Anda di halaman 1dari 28

BAHAN AJAR KIMIA FISIKA 2

HIRONIMUS TANGI, 2023


KESETIMBANGAN FASA DAN SISTEM SEDERHANA ;
ATURAN FASA

9.1. Kondisi Kesetimbangan

Untuk sistem yang berada dalam kesetimbangan, potensial kimia dari tiap – tiap penyusun
haruslah memiliki nilai yang sama dimanapun dalam sistem. Jika ada beberapa jenis fasa
didalam sistem, maka potensial kimia masing – masing senyawa harus memiliki nilai sama
pada setiap fasa dimana senyawa itu nampak.

Untuk sistem satu komponen,  = G/n. jika persamaan fundamental dibagi dengan n maka
diperoleh :
(12.1)
Dimana Ŝ dan Ṽ adalah entropi molar dan volume molar, sehingga :

(12.2a, b)
Turunan persamaan (12.2a, b) adalah slope dari masing – masing kurva  versus T dan kurva 
versus p.

9.2. Stabilitas Fasa Senyawa Murni

Berdasarkan hukum ketiga Termodinamika, entropi suatu senyawa selalu positif. Fakta ini
dikombinasikan dengan persamaan (12.2a) menunjukkan (/T)p selalu negatif. Sehingga plot
 versus T pada tekanan konstan adalah kurva dengan slope negatif.

Untuk tiga fasa dari satu senyawa tunggal :

(12.3)
Pada sembarang temperature Ŝgas » Ŝliq > Ŝsolid. Entropi solid memiliki nilai kecil sehingga pada
gambar 12.1 kurva  versus T untuk solid kurva S memiliki slope yang sedikit negatif. Kurva 
versus T untuk liquid memiliki slope yang agak lebih negatif disbanding solid, kurva L.Entropi
gas memiliki nilai yang jauh lebih besar disbanding liquid sehingga slope dari kurva G memiliki
nilai yang negatif besar. Kurva – kurva digambar sebagai garis lurus walaupun seharusnya
agak sedikit cekung ke bawah. Namun demikian argument yang dikemukakan tetap berlaku.

Hiron 2023 1
Kondisi termodinamika untuk kesetimbangan antar fasa – fasa pada tekanan konstan terlihat
pada gambar 12.1. Solid dan liquid dapat dijumpai dalam kesetimbangan saat solid = liquid.
Yaitu pada titik potong kurva S dan L. Temperatur pada titik itu disebut titik leleh T m. Begitu pun
liquid dan gas dapat dijumpai pada kesetimbangan pada temperature T b titik potong kurva L
dan G dimana liq = gas.

Sumbu termperatur dibagi 3 interval, Dibawah Tm solid memiliki potensial kimia terendah, antara
Tm dan Tb liquid memiliki potensial terendah, diatas Tb gas yang memiliki potensial kimia
terendah. Fasa dengan nilai potensial kimia terendah adalah fasa stabil. Jika sistem ada pada
sistem dibawah temperature Tm gambar 12.2 maka potensial kimia liquid akan memiliki nilai a
sementara solid memiliki nilai b. Dan liquid dapat membeku secara spontan pada temperatur
ini, karena membeku akan menurunkan energi Gibbs. Pada temperatur diatas T m, situasinya
terbalik  solid lebih besar dibanding liquid sehingga solid akan meleleh secara spontan untuk
menurunkan energi Gibbs sistem. Pada Tm potensial kimia solid dan liquid sama, sehingga tidak
ada diantara kedua fasa tersebut yang lebih dominan, keduanya ada dalam kesetimbangan.
Situasai serupa juga terjadi didekat Tb. Persis dibawah Tb liquid stabil, sedangkan persis diatas
Tb gas merupakan fasa stabil.

Diagram tersebut memperlihatkan urutan yang cukup familiar fasa yang teramati saat solid
dipanaskan pada tekanan konstan. Pada temperature rendah sistem sepenuhnya berupa solid,
pada temperatur tertentu Tm liquid mulai terbentuk, dan liquid menjadi stabil hingga ia menguap
pada temperatur Tb. Urutan fasa ini adalah konsekuensi dari urutan nilai entropi yang juga
berarti konsekuensi dari fakta bahwa kalor diserap dalam perubahan dari solid ke liquid dan dari
liquid ke gas.

Hiron 2023 2
9.3. Ketergantungan Kurva  versus T terhadap Tekanan

Pada titik ini hal yang biasa jika kita bertanya apa yang terjadi pada kurva jika tekanan diubah.
Pertanyaan ini dijawab dengan menggunakan persamaan (12.2b) dalam bentuk d = Ṽ dp. Jika
tekanan turun, dp akan negatif, Ṽ positif maka d negatif dan potensial kimia akan turun
berbanding lurus dengan volume fasa. Karena volume molar dari liquid dan solid sangat kecil
sehingga nilai d hanya turun sedikit saja. Untuk solid dari a ke a untuk liquid dari b ke b
(Gambar 12.3a) Volume gas secara kasar memiliki nilai 1000 kali solid atau liquid, sehingga 
gas akan sangat turun dari c ke c. Kurva pada tekanan terendah terlihat sebagai garis putus –
putus parallel terhadap garis awal pada gambar (12.3b). (Gambar ini diasumsikan Ṽliq > Ṽsolid.
Gambar (12.3) menunjukkan bahwa kedua temperature kesetimbangan (kedua titik potong)
telah bergeser. Pergeseran pada titik leleh kecil sementara pergeseran pada titik didih relative
besar. Pergeseran titik leleh kurvanya diperbesar agar dapat jelas walaupun sebetulnya sangat
kecil. Pada tekanan rendah range stabilitas liquid turun cukup signifikan. Jika tekanan direduksi
pada nilai yang cukup rendah. Titik didih liquid bisa saja berada dibawah titik leleh solid
(gambar 12.4) sehingga tidak ada temperature dimana liquid bersifat stabil, solid akan
menyublimasi. Pada temperature Ts solid dan vapor dijumpai dalam kesetimbangan, temperatur
Ts adalah tenperatur sublimasi padatan dan sangat tergantung pada tekanan.

