1. Ide
Pada umumnya, bisnis berawal dari suatu ide. Sebelum berbisnis, seseorang perlu
memiliki ide bisnis untuk diwujudkan. Ide itu bisa berawal dari sebuah ide abstrak. Ide
tersebut kemudian dapat diperjelas atau dipertajam dengan cara berdikusi dengan sejumlah
orang yang kita percaya atau memiliki pengalaman terlebih dulu di dunia bisnis. Tidak ada
salahnya memiliki ide lebih dari satu. Berbagai ide itu kemudian dibandingkan atau
dievaluasi supaya mendapatkan kesimpulan yang lebih baik. Sebuah ide bisnis bisa diperoleh
dari berbagai cara, mulai dari diskusi dengan teman, riset, pengalaman pribadi, inspirasi dari
orang lain dan sebagainya.
2. Rencana Bisnis
Jika suatu ide bisnis telah ditemukan maka langkah selanjutnya adalah memantapkan
niat dan menyiapkan rencana bisnis. Perencanaan bisnis ini dapat dibagi ke dalam beberapa
jangka: rencana jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang.
Dalam rencana jangka pendek (1-12 bulan), calon pebisnis dapat menetapkan target
apa saja yang akan dicapai dan bagaimana strategi untuk mencapai target tersebut. Dalam
penyusunan ini, calon pebisnis dapat menggunakan metode Objectives and Key Results
(OKR) yang juga digunakan oleh perusahaan besar seperti Google.Dengan OKR tersebut,
seorang calon pebisnis yang sedang merencanakan bisnis dapat menetapkan tujuan serta
indikator metrik untuk menilai pencapaian tujuan tersebut.
Kita juga harus menganalisis suatu kondisi dari sisi lemah atau sisi kuatnya. Hasil
dari analisis ini bisa dijadikan batu pijakan untuk mengambil keputusan dengan analisis
SWOT (Strenght, Weakness, Opportunities dan Threat). Maksud dari SWOT sendiri adalah
melihat kekuatan-kekuatan yang dimiliki, kekurangan, kelemahan, kesempatan bahkan
ancaman yang akan datang.
3. Perizin
Perizinan adalah aspek penting dari sebuah usaha. Perizinan dari pemerintah perlu
dipastikan untuk menjamin aspek legalitas dari usaha yang disiapkan. Dalam sejumlah kasus
di sejumlah daerah, perizinan usaha membutuhkan waktu yang tidak singkat. Mengingat
perizinan erat kaitannya dengan aspek hukum, tidak ada salahnya calon pebisnis
berkonsultasi dengan pihak yang paham mengenai hukum. Suatu entitas usaha perlu
dipastikan menjalankan kegiatan operasionalnya sesuai izin yang diberikan oleh pemerintah.
Berdasarkan sejumlah pengalaman, masalah dapat timbul di kemudian hari ketika sebuah
bisnis dijalankan tidak sesuai dengan perizinan usaha.
4. Keuangan
Persiapan lain yang tidak kalah penting adalah persiapan keuangan. Persiapan itu
meliputi modal kerja hingga belanja modal untuk mendanai biaya produksi hingga
pembelian aset.
Dalam bisnis, aspek keuangan membutuhkan strategi khusus supaya bisnis dapat
berjalan optimal dimana target kinerja dapat tercapai dengan efisien. Aspek keuangan ini
bukan hanya menyangkut pembukuan, tapi juga analisa keuangan yang meliputi likuiditas,
solvabilitas, aktivitas dan sebagainya.
5. Eksekusi
Dalam bisnis, eksekusi tidak kalah penting dari sebuah ide. Eksekusi adalah aksi
nyata perwujudan ide bisnis. Eksekusi juga membutuhkan keberanian serta perencanaan
yang matang. Sebuah bisnis bisa berjalan karena adanya eksekusi. Eksekusi sebuah bisnis
perlu disesuaikan dengan rencana bisnis beserta tahapan waktu yang disiapkan.
Eksekusi sebuah bisnis dapat berubah sesuai dengan perubahan rencana bisnis.
