Anda di halaman 1dari 12

SIFAT FISIK GAS

Sifat fisik dan kimia gas sangat tergantung dari tekanan, temperatur dan
komposisi dari gas tersebut. Dalam kenyataannya gas selalu hadir dalam komposisi
yang sangat beragam, tergantung dari asal reservoirnya. Hal ini membutuhkan
perhitungan yang lebih rumit dibandingkan apabila kita hanya dengan system satu gas
murni. Semakin beragam component penyusun gas maka akan semakin tidak akurat
perhitungan gasnya.

Beberapa persamaan korelasi antara tekanan (P), Volume (V) dan Temperatur
(T) disebut dengan persamaan kesetimbangan gas. Gas ideal memiliki persamaan sbb:

PV = nRT

Dimana :

P = Tekanan absolut

V = Volume ruang

n = Mol Gas pada P & T

R = Konstanta Gas

T = Temperatur absolut

Persamaaan diatas valid pada tekanan hingga 60 psia (500 Kpa), ketika tekanan
naik diatas tekanan tersebut maka system bukan lagi berada dalam kondisi gas ideal.

Persamaan gas ideal sangat terbatas sekali pemakaiannya dilapangan, hal ini
disebabkan karena tidak ada gas yang merupakan gas ideal. Beberapa ilmuan
mencoba mengembangkan persamaan gas ideal untuk bisa diaplikasikan dengan gas –
gas yang tidak ideal, antara lain : Van Der Waals, Redlick-Kwong, Peng-Robinson
dan Benedict-Webb-Rubin.

Dari berbagai persamaan yang muncul dapat di sederhanakan dalam angka


kompresibilitas dimana persamaan das ideal akan menjadi

PV = ZnRT

Dimana :

Z = faktor kompresibilitas = Actual volume gas / Ideal Gas volume

Sifat fisik gas dijabarkan dalam parameter-parameter sebagai berikut:

1. Densitas

Densitas adalah satuan kerapatan massa gas terhadap volumenya. Densitas gas
ada kalanya di sebut sebagai spesifik grafity yaitu rasio massa jenis gas
terhadap udara bebas.

2. Viskositas

Nilai viskositas sangat penting dalam perhitungan persamaan aliran, adalah


suatu angka yang mewakili gaya gesek yang disebabkan gaya tarik menarik
dalam lapisan fluida.

Satuan viskositas dalam Centipoise (cp) 1 cp = 0.01 dyne s/cm2 = 0.000672


lbm s/ft
KESETIMBANGAN FASA

Fasa dikelompokkan dalam tiga golongan utama yaitu:

1. Solid/ Padatan

- Memiliki bentuk tetap dan keras jika disentuh

- Terdiri dari molekul-molekul dengan energi yang rendah yang berada


dalam satu tempat yang tetap.

2. Liquid/ Cairan

- Memiliki volume yang tetap tetapi bentuknya berubah-ubah

- Molekul memiliki energi lebih tinggi dibandingkan solid yang


memungkinkan terjadinya pergerakan molekul dari satu tempat ketempat
yang lain.

- Memiliki densitas yang lebih rendah dari solid.

3. Vapour / Gas

- Tidak memiliki volum ataupun bentuk yang tetap.

- Molekul memiliki energi yang tinggi dan juga densitas paling rendah.

Diagram Fasa

Diagram fasa mencoba menjelaskan fasa yang terjadi pada suatu benda dalam
kondisi Tekanan, temperatur dan volume tertentu. Dengan cara ini kita bisa
mengidentifikasi fasa pada keadaan lain apabila terjadi perubahan parameter-
parameternya.Diagram fasa bisa digambarkan dalam tiga dimensi (P,V,T) ataupun
dua dimensi (P,T atau P,V) untuk menyederhadakan pembacaan.
Diagram fasa disini akan meliputi diagram fasa satu komponen dan diagram
fasa beberapa komponen yang merupakan fluida reservoir.

1. Diagram Fasa Satu Komponen

Dalam sistem satu komponen hanya tersusun atas satu jenis atom atau
molekul. Diagram fasa pada system sperti ini dapat digambarkan dalam
diagram PT sebagi berikut

Keterangan :

1. Vapor-Pressure line (TC)

- Garis yang terjadi dalam keadaan tekanan dan temperatur tertentu dimana
substan berada dalam fasa perpindahan antara liquid dan gas.

- Titik diatas garis ini mengindikasikan sebagai fasa liquid sedangkan


dibawahnya sebagai gas.

- Titik pada garis mengindikasikan kondisi perubahan gas–liquid.

2. Critical Point (C )

- Merupakan ujung dari vapor–pressure line.