Jelas bahwa ada beberapa tekanan dimana tiga kurva saling berpotongan pada temperatur
yang sama. Temperatur dan tekanan ini mendefinisikan titik triple (triple point), dimana semua
fasa dapat dijumpai pada kesetimbangan di triple point.

Apakah material tertentu akan tersublimasi pada tekanan tereduksi atau meleleh sangat
tergantung sepenuhnya pada sifat individu senyawa tersebut. Misalnya air akan tersublimasi
dibawah 611 pa. Semakin tinggi titik leleh maka semakin kecil perbedaan titik leleh dan titik
didih pada 1 atm maka semakin tinggi tekanan dimana sublimasi dapat teramati. Tekanan
dibawah dimana sublimasi teramati dapat diperkirakan untuk senyawa yang mematuhi aturan
Trouton dengan rumus :

(12.4)

Hiron 2023 3
Gambar 1  versus T untuk senyawa yang menyublimasi
Fasa adalah sejumlah zat yang homogen baik secara kimia maupun fisika, atau dapat juga
dikatakan bahwa sebuah sistem yang homogen adalah suatu fasa. Secara umum telah dikenal tiga
kelompok fasa yaitu; fasa gas, fasa cair dan fasa padat.
Sifat suatu fasa dinyatakan dengan properti-properti intensif, dan biasanya properti-properti
intensif yang diperhatikan adalah temperatur, tekanan, dan konsentrasi. Banyaknya properti
intensif yang harus ditetapkan atau harus dinyatakan agar keadaan setimbang tidak menjadi
samar-samar bisa dihitung dengan menggunakan aturan fasa (Phase Rule). Aturan fasa untuk
pertama kali diperkenalkan oleh J. Willard Gibbs (tahun 1875), tetapi baru dipublikasikan 20
tahun kemudian.

Misalkan pada sebuah sistem terdapat p buah fasa dan C buah komponen yang tersebar
ke dalam setiap fasa, maka derajat kebebasan (degree of Freedom) atau biasanya juga disebut

Hiron 2023 4
Varian (f). Derajat kebebasan (degree of Freedom) adalah banyaknya variabel intensif yang
dapat secara bebas divariasikan tanpa mengubah banyaknya fasa yang ada pada sistem, atau
banyaknya variabel intensif yang harus ditentukan agar nilai semua variabel yang tersisa dapat
diketahui, atau banyaknya variabel intensif yang digunakan untuk mencirikan suatu sistem,
dikurangi dengan banyaknya hubungan-hubungan atau batasan-batasan yang menghubungkan
setiap fasa. Dengan kata lain, sebuah sistem dengan p buah fasa dan C buah komponen hanya
dijelaskan atau di terangkan keadaan setimbangnya dengan lengkap apabila diberikan nilai
variabel intensif sebanyak f, dengan definisi :

F=C–p+2 (1)

Sebagai contoh; pertimbangkan sebuah sistem yang terdiri dari satu komponen dan satu fasa,
dan keadaannya hanya dinyatakan dengan satu variabel intensif saja, misalnya temperatur 30 oC.
hal seperti ini belum memberikan informasi yang cukup kepada kita tentang keadaan sistem
tersebut, karena temperatur sebesar 30 oC itu bisa saja berada pada tekanan 0.5 atm, 1 psi, 2 atm
dab sebagainya. Agar sistem itu bisa dinyatakan dengan lengkap maka harus ada variabel intensif
lain yang harus diberikan misalkan tekanannya 1 atm. Dengan adanya dua variabel intensif yang
diketahui nilainya, maka sistem tersebut (1 fasa dan 1 komponen) dan telah dijelaskan dengan
sempurna dan memenuhi aturan fasa, yaitu ;
f = 1- 1 +2 = 2

1. Proses Perubahan Fasa Sistem


Untuk Bahan murni (yaitu Bahan yang mempunyai komposisi kimia tetap), maka proses
perubahan fasa dapat di terangkan sebagai berikut ini. Ditinjau suatu bejana yang diisi air
(T=20 oC ; P = 1 atm) seperti terlihat pada Gambar 1.
Advertisement

Gambar 1. Proses Perubahan Fasa dari Air

Hiron 2023 5
penjelasannya sebagai berikut :

1. Air pada suhu 20 oC dan tekanan 1 atm ingin didihkan, titik didih air pada 1 atm adalah
100 oC. oleh karena air pada (a) tersebut masih jauh dari titik didihnya, maka air tersebut
digolongkan ke dalam Subcooled Liquid atau Compressed Liquid.
2. Pada tekanan 1 atm dan suhu 100 oC air masih tetap dalam fasa cair (liquid), tetapi
siap/segera menguap. Air dengan kondisi demikian disebut Cairan Jenuh (Saturated
Liquid).
3. Selanjutnya sebagian air dalam fasa cair sudah menjadi uap, berarti di dalam sistem
sekarang terdapat dua fasa (air dalam fasa cair dan air dalam fasa uap).
4. Tekanan dan temperatur dari dijaga konstan (tetap), sehingga sebagian uap siap/segera
akan mengembun, uap demikian disebut dengan uap jenuh (Saturated Vapor/Saturated
Steam).
5. Selanjutnya panas terus saja diberikan kepada sistem dan suhu uap akan naik melebihi
suhu didih air. Uap dengan kondisi demikian disebut uap lewat jenuh (Superheated
Vapor/Superheated Steam).
State-1 sampai dengan state-5 dapat di visualisasikan dalam bentuk grafik
hubungan T versus v seperti berikut ini.

