Anda di halaman 1dari 4

Diagram Fase Senyawa Murni

1. Air (H2O)

Gambar diatas adalah diagram fasa untuk air. Batas cair-uap dalam diagram fase
tersebut merangkum bagaimana tekanan uap air cair bervariasi dengan suhu. Diagram diatas
juga merangkum bagaimana titik didih bervariasi terhadap tekanan. Kita hanya perlu membaca
suhu di mana tekanan uap sama dengan tekanan atmosfer yang berlaku. Batas padat-cair
menunjukkan bagaimana titik leleh bervariasi dengan tekanan. Kemiringannya yang sangat
tajam menunjukkan bahwa tekanan yang sangat besar diperlukan untuk membawa perubahan
yang signifikan. Garis memiliki kemiringan negatif yang curam (turun dari kiri ke kanan)
hingga 2 kbar, yang berarti bahwa suhu leleh turun sebagai akibat dari tekanan yang dinaikkan.
Penurunan volume yang terjadi pada pelelehan: lebih menguntungkan bagi padatan untuk
berubah bentuk menjadi cairan ketika tekanan dinaikkan. Gambar 4.9 menunjukkan bahwa air
memiliki satu fase cair tetapi banyak fase padat yang berbeda
2. Helium (He)
Gambar diatas merupakan diagram fasa untuk atom helium. Saat helium pada suhu
rendah, perlu dibedakan antara isotop 3 dan isotop 4. Diagram fasa tersebut merupakan diagram
fasa untuk helium isotop 4. Helium tidak dapat berperilaku normal pada suhu rendah karena
massa atomnya yang sangat rendah dan jumlah elektron yang kecil sehingga menyebabkan
interaksi yang lemah dengan pasangannya. Misalnya, fase padat dan gas helium tidak pernah
dalam kesetimbangan betapapun rendahnya suhu yang diberikan. Helium padat dapat
diperoleh, tetapi hanya dengan menyatukan atom-atom dengan menambahkan tekanan.
Helium-4 murni memiliki dua macam fase cair. Fase cair pertama ditandai dengan He-I dalam
diagram berperilaku seperti cairan normal; sedangkan fase cair lainnya, He-II, disebut
superfluida karena mengalir tanpa viskositas asalkan kristal cair diabaikan. Helium adalah
satu-satunya zat yang diketahui memiliki batas cair – cair yang ditunjukkan dengan garis.
Diagram fase helium-3 berbeda dari diagram fase helium-4, tetapi juga memiliki fase
superfluida. Helium-3 tidak biasa karena pencairannya eksotermis sehingga pada titik leleh
entropi zat cair lebih rendah dari zat padat.
3. Karbon dioksida (CO2)

Gambar diatas merupakan diagram fase untuk senyawa murni karbon dioksida.
Kemiringan positif (naik dari kiri ke kanan) dari batas padat-cair, dari arah garis ini adalah
karakteristik sebagian besar zat. Kemiringan ini menunjukkan bahwa titik leleh karbon
dioksida padat meningkat dengan meningkatnya tekanan selain itu karena triple point terletak
di atas 1 atm, sehingga cairan tidak dapat ada pada tekanan atmosfer normal berapa pun
suhunya. Akibatnya, padatan menyublim saat dibiarkan di tempat terbuka yang disebut dengan
nama 'es kering'. Untuk mendapatkan cairan, perlu dilakukan pada tekanan minimal 5,11 atm.
Silinder karbon dioksida umumnya berisi cairan atau gas terkompresi pada suhu 25 ° C yang
menyiratkan tekanan uap 67 atm jika keduanya gas dan cairan berada dalam kesetimbangan.
Ketika gas disemprotkan melalui throttle, karbon dioksida akan mendingin denganefek Joule–
Thomson, jadi, ketika muncul ke daerah di mana tekanannya hanya 1 atm akan mengembun
menjadi padatan seperti salju yang halus. Gas karbon dioksida tidak bisa dicairkan kecuali
dengan menerapkan tekanan tinggi yang mencerminkan kelemahan gaya antarmolekul antara
molekul karbon dioksida nonpolar
4. Nitrogen (N)

Gambar diatas merupakan diagram fase dari Nitrogen. Diagram tersebut menunjukkan
keadaan fase terhadap perubahan temperatur dan tekanan. Garis lengkung antara titik kritis dan
triple point menunjukkan titik didih nitrogen dengan perubahan tekanannya. Garis itu juga
memperlihatkan tekanan kejenuhan dengan perubahan pada temperatur. Pada titik ktitis tidak
terjadi perubahan dari keadaan ketika tekanan meningkat atau jika panas ditambahkan. Triple
point dari zat merupakan temperatur dan tekanan 3 fase (gas,cair,padat) dari zat secara
bersamaan pada keadaan setimbang. Nitrogen, pada saat keadaan merupakan adalah gas yang
tidak berwarna dan tidak berbau, selain itu gas nitrogen juga termasuk penyusun komponen
utama atmosfir. Nitrogen tidak beracun dan tidak mudah terbakar, tetapi dapat menyebabkan
sesak napas jika berada di udara.
5. Oksigen (O)

Gambar diatas merupakan diagram fasa untuk oksigen. Dalam diagram tersebut
diperlihatkan istilah S, L, G TP dan CP. S menunjukkan dalam keadaan solid (padat), L
menunjukkan dalam keadaan liquid (cair) dan G menunjukkan dalam keadaan gas. Sedangkan
TP (triple point ) merupakan tempat bertemunya ketiga fasa yaitu padat, cair dan gas pada suhu
dan tekanan tertentu. CP (critical point) menunjukkan bahwa kerapatan cairan sama dengan
kerapatan uapnya. Berikut adalah cara membaca diagram fasa oksigen dari grafik tersebut :
• Titik kesetimbangan (TP) terjadi pada suhu -219ºC dan tekanan 0,0015 atm
• Titik kritis (CP) terjadi pada suhu -119ºC dan tekanan 50 atm
• Untuk mengubah fasa padat ke gas, bisa langsung mengubahnya tanpa melewati fasa liquid
terlebih dahulu yang membutuhkan tekanan dibawah 0,0015 atm dan suhu dibawah -219ºC
• Untuk mengubah fasa padat ke liquid membutuhkan tekanan diatas 0,0015 atm dan suhu
diatas -219ºC
• Untuk mengubah fasa liquid ke gas membutuhkan tekanan diatas 0,0015 atm dan suhu
antara -219ºC ̶ -119ºC
• Jika suhunya konstan maka tekanannya dinaikkan.

Anda mungkin juga menyukai