Keberlanjutan sebuah usaha ditentukan pula oleh konsistensi dari eksekusi pebisnis tersebut.
Stamina mengenai eksekusi sebuah bisnis perlu dipersiapkan sebelum menjalankan usaha!
Dalam sebuah penelitian oleh A McKinsky & Company menjelaskan tentang 10 kendala
bisnis dalam pertumbuhan dan pengembangannya, antara lain :
Dapat dijelaskan bahwa, Banyak UKM yang mencoba bangkit dari usaha yang
minim menuju level yang lebih baik terhambat karena tidak terjadinya penjualan, atau
dengan kata lain penjualan masih tidak menentu dan tidak dapat menyeimbangkan dengan
potensi produksi. Sedangkan biaya produksi baik bahan baku, SDM, operasional, maupun
biaya teknis tetap harus terbayar.
Biaya Awal yang tinggi adalah biaya untuk operasional dan perputaran awal. Dapat
diartikan bahwa, ketika awal mula mendirikan sebuah usaha tentu menguras dana untuk
membeli semua bahan baku dan pendukungnya, sehingga terkadang wirausahawan membeli
bahan tanpa prediksi untuk jangka waktu yang efektif, karena dalam tahap awal belum tentu
ada lonjakan penjualan yang tinggi.
3. Kurangnya keterampilan
Bisnis dari usaha kecil dan menengah sering kali melupakan aspek rekrutmen dan
kualifikasi SDM yang jelas. Sehingga kualifikasi perekrutan SDM tanpa standar minimal
mengakibatkan ketidakmampuan SDM untuk mengenal atau mempelajari produk yang harus
diproduksi perusahaan tersebut.
Produk baru dari sisi teknis adalah produk penyempurna dan inovasi. Produk baru
bisa diartikan bahwa perubahan teknologi dan tingkat kemapanan ekonomi mempengaruhi
permintaan dan peningkatan nilai dari sebuah produk. Dapat diartikan juga mengkostum
produk lama menjadi baru, menciptkan produk baru yang berbasis pengembangan produk
lama atau produk benar-benar baru namun lahir dari tingginya permintaan pasar.
5. Aspek keuangan
Strategi bisnis yang mendasari sebagian UKM dan wirausahawan masih berorientasi
pada kuantitas penjualan. Demi menarik peminat, terkadang harus menyertakan diskon
tinggi, atau dengan kata lain bahwa diskon rate menjadi penentu dari faktor terjualnya
barang, padahal biaya produksi justru semakin meningkat. Ini yang terkadang melemahkan
usaha menengah dan kecil. Faktor lain adalah tidak menguasai strategi bisnis berbasis
pemasaran efektif, sehingga banyak pengusaha frustasi karena tempo penjualan yang
panjang, sehingga dengan harga-harga diskon tersebut menyebabkan keutungan yang
minim.
9. Hambatan birokrasi
Karena suku bunga bank tinggi dan bersamaan dengan kenaikan BBM, tarif listrik
dll, pengusaha semakin kesusahan dengan proses cicilan. Begitu juga pelaku UKM yang
sedang mengajukan kredit, membayangkan bunga yang harus dibayarkan sudah membuat
resah dan khawatir. Keadaan ini harus disikapi pemerintah bersama dengan masyarakat.
6. Isi kekosongan
Pusatkan pandangan di area yang lupa ditutupi oleh kompetitor. Pelajari bagaimana
mengantisipasi area baru yang bisa diisi dengan servis atau bisa memposisikan bisnis lebih
cepat dari kompetitor.
Suryana. 2008. Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiiat Dan Proses Menuju Sukses. (Jakarta:
Salemba Empat)
Pranashakti. Ipan. 2009. “Kewirausahaan dan Strategi Bisnis: 10 kendala bisnis utama menurut
Penelitian”, http://ipan.web.id/kewirausahaan-dan-strategi-bisnis-dan-kewirausahaan-10-kendala-
bisnis-utama-menurut-penelitian/ , diakses pada 23 November 2021.