Anda di halaman 1dari 9

PAPPER KEWIRAUSAHAAN

PERSIAPAN MENJADI WIRAUSAHA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah kewirausahaan


Dosen pengampu : Bias Nur Elmira, S.Pi, M.M.

Disusun oleh kelompok 10 :


Ardi Eko Prasetyo (203303039)
Taufik Hidayah (203303047)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MESIN OTOMOTIF


JURUSAN TEKNIK
POLITEKNIK NEGERI MADIUN
2021
A. Pengertian Kewirausahaan
Dalam lampiran Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusahan Kecil Nomor
961/KEP/M/XI/1995, dicantumkan bahwa :
1. Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku dan kemampuan
kewirausahaan.
2. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam
menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta
menerapkan cara kerja,teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam
rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih
besar.
Jadi wirausaha itu mengarah kepada orang yang melakukan usaha/kegiatan sendiri dengan
segala kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan kewirausahaan menunjuk kepada sikap mental
yang dimiliki seorang wirausaha dalam melaksanakan usaha/kegiatan.

B. Tahapan Sebelum Memulai Sebuah Usaha

1. Ide
Pada umumnya, bisnis berawal dari suatu ide. Sebelum berbisnis, seseorang perlu
memiliki ide bisnis untuk diwujudkan. Ide itu bisa berawal dari sebuah ide abstrak. Ide
tersebut kemudian dapat diperjelas atau dipertajam dengan cara berdikusi dengan sejumlah
orang yang kita percaya atau memiliki pengalaman terlebih dulu di dunia bisnis. Tidak ada
salahnya memiliki ide lebih dari satu. Berbagai ide itu kemudian dibandingkan atau
dievaluasi supaya mendapatkan kesimpulan yang lebih baik. Sebuah ide bisnis bisa diperoleh
dari berbagai cara, mulai dari diskusi dengan teman, riset, pengalaman pribadi, inspirasi dari
orang lain dan sebagainya.

2. Rencana Bisnis

Jika suatu ide bisnis telah ditemukan maka langkah selanjutnya adalah memantapkan
niat dan menyiapkan rencana bisnis. Perencanaan bisnis ini dapat dibagi ke dalam beberapa
jangka: rencana jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang.

Dalam rencana jangka pendek (1-12 bulan), calon pebisnis dapat menetapkan target
apa saja yang akan dicapai dan bagaimana strategi untuk mencapai target tersebut. Dalam
penyusunan ini, calon pebisnis dapat menggunakan metode Objectives and Key Results
(OKR) yang juga digunakan oleh perusahaan besar seperti Google.Dengan OKR tersebut,
seorang calon pebisnis yang sedang merencanakan bisnis dapat menetapkan tujuan serta
indikator metrik untuk menilai pencapaian tujuan tersebut.

Kita juga harus menganalisis suatu kondisi dari sisi lemah atau sisi kuatnya. Hasil
dari analisis ini bisa dijadikan batu pijakan untuk mengambil keputusan dengan analisis
SWOT (Strenght, Weakness, Opportunities dan Threat). Maksud dari SWOT sendiri adalah
melihat kekuatan-kekuatan yang dimiliki, kekurangan, kelemahan, kesempatan bahkan
ancaman yang akan datang.

3. Perizin

Perizinan adalah aspek penting dari sebuah usaha. Perizinan dari pemerintah perlu
dipastikan untuk menjamin aspek legalitas dari usaha yang disiapkan. Dalam sejumlah kasus
di sejumlah daerah, perizinan usaha membutuhkan waktu yang tidak singkat. Mengingat
perizinan erat kaitannya dengan aspek hukum, tidak ada salahnya calon pebisnis
berkonsultasi dengan pihak yang paham mengenai hukum. Suatu entitas usaha perlu
dipastikan menjalankan kegiatan operasionalnya sesuai izin yang diberikan oleh pemerintah.
Berdasarkan sejumlah pengalaman, masalah dapat timbul di kemudian hari ketika sebuah
bisnis dijalankan tidak sesuai dengan perizinan usaha.

4. Keuangan

Persiapan lain yang tidak kalah penting adalah persiapan keuangan. Persiapan itu
meliputi modal kerja hingga belanja modal untuk mendanai biaya produksi hingga
pembelian aset.

