By : Rahmah Elfiyani
Pendahuluan
Fase/fasa adalah bag sistem yg homogen & berdiri sendiri
yg dipisahkan dr bag lainnya dr sistem dgn suatu
permukaan batas
sistem 1 fasa : Dua cairan yang bercampur homogen
sistem 2 fasa : cairan polar (air) dan non polar (minyak),
sistem belerang padat (monoklin dan rombik)
sistem 3 fasa : es, uap air dan air
Sistem adalah suatu zat/campuran, yg diisolasikan dr zat2
lain dlm bejana inert u/ menyelidiki pengaruh perubahan
temperatur, tekanan & konsentrasi zat
Fase/fasa dpt dipisahkan scr mekanis : filtrasi, sedimentasi,
dekantasi, dsb
Diagram fase : sejenis grafik yang digunakan untuk
menunjukkan kondisi kesetimbangan antara fase-
fase yang berbeda dari suatu zat yang sama,
menggambarkan sifat- sifat zat seperti titik didih,
titik leleh, titik tripel
Kesetimbangan fasa dari suatu sistem harus
memenuhi syarat berikut :
a. Sistem mempunyai lebih dari satu fasa meskipun
materinya sama
b. Terjadi perpindahan reversibel kimia dari satu fasa
ke fasa lain
c. Seluruh bagian sistem mempunyai tekanan dan
temperatur sama
ATURAN FASE
J.Willard Gibs aturan fase petunjuk yg berguna u/
menghub pengaruh variabel bebas (exp: T, P, konsentrasi) pd
berbagai fase (padat, cair & gas) dlm sistem kesetimbangan yg
berisi komponen dlm jml tertentu
Aturan fase : F = C – P + 2
Keterangan : F = derajat kebebasan, C = jml komponen, P = jml
fase
Suatu sistem air dan uapnya adalah sistem 2 fase, sedangkan
campuran es, air dan uap air adalah sistem 3 fase
Jumlah komponen adalah jumlah terkecil zat pendukung dari
setiap fase dari sistem dalam keadaan setimbang, dpt
dinyatakan dlm bentuk rumus kimia / persamaan
Jumlah komponen dari campuran es, air dan uap air adalah 1
komponen, karena ketiga fase tersebut adalah H2O. Sedangkan
komponen dr CaCO3 ad 2 yaitu CaO dan CO2
Jumlah derajat kebebasan adalah jumlah terkecil variabel intensif
independen/variabel bebas (T, P, C, viskositas, kerapatan, indeks bias)
yang harus ada untuk menetapkan sistem secara sempurna.
Jk jml komponen mk derajat kebebasan akan , jk jml fase mk
derajat kebebasan
Tentukan nilai F dari
Uap air
cairan air + uap,
Cairan etanol + uap,
cairan air+cairan etanol + uap campuran
cairan air+cairan benzil alkohol + uap campuran
Uap air : F = 1 – 1 + 2 = 2
Cairan air + uap : F = 1 – 2 + 2 = 1
Cairan etanol + uap : F = 1 – 2 + 2 = 1
cairan air + cairan etanol + uap campuran :
F=2–2+2=2
Air & etanol dpt tercampur sempurna baik dlm bentuk uap
maupun cairannya
cairan air + cairan benzil alkohol + uap campuran :
F=2–3+2=1
Benzil alkohol & air membentuk 2 fase cairan yg terpisah &
1 fase uap
U/ sistem tercampur sempurna (1 fase) perlu menetapkan
2 variabel, tetapi u/ sistem tercampur sebagian (2 fase)
hany menetapkan 1 variabel
Syarat Keseimbangan
Persyaratan khusus yg menentukan keadaan
seimbang stabil:
1. Proses ireversibel adiabatik
2. Proses dengan suhu dan volume tetap
3. Proses dengan suhu dan tekanan tetap
4. Proses dengan entropi dan volume tetap
5. Proses dengan tekanan dan entropi tetap
Keseimbangan Antar Fase
Jika zat cair dan uapnya dalam keadaan seimbang maka uap
dikatakan dalam keadaan jenuh jumlah molekul menguap
= molekul mengembun
Keadaan seimbang berkaitan dg nilai tekanan dan suhu
tertentu
T tetap p juga tetap, walau V berubah
Perubahan V karena ada molekul yg mengembun atau
menguap
Jika zat dalam beberapa fase yg berada dalam keadaan
seimbang mempunyai derajat kebebasan yg lebih kecil,
maka zat tsb dalam satu fase
Syarat keseimbangannya adalah
Gambar Kebergantungan energi Gibbs pada fasa – fasa padat, cair dan gas terhadap
suhu pada tekanan tetap
Solidus adalah temperatur di mana zat tsb stabil dlm
keadaan padat.
