Zat murni adalah zat-zat yang memiliki komposisi kimia yang tetap dan seragam di
seluruh bagiannya seperti : air, udara, nitrogen dan karbondioksida. Zat yang tidak
memiliki komposisi kimia yang seragam seperti pada campuran minyak dan air bukan
merupakan zat murni.
Zat-zat dapat dapat memiliki beberapa jenis fasa seperti padatan, cairan atau gas
tergantung kondisi dari zat tersebut. Sebagai contoh, pada suhu dan tekanan ruangan,
air akan berada dalam fasa cair, nitrogen pada fasa gas sementara aluminium berada
pada fasa padat.
Namun demikian, terdapat suatu situasi dimana ada dua fasa dari zat murni terjadi pada
keadaan setimbang. Sebagai contoh, air berwujud sabagai campuran (mixture) fasa cair
dan fasa uap didalam boiler dan kondenser di suatu pembangkit tenaga uap. Demikian
pula, Refrigerant berubah dari wujud cair menjadi gas pada freezer kulkas.
Dalam bahasan bab ini, akan digunakan air sebagai contoh untuk menggambarkan
prinsip-prinsip dasar yang terjadi pada zat-zat murni dalam berbagai kondisi beserta sifat-
sifat zat yang menyertainya
Proses Perubahan Fasa Zat Murni
Sebagaimana telah dikemukakan pada bahasan sebelumnya, kita akan menggunakan
air sebagai contoh dari proses perubahan fasa zat murni.
Zat-zat murni lainnya pada umumnya akan memiliki prilaku yang mirip dengan
prilaku perubahan fasa air.
Misalkan anda menempatkan air pada suatu peralatan berbentuk piston silinder pada
suhu 20°C (293.15 K) dan tekanan 1 atm. Kondisi yang seperti ini disebut dengan
istilah compressed liquid atau subcooled liquid yang berarti bahwa cairan tersebut belum
siap untuk menguap.
Apabila sistem tersebut dipanaskan, maka suhu air akan meningkat (misalkan menjadi
60°C) yang diikuti dengan terjadinya peningkatan volume dari sistem akibat
pengembangan dari volume air tersebut. Volume yang mengembang dengan massa
yang tetap juga mengandung makna terjadinya peningkatan spesific
volume (volume/massa).
2. Saturated Liquid
Bila terus ditambahkan panas pada sistem tersebut, maka suhu air akan meningkat
hingga 100°C (373.15 K). Pada titik ini, penambahan panas seberapapun juga akan
menyebabkan air mulai menguap. Titik tertentu dimana air mulai menguap disebut
dengan istilah saturated liquid
Perubahan fasa air dari saturated liquid - vapor mixture menjadi superheated vapor
3. Saturated Vapor
Jika panas terus ditambakan, maka uap yang terbentuk akan semakin banyak. Namun
suhu dan tekanan dari campuran saturated liquid dan uap tersebut tidak berubah, yakni
tetap pada suhu T=100°C (373.15 K) dan tekanan P=1 atm.
Satu-satunya properti yang berubah adalah specific volume. Kondisi ini terus
berlangsung hingga tetes cairan terakhir berubah menjadi uap. Pada titik ini, seluruh
silinder telah menjadi uap yang memiliki suhu 100°C (373.15 K). Keadaan ini disebut
dengan istilah saturated vapor.
Keadaan diantara titik Saturated Liquid hingga saturated vapor dimana air berada
didalam dua fasa secara bersamaan ini di sebut dengan saturated liquid-vapor
mixture.
4. Superheated Vapor
Setelah semuanya menjadi uap, penambahan panas pada sistem akan meningkatkan
suhu dari uap air tersebut. keadaan ini disebut dengan superheated vapor.
Representasi dari setiap kondisi yang digambarkan pada proses pemanasan air yang
menyebabkan terjadinya perubahan fasa, digambarkan pada suatu grafik 𝑇 − 𝑣. Pada
sumbu vertikal menunjukkan nilai suhu dalam derajat celcius dan pada sumbu horizontal
menunjukkan nilai spesific volume dalam meter kubik/kilogram, sebagaimana dapat
dilihat dalam gambar berikut:
Pada proses perubahan fasa terlihat bahwa dengan memberikan panas tertentu pada
suhu saturasi, belum merubah fasa dari cair menjadi uap. Untuk merubahnya diperlukan
sejumlah energi panas tertentu hingga fasa cair baru bisa berubah menjadi fasa uap.
