Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN LENGKAP

PERCOBAAN VII
“ELEKTROLISIS”

NAMA : Nurul Fadilah A.Darmansyah


Stambuk : A 251 19 026
Kelas :C
Kelompok : 1 (satu)
Asisten : Meyke Ratnawulan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TADULAKO

2020
PERCOBAAN VII
“ELEKTROLISIS”

I. Tujuan Percobaan

Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari elektrolisis garam KI dan CuSO4 .

II. Dasar Teori

Elektrolisis merupakan proses kimia yang mengubah energi listrik menjadi


energi kimia. Komponen yang terpenting dari proses elektrolisis ini adalah elektroda
dan elektrolit. Elektrolisis adalah suatu proses dimana reaksi kimia terjadi pada
elektroda yang tercelup dalam elektrolit. Ketika tegangan diberikan terhadap
elektroda itu. Elektroda yang bermuatan positif disebut anoda dan elektroda yang
bermuatan negatif disebut katoda. Elektroda seperti platina yang hanya mentransfer
electron dari larutan disebut electron inert. Elektroda reaktif adalah elektroda yang
secara kimia memasuki reaksi elektroda selama elektrolisis, terjadilah reduksi pada
katoda dan oksidsi pada anoda (Michael Faraday ,1867).

Elektrolisis adalah peristiwa penguraian atas suatu larutan elektrolit yang


telah dialiri oleh arus listrik searah. Sedangkan sel dimana terjadinya reaksi tersebut
disebut sel elektrolisis. Sel elektrolisis terdiri dari dari larutan yang dapat
meghantarkan listrik yang disebut elektrolit, dan sepasang elektroda yang dicelupkan
dalam elektrolit (larutan atau leburan). Pada sel elektrolisis, reaksi kimia akan terjadi
jika arus listrik dialirkan melalui larutan elektrolit, yaitu energy listrik (arus listrik)
diubah menjadi energy kimia (reaksi redoks). Reaksi-reaksi elektrolisis bergantung
pada potensial elektroda, konsentrasi, dan over potensial dari spesi yang terdapat
dalam sel elektrolisis (Oxtoby, 2001).

Elektroda yang menerima elektron dari sumber listrik luar disebut Katoda,
sedangkan elektroda yang mengalirkan elektron kembali ke sumber arus listrik lur
disebut anoda. Katoda adalah tempat terjadinya reaksi reduksi dan anoda adalah
tempat terjadinya oksidasi. Katoda merupakan elektroda negative karena menangkap
elektron sedangkan anoda merupakan elktroda positif karena melepas elektron.
Reaksi yang terjadi pada katoda dan anoda pada sel elektrolisis. Elektroda yang
menerima elektron dari sumber katoda, sedangkan elektroda yang mengalirkan
elektron kembali ke sumber arus listrik luar disebut anoda. Katoda adalah tempat
terjadinya reduksi sedangkan anoda adalah tempat terjadinya oksidasi. Katoda
merupakan elektroda negatif karena menangkp elektron sedangkan anoda merupakan
elektroda positif karena melepas elktron (Syukri, 1999)

Dalam elektrolisis, sumber aliran listrik digunakan untuk mendesak electron


agar mengalir dalam arah yang berlawanan denga aliran spontan. Hubungan antara
jumlah energi listrik yang dikonsumsi dan perubahan kimia yang dihasilkan dalam
elektrolisis merupakan salah satu persoalan. Hukum faraday pertama tentang tentang
elektrolisis menyatakan bahwa “jumlah perubahan kimia yang dihasilkan sebanding
dengan besarnya muatan listrik yang melewati suatu elektrolisis”. Hukum kedua
tentang elektrolisis menyatakan bahwa: “Sejumlah tertentu arus listrik menghasilkan
jumlah ekuivalen yang sama dari benda apa saja dalam suatu elektrolisis” (Petrucci,
1985).

