Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta berkat Nya, saya dapat menyelesaikan tugas Laporan Praktik Pneumatik dan Hidrolik tepat
pada waktunya.
Laporan praktikum ini merupakan hasil dari serangkaian kegiatan praktikum yang telah kami
laksanakan selama semester ini. Tujuan dari laporan ini adalah untuk memberikan gambaran
tentang pemahaman kami terhadap konsep dasar pneumatik dan hidrolik.
Saya ingin menyampaikan terima kasih kepada Dosen Pengampu Praktikum, Bapak Deni Nur Fauzi,
S.T., M.T. atas bimbingan, arahan, serta kesempatan yang telah diberikan kepada kami selama
pelaksanaan praktikum ini. Kami juga berterima kasih kepada rekan-rekan yang telah belajar
bersama dengan baik dan membantu dalam menyelesaikan praktikum ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis mohon maaf
atas kesalahan tersebut. Kritik dan saran dari pembaca senantiasa ditunggu oleh penulis guna
meningkatkan kualitas tulisan ke depannya.
SAMPUL JUDUL.......................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL......................................................................................................................................vi
PRAKTIKUM 1 RANGKAIAN SINGLE ACTING CYLINDER DENGAN 3/2 WAY VALVE SINGLE SELENOID. .1
PRAKTIKUM 2 RANGKAIAN DOUBLE ACTING CYLINDER DENGAN 5/2 WAY VALVE DOUBLE SELENOID 6
PRAKTIKUM 3 RANGKAIAN DOUBLE ACTING CYLINDER DENGAN 5/2 WAY VALVE DOUBLE SELENOID
.............................................................................................................................................................11
PRAKTIKUM 4 RANGKAIAN DOUBLE ACTING CYLINDER DENGAN 5/2 WAY VALVE DOUBLE SELENOID
.............................................................................................................................................................16
PRAKTIKUM 5 RANGKAIAN CONTINUE DOUBLE ACTING CYLINDER DENGAN 5/2 WAY
VALVE DOUBLE SELENOID..........................................................................................................21
PRAKTIKUM 6 RANGKAIAN CONTINUE DUAL DOUBLE ACTING CYLINDER DENGAN
DUAL 5/2 WAY VALVE DOUBLE SELENOID..............................................................................26
PRAKTIKUM 7 RANGKAIAN CONTINUE DOUBLE ACTING CYLINDER DENGAN SINGLE
ACTING CYLINDER DILENGKAPI COUNTER & TIMER...........................................................33
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 Rangkaian Double Acting Cylinder 5/2 Way Valve Solenoid Y1.........................................7
Gambar 2.3 Rangkaian Double Acting Cylinder 5/2 Way Valve Solenoid Y2.........................................8
Gambar 2.4 Rangkaian Double Acting Cylinder 5/2 Way Valve Pada Trainer.......................................8
Gambar 3.1 Rangkaian Double Acting 5/2 Way Valve Menggunakan Relay (Saat Standby)
………………..12
Gambar 3.2 Rangkaian Double Acting 5/2 Way Valve Menggunakan Relay (Saat S1 ditekan)……………
12
Gambar 3.3 Rangkaian Double Acting 5/2 Way Valve Menggunakan Relay (Saat S2 ditekan)……………
13
Gambar 3. 4 Rangkaian Double Acting Cylinder 5/2 Way Valve Menggunakan Relay Pada Trainer……
13
Gambar 4.1 Rangkaian Double Acting Cylinder 5/2 Way Valve dengan Limit Switch (Saat Standby)
…..17
Gambar 4.2 Rangkaian Double Acting Cylinder 5/2 Way Valve dengan Limit Switch (Saat S1 ditekan)
……………………………………………………………………………………………………………………………………………17
Gambar 4.3 Rangkaian Double Acting Cylinder 5/2 Way Valve dengan Limit Switch (Saat PS2
menekan)…………………………………………………………………………………………………………………………………………18
Gambar 4.4 Rangkaian Double Acting Cylinder 5/2 Way Valve dengan Limit Switch Pada
Trainer……..18
Gambar 5.1 Rangkaian Stanby Continue Double Acting Cylinder………………………………………………………
22
Gambar 7.1 Rangkaian stanby double dan single acting cylinder dilengkapi counter dan timer…………
34
Table 1.1 Komponen Dan Fungsi Sistem 3/2 Way Valve Single Acting..................................................1
Table 2. 1 Komponen Dan Fungsi Sistem Double Acting Cylinder 5/2 Way Valve Double
Solenoid……..6
Tabel 3.1 Komponen Dan Fungsi Sistem Double Acting Cylinder 5/2 Way Valve Double
Solenoid……..11
Tabel 4.1 Komponen Dan Fungsi Sistem Double Acting Cylinder 5/2 Way Valve
Menggunakan Rellay Memanfaatkan Limit Switch……………………………………………………………………………
16
Table 6.1 Daftar Komponen Rangkaian continue dual double acting cylinder dengan dual 5/2 way
valve………………………………………………………………………………………………………………………………………………..26
Table 7.1 Daftar Komponen Rangkaian continue double dan single acting cylinder dilengkapi counter
dan timer…………………………………………………………………………………………………………………………………………33
PRAKTIKUM 1
RANGKAIAN SINGLE ACTING CYLINDER DENGAN
3/2 WAY VALVE SINGLE SELENOID
DESKRIPSI TUGAS PRAKTIK : 1. Mahasiswa memahami nama komponen dan fungsi pada
sistem pneumatic electric.