Dalam bisnis, aspek keuangan membutuhkan strategi khusus supaya bisnis dapat
berjalan optimal dimana target kinerja dapat tercapai dengan efisien. Aspek keuangan ini
bukan hanya menyangkut pembukuan, tapi juga analisa keuangan yang meliputi likuiditas,
solvabilitas, aktivitas dan sebagainya.

5. Eksekusi

Dalam bisnis, eksekusi tidak kalah penting dari sebuah ide. Eksekusi adalah aksi
nyata perwujudan ide bisnis. Eksekusi juga membutuhkan keberanian serta perencanaan
yang matang. Sebuah bisnis bisa berjalan karena adanya eksekusi. Eksekusi sebuah bisnis
perlu disesuaikan dengan rencana bisnis beserta tahapan waktu yang disiapkan.
Eksekusi sebuah bisnis dapat berubah sesuai dengan perubahan rencana bisnis.
Keberlanjutan sebuah usaha ditentukan pula oleh konsistensi dari eksekusi pebisnis tersebut.
Stamina mengenai eksekusi sebuah bisnis perlu dipersiapkan sebelum menjalankan usaha!

C. Hambatan Dalam Berwirausaha

Dalam sebuah penelitian oleh A McKinsky & Company menjelaskan tentang 10 kendala
bisnis dalam pertumbuhan dan pengembangannya, antara lain :

1. Tidak terjadinya penjualan

Dapat dijelaskan bahwa, Banyak UKM yang mencoba bangkit dari usaha yang
minim menuju level yang lebih baik terhambat karena tidak terjadinya penjualan, atau
dengan kata lain penjualan masih tidak menentu dan tidak dapat menyeimbangkan dengan
potensi produksi. Sedangkan biaya produksi baik bahan baku, SDM, operasional, maupun
biaya teknis tetap harus terbayar.

2. Biaya Awal yang tinggi

Biaya Awal yang tinggi adalah biaya untuk operasional dan perputaran awal. Dapat
diartikan bahwa, ketika awal mula mendirikan sebuah usaha tentu menguras dana untuk
membeli semua bahan baku dan pendukungnya, sehingga terkadang wirausahawan membeli
bahan tanpa prediksi untuk jangka waktu yang efektif, karena dalam tahap awal belum tentu
ada lonjakan penjualan yang tinggi.

3. Kurangnya keterampilan

Bisnis dari usaha kecil dan menengah sering kali melupakan aspek rekrutmen dan
kualifikasi SDM yang jelas. Sehingga kualifikasi perekrutan SDM tanpa standar minimal
mengakibatkan ketidakmampuan SDM untuk mengenal atau mempelajari produk yang harus
diproduksi perusahaan tersebut.

4. Tidak adanya produk yang baru

Produk baru dari sisi teknis adalah produk penyempurna dan inovasi. Produk baru
bisa diartikan bahwa perubahan teknologi dan tingkat kemapanan ekonomi mempengaruhi
permintaan dan peningkatan nilai dari sebuah produk. Dapat diartikan juga mengkostum
produk lama menjadi baru, menciptkan produk baru yang berbasis pengembangan produk
lama atau produk benar-benar baru namun lahir dari tingginya permintaan pasar.
5. Aspek keuangan

Usaha kecil dan wirausahawan pemula terkadang kurang memahami unsur


kewirausahaan dari aspek manajemen keuangan. Bahwa akses pendanaan menjadi kendala
dari tingginya permintaan namun kecilnya modal. Sehingga pengusaha kecil sebaiknya
menggunakan rantai distribusi yang pendek dengan jangka pembayaran yang pendek, agar
optimalisasi akses pendanan cepat terpenuhi.

6. Keuntungan yang tidak mencukupi

Strategi bisnis yang mendasari sebagian UKM dan wirausahawan masih berorientasi
pada kuantitas penjualan. Demi menarik peminat, terkadang harus menyertakan diskon
tinggi, atau dengan kata lain bahwa diskon rate menjadi penentu dari faktor terjualnya
barang, padahal biaya produksi justru semakin meningkat. Ini yang terkadang melemahkan
usaha menengah dan kecil. Faktor lain adalah tidak menguasai strategi bisnis berbasis
pemasaran efektif, sehingga banyak pengusaha frustasi karena tempo penjualan yang
panjang, sehingga dengan harga-harga diskon tersebut menyebabkan keutungan yang
minim.