Gambar 2. Diagram Perubahan Fasa hubungan Tv

Apabila percobaan tersebut dilakukan untuk berbagai nilai tekanan (mulai dari tekanan rendah ke
tekanan tinggi), maka suatu saat akan dijumpai suatu titik kritis, yaitu titik dimana antara fasa
cair dan fasa uap memiliki sifat-sifat fisis yang sama. Untuk air misalnya, titik kritisnya dapat
digambarkan sebagai berikut.

Hiron 2023 6
Gambar 3. Titik kritis air

Untuk mengetahui, apakah suatu zat yang berada pada P dan T tertentu termasuk ke dalam
superheated vapor atau termasuk ke dalam compressed liquid, maka dapat dilihat dari karakter-
karakter berikut.

Gambar 4. Karakte zat pada berbagai keadaan

2. Campuran Jenuh Uap-Cair

Pada region campuran jenuh cair-uap, perlu dipertimbangkan suatu parameter yang dinamakan
dengan Quality (x), yaitu perbandingan massa uap jenuh dengan massa total campuran jenuh.

Hiron 2023 7
dari sini dapat dibuat suatu hubungan antara properti cair jenuh dan properti uap jenuh seperti
berikut ini.

y dapat berupa v, u, dan h tergantung kebutuhan. Misalnya u, maka persamaan (1-2) menjadi:

keterangan : u = energi dalam rata-rata dalam campuran jenuh

uf = energi dalam cairan jenuh


ug = energi dalam uap jenuh.

Seperti kebanyakan soal dalam bidang Thermodinamika ini adalah sangat kompleks dan cukup
panjang, oleh karenanya dibutuhkan suatu metode analisis masalah secara sistematis agar dapat
dikerjakan dengan pemahaman yang mudah.

Perhatikan Ilustrasi berikut ini.

Sebuah tangki dengan volume 0.1 m3 mula-mula berisi steam dengan tekanan 500 kPa dan
temperatur 200 oC. Selanjutnya steam didinginkan sampai temperatur 50 oC. Tentukan berapa
jumlah Panas yang dilepaskan selama proses pendinginan ini berlangsung dan tentukan juga
tekanan akhir tangki tersebut.
Penyelesaian :
Step-1: gambarkan atau sketsakan fisik dari sistem yang dimaksud, serta cantumkan nilai-nilai
yang diketahui pada gambar.

Step-2 : lakukan pengecekan terhadap proses yang berlangsung.


Sistem tertutup berarti massa sistem konstan. Dan diketahui bahwa selama proses berlangsung
tidak terjadi perubahan volume sistem, sehingga : v1 = v2 dan W = 0.
Step-3 : Buatlah beberapa Asumsi, jika dianggap perlu.
= 0, karena tidak disebutkan perbedaan ketinggian
= 0, karena tidak dicantumkan perbedaan kecepatan.
Step-4 : Gunakan Prinsip Konservasi Massa dan Energi
m2 = m1 = m massa

energi

Hiron 2023 8
Step-5 : gambarkan diagram Proses

Step-6 : menentukan properti yang diperlukan untuk mendapat hasil yang diinginkan

9.4. Persamaan Clapeyron

Hiron 2023 9
Kondisi untuk kesetimbangan antara dua fasa  dan  senyawa murni adalah :

(12.5)
Jika bentuk analitik dari fungsi  dan  diketahui maka dimungkinkan untuk menyelesaikan
persamaan (12.5) dimana :

(12.6a, b)
Persamaan (12.6a) mengekspresikan fakta yang diilustrasikan oleh gambar (12.3b) bahwa
temperature kesetimbangan tergantung pada tekanan.

Tanpa adanya pengetahuan rinci dari fungsi  dan  maka masih dimungkinkan untuk
memperoleh nilai turunan temperature terhadap tekanan. Misalkan kesetimbangan antara 2
fasa  dan  pada tekanan p, temperature kesetimbangan T, maka pada T dan p kita peroleh :

(12.7)
Jika tekanan berubah ke nilai p + dp, temperature kesetimbangan akan berubah ke T + dT dan
nilai dari masing – masing  akan berubah menjadi  + d. sehingga pada T + dT dan p + dp
kondisi kesetimbangan adalah :

(12.8)
Dengan mengurangkan persamaan (12.8) dengan (12.7) didapat :

(12.9)
Kita tulis d secara eksplisit dalam term dp dan dT dengan menggunakan persamaan
fundamental (12.1) :

(12.10)
Gunakana (12.10) ke (12.9) maka :

Dengan menata ulang didapat :

(12.11)
Jika proses perubahan ditulis    maka :

Dan persamaan (12.11) menjadi :

(12.12a, b)
Kedua persamaan (12.12) disebut persamaan Clapeyron.