3. Critical Temperatur (Tc)

- Temperatur pada critical point.

- Pada temperatur diatas temperatur ini gas tidak lagi bisa dicairkan.

4. Critical Pressure (Pc)

- Tekanan pada critical point.

- Pada tekanan diatas tekanan ini fasa tidak dalam gas ataupun cairan.

5. Triple Point (T)

- Kondisi tekanan dan temperatur dimana padatan, cairan dan gas berada
bersamaan dalam suatu kondisi kesetimbangan.

6. Sublimation Point Line

- Pada temperatur dibawah triple point temperatur, vapor line membagi


dua fasa dalam padatan atau gas.

7. Melting Point Line

- Merupakan garis yang hamper vertical diatas triple point yang


memisahkan kondisi fasa padatan dan cairan.

Diagram Fasa Beberapa Komponen

Dalam sistem beberapa komponen terdapat lebih dari satu komponen penyusun,
disini komposisi komponen akan sangat berpengaruh terhadap diagram yang
dibentuk. Secara umum diagram PT beberapa komponen digambarkan sebagai
berikut:
Bentuk dasar dari diagram ini adalah sebuah kurva tertutup yang terbagi dua
dibatasi bubble point line pada satu sisi dan dew-point line pada sisi yang lainnya

Keterangan:

1. Bubble –Point Pressure.

Kondisi tekanan pada temperatur tetap dimana gas pertama kali terbentuk (Pb)

2. Dew -Point Pressure.

Kondisi tekanan pada temperatur tetap dimana tepat ketika semua cairan habis
(Pd)

3. Critical Point.

Titik dimana cairan dan gas hadir bersamaan atau titik temu antara ujung
bubble point line dengan dew point line.

4. Cricondenbar & Cricondentherm.

Tekanan dan temperatur maksimum dimana cairan dan gas pertama kali hadir.
Dalam gas alam pengaruh bahan pengotor akan sangat mempengaruhi bentuk
dari diagram fasanya. Fraksi C7+ dalam gas alam mungkin jarang terjadi tetapi akan
sangat berpengaruh pada dew-point line gas dalam diagram fasa.

Air memiliki vapor pressure yang rendah dan keberadaanya tidak bercampur /
immiscible dalam fasa liquid hydrocarbon, sehingga tidak banyak berpengaruh
terhadap pada diagram fasanya. CO2 dan H2S keduanya memiliki cricondenbar yang
rendah, jika keduanya berada dalam satu system gas maka akan menurunkan garis
cricondenbar dari campuran gas tersebut. Nitrogen (N2) memiliki efek menaikan
cricondenbar .

Jenis Reservoir Gas berdasarkan fasa fluida

1. Retrograde Gas Reservoir

Juga sering disebut sebagai retrograde kondensat reservoir, dengan


diagram fasa sebagai berikut:

a. Temperatur reservoir berada diantara critical point dan


cricondentherm.

b. Kondisi awal di reservoir merupakan gas.

c. Sedikit penurunan pada tekanan akan menyebabkan mulai


terbentuknya cairan pada dew point line-nya.

d. Pada kondisi separator akan menjadi percampuran gas dan cairan.

e. GOR awal pada 3300 hingga 150,000 scf/STB.


f. Pada GOR lebih dari 50,000 scf/STB gas memiliki cricondentherm
mendekati kondisi temperatur reservoir dimana terdapat sedikit sekali
fasa liquid di reservoir.

g. 40 –60 API pada kondisi stock tank.

h. Warna coklat, oren atau hijau yang lebih terang.

i. Komposisi heptana plus lebih kecil dari 12.5 mol persen.

j. Dengan reservoir seperti ini diperlukan fasilitas pengolahan fasa


menengah (C3-C6) untuk dipisahkan dari gasnya.

2. Wet Gas Reservoir / Gas Basah

Dalam reservoir ini cairan di permukaan merupakan kondensat dan


kadang juga disebut sebagai reservoir kondensat. Basah disini bukan
berarti basah dari air tetapi basah sebagai keberadaan kondensat di
permukaan, dalam kenyataannya reservoir ini juga mengandung air yang
terlarut didalamya.

a. Keseluruhan diagram berada pada temperatur yang lebih rendah dari


temperatur reservoir.

b. Merupakan fasa gas dalam penurunan tekanan reservoirnya.

c. Dalam kondisi separator merupakan dua fasa cairan dan gas dengan
sedikit cairan di permukaan.

d. GOR diatas 50,000 scf/STB.

e. 40 –60 API pada kondisi stok tank seperti pada retrograde.

f. Cairan dengan warna bening.


