Pendahuluan
Secara universal, khalayak ramai sudah mengetahui bahwa setiap benda
apabila dilemparkan ke atas akan jatuh lagi ke bumi. Namun tidak banyak
khalayak umum yang mengetahui ketika dua benda yang bermassa berbeda ketika
dijatuhkan pada ketinggian yang sama, akan sampai ke tanah pada waktu yang
bersamaan.Ini merupakan salah satu fenomena dari gravitasi.
Fenomena gravitasi untuk kalangan pelajar bukanlah hal yang asing,
karena fenomena ini telah dipelajari dari sejak kelas 5 SD, walaupun dalam proses
pengkajiannya memiliki tingkat yang berbeda dari setiap jenjang pendidikan.
Secara garis besar, tingkat kedalaman pengkajiannya adalah sebagai berikut :
untuk tingkat SD kelas 5 dan 6, hanya diajarkan bahwa setiap benda yang
dilemparkan ke atas akan kembali jatuh ke bumi akibat adanya gaya gravitasi
bumi. Namun pada tingkat SMP, pembahasannya sedikit mendalam yaitu
disampaikannya bahwa harga gravitasi bumi adalah 9,8 m/s2 dan akibat terjadinya
pemampatan pada daerah kutub bumi maka harga gravitasi bumi di daerah kutub
dan daerah khatulistiwa menjadi berbeda. Sedangkan pada tingkat SMA, pelajar
telah diajak untuk memahami bahwa harga gravitasi bumi berbeda-beda menurut
derajat lintang bumi dan beberapa faktor-faktor dasar yang mempengaruhi
terjadinya perbedaan harga gravitasi tersebut. Pada tingkat yang lebih tinggi lagi
yaitu perguruan tinggi, mahasiswa dituntut untuk lebih memahami mengapa
terjadi variasi harga gravitasi di setiap permukaan bumi.
Menurut Suparno(2005:12)
1
bebas.Banyak siswa beranggapan bahwa benda A yang massanya
lebih besar dan benda B akan jatuh di lantai lebih cepat dari benda
B. Beberapa mahasiswa malah masih beranggapan bahwa bola besi
& bola plastik yang dijatuhkan bebas dari ketinggian yang sama
akan sampai ditanah dalam waktu yang berbeda. padahal menurut
prinsip fisika, kedua benda itu akan jatuh dengan percepatan yang
sama dan waktu yang ditempuh sama sehingga menyentuh
lantaipun sama (bila tidak ada unsur lain yang mempengaruhi).
Gaya Gravitasi
Gravitasi merupakan salah satu dari empat gaya fundamental yang terdapat
di alam. Gravitasi adalah interaksi tarik menarik antara 2 buah benda. Menurut
Endarto (2005:160)”Gravitasi adalah kekuatan yang menarik semua materi ke
arah pusat bumi”
Gaya tarik bumi terhadap benda-benda ini dinamakan gaya gravitasi bumi.
Gaya ini dapat menimbulkan percepatan.
Menurut Ganijanti(2002:222)”Percepatan gravitasi bumi adalah
percepatan yang dipunyai benda yang jatuh karena beratnya sendiri”.
M .m
Berat = mg G , dengan
R2
m = massa benda
M = massa bumi
R = jari-jari bumi= jarak benda ke pusat bumi(benda di perbukaan bumi)
GM
Jadi , g go .......................(1)
R2
2
Jika benda tidak berada dipermukaan bumi tetapi berada pada jarak r dari pusat
bumi (r .R), maka
GM
g .............................(2)
r2
dan dg = + G M. -2r-3 dr
dg 2G.M .r 3 dr 2dr
2
...........................(3)
g G.M .r r
Tanda negatifmenunjukkan pengurangan harga g pada kenaikan r.
dg
perubahan relatif dari g
g
dr
perubahan relatif terhadap r
r
Persamaan (3) dapat juga ditulis:
g r
2
g r
r
g 2 g ...........................(4)
r
Harga gravitasi ini tidaklah sama untuk setiap tempat di permukaan bumi.
Menurut Haber(1990:94)
Perubahan dalam medan gravitasional di atas permukaan bumi
tidak lebih dari sekitar 0,5 persen. Perubahan yang kecil
dihubungkan dengan lintang geografis dan ketinggiannya di atas
permukaan laut. Untuk ketinggian tertentu medan gravitasional
lebih kuat di dekat kutub ; untuk lintang geografi tertentu,
medannya lebih lemah pada ketinggian yang lebih besar.