Elektrokimia adalah kajian reaksi redoks yang dilaksanakan sedemikian sehingga


di dalam system itu dapat ditentukan potensial listrik yang dapat diukur. Di dalam
sebuah sel volta sebuah reaksi redoks spontan membangkitkan arus listrik yang
mengalir lewat rangkaian luar. Semua sel elektrokimia harus mempunyai rangkaian
dalam, ion dapat mengalir dalam bentuk ionnya berdifusi. Beberapa tipe sel tertentu
menggunakan jembatan garam untuk maksud tertentu. Dalam masing-masing sel
oksidasi berlangsung pada anoda dan reduksi berlangsung pada
katoda (Keenan,1992).
III. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang di gunakan dalam percobaan ini adalah :
a) Alat :
1. Gelas Kimia
2. Pipet tetes
3. Pipa U
4. Plat Tetes
5. Elektroda karbon
6. Elektroda Cu (Tembaga) dan Fe (Besi)

b) Bahan :
1. Amilum (𝐶6 𝐻10 𝑂5 )
2. Kalium Iodida (KI) 0,5 M
3. Tembaga Sulfat (CuS𝑂4 ) 0,5 M
4. Logam Tembaga (Cu)
5. Logam Besi (Fe)
IV. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut.
a) Perlakuan I :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Merangkai alat elektrolisis, yaitu memasang pipa U pada stem.
3. Memasukkan larutan KI sampai batas dibawah permukaan pada pipa U.
4. Memasukkan elektroda karbon pada kedua ujung pipa U sampai tertutup.
5. Memasukkan indicator PP pada kedua ujung pipa U.
6. Mengambil larutan yang ada pada ujung pipa U kemudian meletakkannya
pada plat tetes.
7. Menambahkan larutan amilum.
8. Mencatat hasil pengamatan pada tabel hasil pengamatan.

b) Perlakuan II :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Merangkai alat elektrolisis, yaitu memasang pipa U pada stem.
3. Memasukkan larutan CuS𝑂4 sampai batas dibawah permukaan pada pipa
U.
4. Memasukkan elektroda karbon pada kedua ujung pipa U sampai tertutup.
5. Memasukkan indicator PP pada kedua ujung pipa U.
6. Mengambil larutan yang ada pada ujung pipa U kemudian meletakkannya
pada plat tetes.
7. Menambahkan larutan amilum.
8. Mencatat hasil pengamatan pada tabel hasil pengamatan.
V. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada percobaan ini adalah sebagai berikut :

No. Perlakuan Hasil Pengamatan


a) Perlakuan I :
1. Larutan KI pada pipa U + Pada Anoda :
elektroda karbon Terdapat gelembung udara dan
larutan berubah warna menjadi
kuning pekat
Pada katoda :
Terdapat gelembung udara lebih
banyak. Tidak berwarna.
2. Larutan KI pada pipa U + Pada Anoda :
elektroda karbon + Indikator Tetap berwarna kuning.
PP Pada katoda :
Berubah menjadi warna ungu di
bagian atas larutan.

3. Larutan KI pada pipa U + Pada Anoda :


elektroda karbon + Indikator Larutan berubah menjadi warna
PP + Larutan Amilum hitam pekat.
(𝐶6 𝐻10 𝑂5 ).

b) Perlakuan II :
1. Larutan CuS𝑂4 0,5 M pada Pada Anoda :
pipa U + elektroda Cu Berwarna biru muda dan
(tembaga) dan Fe (Besi) terdapat sedikit gelembung
Pada katoda :
Berwarna biru muda, Tidak ada
gelembung dan terdapat endapan
Cu.
2. Larutan CuS𝑂4 0,5 M pada Pada Anoda :
pipa U + elektroda Cu Tetap Berwarna biru muda
(tembaga) dan Fe (Besi) + Pada katoda :
Indikator PP Tetap Berwarna biru muda.