3. Dry Gas Reservoir / Gas Kering

Kering disini menunjukkan gas tersusun dari fasa ringan hydrocarbon


sehingga tidak terbentuk cairan dipermukaan. Biasanya cairan yang
terbentuk dipermukaan justru air yang terkondensasi.

a. Keseluruhan diagram berada pada temperatur yang lebih rendah dari


temperatur reservoir.

b. Merupakan fasa gas dalam penurunan tekanan reservoirnya.

c. Dalam kondisi separator tetap merupakan fasa gas.

d. Tersusun atas fasa ringan (C1) methane sebagai penyusun utamanya.

SPESIFIKASI GAS

Tujuan dari unit pemprosesan di permukaan adalah untuk mencapai gas sebagai
suatu product yang bisa di jual dan dikirimkan. Hal terpenting dari gas yang akan di
jual adalah kadar air, kandungan H2S dan Gross heating value (nilai kalor) dari gas
alam.

Dalam system gas alam kandungan air dan H2S harus dipisahkan dalan jumlah
konsentrasi yang rendah. Kedua bahan ini akan menyebabkan korosi dalam fasilitas
di permukaan. Disamping air juga berakibat pada terbentuknya hydrat.

Heating value antara 950-1250 BTU/SCF. Gross heating value dari beberapa
hydrocarbon sbb:

Methane C1 1010 BTU/SCF

Ethane C2 1770 BTU/SCF


Propane C3 2516 BTU/SCF

n-Butane n-C4 3262 BTU/SCF

Methane sebagai penyusun utama gas biasanya memiliki porsi yang paling
banyak dalam satu sistem gas alam justru memiliki nilai heating value yang rendah.
Methane dalam sistem gas ada kalanya tidak dapat memenuhi permintaan standard
heating value jika terdapat nitrogen atau karbon dioksida dalam jumlah yang besar.

Ketika spesifikasi dew point diperhitungkan dalam kontrak penjualan maka


unsur berat hydrocarbon harus dipisahkan (sebagai kondensat) dengan cara
refrigerasi ataupun dengan proses cryogenic.

Komposisi gas alam dapat ditentukan dengan gas chromatograph (GPA Std
2177-84). Analisa spectrographic massa juga dapat digunakan sebagai cara yang
lebih komprehansif tetapi juga lebih mahal.

DEFINISI DALAM SYSTEM GAS

1. Gas

Salah satu dari fasa yang mengisi wadahnya sesuai dengan volume dan
bentuknya.

2. Gas Alam

Campuran hydrocarbon ringan dalam reservoir gas yang terbentuk secara


alami. Gas alam terbagi menjadi :

a. Gas Basah : Gas dengan kandungan air yang cukup tinggi sebelum
dilakukan pemisahan air di permukaan.
b. Gas Kering : Gas setelah melewati proses pemisahan air (dehydration )
atau kondisi gas dimana tidak terdapat air dalam fasa cairnya.

c. Sweet gas : Gas alam dengan kandungan sulfur yang rendah sehingga
bisa dipakai tanpa pemisahan dipermukaan.

d. Sour gas : Gas alam dengan kandungan sulfur yang tinggi.

e. Acid gas : Gas asam dengan kandungan sulfur dan karbon dioksida
dalam porsi yang besar.

3. Tekanan

Gaya tiap satuan luas, dalam satuan PSI atau Kpa.

a. Tekanan Atmospheric : tekanan karena berat udara pada sea-level


14.73 PSI.

b. Tekanan Gauge : Pengukuran tekanan lebih tinggi dari atmospheric


(psig).

c. Vacuum : Pengukuran dibawah atmospheric.

d. Tekanan Absolute : Tekanan mutlak = psig + tekanan atmospheric

4. Volume

Ruangan dalam tiga dimensi dengan satuan cubic.

a. Volume spesifik : Volume pada kondisi tekanan dan temperatur


tententu.

b. Volume standard : Volume pada kondisi standard 60 F & 14.73 psia.

5. Temperatur
Derajat panas atau dingin dengan skala pengukuran tertentu ( C, K, F)

6. Massa

Perhitungan jumlah bahan penyusun dalam satuan kg atau pounds.

a. Density : massa per satuan volume (lb/ft3)

b. Specific gravity : rasio densitas gas/ cairan terhadap pembandingnya


(udara/air)

c. Crude oil API = (141.5/ SG)-131.5

7. Heating value

Jumlah panas yang dihasilkan dari sebuah pembakaran sempurna


hydrocarbon. Dalam satuan BTU (British Thermal Unit) yang setara dengan
1055,056 joule.

Anda mungkin juga menyukai