Persamaan Clapeyron adalah persamaan fundamental untuk pembahasan kesetimbangan


antara dua fasa senyawa murni. Sebagai catatan sisi kiri kedua persamaan adalah turunan
biasa bukan turunan parsial.

Hiron 2023 10
Gambar (12.3b) menunjukkan temperature kesetimbangan tergantung pada tekanan karena titik
potong tergantung pada tekanan. Persamaan Clapeyron mengekspresikan ketergantungan
secara kuantitatif temperature kesetimbangan pada tekanan (12.12a) atau variasi pada tekanan
kesetimbangan terhadap temperature (12.12b). Dengan menggunakan persamaan ini kita bisa
membuat plot tekanan kesetimbangan versus temperature untuk sembarang perubahan fasa.

9..4.1. Kesetimbangan Solid – Liquid

Dengan menerapkan persamaan Clapeyron pada perubahan solid  liquid

Pada temperature kesetimbangan perubahan bersifat reversible sehingga Sfus = Hfus/T.


Perubahan dari solid ke liquid selalu disertai penyerapan/absorpsi panas (Hfus = +) sehingga
Sfus bernilai positif untuk semua senyawa
Kuantitas Vfus bisa positif atau negatif tergantung pada apakah densitas solid lebih besar atau
lebih kecil dibanding liquid sehingga

Besaran umum untuk kuantitas diatas adalah :


Sfus = 8 hingga 25 J/(K mol) Vfus =  (1 hingga 10) cm3/mol
Jika sebagai ilustrasi kita memilih Sfus = 16 j/K moldan Vfus 4 cm3/mol maka untuk garis
kesetimbangan kurva solid – liquid.

Jika dibalik maka kita mendapatkan dT/dp =  0,02 K/atm. Nilai ini menunjukkan bahwa
perubahan tekanan sebesar 1 atm akan menggeser titik leleh sebesar beberapa ratus Kelvin.
Dalam plot tekanan sebagai fungsi dari temperature, slope diberikan oleh persamaan (12.12b)
(40 atm/K dalam contoh) slope ini cukup besar dan kurva hampir vertical. Untuk dp/dT +
diperlihatkan pada gambar (12.5a); pada range tekanan moderat kurva akan linier.

Garis pada gambar (12.5a) adalah locus dari semua titik (T, p) dimana solid dan liquid bisa
dijumpai pada kesetimbangan. Titik – titik yang terletak disebelah kiri garis menunjukkan
temperature dibawah titik leleh, titik – titik ini adalah kondisi (T, p) dimana hanya solid yang
stabil. Titik – titik disebelah kanan garis menunjukkan temperature diatas titik leleh sehingga titik
– titik ini adalah kondisi (T, p) dimana liquid stabil.

Hiron 2023 11
9.4.2. Kesetimbangan Liquid – Gas

Aplikasi persamaan Clapeyron untuk perubahan liquid  gas menghasilkan :

Konsekuensinya :

Garis kesetimbangan liquid – gas selalu memiliki slope positif. Pada T dan p kamar, besarnya
adalah :

Akan tetapi V sangat tergantung pada T dan p karena Ṽgas sangat tergantung pada T dan p.
slope kurva liquid – gas kecil nilainya dibanding kurva solid – liquid.

Gambar (12.5b) memperlihatkan kurva l – g dan juga kurva s – l. Pada gambar (12.5b) kurva l -
g adalah locus dari semua titik (T, p) dimana liquid dan gas dijumpai dalam kesetimbangan.
Titik – titik dikiri kurva l – g ada dibawah titik didih sehingga kondisi disini liquid stabil. Titik – titik
dikanan l – g adalah kondisi dimana gas stabil.

Perpotongan kurva s – l dan l – g menunjukkan temperature dan tekanan dimana solid, liquid
dan gas dijumpai dalam kesetimbangan. Nilai T dan p pada titik ini ditentukan oleh kondisi :

(12.13)
Persamaan (12.13) secara prinsip dapat diselesaikan untuk memberikan nilai numeric yang
definit dari T dan p yaitu :

Hiron 2023 12
(12.14)
Dimana Tt dan pt adalah temperature dan tekanan triple point. Hanya ada satu triple point
seperti ini dimana specific set dari tiga fasa (solid-liquid-gas) bisa berada dalam kesetimbangan.

9.4.3. Kesetimbangan Solid – Gas

Untuk perubahan solid-gas kita memiliki :

Dan persamaan Clapeyron adalah:

Slope kurva s-g lebih curam pada triple point dibanding slope kurva l-g. Karena Hsub = Hfus +
Hvap, maka

V pada kedua persamaan hampir sama nilainya, karena Hsub lebih besar dari Hvap, slope
kurva s-g pada gambar (12.6) lebih curam dibanding kurva l-g.

Titik – titik pada kurva s-g adalah set temperature dan tekanan dimana solid dijumpai berada
dalam kesetimbangan dengan vapor. Titik – titik dikiri garis ada dibawah temperature sublimasi
dan menunjukkan kondisi solid yang stabil. Titik – titik dikanan kurva s-g adalah titik diatas
temperature sublimasi dan menunjukkan kondisi gas sebagai fasa stabil. Kurva s-g harus
memotong satu sama lain pada triple point berdasarkan kondisi yang dituliskan pada
persamaan (12.13).