7. Tidak adanya kepercayaan diri

Ketidakpercayaan diri mempengaruhi pelaku UKM untuk tidak berani


mengembangkan diri dalam produknya, takut gagal, dan takut tidak laku. Termasuk bahwa
merasa tidak mempunyai strategi bisnis yang baik sehingga tidak berani untuk mengajukan
kredit ke Bank walaupun peluang sudah ada didepan mata.

8. Pemasok yang berbiaya tinggi

Dalam memacu produksi terkadang pengusaha melibatkan banyak upaya dalam


penguatan alat, penguatan koneksi, dll. Namun lupa membangun hubungan yang baik
dengan pemasok. Ketidakbaikan hubungan dengan pemasok karena kurangnya strategi
pendekatan memacu pemasok untuk tidak bergantung pada satu sisi penampungnya.
Dampaknya ada pada harga, karena bukan harga special relasi. Sehingga bisa dikatakan
pelaku usaha kecil terkadang tidak bisa berkembang karena faktor manajemen hubungan
dengan pemasok.

9. Hambatan birokrasi

Birokrasi mampu menghambat pelaku UKM, terutama karena ketidaktahuannya.


Semua perizinan benar-benar sosok yang menakutkan dan menyulitkan. Secara budaya di
Indonesia memang birokrasi aparatur pemerintahan terkadang dibuat rumit oleh pelaku
bawahannya, agar menimbulkan peluang kolusi yang mengandung rupiah.

10. Suku Bunga tinggi

Karena suku bunga bank tinggi dan bersamaan dengan kenaikan BBM, tarif listrik
dll, pengusaha semakin kesusahan dengan proses cicilan. Begitu juga pelaku UKM yang
sedang mengajukan kredit, membayangkan bunga yang harus dibayarkan sudah membuat
resah dan khawatir. Keadaan ini harus disikapi pemerintah bersama dengan masyarakat.

D. Cara Menghadapi Hambatan Dalam Beriwirausaha

1. Mencari pasar khusus yang belum tergarap


Identifikasikan sebuah pangsa pasar khusus (niche market) yang kebutuhan
utamanya belum terpenuhi oleh kompetitor. Bangun sebuah spesialisasi yang merupakan
keunggulan dari perusahaan. Ingatlah, bahwa bahkan sebuah perusahaan besar dan bertaraf
internasional pun tak bisa memuaskan semua orang. Banyak pasar khusus yang seringkali
tak tergarap karena dianggap terlalu kecil.

2. Peka terhadap tren terbaru dan berani memulai


Carilah kebutuhan dan keinginan terbaru dari para konsumen yang tumbuh dari
perubahan tren di segi kultural, ekonomi, teknologi yang menjadi sinyal kesempatan pasar
baru. Bertindaklah dengan cepat, dan jangan menunda terlalu lama.

3. Lakukan dengan pasti


Berhenti membuat alasan-alasan. Waktu paling "sempurna" untuk meluncurkan
bisnis takkan pernah bisa diprediksi secara tepat dan pasti. Jangan biarkan para bakal calon
kompetitor mencuri start dari bisnis yang sebenarnya bisa kita mulai terlebih dulu. Mulailah
bergerak. Ciptakan gol- gol pendek dan deadline yang membawa kita lebih dekat untuk
membuka lahan bisnis baru.

4. Hindari kata-kata yang mematahkan semangat


Abaikan orang-orang yang berkata "Itu tak akan berhasil" atau "Tak akan bisa
berhasil kalau kamu melakukannya dengan cara itu". Sesekali, menjauh dari anggapan yang
menurunkan semangat dan aturan baku bisa membantu untuk meraih kesuksesan. Perhatikan
dan pelajari cara para pebisnis yang sukses di bidang mereka dengan pandangan yang kritis.
Pelajari cara mereka bekerja dan program yang mereka lakukan. Ajukan pertanyaan-
pertanyaan "bagaimana jika" di dalam pikiran kita.
5. Eksplorasikan kelemahan kompetitor
Ambil pandangan kritis terhadap kompetisi dari perspektif konsumen. Dengarkan
baik-baik akan kebutuhan dan komplain dari konsumen prospektif saat melakukan telepon
sales. Hal ini akan membantu mengidentifikasi kekurangan dan kelemahan kompetitor.
Carilah cara untuk menutup kekurangan dari servis dan produk sendiri, lalu perbaiki hal
tersebut.