2. Mahasiswa membuat kontrol simulasi dari Sistem
Pengereman Bus Single Acting Cylinder dengan 3/2 Valve
Single Selenoid menggunakan Software FluidSIM.
DAFTAR KOMPONEN :
Table 1.1 Komponen Dan Fungsi Sistem 3/2 Way Valve Single Acting
1
Gambar 1.2 3/2 Way Selenoid Valve
6. Valve solenoid Untuk menggerakan katup pengarah atau 3/2 way valve.
2
GAMBAR RANGKAIAN :
3
Gambar 1.8 Rangkaian 3/2 Way Valve Single Cylinder Selesai Beroperasi
Gambar 1.9 Rangkaian 3/2 Way Valve Single Cylinder Pada Trainer
4
PEMBAHASAN :
RANGKAIAN ELECTRICAL :
1. Aliran listrik +24V mengalirkan listrik ke push button switch (S1).
2. Ketika push button ditekan, aliran listrik akan menuju ke valve solenoid (RY).
3. Kemudian aliran listrik dari valve solenoid (RY) menuju ke ground -0V.
4. Setelah itu memerintahkan 3/2 Way Selenoid Valve untuk mengalirkan udara ke Single Acting
Cylinder melalui signal, sehingga actuator dapat bergerak.
RANGKAIAN PNEUMATIC :
1. Aliran udara bertekanan dari kompresor diteruskan menuju ke katup 3/2 Way Selenoid Valve
(RY) dan tertahan di lubang 1.
2. Setelah mendapat signal dari selenoid valve maka 3/2 way valve (RY) akan membuka jalur dan
meneruskan udara bertekanan melewati lubang 2.
3. Kemudian aliran udara bertekanan diteruskan menuju ke actuator Single Acting Cylinder,
sehingga menggerakkan piston dan spring di dalam actuator.
4. Untuk mengembalikan posisi single actuating cyclinder release push button, maka katup 3/2
akan bergerak dan meneruskan udara dari single actuating cyclinder menuju lubang buangan
di lubang 3 katup 3/2.
PENUTUP :
5
PRAKTIKUM 2
RANGKAIAN DOUBLE ACTING CYLINDER DENGAN
5/2 WAY VALVE DOUBLE SELENOID
DAFTAR KOMPONEN :
Table 2. 1 Komponen Dan Fungsi Sistem Double Acting Cylinder 5/2 Way Valve Double Solenoid
6
GAMBAR RANGKAIAN :
Gambar 2.2 Rangkaian Double Acting Cylinder 5/2 Way Valve Solenoid Y1
7
Gambar 2.3 Rangkaian Double Acting Cylinder 5/2 Way Valve Solenoid Y2
Gambar 2.4 Rangkaian Double Acting Cylinder 5/2 Way Valve Pada Trainer
8
PEMBAHASAN :
RANGKAIAN PNEUMATIC :
1. Aliran udara bertekanan dari kompresor diteruskan menuju ke katup 5/2 Way Selenoid Valve
(Y1) sehingga menghubungkan lubang 1,4 dan 2,3.
2. Setelah mendapat signal dari selenoid valve maka 5/2 way valve (Y1) akan membuka jalur dan
meneruskan udara bertekanan melewati lubang 1 dan 4.
3. Kemudian aliran udara bertekanan diteruskan menuju ke lubang kiri actuator Double Acting
Cylinder, sehingga menggerakkan cylinder ke arah kanan.
4. Udara yang ada pada sebelah kanan cylinder terdorong dan keluar melalui port kanan cylinder
menuju ke lubang 2 pada 5/2 way valve. Kemudian udara dibuang melalui lubang 3 katup 5/2.
RANGKAIAN PNEUMATIC :
1. Aliran udara bertekanan dari kompresor diteruskan menuju ke katup 5/2 Way Selenoid Valve
(Y2) sehingga menghubungkan lubang 1,2 dan 4,5.
2. Setelah mendapat signal dari selenoid valve maka 5/2 way valve (Y2) akan membuka jalur dan
meneruskan udara bertekanan melewati lubang 1 dan 2.
3. Kemudian aliran udara bertekanan diteruskan menuju ke lubang kiri actuator Double Acting
Cylinder, sehingga menggerakkan cylinder ke arah kiri.