Hiron 2023 13
9.5. Diagram Fasa

Pembahasan terhadap gambar (12.6) pada tekanan konstan diperlihatkan dengan garis
horizontal putus – putus menunjukkan titik leleh dan titik didih senyawa sebagai perpotongan
garis horizontal dengan kurva s-l dan l-g, Titik potong ini menunjukkan perpotongan kurva -T
pada gambar 12.1. Pada temperature dibawah Tm solid stabil, titik antara Tm dan Tb liquid stabil
dan diatas Tb gas stabil. Ilustrasi seperti ditunjukkan gambar 12.6 menyampaikan informasi
lebih banyak dibanding gambar 12.1 dan 12.3b. Gambar 12.6 dinamakan diagram fasa atau
diagram kesetimbangan.

Diagram fasa memperlihatkan secara ringkas sifat – sifat senyawa : titik leleh, titik didih, titik
transisi, triple point. Tiap – tiap titik pada diagram fasa mewakili keadaan sistem karena titik ini
mewakili nilai T dan p tertentu.

Garis – garis pada diagram fasa membagi diagram menjadi 3 daerah yang dilabeli solid, liquid
dan gas. Jika titik yang menjelaskan sistem berada pada daerah solid maka senyawa eksis
sebagai solid. Jika berada pada daerah liquid maka senyawa eksis sebagai liquid dan jika titik
berada pada garis seperti l-g maka senyawa eksis sebagai liquid dan vapor dalam
kesetimbangan.
Kurva l-g memiliki batas atas yang definit pada temperature dan tekanan kritis, karena tidak
mungkin membedakan antara liquid dan gas diatas temperature dan tekanan ini.

9.5.1. Diagram Fasa Karbon Dioksida

Hiron 2023 14
9.5.2. Diagram Fasa Air

9.5.3. Diagram Fasa Sulfur

Hiron 2023 15
Pemahaman materi
Suatu reaksi dikatakan mencapai kesetimbangan apabila …
a. massa zat sebelum dan sesudah reaksi sama
b. reaksi tidak berlangsung lagi.
c. mol zat sebelum dan sesudah reaksi sama
d. laju reaksi ke kiri sama dengan ke kanan
e. jumlah koefisien reaksi ruas kiri sama dengan ruas kanan
Jawaban: D. Laju rekasi ke kiri sama dengan ke kanan
Pembahasan:
Reaksi kesetimbangan terjadi apabila :
 Laju reaksi reaktan = Laju reaksi produk

Hiron 2023 16
 Konsentrasi reaktan = Konsentrasi produk
Pilihan A, C, dan E salah. Karena kesetimbangan dapat terjadi walaupun massa, mol, dan
koefisien berbeda. Pilihan B salah, karena pada rekasi kesetimbangan, reaksi tetap
berlangsung hanya saja sudah tidak dapat terlihat perubahan yang terjadi, karena laju
reaksi reaktan = laju reaksi produk.
Reaksi manakah yang termasuk kesetimbangan fisis …

a. X(l) ⇌ X(g)

b. X(g) ⇌ Y(g)

c. Y(l) ⇌ Z(g)

Jawaban: A. X(l) ⇌ X(g)


Pembahasan:
Kesetimbangan fisis adalah kesetimbangan yang zatnya sama, namun fasenya berbeda.
Sedangkan opsi B dan C adalah kesetimbangan kimia, kesetimbangan yang zatnya
berbeda, namun fasenya dapat sama maupun beda.
Manakah yang merupakan diagram konsentrasi/waktu dari reaksi: N2O4(g) ⇌ 2
NO2(g) …

Jawaban: B
Pembahasan:
Trick, reaktan= zat yang mengalami kurva turun, produk= zat yang
mengalami kurva naik. Namun, perlu diingat perbedaan antara diagram A dan
diagram C. Diagram A memiliki reaktan 2 NO2, karena terlihat dari kurvanya yang
berasal dari kedua ujungnya. Sedangkan diagram C, memiliki reaktan campuran antara 2
NO2 dan N2O4, juga dilihat dari kurvanya yang berasal dari tengah.

Reaksi 2NH3(g) ⇌ N2(g) + 3H2(g) merupakan kesetimbangan homogen …


 Benar

Hiron 2023 17
 Salah
Jawaban: Benar
Pembahasan:
Kesetimbangan homogen = FASE SAMA

CONTOH: 2NH3(g) ⇌ N2(g) + 3H2(g)


Kesetimbangan heterogen : FASE BEDA

CONTOH: CaCO3(s) ⇌ CaO(s) + CO2(g)


Pilihlah Kp yang tepat untuk reaksi 2C(s) + O2(g) ⇌ 2CO(g) …

Jawaban: B
Pembahasan:
Hanya fase gas (g) yang dimasukan ke dalam rumus Kp sedangkan larutan (aq), padatan
(s) atau cairan (l) tidak dimasukan kedalam rumus Kp [Produk/Reaktan].
Pilihlah Kc yang tepat untuk reaksi NaOH(aq) + HCl(aq) ⇌ NaCl(aq) + H2O(l) …

Jawaban: B
Pembahasan:
Hanya fasa larutan (aq) dan fasa gas (g) yang dimasukan ke dalam rumus Kc sedangkan
padatan (s) atau cairan (l) tidak dimasukan kedalam rumus Kc [Produk/Reaktan].
Apabila konstanta kesetimbangan < 1, maka produk yang dihasilkan lebih
banyak. Namun, apabila konstanta kesetimbangan > 1, maka produk yang
dihasilkan lebih sedikit …
 Benar
 Salah