Likuidus adalah temperatur di mana zat tsb stabil dlm
keadaan cair.
Mendidih: terbebasnya uap air dr cairan pd saat cairan
dipanaskan
Titik didih (boiling point): temperatur di mana tekanan
uap sama dgn tekanan lingkungan
Titik didih normal: titik didih suatu zat pd tekanan 1 atm
Titik kritis yaitu titik dimana gas di atas tekanan &
temperatur kritis tdk dpt dicairkan hanya dgn
mengecilkan volumenya
Titik lebur (melting point) dari sebuah benda padat
adalah suhu di mana benda tersebut akan berubah wujud
menjadi benda cair
Triple point: tekanan dan suhu di mana terdapat tiga fase
(padat, cair, gas) dari suatu zat
Keterangan kurva :
•Kurva OA = kurva tekanan uap B
•Kurva OC = kurva sublimasi, disini
uap & padat dlm kesetimbangan
A
•Kurva OB = titik leleh, dimana
caiaran & padatan dlm
kesetimbangan.
•Kemiringan OB yg negatif
menunjukkan bahwa titik beku air
turun dgn naiknya tekanan dr luar.
•Pd masing2 kurva (OA. OC & OB) O
tdpt 2 fase yg berada dlm
kesetimbangan, F = C – P + 2 ⇒ F = 1
– 2 + 2 = 1, hanya membutuhkan 1 C
kondisi / variabel untuk
menggambarkan sistem
t3 t2 t1 Diagram fasa :
•Tm = titik leleh normal air, T3 & P3
= titik tripel, Tb = titik didih
normal, Tc = temperatur kritis, Pc
= tekanan kritis.
•Batas tertinggi adalah temperatur
kritis, untuk air 374oC & ujung
bawahnya berakhir pd 0,0098oC
disebut titik triple
•Pd t1 air berwujud gas diatas Tc,
tekanan tdk mempengaruhi,
sistem tetap dlm wujud gas
•Pd t2 dibawah Tc, uap air berubah
menjadi cair dgn tekanan,
karena tekanan menyebabkan
molekul masuk dlm jarak gaya
antraksi vanderwaals
•Pd suhu d bawah T3, kenaikan tekanan pd air dlm wujud
uap, mengubah uap menjadi es & pd tekanan yg lbh tinggi
menjadi cairan. Perubahan uap es cair disebabkan
karena es menempati volume yg lbh besar dr pd cairan air d
bawah titik triple
• Ketiga fase berada dlm kesetimbangan pd titik triple yaitu
mereka memiliki tekanan uap yg sama pd suhu 0,0098oC
• Berdasarkan rumus aturan fase (Hukum Gibbs)
perhitungan jml derajat kebebasan (F) sebagai berikut :
F = C – P + 2 ⇒ F = 1 -1 + 2 = 2 (pada setiap daerah
padat/cair/uap), menentukan 2 kondisi (T & P)
menggambarkan sistem yg sempurna dlm diagram fase
F = 1 – 3 + 2 = 0 (pada titik triple, fase es, air dan uap
dalam kesetimbangan)
SISTEM TERKONDENSASI
Sistem terkondensasi merupakan sistem dimana fase
uap diabaikan dan hanya memperlihatkan sistem
padat dan atau cair. Sistem 3 komponen lbh sesuai
dilakukan dlm sistem terkondensasi
Sistem 2 komponen
dapat berupa campuran dari : fasa cair- gas, cair- cair,
fasa padat- cair, ataupun padat- padat.
Karakteristik setiap campuran sangat khas, misalnya :
ada sistem cair- cair yang membentuk campuran yang
homogen atau 1 fasa pada segala P,T dan komposisi,
tetapi ada pula yang hanya membentuk 1 fasa pada P,T
atau komposisi tertentu
Diagram fasa untuk sistem dua komponen
digambarkan sebagai fungsi komposisi terhadap
tekanan atau komposisi terhadap suhu, karena salah
satu variabel (P atau T) dalam keadaan konstan.