3. Larutan CuS𝑂4 0,5 M pada Pada Anoda :


pipa U + elektroda Cu Tidak terjadi perubahan warna.
(tembaga) dan Fe (Besi) + Pada katoda :
Indikator PP + Larutan Tidak terjadi perubahan warna.
Amilum (𝐶6 𝐻10 𝑂5 ).
VI. Reaksi-Reaksi
Reaksi-Reaksi yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai
berikut :

a) Perlakuan I :
𝐾𝐼 (𝑎𝑞) → 𝐾 +(𝑎𝑞) + 𝐼 −(𝑎𝑞)
Katoda (-) : 2𝐻2 𝑂(𝑙) + 2𝑒 − → 𝐻2(𝑔) + 2𝑂𝐻 −
Anoda (+) : 2𝐼 −(aq) → 𝐼2(𝑔) + 2e

b) Perlakuan II :
CuS𝑂4 (aq) → 𝐶𝑢2+(𝑎𝑞) + 𝑆𝑂42−
Katoda : 𝐶𝑢2+ + 2𝑒 → 𝐶𝑢
Anoda : 𝐶𝑢 → 𝐶𝑢2+ + 2𝑒
VII. Pembahasan

Elektrolisis adalah peristiwa penguraian atas suatu larutan elektrolit yang


telah dialiri oleh arus listrik searah. Sedangkan sel dimana terjadinya reaksi tersebut
disebut sel elektrolisis. Sel elektrolisis terdiri dari dari larutan yang dapat
meghantarkan listrik yang disebut elektrolit, dan sepasang elektroda yang dicelupkan
dalam elektrolit (larutan atau leburan). Pada sel elektrolisis, reaksi kimia akan terjadi
jika arus listrik dialirkan melalui larutan elektrolit, yaitu energy listrik (arus listrik)
diubah menjadi energy kimia (reaksi redoks). Reaksi-reaksi elektrolisis bergantung
pada potensial elektroda, konsentrasi, dan over potensial dari spesi yang terdapat
dalam sel elektrolisis (Oxtoby, 2001).

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari elektrolisis garam KI


dan CuSO4 (Staf Pengajar Kimia Dasar Lanjutan, 2020).

Prinsip dasar dari percobaan ini adalah meng-elektrolisis garam KI dan


CuSO4 (Staf Pengajar Kimia Dasar Lanjutan, 2020).

Prinsip kerja dari percobaan ini adalah mengetahui elektrolisis larutan KI dan
CuSO4 dengan cara yang sama yaitu memasukkannya ke dalam pipa u kemudian di
tambahkan indicator PP setelah itu di tambahkan larutan amilum (Staf Pengajar
Kimia Dasar Lanjutan, 2020).

Perlakuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :

a) Perlakuan I :

Tujuan perlakuan ini adalah mengetahui elektrolisis dari larutan KI. Pertama-
tama menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan berfungsi untuk memudahkan
saat melakukan langkah dari percobaan ini. Kemudian Merangkai alat elektrolisis,
yaitu memasang pipa U pada stem, alat ini berfungsi untuk memudah kan proses
elektrolisis sedangkan pipa U yang di letakan pada stem berfungsi untuk menaruh
larutan yang akan di elektrolisi seperti perlakuan ini yaitu larutan KI. Setelah itu
memasukkan larutan KI pada pipa U yang telah terpasang pada stem, sifat dari KI
atau Kalium Iodida ini adalah larutan tidak berwarna atau bening juga KI adalah
garam yodium stabil (non-radioaktif) yang dapat membantu tiroid dari penyerap
yodium radioaktif. Larutan KI dalam percobaan ini berfungsi sebagai sampel
percobaan. Selanjutnya, memasukkan elektroda karbon pada kedua ujung pipa U
berfungsi sebagai konduktor dan jumlah elektron bebas yang tersedia untuk
ditransfer juga memiliki titik leleh yang sangat tinggi. Hasil yang kami dapatkan
adalah Pada Anoda :Terdapat gelembung udara sedikit dan larutan berubah warna
menjadi kuning pekat sedangkan Pada katoda : Terdapat gelembung udara lebih
banyak. Setelah itu memasukkan indicator PP pada kedua ujung pipa U, fungsi
penambahan indicator PP adalah untuk mengetahui sifat asam atau basa pada larutan
KI. Hasil yang kami dapatkan adalah Pada Anoda : Tetap berwarna kuning
sedangkan Pada katoda : Berubah menjadi warna ungu di bagian atas larutan.
Kemudian mengambil larutan yang ada pada ujung pipa U kemudian meletakkannya
pada plat tetes, berfungsi untuk memudahkan melihat perubahan warna. Setelah itu
menambahkan larutan amilum pada larutan yang telah ada pada plat tetes, fungsi
penambahan larutan amilum adalah untuk mengetahui adanya ion I− dalam anoda.
Hasil yang kami dapatkan adalah Larutan berubah menjadi warna hitam pekat.
Setelah itu mencatat hasil pengamatan pada tabel hasil pengamatan (Staf Pengajar
Kimia Dasar Lanjutan, 2020).