6. Isi kekosongan
Pusatkan pandangan di area yang lupa ditutupi oleh kompetitor. Pelajari bagaimana
mengantisipasi area baru yang bisa diisi dengan servis atau bisa memposisikan bisnis lebih
cepat dari kompetitor.

7. Tenar dengan dana minim


Pikirkan cara bagaimana agar lebih dikenal dengan dana seminim mungkin. Jangan
terlalu menutup diri, jadilah kreatif, beranikan diri untuk makin dikenal banyak orang
(tapi untuk alasan yang baik). Tukar ide dengan orang-orang terdekat Anda.

8. Percaya kemampuan diri


Bangun dan belajar untuk menggunakan kekuatan intuisi. Akan ada saat-saat dimana
harus memilih bermain aman atau justru bermain nekat untuk menghadapi tantangan bisnis.
Orang-orang sekitar juga memberi masukan yang beragam, sehingga yang bisa dipercayai
hanyalah diri sendiri.

9. Jangan biarkan kesulitan atau kegagalan mengalahkanmu


Jangan biarkan batasan yang diciptakan oleh orang lain atau keadaan yang menjepit
membuatmu lemah. Banyak wirausahawan yang menutup usaha mereka karena tidak
percaya pada diri sendiri. Sebagai wirausahawan, kita akan menghadapi masa-masa penuh
stres yang akan menguji kepercayaan. Ingatlah, bahwa alat untuk mengusir kegundahan itu
adalah kegigihan dan daya lenting. Percayalah pada konsep bisnis dan komitmen diri untuk
melihat bisnis ini sukses.

10. Jangan berhenti berinovasi


Secara kontinyu, carilah cara-cara baru untuk memperkenalkan produk- produk baru
dan servis untuk konsumen dan pasar baru. Berpuas diri adalah hal yang bisa membahayakan
perusahaan. Dan sesuaikan bisnis dengan tren pasar.
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan menunjuk kepada sikap
mental yang dimiliki seorang wirausaha dalam melaksanakan usaha/kegiatan. Sedangkan wirausaha
adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dalam menjalankan
kegiatan usahanya atau bisnisnya atau hidupnya. Dalam memulai sebuah usaha tentu harus dipahami
dulu bagaimana cara memulai usaha secara tepat agar usaha dapat berjalan dengan lancar. Cara-cara
tersebut diantaranya ialah menentukan produk, menetukan target pasar, menguji kelayakan usaha,
struktur manejemen, modal, bentuk usaha.
Ketika seseorang memulai usaha pasti terjadi hambatan-hambatan, hambatan tersebut bisa
terjadi karena faktor internal atau faktor yang terjadi dari dalam diri orang tersebut, diantaranya
perasaan takut gagal dan tidak mau mengambil resiko, rendahnya kemampuan dan pengalaman
dalam mengelola usaha, dan tidak memiliki modal yang cukup. Selain faktor internal yang dapat
menghambat usaha seseorang, faktor eksternal juga dapat menghambat seseorang dalam memulai
usaha, di antaranya persaingan pasar yang ketat dan kondisi lingkungan yang tidak mendukung.
Selain itu, seseorang juga memerlukan strategi untuk memulai sebuah usaha seperti, mencari
pasar khusus yang belum tergarap, peka terhadap trend terbaru, berani memulai, lakukan dengan
pasti dan lain-lain.
Daftar Pustaka

Basrowi. 2011. Kewirausahaan Untuk Perguruan Tinggi. (Bogor: Galia Indonesia)

Suryana. 2008. Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiiat Dan Proses Menuju Sukses. (Jakarta:
Salemba Empat)

Rusdiana, Kewirausahaan Teori dan Praktek, Bandung: CV Pustaka Setia, 2014

Pranashakti. Ipan. 2009. “Kewirausahaan dan Strategi Bisnis: 10 kendala bisnis utama menurut
Penelitian”, http://ipan.web.id/kewirausahaan-dan-strategi-bisnis-dan-kewirausahaan-10-kendala-
bisnis-utama-menurut-penelitian/ , diakses pada 23 November 2021.

Hardian. Youdi. 2020. “5 Langkah Persiapkan Bisnis Bagi Pemula”, https://bigalpha.id/news/5-


langkah-persiapkan-bisnis-bagi-pemula , diakses pada 29 November 2021

Anda mungkin juga menyukai