SISTEM DUA KOMPONEN YANG BERISI FASE CAIR
Sistem ini terbagi menjadi yaitu : pasangan cairan yg
bercampur sempurna (lar ideal), pasangan cairan yg
bercampur sebagian dan pasangan cairan yg tdk bercampur
Pasangan cairan yg bercampur sebagian dibagi menjadi :
Campuran dgn suhu pelarutan kritis maksimal, exp: fenol-
air, anilin-air, isobutil alkohol-air
Campuran dgn suhu pelarutan kritis minimal, exp:
trietilamin-air
Campuran dgn suhu pelarutan kritis maksimal & minimal,
exp: nikotin-air
Campuran yg tdk memiliki suhu pelarutan kritis, exp: eter-air
Diagram fase digunakan u/ memformulasikan sistem yg mgd
lbh 1 komponen yg memberikan hsl fase cair tunggal
Anilin-air : bl sedikit air ditambahkan pd anilincamp air dlm
anilin, jk air ditambahkan terus2 lapisan (lap air dlm anilin &
lap anilin dlm air)larutan anilin dlm air(jk penambahan
diteruskan)
Fenol padat-air : fenol bersifat nekrosa, penyediaan lbh mdh
dlm lar fenol-air, jk campuran memiliki titik beku tdk cukup
rendah pemadatan pd suhu kamar sed tdk dpt digunakan
pd suhu dbwh 200C/pd suhu kamar konsentrasi yg lbh
disukai adalah 80% b/v 76% b/b karna titik bekuny 3,50C
Di antara dua lapisan campuran fenol dan air terdapat satu
sistem yang memperlihatkan pencampuran sebagian (atau tidak
bercampur)
Pd pemanasan campsuatu titik dimana kedua lapisan akan
hilang membentuk campuran homogen (jernih), titik tsb
dinamakan suhu pelarutan kritis (Tc)/suhu konsolut maksimum
pada tekanan tetap
SISTEM BINER FENOL-AIR
T
L1 L2
A2 B2 T2
A1 B1 T1
T0
XA = 1 XC XF = 1
Mol Fraksi
Keterangan Kurva Sistem Biner Fenol-Air :
• L1 adalah fenol dalam air
• L2 adalah air dalam fenol
• XA dan XF masing-masing adalah mol fraksi air dan mol
fraksi fenol
• XC adalah mol fraksi komponen pada suhu kritis (TC).
• Pada suhu T1 dengan komposisi di antara A1 dan B1 atau
pada suhu T2 dengan komposisi di antara A2 dan B2,
sistem berada pada dua fase (keruh). Sedangkan di luar
daerah kurva (atau diatas suhu kritisnya, TC), sistem
berada pada satu fase (jernih).
Diagram fase biner fenol (kadar fenol)
Kurva gbhci
a = 100% air pada suhu 50C
b = 11% berat fenol dalam air
c = 63% berat fenol dalam air
d = 24% berat fenol dalam air
f = 50% berat fenol dalam air
• Pada titik b mulai terbentuk fase
kedua (B) = fase fenol, fase
pertama (A) = fase air
• h = temperatur larutan kritik =
diatas temperatur ini campuran
fenol dan air akan menghasilkan
satu fase (66,80C)
Titik b ke c merupakan garis tie line = garis yang selalu sejajar
dengan garis dasar pada sistem 2 komponen.
Berapa perbandingan fase A dan B pada titik d,
kita dapat tentukan dengan melihat perbandingan komposisi
fase.
fase B akan berada dibawah fase A krn kerapatan fenol lebih
besar dari air, maka :
dc = 63 – 24 = 39 = 3 = 75% (fase A)
db 24 – 11 13 1 25% (fase B)
b’dasarkan hsl tsb, pd 10 g sistem cair akan didapatkan 7,5 g
fase A dan 2,5 g fase B
Bagamana kalau pada titik f
fc = 63 – 50 = 13 = 1 = 25% (fase A)
fb 50 – 11 39 3 75% (fase B)
Dalam sistem ini jika dicampur 24 gram fenol dalam 76
gram air dan panaskan pd 50C, berapa berat fenol pada
masing2 fase didalam sistem pada titik d
titik d (75% fase A dan 25% fase B)
maka fase A berisi fenol total (11 x 75/100) = 8,25 g
fase B berisi fenol total (63 x 25/100) = 15,75 g