2
Jika dua liquid yang tidak saling larut dicampur, akan terbentuk dua fase
yang terpisah
Jika larutan saling larut bercampur maka hanya akan terbentuk 1 fase
Suatu solut yang terlarut dalam solven dan membentuk larutan
homogen, maka hanya terdiri dari satu fase
Campuran Solid akan membentuk fase terpisah
Campuran heterogen seperti CaCO3(s) ↔ CaO(s) + CO2 dan Fe(s) + H2O(g)
↔ FeO + H2 terdiri atas 3 fase
Campuran solid homogen dari suatu garam terdiri atas satu fase
contoh: larutan padat FeSO4.(NH4)2SO4.6H2O terdiri atas satu fase
walaupun mengandung FeSO4.(NH4)2SO4 &H2O
3
Komponen
4
Berkaitan dengan komponen, sistem dapat dibagi menjadi
1. Sistem satu komponen satu fasa (zat murni)
2. Sistem satu komponen multifasa
3. Sistem dua komponen satu fasa (larutan)
4. Sistem multi komponen multi fasa
5. Sistem zat padat dalam zat cair.
5
Derajat kebebasan
Merupakan jumlah terkecil dari variabel bebas yang harus ditentukan
agar dapat menetapkan variabel sisa dalam sistem
Contoh: untuk menentukan nilai densitas air, perlu menentukan suhu
dan Tekanan
Densitas air adalah 0,99973 gr/ml pada suhu 10oC dan tekanan 1 atm
Untuk menggambarkan secara lengkap keadaan air, dibutuhkan 2
variabel, atau dikatakan air memiliki 2 derajat kebebasan yaitu suhu dan
tekanan
6
Hukum Fase Gibs
J williard Gibs pada tahun 1876 mendapatkan hubungan antara
Jumlah fase (P)
Jumlah komponen (C)
Derajat kebebasan (F)
Dalam satu sistem, hubungan ini disebut “Hukum Fase Gibs”
𝑭=𝑪−𝑷+𝟐
7
Untuk sistem satu komponen, F=3-P
Apabila hanya ada 1 fase, F=2 sehingga Suhu dan tekanan dapat
berubah ubah nilainya tanpa mengubah jumlah fase
Apabila ada 2 fase, F=1, maksudnya tekanan bukan termasuk
variabel bebas jika besarnya tekanan sudah ditentukan, sehingga
pada Suhu tertentu suatu liquid memiliki karakterististik tekanan
uap.
Apabila terdapat 3 fase, F=0. ini adalah kondisi khusus yang
hanya terjadi pada P dan T tertentu yang merupakan
karakteristik dari suatu zat.
8
Diagram Fase
o Adalah grafik untuk menampilkan fase fase yang yang terjadi dan
range komposisi, suhu, dan tekanan dimana fase dalam keadaan
stabil.
o Kesetimbangan Liquid ditampilkan oleh kurva tekanan uap.
o Kesetimbangan solid vapor ditampilkan pleh kurva sublimasi
9
Sistem Satu Komponen
Sistem yang hanya terdiri atas satu komponen
Misalnya air, dapat berada dalam 3 fase, (es, air dan uap)
Dalam 3 fase tersebut komposisi kimianya dituliskan H2O
Sehingga air termasuk dalam sistem 1 komponen
10
Diagram fase Air
11
b. Apabila terdapat 2 fase dalam
kesetimbangan, P=2
F= C+2- P =1+2-2=1
C Apabila temperatur atau tekanan
A berubah dalam wkatu yang sama, satu
fase akan menghilang dalam
Vapour pressure
kesetimbangan.
Fusion curve
curve c. Apabila hanya terdapat 1 fase, P=1
F=1+2-1=1
Walaupun P dan T berubah dalam waktu
O yang sama, fase akan tetap eksis.
Sistem ditunjukkan pada kurva area pada
A’ diagram.
B
12
OA is the vapor pressure curve of water.
It represents the equilibrium between
C
water & its vapor.
A water vapor
OC adalah garis lebur es. Kurva
Vapour
menunjukkan kesetimbangan anatara
Fusion pressure curve solid (es) dan liquid (water)
curve water ice
Garis OB adalah garis sublimasi. Kurva
kesetimbangan solid (es) dan vapor (uap)
O vapor ice
B
B
13
Sistem dua komponen
14
Kesetimbangan Cair-Cair
contoh pada larutan H2O dan
T
Et3N(triethylamine/N(CH2CH3)3)
Cekungan biru (fase-2) merupakan
daerah dimana campuran kedua
fase-2 komponen masih dapat
dibedakan.
a’ b’ Area abu abu (fase-1) adalah
daerah dimana kedua komponen
sudah tercampur sempurna, pada
T1c saat ini kedua komponen tidak
fase-1
dapat dibedakan lagi.