3
yang bersangkutan dengan pengukuran bumi dan sebagian dari permukaan bumi
disebut geologi. Dengan pengukuran-pengukuran yang sangat cermat yang
dilakukan di permukaan bumi, ternyata bentuk bumi sesungguhnya tidak benar-
benar bulat seperti bola. Di daerah kutub-kutubnya ternyata bentuk bumi itu agak
memepat.
Secara umum bentuk bumi mendekati bola dengan jari-jari sekitar 6378
km. Akan tetapi kalau kita lihat secara teliti, bentuk bumi pada prinsipnya tidak
teratur dan tidak simetris. Gambar di bawah ini menunjukkan bentuk bumi secara
3 dimensi yang telah diperbesar sekitar 10.000 kali dari EGM96 dalam Abidin
(2001 :17).
4
homogen seperti es atau besi, memiliki densitas yang sama pada setiap bagiannya.
Sehingga jika sebuah bahan yang materialnya homogen bermassa m dan memiliki
volume V, maka densitasnya adalah :
m
............................................. (4)
V
Akan tetapi untuk bahan yang memiliki densitas yang tidak sama pada setiap
bagiannya, maka kita dapat mengetahui nilai densitas bahan tersebut dengan cara
mencari densitas rata-rata dari bahan tersebut.
Satuan SI untuk densitas adalah kilogram per meter kubik. Secara umum, densitas
suatu bahan biasanya tergantung pada faktor lingkungan seperti suhu dan tekanan.
Menurut hasil penelitian dari para ilmuan diketahui bahwa bahan penyusun bumi
yang memiliki densitas tertinggi adalah metal osmium yaitu 22.500 kg/m 3. Pada
tabel 1 akan diberikan data mengenai densitas (kerapatan) beberapa zat menurut
Tipler(1998:385):
5
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Variasi Nilai Gravitasi di Permukaan
Bumi
Dalam dunia pendidikan khususnya untuk disiplin ilmu fisika, sering kali
digunakan pendekatan-pendekatan untuk mempermudah pelajar dalam memahami
ilmu fisika. Begitu juga dengan penyampaian harga gravitasi bumi yang sering
diajarkan bahwa harga gravitasi bumi adalah 9,8 m/s2 atau 10 m/s2, padahal belum
tentu harga gravitasi disuatu tempat itu sebesar itu. Bahkan pada kenyataannya
harga gravitasi di setiap permukaan bumi mengalami variasi walaupun selisihnya
tidak terlalu besar.
Halliday(1994:510) menyatakan bahwa dari hukum Newton tentang
gravitasi, nyatalah bahwa g akan berubah dengan ketinggian, yakni, dengan jarak
dari pusat bumi. “Dan setengah dari variasi ini dapat disebabkan oleh efek lain
yakni, perubahan nilai g efektip yang disebabkan oleh rotasi bumi”
Halliday(1994:512).
Perbedaan percepatan gravitasi bumi ini terjadi karena adanya beberapa
faktor yang mempengaruhinya yaitu :
1. Ketidaksimetrian bentuk bumi
Di permukaan bumi, harga r = R, ini artinya harga g bergantung pada R.
Jika bumi berbentuk bulat maka nilai R adalah konstan. Akan tetapi bumi
tidaklah bulat sempurna sehingga dapat disimpulkan bahwa harga R untuk di
setiap tempat di permukaan bumi tidaklah konstan.
G.M
Berdasarkan persamaan (1) yaitu g , dapat diketahui bahwa harga g
R2
berbanding terbalik dengan harga R. Di mana semakin besar harga R maka
semakin kecil harga g dan semakin kecil harga R maka akan semakin besar
harga g . Jadi semakin jauh jarak antara permukaan bumi disuatu tempat
terhadap pusat bumi, maka semakin kecil harga gravitasi bumi di tempat
tersebut.
Pernyataan di atas dapat di buktikan dengan mengkaji dan memahami
bentuk bumi melalui foto bumi sebenarnya yang diambil oleh EGM96 lebih
mendalam. Sebagai ilustrasinya jika kita konversikan gambar 1 menjadi
6
gambar 2 dimensi maka akan kita peroleh gambar 2 seperti gambar dibawah
ini :
B
R2
Pusat Bumi
R1
Dari gambar 2 dimensi di atas dapat kita hitung harga gravitasi di setiap
tempat di permukaan bumi yaitu dengan menghitung jarak dari permukaan
bumi yang akan kita ketahui berapa harga gravitasinya terhadap pusat bumi.