Hiron 2023 18
Jawaban: Salah
Pembahasan:
Apabila konstanta kesetimbangan >1, maka produk yang dihasilkan lebih banyak.
Namun, apabila konstanta kesetimbangan <1, maka produk yang dihasilkan lebih
sedikit. Maka, untuk melihat produk mana yang hasilnya lebih banyak, hanya perlu
melihat nilai K yang paling besar.
Pembuatan produk C, dilakukan dengan dua cara, yaitu A ⇌ B (K = 0,4) dan B ⇌ C
(K = 0,6). Maka berapakah nilai K pada pembuatan produk C …
a. K = 10
b. K = 0,024
c. K = 0,24
Jawaban: C. K = 0,24
Pembahasan:

A ⇌ B (K = 0,4) anggap K1

B ⇌ C (K = 0,6) anggap K2
B, karena sama di dua sisi dan koefnya juga sama, bisa dicoret. Lalu, masuk ke
pertambahan biasa. Apabila ditambah, K jadi dikali (Lihat Gambar terlampir)

Maka K A ⇌ C = K1 x K2
0,4 x 0,6 = 0,24 (C)

Source: Google

Jika reaksi H2(g) + I2(g) ⇌ 2HI (g) memiliki tetapan kesetimbangan K = 0,25 maka
reaksi HI(g) ⇌ 1/2 H2(g) + 1/2 I2(g) memiliki tetapan kesetimbangan …

Hiron 2023 19
a. K = 4
b. K = 2
c. K = 1
Jawaban: B. K = 2
Pembahasan:

H2(g) + I2(g) ⇌ 2HI (g) dengan K = 0,25


Reaksi dibalik, maka K akan menjadi 1/K

2HI(g) ⇌ H2(g) + I2(g) dengan K = 1/0,25 = 4


Reaksi dibagi dengan 2 untuk menghasilkan reaksi sesuai pertanyaan. Maka K akan
menjadi √K

HI(g) ⇌ 1/2 H2(g) + 1/2 I2(g) dengan K = √4 = 2 (B)

Reaksi H2(g) + Cl2(g) ⇌ 2 HCl(g) memiliki nilai Kc ≠ Kp


 Benar
 Salah
Jawaban: Salah
Pembahasan:
Salah, karena pada soal, koefisien fase gas produk dan reaktan memiliki selisih 0. Jadi,
Kp = Kc
Hubungan antara Kp dan Kc dapat dilihat pada rumus berikut:

Hiron 2023 20
Trick untuk menentukan apakah Kp = Kc atau tidak, hanya perlu melihat selisih dari
koefisien fase gas produk dan reaksi. Karena, apabila selisihnya 0, maka RT pangkat 0
akan menghasilkan nilai 1. Sehingga Kp = Kc (1)
Bagaimanakah kondisi Qc dan Kc pada reaksi CH4(g) + 2H2 S(g) ⇌ CS2(g) + 4
H2(g) apabila diketahui CH4 = 1 mol , CS2 = 1 mol, H2 S = 2 mol, dan H2 = 2 mol
dengan Kc = 0,036 dan V = 250mL …
a. Qc = Kc setimbang
b. Qc > Kc ke arah reaktan
c. Qc > Kc ke arah produk
d. Qc < Kc ke arah produk
Jawaban: B. Qc > Kc ke arah reaktan
Pembahasan:

CH4(g) + 2 H2S(g) ⇌ CS2(g) + 4 H2(g) dengan Kc = 0,036


1. Cari konsentrasi tiap spesi
2. Perhatikan koefisien (pangkat)
3. Masukkan ke dalam rumus Kc
Molaritas = mol / volume (L)
CH4 = 1/0.25 = 4M
H2S = 2/0.25 = 8M
CS2 = 1/0.25 = 4M
H2 = 2/0.25 = 8M

Qc = 64 dan Kc = 0,036. Maka, Qc > Kc ke arah reaktan (B)


Masih part 1, sabar napas duls…

Hiron 2023 21
9.6. Integrasi Persamaan Clapeyron
9.6.1. Kesetimbangan Solid – Liquid

Persamaan Clapeyron :

Maka

Jika Hfus dan Vfus hampir – hampir tidak tergantung pada p dan T persamaan diatas
diintegralkan menjadi :

(12.15)
Dimana Tm adalah titik leleh pada p2, Tm adalah titik leleh pada p1, karena Tm – Tm biasanya
cukup kecil, logaritma dapat diekspansi menjadi :

Maka persamaan (12.15) menjadi :

(12.16)
Dimana T adalah kenaikan titik leleh sehubungan dengan kenaikan tekanan p.

12.6.2. Kesetimbangan Fasa Terkondensasi – Gas

Untuk kesetimbangan fasa terkondensasi baik solid maupun liquid dengan fasa uap, berlaku

Dimana H adalah kalor penguapan molar liquid atau kalor sublimasi molar solid dan Ṽc volume
molar solid atau liquid. Dalam sebagian besar kondisi; Ṽg - Ṽc  Ṽg dan hal ini dengan
mengasumsikan gas ideal akan sama dengan RT/p, sehingga persamaan menjadi :

(12.17)

Hiron 2023 22
Adalah persamaan Clausius – Clapeyron menghubungkan tekanan uap liquid (solid) terhadap
kalor penguapan (sublimasi) dan temperature. Dengan mengintegralkan diantara batas – batas,
pada kondisi asumsi H tidak tergantung pada temperature akan menghasilkan :

(12.18)
Dimana p0 adalah tekanan uap pada T0 dan p adalah tekanan uap pada T. jika p 0 = 1 atm maka
T0 adalah titik didih normal dari liquid (atau titik sublimasi normal solid) sehingga :

(12.19)
Berdasarkan persamaan (12.19) jika ln p atau log 10 p diplot versus 1/T akan dihasilkan kurva
linier dengan slope -H/R atau -H/2,303R. Intersep pada 1/T = 0 menghasilkan nilai H/RT0,
sehingga dari slope dan intersep H dan T0 keduanya dapat dihitung. Kalor penguapan dan
sublimasi seringkali ditentukan melalui pengukuran tekanan uap zat sebagai fungsi dari
temperature. Gambar 12.11 menunjukkan plot log 10 p versus 1/T untuk air. Gambar 12.12
menunjukkan plot yang sama untuk CO2 padat (es kering).

