
 Kasus dominansi penuh
Persilangan pada kasus dominansi penuh akan terjadi apabila sifat gen yang satu lebih
kuat dibandingkan dengan sifat gen yang lainnya. Akibatnya, sifat gen yang lebih kuat
itu dapat menutupi sifat gen yang lemah. Dalam hal ini, gen yang memiliki sifat yang
kuat disebut gen dominan dan gen yang memiliki sifat yang lemah disebut gen resesif.
Perhatikan contoh di bawah ini!
Persilangan antara bunga mawar merah (MM) dengan bunga mawar putih (mm)
dengan gen M bersifat dominan penuh terhadap m. Lakukanlah persilangan sampai
mendapatkan F2!

8
Penyelesaian:

Berdasarkan persilangan di atas, kita bisa mengetahui perbandingan fenotip dan


genotipnya. Perlu diingat kalau fenotip adalah sifat yang tampak. Jadi, berdasarkan
hasil F2 kita bisa tahu kalau perbandingan fenotipnya adalah 3 : 1 (3 sifat merah : 1
sifat putih). Sedangkan, untuk perbandingan genotipnya diperoleh MM : Mm : mm =
1 : 2 : 1.

 Kasus dominansi tidak penuh (Intermediet)

Persilangan pada kasus intermediet terjadi apabila sifat dari kedua gen sama-sama
kuat. Jadi, tidak ada gen yang bersifat dominan ataupun resesif.

Perhatikan contoh di bawah ini!

Persilangan antara bunga mawar merah (MM) dengan bunga mawar putih (mm)
dengan M dan m sama-sama merupakan gen dominan. Lakukanlah persilangan
sampai mendapatkan F2!

9
Penyelesaian:

b) Persilangan Dihibrid

Jika pada persilangan monohibrid kita hanya memperhatikan satu sifat beda saja,
maka pada persilangan dihibrid kita akan memperhatikan dua sifat beda atau lebih.
Misalnya warna buah dan bentuk buah, warna buah, bentuk buah, dan rasa buah, dsb.
Pada persilangan dihibrid berlaku Hukum II Mendel karena pada saat pembentukan
F2, gen di dalam gamet yang tadinya mengalami pemisahan kemudian akan
bergabung secara bebas. Penggabungan secara bebas ini maksudnya adalah gen yang
satu dapat secara bebas bergabung dengan gen yang lainnya tanpa adanya syarat
tertentu.

Perhatikan contoh berikut!

Persilangan antara biji bulat kuning (BBKK) dengan biji kisut hijau (bbkk). Biji bulat
(B) dominan terhadap biji kisut (b) dan warna kuning (K) dominan terhadap warna
hijau (k). Lakukan persilangan sampai mendapat F2!

10
Penyelesaian:

Sehingga, akan diperoleh F2 = bulat kuning (B_K_), bulat hijau (B_kk), kisut kuning
(bbK_), kisut hijau (bbkk).

Untuk perbandingan fenotipnya adalah sebagai berikut:

Perbandingan fenotip = bulat kuning : bulat hijau : kisut kuning : kisut hijau = 9 : 3 :
3 : 1.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Genetika merupakan ilmu yang mempelajari tentang penurunan sifat. Sifat – sifat
yang terbentuk pada individu baru tersebut. Orang yang dianggap sebagai Bapa
genetika adalah Gregor Johan Mendel. Gen sendiri memiliki sifat antara lan :

- Sebagai materi tersendiri yang terdapat dalam kromosom


- Mengandung informasi genetika
- Dapat menduplikasikan diri pada peristiwa pembelahan sel
- Tiap gen mempunyai tugas dan fungsi berbeda.
- Ditentukan oleh susunan kombinasi basa nitrogen
- Sebagai zarah yang terdapat dalam kromosom

Mendel menyatakan bahwa Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari
tetua jantan dan satu dari tetua betina. Dia juga menyatakan bahwa bila dua individu
mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara
bebas. Dan kromosom adalah strukur benang dalam inti sel yang bertanggung jawab
dalam hal penurunan sifat (hereditas).

3.2 Saran
1. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.
2. Penyusun makalah mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi
kelancaran dan kesempurnaan penyusunan makalah berikutnya

12
Daftar Pustaka

Campbell NA, dkk. 2000. Biologi. Edisi Kelima. Jilid 1. Jakarta : Erlangga. 265-267.
http://biologimediacentre.com/genetika-hukum-mendel/#sthash.C7PN7wAX.dpuf
http://www.scribd.com/doc/84672312/Pewarisan-Sifat-Sifat-Keturunan
http://endick.wordpress.com/2008/01/30/percobaan-mendel-2/
http://smointi.blogspot.com/2010/12/makalah-hukum-mendel.html

Anda mungkin juga menyukai