Besarnya energi yang diperlukan untuk merubah fasa cair menjadi fasa uap ini dikenal
dengan sebutan dengan Kalor Laten (Latent Heat of Vaporization) dan jumlah nya
sama dengan energi yang dilepaskan uap untuk berubah kembali menjadi fasa cair
selama proses pengembunan.
Sebagai contoh, pada tekanan 1 atm, kalor laten air adalah sebesar 2257.1 kJ/kg.
Diagram 𝑻 − 𝒗 pada Proses Perubahan Fasa Air
Tinjau kembali sistem piston silinder yang kita contohkan pada bahasan sebelum ini. Jika
tekanan air pada sistem tersebut dinaikkan, maka proses perubahan air dari
keadaan compressed liquid (cair terkompresi) menjadi superheated vapor (uap
terpanaskan) akan mirip dengan proses yang terjadi pada tekanan 1 atm, dimana alur
prosesnya mirip dengan proses tersebut, namun dia akan memiliki perbedaan pada
panjang ruas pada ruas campuran saturated liquid – vapornya.
Semakin tinggi tekanan diberikan, maka semakin pendek ruas campuran saturated liquid
– vapor nya, sebaliknya, semakin rendah tekanan kita berikan, maka semakin panjang
campuran saturated liquid – vapor nya sebagaimana gambar berikut:
Definisi yang tepat untuk menggambarkan titik kritis ini adalah suatu titik dimana keadaan
dari saturated liquid dan saturated vapor adalah sama .
Pada titik kritis, properti dari suatu zat disebut dengan properti kritis, yakni suhu
kritis [critical temperature (Tcr)], tekanan kritis [critical pressure (Pcr)] dan volume jenis
kritis [critical specific volume (vcr)].
Air Pcr = 22.09 MPa; Tcr = 374.148°C = 647.298 K; vcr = 0.003155 m3/kg
Udara Pcr = 3.77 MPa; Tcr = 132.5°C = 405.65 K; vcr = 0.0883 m3/kg
Bila tekanan yang diberikan diatas tekanan kritis, maka pada satu titik tertentu akan
terjadi proses perubahan mutlak dari fasa cair menjadi fasa uap.
Dari gambar di samping, bila semua
titik saturated liquid di hubungkan,
maka kita akan dapatkan
garis saturated liquid.
Memvariasi tekanan air pada sistem piston-silinder. Tekanan dikurangi dengan cara
mengurangi beban di atas piston
Dengan mengurangi beban diaatas piston satu persatu, maka
tekanan air dalam silinder akan berkurang. Pada sistem ini, air
dapat membuang kalor ke selilingnya sehingga suhu air berada
dalam keadaan konstan (proses isothermal).
Ketika tekanan dikurangi, maka volume air akan bertambah,
dengan demikian spesific volume nya juga bertambah.
Bila tekanan terus dikurangi hingga menjadi 0,4758 Mpa, air
pada suhu 150°C tersebut mulai mendidih. Ini merupakan titik
saturated liquid untuk tekanan dan suhu tersebut.
Dengan menahan tekanan di posisi 0,4758 Mpa air akan terus
menguap yang diikuti dengan peningkatan nilai v (spesific
volume) hingga akhirnya seluruh air akan berubah menjadi uap
yang mana ini merupakan titik saturated vapor untuk tekanan
dan suhu tersebut.
Setelah semuanya menjadi uap, dengan mengurangi tekanan hanya akan menyebabkan
terjadinya peningkatan dari spesific volume.
Pada gambar di atas, terlihat ada garis yang disebut dengan garis triple line. Pada
kondisi ini, zat murni akan berada pada 3 fasa yang setimbang, yakni fasa beku (padat),
fasa cair dan fasa uap. Pada posisi di triple line,walaupun spesific volumenya
berbeda, suatu zat akan memiliki tekanan dan suhu yang sama. Oleh sebab itulah, bila
ditinjau dari diagram P-T nya, keadaan di triple line hanya akan berbentuk sebuah titik
yang di sebut dengan triple point.
Untuk air, nilai tekanan dan suhu di triple point adalah 0,6113 kPa dan 0,01 C. Dengan
kata lain, ketiga fasa air hanya akan ada pada tekanan dan suhu tepat diangka tersebut.
Diagram P-T Pada Proses Perubahan Fasa Air
Diagram P-T untuk zat murni secara umum dapat dilihat dalam gambar berikut ini.
Diagram ini sering juga disebut dengan diagram fasa zat karena menunjukkan ketiga
jenis fasa zat yang dipisahkan oleh garis.