Kompilasi data tekanan uap sering menggunakan persamaan dalam bentuk log 10 p = A + B/T
dan nilai A dan B ditabulasi untuk beberapa senyawa. Persamaan ini memiliki bentuk fungsional
yang sama dengan (12.19).

Untuk senyawa yang mengikuti aturan Trouton, persamaan (12.19) biasanya mengambil bentuk
sederhana yang amat berguna dalam mengestimasi tekanan uap senyawa pada sembarang
temperature T berdasarkan data titik didih semata.

Hiron 2023 23
9.7. Pengaruh Tekanan Terhadap Tekanan Uap

Dalam pembahasan kedepan tentang kesetimbangan liquid-uap, akan diasumsikan secara


implicit bahwa kedua fasa berada dalam tekanan yang sama p. Jika dengan cara – cara
tertentu dimungkinkan menahan liquid pada tekanan P dan uap pada tekanan p, maka tekanan
uap akan tergantung pada P. Jika dimisalkan liquid dimasukkan pada wadah seperti ditunjukkan
pada gambar 12.13. Pada ruang diatas liquid, uap akan memenuhi bersama-sama dengan gas
lainnya yang tidak larut dalam liquid. Tekanan uap p ditambah tekanan gas lainnya adalah P,
tekanan total yang memberikan gaya dorong pada liquid. Kondisi kesetimbangan adalah :

(12.20)
Pada temperature konstan persamaan ini mengimplikasikan bahwa p = (P). Untuk
menemukan fungsionalitasnya persamaan (12.20) diturunkan terhadap P pada T konstan

Dengan menggunakan persamaan fundamental (12.2b) akan menjadi

(12.21)
Persamaan (12.21) memperlihatkan bahwa tekanan uap akan meningkat sejalan dengan
peningkatan tekanan total pada liquid, laju kenaikan sangat kecil karena Ṽliq jauh lebih kecil
dibanding Ṽvap. Jika uap berprilaku ideal, persamaan (12.21) dapat ditulis :

Dimana p adalah tekanan uap pada P, p 0 adalah tekanan uap saat liquid dan uap berada pada
tekanan yang sama pada p0 tekanan ortobarik. Sehingga :

(12.22)
Kita akan menggunakan persamaan (12.21) dan (12.22) dalam mendiskusikan tekanan osmotic
larutan.

Hiron 2023 24
9.8. Aturan Fasa

Adanya dua fasa dalam kesetimbangan mengimplikasikan kondisi :

(12.23)
Yang berarti bahwa dua variable intensif yang diperlukan untuk menguraikan keadaan sistem
tidak lagi bersifat independen tetapi saling berhubungan. Karena adanya hubungan ini, hanya
satu variable intensif baik tekanan atau temperature diperlukan untuk menguraikan keadaan
sistem. Sistem memiliki satu derajat kebebasan atau bersifat univarian sementara jika hanya
satu fasa yang ada, diperlukan 2 variabel untuk mendeskripsikan sistem dan sistem memiliki
dua derajat kebebasan atau bivarian. Jika ada tiga fasa, maka ada dua hubungan antara T dan
p

(12.24)
Dua hubungan ini akan menentukan T dan p secara komplit. Tidak ada lagi informasi yang
diperlukan untuk mendeskripsikan keadaan sistem. Sistem seperti itu dinamakan invariant dan
tidak memiliki derajat kebebasan. Tabel 12.1 memperlihatkan hubungan antara jumlah derajat
kebebasan dan jumlah fasa yang ada pada sistem satu komponen. Tabel ini menyimpulkan
suatu aturan yang menghubungkan derajat kebebasan F terhadap jumlah fasa yang ada P.
F = 3 – P, (12.25)
Yang merupakan aturan fasa untuk sistem satu komponen.

Akan sangat membantu jika kita memiliki satu aturan sederhana yang dapat langsung
memutuskan berapa banyak variable independen yang dibutuhkan untuk mendeskripsikan
sistem. Biasanya dalam studi tentang sistem dengan banyak komponen dan banyak fasa,
penyederhanaan terhadap aturan dapat diperbolehkan.

Kita awali dengan menemukan jumlah total variable intensif (yang dapat dibayangkan) yang
diperlukan untuk menguraikan keadaan suatu sistem yang mengandung C komponen -
komponen dan P fasa – fasa. Hal ini didaftar pada table 12.2

Hiron 2023 25
Tiap – tiap persamaan yang menghubungkan variable – variable ini mengimplikasikan bahwa
satu variable bersfiat dependen ketimbang independen, maka kita harus menentukan jumlah
total persamaan yang menghubungkan variable – variable ini (table 12.3).