Suhu kritis (T c), yaitu suhu saat
kedua zat bercampur, membaur,
(keda fase tidak dapat dibedakan)
suhu kritis ini terletak di dasar
H2O Et3N cekungan putih.
15
Kesetimbangan Padat-Cair
• Penelitin pada kesetimbangan padat-cair biasanya dilakukan pada
tekanan atmosfer, sehingga P dianggap konstan.
• Persamaan nya menjadi: F=C-P+1, karena variabel yang berpengaruh
berkurang satu, yaitu tekanan
• Untuk sistem 2 komponen, persamaan menjadi F =2-P+1 =3-P
• Variabel yang ada tinggal suhu dan konsentrasi. Sehingga diagram
yang diperoleh adalah diagram suhu Vs konsentrasi
• Konsentrasi dinyatakan dalam persen berat atau persen mol
16
Tipe Diagram fase dua Komponen
Sistem isomorphous
contoh: sistem Cu-Ni, Ag-Au, NiO-MgO, etc
Sistem eutectic
contoh : Pb-Sn, Ag-Cu, Al-Si, etc
17
Sistem isomorphous
Sistem isomorphous adalah sistem campuran dua komponen
dimana kedua unsur yang dipadukan larut sempurna baik
dalam keadaan cair maupun padat
Syarat berlaku sistem isomorphous
Struktur
kristal kedua unsur harus sama
Perbedaan ukuran atom kedua unsur tidak boleh lebih dari 15%
Unsur unsur tidak boleh membentuk senyawa
Unsur memiliki valensi yang sama
18
Tie line adalah suatu garis yang digambar
paralel dengan x (sumbu komposisi) pada
Liquidus
suhu tertentu di area campuran dua fase
untuk mengetahui komposisi dari kedua
fase
19
Lever Rule
Lever rule is a rule which is used for finding out the fraction (amount) of the
phases present at any point in a two phase region.
To do so the tie-line is treated as a lever arm, with the fulcrum at the overall
composition.
For the arm to be horizontal, the weight to be hung at each end must be
proportional to the arm length on the other side of the fulcrum.
The weight at each end corresponds to the amount of the phase at that end.
20
Cl Co Cs
fl fs
fulcrum
Cs C o
T a) fraction of liquid(f l )
Cs C l
Co Cl
CL CO CS b) fraction of solid(fs )
C s C l
Wt%B
21
Sistem Eutectic
Sistem eutectic adalah campuran dua komponen dimana titik
lebur campurannya lebih rendah daripada komponen dalam
keadaan murni
Titik dimana ketiga fase berada dalam kesetimbangan disebut
titik eutectic
Komposisi pada titi ini disebut dengan komposisi eutectic(Ce),
dan suhu pada titik ini disebut temparut eutectic (Te)
Reaksi yang terjadi pada komposisi eutektik dan temperatur
eutectic disebut rekasi eutectic
Reaksi eutectic bersifat reversibel dan berhubungan dengan
perubahan fase
Cooling Solid1 + Solid2
Liquid
Heating () ()
22
Liquidus I Liquidus II
Solidus I Solidus II
Solvus II
Solvus I
24
X dg komposisi 80% A &20% B
produk akhirnya adalah kristal yg
terdiri dari campuran 80% kristal
A & 20% kristal B.
Komposisi X memiliki fase cair di
atas suhu T1, karena X terletak
pada bagian “all liquid”. Jika
suhu diturunkan ke T1, maka
pada suhu T1 kristal A mulai
terbentuk.