b) Perlakuan II

Tujuan perlakuan ini adalah mengetahui elektrolisis dari larutan CuSO4. Pertama-
tama menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan berfungsi untuk memudahkan
saat melakukan langkah dari percobaan ini. Kemudian Merangkai alat elektrolisis,
yaitu memasang pipa U pada stem, alat ini berfungsi untuk memudah kan proses
elektrolisis sedangkan pipa U yang di letakan pada stem berfungsi untuk menaruh
larutan yang akan di elektrolisi seperti perlakuan ini yaitu larutan CuSO4. Setelah itu
memasukkan larutan CuSO4 pada pipa U yang telah terpasang pada stem, sifat dari
CuSO4 atau Tembaga Sulfat ini adalah larutan berwarna biru. Larutan CuSO4 dalam
percobaan ini berfungsi sebagai sampel percobaan. Selanjutnya, memasukkan
elektroda Cu (tembaga) dan Fe (Besi) pada kedua ujung pipa U berfungsi sebagai
konduktor dan jumlah elektron bebas yang tersedia untuk ditransfer juga memiliki
titik leleh yang sangat tinggi. Hasil yang kami dapatkan adalah Pada Anoda
Berwarna biru muda dan terdapat sedikit gelembung sedangkan Pada katoda :
Berwarna biru muda, Tidak ada gelembung dan terdapat endapan Cu. Setelah itu
memasukkan indicator PP pada kedua ujung pipa U, fungsi penambahan indicator PP
adalah untuk mengetahui sifat asam atau basa pada larutan KI. Hasil yang kami
dapatkan adalah Pada Anoda : Tetap Berwarna biru muda Pada katoda :Tetap
Berwarna biru muda. Kemudian mengambil larutan yang ada pada ujung pipa U
kemudian meletakkannya pada plat tetes, berfungsi untuk memudahkan melihat
perubahan warna. Setelah itu menambahkan larutan amilum pada larutan yang telah
ada pada plat tetes, fungsi penambahan larutan amilum adalah untuk mengetahui
adanya ion I− dalam anoda. Hasil yang kami dapatkan adalah Pada Anoda : Tidak
terjadi perubahan warna Pada katoda : Tidak terjadi perubahan warna. Setelah itu
mencatat hasil pengamatan pada tabel hasil pengamatan (Staf Pengajar Kimia Dasar
Lanjutan, 2020).