Dengan menggunakan persamaan 3, kita dapat mengetahui harga gravitasi di
titik A dan titik B. Pada titik A diketahui jaraknya ke pusat bumi adalah R 1,
jadi harga gravitasi di titik A adalah sebesar :
GM
gA 2
R1
Sedangkan untuk harga gravitasi di titik B yang berjarak R2 dari pusat bumi
adalah sebesar :
GM
gB 2
R2
Jadi karena R1 < R2 maka jelaslah bahwa harga gravitasi di titik A lebih besar
dari pada harga gravitasi di titik B. Berikut ini data mengenai variasi g dengan
lintang dan ketinggian dari permukaan bumi menurut Zemansky (1982:153)
dan Haber (1999:94) adalah sebagai berikut :
7
Tabel 3 Variasi g dibeberapa tempat di permukaan bumi di hubungkan
dengan lintang georafis dan ketinggiannya di permukaan bumi.
Station Lintang Utara Ketinggian (m) Gravitasi (m/s2)
Kutub utara 900 0 9,832
Greenland 700 20 9,825
Stockholm 590 45 9,818
Bussels 510 102 9,811
Banff 510 1376 9,808
New York 410 38 9,803
Cambridge,Mass 420 0 9,80398
Denver 400 1638 9,79609
Bermuda 320 0 9,79806
Daerah Canal 90 0 9,78243
Jawa 6 0selatan 7 9,782
8
Oleh karena kenyataannya bahwa daerah khatulistiwa lebih jauh dari pusat
bumi daripada jarak di antara kutub-kutub dengan pusat bumi berarti harus ada
kenaikan yang tetap di dalam nilai g yang diukur jika kita berpindah dari
khatulistiwa (garis lintang 00) ke salah satu kutub (garis lintang 900). Berikut
ini data mengenai variasi g dengan garis lintang pada tinggi permukaan laut
menurut Halliday dan Resnick (1994:512) adalah seperti pada tabel 4 di
bawah ini :
9
Metode gaya berat pada dasarnya adalah mengukur besaran densitas
batuan. Metoda ini merupakan salah satu metoda penyelidikan dengan
menggunakan hukum Newton II tentang gravitasi, yang mengukur perbedaan
kecil dari massa bumi yang besar. Perbedaan terjadi karena distribusi massa
yang tidak meratanya distribusi massa jenis batuan. Adanya perbedaan massa
jenis batuan dari suatu tempat dengan tempat lain, akan menimbulkan medan
gaya berat yang tidak merata, dan perbedaan inilah yang terukur di permukaan
bumi. Karena perbedaan gaya berat di suatu tempat dengan tempat lain relatif
kecil, maka diperlukan alat ukur yang peka terhadap perbedaan tersebut dan
alat tersebut disebut gravimeter.
Penutup
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa nilai gravitasi di permukaan bumi
berbeda-beda di setiap tempat. Hal ini dikarenakan oleh berbagai faktor, yaitu
sebagai berikut :
1. Di permukaan bumi, r = R berarti ‘g” tergantung pada R. Bentuk bumi yang
tidak simetris menyebabkan perbedaan nilai R di setiap tempat.
2. Adanya Rotasi bumi
3. Massa jenis bumi yang heterogen di setiap bagian bumi
Daftar Pustaka
Abidin, Hasanuddin Z. 2001. Geodesi Satelit. Jakarta : PT. Pradnya Paramita.
Barus dan Imam. 1993. Fisika 1. Jakarta : Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Endarto,Danang. 2005. Pengantar Kosmografi. Surakarta : Lembaga
Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS dan UPT Penerbitan dan
Percetakan UNS (UNS Press)
Foster, Bob. 2000. Fisika SMU Terpadu. Jakarta : Erlangga.
Haber-Schaim, dkk. 1990. Fisika Edisi ke-6 Jilid 1. Jakarta :Erlangga.
Halliday dan Resnick. 1994. Fisika Edisi ke-3 Jilid 1. Terjemahan Silaban dan
Sucipto. Jakarta : Erlangga.
Suparno, Paul.2005.Miskonsepsi & Perubahan Konsep Pendidikan Fisika.Jakarta:
PT Grafindo.
10
Sarojo, Ganijanti Aby. 2002. Seri Fisika Dasar Mekanika. Jakarta : Salemba
Teknika.
Surya, Yohanes. 1996. Olimpiade Fisika Edisi Pertama. Jakarta : PT Primatika
Cipta Ilmu.
Taranggono, dkk. 2002. Fisika 2 A. Jakarta : Bumi Aksara
Tipler, Paul A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga
Young dan Freedman. 2002. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid 1.
Terjemahan Juliastuti. Jakarta : Erlangga.
Zemansky, Sears. 1982. Fisika Untuk Universitas 1. Mekanika. Panas. Bunyi.
Bandung : Binacipta.
11
12