Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nanda Safhira

NPM : 2006103040015

Kelas : 04

Soal :

1. Tentukan contoh lain dari zat yang termasuk allotropi


2. Carilah data 4 senyawa yang lain, 2 senyawa yang bersifat polar dan 2 senyawa yang
bersifat non polar, kemudian tentukan konstanta Trouton, Jelaskan !!.
3. Carilah kurva tekanan uap untuk senyawa yang lain!
4. Perhatikan diagram fasa pada gambar 3 dan 4. Jelaskan apa perbedaan dengan diagram
fasa yang umum pada gambar 2.
5. Pernahkah anda melihat dry ice? Apa itu dry ice dan kenapa bisa demikian, jelaskan dan
kaitkan dengan gambar 4.

Jawab:

1. Fosfor adalah contoh lain dari unsur yang memiliki beberapa varietas allotropi, yang utama
adalah fosfor putih dan merah. Keduanya memiliki struktur tetrahedral, tetapi perbedaannya
juga terletak pada jumlah atom yang terikat. Dalam kasus fosfor putih, rumus kimianya dapat
dinyatakan oleh P4, yang berarti bahwa molekul-molekulnya dibentuk oleh empat atom
fosfor. Fosfor merah, di sisi lain, dilambangkan oleh Pn, karena ada bukti bahwa itu adalah
makromolekul yang dibentuk oleh hubungan struktur tetrahedral yang disebutkan (P4).
Tetapi unsur yang memiliki variasi bentuk alotropi terbesar adalah belerang, termasuk
molekul S2, S4, S6 dan S8, yang dibedakan dengan jumlah atom di setiap molekul. Namun,
belerang memiliki dua varietas alotropi utama yang tidak dibedakan oleh atomisitas.
Karakteristik kedua yang membedakan varietas alotropik adalah penataan ruang atom.
Sebagai contoh, dalam kasus belerang, ia memiliki dua alotrop, yaitu belerang belah ketupat
dan monoklinik, yang memiliki rumus molekul yang sama, S8, dan susunan spasial atom-
atomnya dalam kisi kristal berbeda, menghasilkan bentuk yang berbeda
2.

3. Kenaikan tekanan uap terhadap suhu untuk tiga cairan (dietil eater, air, dan raksa). Titik didih
normal zat cair (pada 1 atm) ditunjukkan pada sumbu horizontal. Ikatan logam yang kuat
dalam merkuri menghasilkan tekanan uap cairan yang jauh lebih rendah pada suhu kamar.

4. Secara umum, semua zat mengikuti diagram fasa seperti diilustrasikan pada gambar 2. Ada
dua zat yang memiliki diagram fasa yang unik, yaitu air dan karbondioksida (gambar 3).
Perbedaan diagram fasa air dengan diagram fasa umum adalah pada kurva padat – cair. Garis
AD pada diagram kurva miring ke kiri, sedangkan diagram fasa umum miring ke kanan.
Dengan kata lain, titik leleh air meningkat dengan meningkatnya tekanan. Sementara
perbedaan diagram fasa karbondioksida (gambar 4) dengan diagram fasa yang umum terletak
pada titip tripel, yakni di atas 1 atm. Hal inilah yang mendasari fenomena terjadinya dry ice.
5. Dry ice adalah bentuk padat dari karbon dioksida (CO2), sebuah molekul yang terdiri dari
satu atom karbon yang terikat pada dua atom oksigen. Dry ice tidak berwarna, tidak berbau,
dan tidak mudah terbakar, serta dapat menurunkan pH larutan ketika dilarutkan dalam air,
membentuk asam karbonat (H2CO3). Pada tekanan di bawah 5,13 atm dan suhu di bawah
56,4 °C (216,8 K; 69,5 °F) (titik tripel), CO2 berubah dari padat menjadi gas tanpa campur
tangan bentuk cair, melalui proses yang disebut sublimasi. Proses sebaliknya disebut
deposisi, di mana CO2 berubah dari gas menjadi fase padat (es kering). Pada tekanan
atmosfer, sublimasi/deposisi terjadi pada 194,7 K (−78,5 °C; 109,2 °F).

Kepadatan dry ice meningkat dengan penurunan suhu dan berkisar antara sekitar 1,55 dan 1,7
g/cm3 (97 dan 106 lb/cu ft) di bawah 195 K (−78 °C; 109 °F). Suhu rendah dan sublimasi
langsung ke gas membuat dry ice menjadi pendingin yang efektif, karena lebih dingin
daripada es air dan tidak meninggalkan residu saat berubah bentuk. Entalpi sublimasinya
adalah 571 kJ/kg (25,2 kJ/mol). Dry ice bersifat non-polar, dengan momen dipol nol,
sehingga gaya van der Waals antarmolekul beroperasi. Komposisi menghasilkan
konduktivitas termal dan listrik yang rendah.

Anda mungkin juga menyukai