T > T1 all liquid
T1 - TE liquid + A
at TE liquid + A + B
T < TE A + B all solid
25
Diagram mikrostruktur pada diagram
fase eutatectic
26
27
28
Klasifikasi kesetimbangan 2 komponen
solid-Liquid
Kelas A: Dua komponen bercampur sempurna dalam keadaan
cair
• Tipe I : hanya komponen murni mengkristal dari larutan
• Tipe II: dua komponen membentuk senyawa padat stabil
sampai titik leburnya
• Tipe III: dua komponen membentuk senyawa padat yang
terurai sebelum titik leburnya
• Tipe IV: kedua konstituen/komponen bercampur sempurna
dalam keadaan padat dan membantuk sederetan larutan
padat
• Tipe V: kedua komponen bercampur sebagian dalam keadaan
padat dan membentuk larutan padat yang stabil
• Tipe VI: kedua konstituen membentuk larutan padat yang
stabil sampai temperatur transisi
29
Kelas B: Kedua komponen bercampur sebagian dalam kadaan cair
Disini hanya ada satu tipe yaitu komponen murni mengkristal dari larutan
Kelas C: kedua komponen tidak bercampur dalam keadaan padat dan cair
Disini hanya komponen murni yang mengkristal dari larutan
30
Aplikasi diagram fase eutectic dan lever rule
Tie Line
Eutectic
Temperature(Te)
B A
31
Ce Co Ce
fe fe
fulcrum
C C
e o
a) fraksi proeutectic α (f )
proα C C
e αe
Ce fulcrum
Co Ce
fe fe
C o C αe
b) fraksi campuran eutectic (f eut )
C e C αe
32
Ce Co Ce
fe f e
fulcrum
Cβe C o
c) Total fraksi α (f totα )
Cβe C αe
33
Sistem Tiga komponen
Jumlah derajat kebebasan untuk sistem tiga komponen pada suhu dan
tekanan tetap dapat dinyatakan sebagai
F=3–P
Jika dalam sistem hanya terdapat satu fasa, maka F =2
untuk menyatakan keadaan sistem dengan tepat perlu ditentukan
konsentrasi dari dua komponennya.
Sedangkan bila dalam sistem terdapat dua fasa dalam kesetimbangan,
maka F = 1, berarti hanya satu komponen yang harus ditentukan
konsentrasinya dan konsentrasi komponen yang lain sudah tertentu
berdasarkan diagram fasa untuk sistem tersebut
34
Ternary Diagrams
L
sistem tiga komponen pada suhu dan .1 .9
tekanan tetap, mempunyai derajat .2 .8
kebebasan paling banyak dua, maka .3 .7
diagram fasa sistem ini dapat
``````````````````````````````` .4 .6
digambarkan dalam satu bidang datar
````````````````````````````` .5 .5
berupa suatu segitiga sama sisi yang
.6 .4
disebut diagram terner.
.7 .3
.8 .2
.9 .1
1 0
H0 .1 .2 .3 .4 .5 .6 .7 .8 .9 1 I
35
Titik A, B dan C menyatakan komponen
murni.
Titik titik pada sisi AB, BC, AC
menyatakan fraksi dari dua komponen
Titik di dalam segitiga merupakan fraksi
dari tiga komponen A,B dan C, yang total
fraksi adalah 1
Untuk menetukan komposisi A, tarik
garis sejajar BC menuju skala komposisi
A (A scale)
Untuk menentukan komposisi B, tarik
garis sejajar AC menuju skala komposisi
B (B scale)
Untuk menentukan komposisi C, tarik
garis sejajar AB menuju skala komposisi
36
C (C scale)
C1 C1 C1
Gas
2-phase 2-phase
Liquid Liquid
nC5 C3 nC5 C3 nC5 C3
p=14.7 psia p=380 psia p=500 psia
C1 C1 C1
````````````````````````````````````````````````````````````
2-phase
2-phase
Liquid
Liquid
Liquid
nC5 nC5 nC5 C3
p=1500 psia p=2000 psia p=2350 psia
39
Diagram fase campuran Cu-Ag. Untuk soal no 4-6
40
4. Untuk campuran cu-Ag yang mengandung 80% Cu,
tentukan komposisi fase solid dan liquid dan hitung fraksi
beratnya apabila campuran didinginkan ke 900oC
5. Campuran Cu-Ag, terdiri dari 71,9% Ag. Bagaimana
komposisi fase yang terjadi apabila campuran didinginkan
sampai (i) 780 °C, (ii) 778 °C, (iii) room temperature?
6. Campuran Cu-Ag mengandung 40 wt. % Ag.
a) Bagaimana komposisi proeutectic fase solid dan liquid
dan berapa persen beratnya apabila campuran
didinginkan sampai 780oC
b) Bagaimana frkasi berat proeutectic solid dan eutectic
solid apabila campuran didinginkan pada suhu 778oC
41
7. Diketahui sistem air, eter
dan methanol
a) Pada campuran 5 gram
methanol, 30 gram eter
dan 50 gram air, tentukan
letak komposisi tersebut
pada diagram fase
b)Untuk mengubah fase,
berapakah massa air yang
harus dibuang
42
Referensi
Atkins, P.W. 1966. Kimia Fisika Jilid 1 Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga.
Barrow, Gordon M. 1979. Physical Chemistry. New York: McGraw-Hill Inc.
Maron, S.H. dan Lando, JB. 1974. Fundamentals of Physical Chemistry. New
York: Macmillan Publishing Co. Inc.
43