Anda di halaman 1dari 5

Format Modul:

Kegiatan Belajar: Persamaan Clausius dan Clausius-Clapeyron

A. Pendahuluan

1. Deskripsi Singkat

Materi persamaan Clausius dan Calusius Claperon ini dialokasikan waktu sebanyak 100
menit, atau dalam satu kali pertemuan . Materi modul ini membahas persamaan Clapeyron,
Persamaan Clausius-Clapeyron, dan Perhitungan Tekanan Uap dengan menggunakan
persamaan Clapeyron dan persamaan Clausius-Clapeyron.

2. Relevansi

Persamaan Clausius-Clapeyron biasanya digunakan untuk menentukan tekanan uap suatu


zat sebagai fungsi suhu atau untuk menentukan kalor transisi fasa dari tekanan uap pada dua
temperatur. Persamaan Clausius-Clapeyron berasal dari nama ahli terkait yaitu Rudolf
Clausius dan Benoit Emile Clapeyron. Persamaan tersebut menggambarkan transisi fasa
antara dua fasa pada materi yang memiliki komposisi yang sama. Jika dibuat grafik hubungan
antara suhu dan tekanan cairan maka akan diperoleh kurva garis lurus.

3. Petunjuk Penggunaan Modul

a. Pahamilah baik-baik capaian pembelajaran untuk kegiatan pembelajaran pada modul ini

b. Untuk lebih memahami materi perkuliahan, bacalah modul ini dengan seksama serta cari
materi ini pada berbagai referensi yang relevan

c. Untuk memudahkan anda memahami substansi materi ini, perhatikan dengan baik contoh
soal yang ada pada modul

d. Kerjakanlah tes formatif untuk menguji apakah saudara sudah menguasai capaian
pembelajaran atau belum untuk modul ini

e. Periksalah kunci jawaban ang tersedia, jika sudah > 80% benar, berarti anda sudah
menguasai modul ini. Jika belum ulangi lagi membaca khususnya bagian mana yang belum
tuntas, kemudian coba menjawab kembali soal terkait.

f. Jika sudah mencapai ketuntasan, anda dapat mengerjakan soal-soal pengayaan, dan soal
terkait topic ini pada sumber yang lain.

B. Kegiatan Inti

1. Capaian pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini diharapkan anda mampu menganalisis persamaan Clausius-
Clapeyron serta menggunakan persamaan tersebut untuk menghitung tekanan uap

2. Materi Pokok

Persamaan Clapeyron dan persamaan Clausius-Clapeyron.

3. Uraian Materi

3.1 Persamaan Clapeyron

A. Penurunan Rumus

Berdasarkan pembahasan transisi fasa diketahui baha ketika perubahan tekanan pada
kesetimbangan memerlukan perubahan temperature dalam rangka mempertahankan
kesetimbangan. Perubahan energy bebas Gibbs dari masing-masing fasa harus berubah
dengan kuantitas yang sama,

𝑑𝐺 𝛼 = 𝑑𝐺𝛽 …………….3.1)

Sebelumnya dalam termodinamika sudah dinyatakan bahwa

𝑑𝐺 = 𝑉𝑑𝑃 − 𝑆𝑑𝑇 ………3.2)

Persamaan 3.2 dapat ditulis dalam bentuk berikut:


𝑑𝑃 ∆𝑆
= ∆𝑉 ……..3.3)
𝑑𝑇

Dimana ΔS = Sα- Sβ dan ΔV = Vα - Vβ. Maka untuk transisi fasa berlaku:

∆𝐻𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠
∆𝑆𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠 =
𝑇𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠

Dengan mensubstitusi pers 3.3 ke dalam pers di atas akan diperoleh persamaan berikut yang
disebut persamaan Clapeyron:

𝑑𝑃 ∆𝐻𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠
= … … .3.5)
𝑑𝑡 𝑇𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠 ∆𝑉

Persamaan Clapeyron menyatakan laju atau koefisien perubahan. Berdasarkan kurva


sebelumnya (diagram fasa), bahwa laju bergantung kepada satu variable, yaitu temperature.
Untuk kurva transisi padat-cair, slope atau kemiringan dapat positif atau negative yang
disebabkan ΔV yang dapat bernilai positif maupun negative. Sedankan pada transisi padat –
gas dan cair – gas, ΔV selalu positif.
Hasil integrasi persamaan Clapeyron di atas (pers. 3.4) adalah

∆𝐻 𝑇2
𝑃2 − 𝑃1 = 𝑙𝑛 … … … … .3.5
∆𝑉 𝑇1

Contoh soal:

Berapa tekanan yang diperlukan untuk menurunkan titik leleh air, 1 mol H2O menjadi -0,5
o
C?. Kerapatan es dan air pada 0oC dan 1 atm adalah 0,9168 dan 0,99984 g mL-1.

Solusi:

Kita dapat menggunakan pers 3.5 untuk menyelesaikan soal tersebut di atas. Volume satu mol
zat diberikan oleh

18 18 𝑔 𝑚𝑜𝑙 −1
𝑉 = 𝑉𝑙 − 𝑉𝑠 = − = 18,003 − 19,633 = −1,63 𝑚𝐿. 𝑚𝑜𝑙 −1
0,99984 0,9168 𝑔 𝑚𝐿−1

Dari data di tabel, diperoleh harga ΔHf = 5999 J mol-1. Dengan mensubstitusikan dalam
pers.3.5) kita peroleh

5999 𝐽 𝑚𝑜𝑙 −1 272,65


𝑃2 − 1 = −3 −1
𝑙𝑛 = 6,735 𝑥 103
−1,63 𝑥 10 𝐿 𝑚𝑜𝑙 273,15

𝑃2 − 1 = 6,735 𝑥 103 𝐽𝐿−1

Kita perlu konversikan satuan dengan cara mengalikan dengan rasio nilai R sebagai berikut:

0.08205 𝐿 𝑎𝑡𝑚 𝐾 −1 𝑚𝑜𝑙 −1


𝑃2 − 1 = 6,735 𝑥 103 𝐽𝐿−1 𝑥 = 66,47 𝑎𝑡𝑚
8,314 𝐽𝐾 −1 𝑚𝑜𝑙 −1

P2 =67,47 atm

3.2 Persamaan Clausius-Clapeyron

Persamaan Clapeyron biasanya hanya dapat digunakan untuk kesetimbangan padat – cair atau
pada – padat. Jika pada kesetimbangan yang melibatkan fasa gas, ada persamaan yang
dijelaskan oleh Clausius. Ada 2 asumsi yang digunakan, yaitu: 1) Vg >> Vl sehingga ΔV = Vg
dan 2) gas bersifat ideal, sehingga V = RT/P untuk satu mol gas.

Apabila disubstitusikan asumsi ini ke dalam pers. 3.5) akan diperoleh persamaan baru yang
disebut persamaan Clausius-Clapeyron:

𝑑 𝑙𝑛𝑃 ∆𝐻
= … … . .3.6)
𝑑𝑇 𝑅𝑇 2
Disini, ΔH dapat dianggap sebagai entalpi penguapan atau entalpi sublimasi pada temperature
T. Hasil yang dihitung dengan menggunakan persamaan ini hanya valid atau tepat sesuai
dengan ke dua asumsi di atas.

Jika persamaan 3.6 diintegrasikan akan diperoleh pers. 3.7) dan pers. 3.8) berikut. Persamaan
3.7 diperoleh melalui integrasi tidak terbatas. Sedangkan persamaan 3.8 dihasilkan melalui
integrasi dengan batas-batas T1 dan T2.

∆𝐻 1
𝑑 𝑙𝑛𝑃 = 𝑑𝑇
𝑅 𝑇2

Integrasi tanpa batas diperoleh

∆𝐻 1
ln 𝑃 = − + 𝐶 … … .3.7)
𝑅 𝑇
Integrasi dengan batas-batas T2 dan T2 akan diperoleh persamaan berikut:

𝑃2 ∆𝐻 𝑇2 − 𝑇1
ln = … … … 3.8
𝑃1 𝑅 𝑇2 𝑇1

Persamaan 3.7) identik dengan persamaan garis lurus, artinya jika dibuat grafik antara ln P vs
1/T akan dihasilkan kurva garis lurus dengan slope - ΔH/R dan intersep atau titik potong
adalah C.Artinya, secara eksperimen kita dapat menentukan besarnya perubahan entalpi pada
transisi zat. Grafik dapat dibuat apabila ada beberapa pasangan data antara tekanan dan
temperatur. Tapi jika diketahui hanya dua data tekanan P1 dan P2 dan temperatur T1 dan T2.
Maka perubahan entalpi transisi dengan mudah kita dapat menggunakan persamaan 3.8.

Contoh soal:

Tekanan uap air adalah 80 oC pada tekanan 355,1 mm Hg. Hitung tekanan uap pada 90 oC,
dengan asumsi bahwa ΔHv adalah valid pada temperature tersebut dan berharga 40,625
kJ/mol.

Solusi:

Kita dapat digunakan persamaan 3.8 untuk menyelesaikan soal tersebut. Jadi

𝑃2 ∆𝐻 𝑇2 − 𝑇1
ln =
𝑃1 𝑅 𝑇2 𝑇1

40625 𝐽 𝑚𝑜𝑙 −1 10
ln 𝑃2 − ln 355,1 =
8,314 𝐽 𝐾 −1 𝑚𝑜𝑙 −1 363,2 (353,2)
ln 𝑃2 = 5,872 + 0,3809

𝑃2 = 519,6 𝑚𝑚 𝐻𝑔

C. Penutup

1. Rangkuman

Untuk menentukan kemiringan kurva transisi fasa berikut perubahan entalpinya pada berbagai
tekanan dan temperature digunakan persamaan Clapeyron. Sedangkan persamaan Clausius-
Clapeyron digunakan untuk transisi yang melibatkan fasa gas.

2. Soal-soal latihan

1. Pada titik bekunya, 1 mol benena cair mempunyai volume 88,7 mL, sedangkan volume
padatannya adalah 87,5 mL. Hitung slope kurva titik-beku benzene pada suhu 7 oC.
(Jawab: 288,3 atm K-1)

2. Hitung perubahan titik didih air untuk setiap atmosfir perubahan tekanan. Kerapatan air
fasa cair pada suhu 100 oC adalah 0,95835 g mL-1. Dengan asumsi air menjadi uap pada
suhu 100 oC. jawab: 28,48 K atm-1.

3. Hitung tekanan uap benena pada 50 oC jika pada suhu 70 oC tekanan uapnya sebesar 548
mm Hg. Jawab: 286 mm Hg.

4. Hitung kalor penguapan toluene jika tekanan uapnya sebesar 413,4 pada 90 oC dan 500,1
mm Hg pada 96 oC. jawab: 35,3 kJ mol-1

5. Dalam hand book, tekanan uap suatu senyawa dinyatakan melalui ungkapan berikut:

−52,23 𝐴
log 𝑃 (𝑚𝑚) = − +𝐵
𝑇
Untuk asetaldehid, nilai A dan B adalah 27,707 dan 7,8206 secara berturut-turut, antara
-24oC dan +27 oC. Hitung ΔHv pada titik didih normalnya yaitu 20,2 oC. jawab: 27.7 kJ
mol-1.

Anda mungkin juga menyukai