Perbandingan literatur pada percobaan ini adalah :

a) Perlakuan I

Menurut seorang pratikkan yang bernama “Ayuna Putri” saat Memasukkan


larutan KI sampai batas dibawah permukaan pada pipa U kemudian Memasukkan
elektroda karbon pada kedua ujung pipa U sampai tertutup ia mendapatkan hasil
pada katoda dan anoda timbul gelembung gas yang artinya sdh sesuai atau sama
dengan hasil yang kami dapatkan. Kemudian saat ia menetesi indicator PP di larutan
pada katoda berwarna merah muda dan anoda berwarna kuning kecokelatan.
Sedangkan hasil yang kami dapatkan Pada Anoda : Tetap berwarna kuning dan Pada
katoda : Berubah menjadi warna ungu di bagian atas larutan. Artinya pada saat di
tetesi indicator pp ini hasil kami tidak sesuai dengan literature tersebut (Staf Pengajar
Kimia Dasar Lanjutan, 2020).

b) Perlakuan II :

Menurut seorang pratikkan yang bernama “Ayuna Putri” saat Memasukkan


larutan CuSO4 sampai batas dibawah permukaan pada pipa U kemudian
Memasukkan elektroda Cu (tembaga) dan Fe (besi) pada kedua ujung pipa U sampai
tertutup ia mendapatkan hasil pada katoda dan anoda timbul gelembung gas
sedangkan hasil yang kami dapatkan Pada Anoda : Berwarna biru muda dan terdapat
sedikit gelembung dan Pada katoda : Berwarna biru muda, Tidak ada gelembung dan
terdapat endapan Cu. Artinya literature ini hamper sama dengan hasil kami.
Kemudian saat ia menetesi indicator PP di larutan pada katoda timbul endapan warna
cokelat dan pada anoda tidak berubah warna. Sedangkan hasil yang kami dapatkan
Pada Anoda Tetap Berwarna biru muda dan Pada katoda juga tetap Berwarna biru
muda. Artinya pada saat di tetesi indicator pp ini hasil kami tidak sesuai dengan
literature tersebut (Staf Pengajar Kimia Dasar Lanjutan, 2020).

Kesalahan yang terjadi pada percobaan ini adalah di dalam video tersebut
tidak di paparkan secara jelas langkah-langkah dalam prosedur kerja percobaan ini
jadi kami tidak terlalu memahami bagaimana proses nya contoh saat perlakuan 2
tidak di paparkan dari awal hanya langsung pada hasilnya (Staf Pengajar Kimia
Dasar Lanjutan, 2020).
VIII. KESIMPULAN

KI atau Kalium Iodida adalah garam yodium stabil (non-radioaktif) yang


dapat membantu tiroid dari penyerap yodium radioaktif, oleh karena itu ia
melindungi tiroid dari kerusakan radiasi. Kalium Iodida ini memliki titik lebur
680°C, titik didih 1330℃. Ia memeliki bentuk Kristal tak berwarna dan mudah larut
dalam air. Jika dibiarkan untuk waktu yang lama di udara, ia terurai dan berwarna.

CuSO4 atau Tembaga (III) sulfat, garam ini ada sebagai rangkaian senyawa
yang berbeda dalam derajat hidrasi. Bentuknya adalah bubuk biru terang dan larut
dalam air untuk memberikan kompleks aquo (H2O) yang memiliki geometri molekul
octahedral dan paramagnetic. Tembaga (III) sulfat pentahidrat terurai sebelum leleh
pada 150°𝐶, kehilangan dua molekul air pada 63°𝐶, di ikuti oleh dua lainnya pada
109°𝐶 dan molekul air akhir 200°𝐶.
DAFTAR PUSTAKA

Keenan. 1992. Perkembangan Kimia. Salemba : Jakarta.

Michael Faraday. 1867. Pengertian-pengertian Elektrolisis. Erlangga : Jakarta

Oxtoby, David. W. 2001. Kimia Modern. Erlangga : Jakarta.

Petrucci, Ralph. H. 1985. Kimia untuk Universitas. Erlangga : Jakarta.

S. Syukri. 1999. Kimia Dasar. Institut Teknologi Bandung : Bandung.

Staf Pengajar Kimia Dasar Lanjutan. 2020. Penuntun Praktikum Kimia Dasar
qwertLanjutan. Universitas Tadulako : Palu.

Anda mungkin juga menyukai