Jumlah variable independen F didapat dengan mengurangkan jumlah total persamaan dari
jumlah total variable :
F = PC + 2 – P – C(P – 1),
F=C–P+2 (12.26)
Persamaan (12.26) adalah aturan fasa J. Willard Gibbs. Cara terbaik untuk menghafal aturan
fasa adalah dengan menyadari bahwa kenaikan jumlah komponen akan meningkatkan jumlah
variable, sehingga C akan memiliki tanda positif. Kenaikan jumlah fasa meningkatkan jumlah
kondisi kesetimbangan dan jumlah persamaan, sehingga mengeliminasi beberapa variable,
oleh karenanya P akan bertanda negatif.

Pada sistem satu komponen, C = 1 sehingga F = 3 – P. Hasil ini sama dengan persamaan
(12.25) berdasarkan table 12.1. Persamaan (12.25) menunjukkan jumlah terbesar fasa yang

Hiron 2023 26
bisa ada pada kesetimbangan pada sistem satu komponen adalah 3. Dalam sistem sulfur
misalnya tidak dimungkinkan untuk sulfur rhombic, monoclinic, liquid dan gas ada dalam
kesetimbangan satu sama lain. Kesetimbangan kuadruple berarti 3 kondisi independen pada
dua variable dan tidak dimungkinkan hal ini terjadi.

Untuk sistem dengan satu komponen dimungkinkan untuk menurunkan dengan mudah
konsekuensi dari aturan fasa seperti ditunjukkan pada table 12.1. Kesetimbangan diwakili oleh
garis dan perpotongannya dalam diagram 2 dimensi seperti yang sudah digunakan dalam bab
ini. Namun jika sistem memiliki 2 komponen maka diperlukan tiga variable dan diagram fasa
tersusun atas surface dan perpotongannya secara tiga dimensi. Jika ada tiga komponen,
diperlukan surface dengan empat dimensi ruang. Visualisasi dari situasi secara menyeluruh
akan sulit dalam tiga dimensi dan mustahil untuk empat dimensi atau lebih. Walau demikian,
aturan fasa dengan kesederhanaannya mengekspresikan batasan pada titik perpotongan
surface ruang multidimensional ini. Atas alasan ini aturan fasa Gibbs diperhitungkan diantara
generalisasi utama dalam ilmu Fisika.

9.9. Permasalahan Komponen-komponen

Jumlah komponen dalam sistem didefinisikan sebagai jumlah minimal chemically independent
species yang dibutuhkan untuk menjelaskan komposisi tiap-tiap fasa dalam sistem. Sepintas
definisi ini terlihat cukup sederhana dan dalam contoh-contoh biasa juga terbilang sederhana.
Namun beberapa contoh berikut menunjukkan adanya kerumitan yang terjadi.

Contoh 12.1 Sistem yang terdiri dari PCl5, PCl3, Cl2. Ada 3 spesies namun hanya dua
komponen karena adanya kesetimbangan :
PCl5  PCl3 + Cl2
Yang terbentuk dalam sistem, seseorang dapat leluasa mengubah jumlah mol dua diantara
spesies ini secara sembarang, namun perubahan ini jumlah mol spesies ketiga sudah
ditetapkan berdasarkan kondisi kesetimbangan K x = x(PCl3) x(Cl2)/x(PCl5), sehingga dua
spesies kimia bersifat chemically independent tetapi yang ketiga tidak. Maka hanya ada dua
komponen dalam sistem.

Contoh 12.2 Air dalam fasa liquid diasumsikan mengandung sejumlah besar spesies kimia ;
H2O, (H2O)2, (H2O)3, … (H2O)n. Namun hanya ada satu komponen karena sejauh yang kita
pahami semua spesies berada dalam kesetimbangan

Hiron 2023 27
Sehingga, jika ada n spesies maka aka nada n – 1 kesetimbangan yang menghubungkan satu
sama lain, oleh karenanya hanya ada 1 spesies yang chemically independent dan berarti hanya
ada satu komponen dan kita bisa pilih spesies H2O sebagai komponen tsb.

Contoh 12.3 Dalam sistem air – etil alcohol, ada dua spesies. Tidak ada kesetimbangan yang
menghubungkan keduanya pada suhu ruang sehingga ada 2 komponen dalam sistem.

Contoh 12.4 Dalam sistem CaCO3-CaO-CO2 ada 3 spesies, juga ada 3 fasa yang berbeda yaitu
CaCO3 padat, CaO padat dan CO2 gas. Karena adanya kesetimbangan CaCO 2  CaO + CO2
maka hanya ada 2 komponen. Kita pilih yang sederhana yaitu CaO dan CO 2, komposisi CaCO3
dapat dijelaskan jika ada satu mol CaO ditambah satu mol CO 2. Jika CaCO3 dan CO2 dipilih
sebagai komponen maka komposisi CaO ditentukan dari satu mol CaCO 3 dikurangi satu mol
CO2.

Contoh 12.5 Berapa variable intensive yang dapat ditentukan secara bebas pada titik triple point
air?

Berdasarkan aturan fasa Gibbs : F = C – P + 2


Air = 1 komponen
Pada triple point ada 3 fasa
Sehingga : F = 1 – 3 + 2 = 0
TIDAK ADA variable intensive yang dapat secara bebas kita tentukan karena triple point air
terjadi pada T dan p yang sudah tertentu !

Contoh 12.6 Pada suhu 5oC dan 1 atm, berapa variable intensive heptan dapat kita tentukan
secara bebas ?
Aturan fasa Gibbs : F = C – P + 2
Dimana C = 1 komponen
P = 1 fasa
Sehingga : F = 1 – 1 + 2 = 2 derajat kebebasan

Hiron 2023 28

Anda mungkin juga menyukai