9
4. Udara yang ada pada sebelah kiri cylinder terdorong dan keluar melalui port kiri cylinder
menuju ke lubang 2 pada 5/2 way valve. Kemudian udara dibuang melalui lubang 5 katup 5/2.
PENUTUP :
1. 5/2 Way Valve Double Solenoid adalah katup untuk mengatur aliran udara dengan dua solenoid
valve sebagai pengontrolnya, serta memiliki 5 saluran kerja dan 2 perpindahan posisi, Adapun
saluran kerjanya yaitu : lubang 1 sebagai input udara dari compressor, lubang 2 dan 4 terhubung
dengan actuator, lubang 3 dan 5 untuk pembuangan.
2. Double Acting Cylinder adalah komponen pemindah beban dua arah dengan pengontrol udara
bertekanan tanpa memerlukan pegas pengembali, dan memilki 2 port sebagai keluar masuknya
udara.
10
PRAKTIKUM 3
RANGKAIAN DOUBLE ACTING CYLINDER DENGAN
5/2 WAY VALVE DOUBLE SELENOID
DAFTAR KOMPONEN :
Tabel 3.1 Komponen Dan Fungsi Sistem Double Acting Cylinder 5/2 Way Valve Double Solenoid
11
GAMBAR RANGKAIAN :
Gambar 3.1 Rangkaian Double Acting 5/2 Way Valve Menggunakan Relay (Saat Standby)
Gambar 3.2 Rangkaian Double Acting 5/2 Way Valve Menggunakan Relay (Saat S1 ditekan)
12
Gambar 3.3 Rangkaian Double Acting 5/2 Way Valve Menggunakan Relay (Saat S2 ditekan)
Gambar 3. 4 Rangkaian Double Acting Cylinder 5/2 Way Valve Menggunakan Relay Pada Trainer
PEMBAHASAN :
13
A. Saat push button S1 ditekan :
RANGKAIAN ELECTRICAL :
1. Listrik 24 volt mengalirkan listrik ke push button 1.
2. Push button 1 ditekan dan menyalurkan arus listrik ke relay 1 (R1).
3. Relay 1 mengaktifkan saklar R1 maka valve solenoid Y1 terbuka dan mengalirkan udara
menuju actuator sehingga silinder bergerak ke kanan.
4. Semua aliran listrik 24 volt terhubung dengan 0 volt yang akan membuat system bekerja.
RANGKAIAN PNEUMATIC :
1. Udara bertekanan disuplai dari compressor.
2. Udara bertekanan masih tertahan oleh way valve di lubang (1), tunggu signal dari selenoid
valve (Y1).
3. Setelah mendapat signal dari selenoid valve (Y1) maka 5/2 way valve akan bergerak membuka
jalur dan menerusakan udara bertekanan melewati lubang (4).
4. Udara bertekanan dilanjutkan sampai di double acting cylinder dan menyebabkan udara
bertekanan menggerakkan piston keluar.
5. Sisa udara bertekanan pada double acting cylinder akan diteruskan ke lubang buangan di
lubang (3) 5/2 way valve
B. Saat push button S2 ditekan :
RANGKAIAN ELECTRICAL :
1. Listrik 24 volt mengalirkan listrik ke push button 2.
2. Push button 2 ditekan yang kemudian menyalurkan arus listrik ke relay R2.
3. Relay 2 mengaktifkan saklar R2 maka valve solenoid Y2 terbuka dan mengalirkan udara
menuju actuator sehingga silinder bergerak ke kiri.
4. Semua aliran listrik 24 volt terhubung dengan 0 volt yang akan membuat system bekerja.
RANGKAIAN PNEUMATIC :
1. Udara bertekanan disuplai dari compressor.
2. Udara bertekanan masih melanjutkan dari proses (Y1), tunggu signal dari selenoid valve (Y2).
3. Setelah mendapat signal dari selenoid valve (Y2) maka 5/2 way valve akan bergerak membuka
jalur dan menerusakan udara bertekanan melewati lubang (2).
4. Udara bertekanan dilanjutkan sampai di double acting cylinder dan menyebabkan udara
bertekanan menggerakkan piston masuk.
5. Sisa udara bertekanan dari proses (S1) akan diteruskan ke lubang buangan di lubang (5) 5/2
way valve.
PENUTUP :
14
Berdasarkan praktikum hari ini, dapat disimpulkan bahwa :
1. Penggunaan relay pada rangakaian ini adalah untuk memutus dan menghubungkan arus dari
power supply menuju ke solenoid valve yang dikontrol menggunakan push button.
15
PRAKTIKUM 4
RANGKAIAN DOUBLE ACTING CYLINDER DENGAN
5/2 WAY VALVE DOUBLE SELENOID
DAFTAR KOMPONEN :
Tabel 4.1 Komponen Dan Fungsi Sistem Double Acting Cylinder 5/2 Way Valve
Menggunakan Rellay Memanfaatkan Limit Switch.
16
9. Limit Switch Sebagai sensor titik balik actuator
GAMBAR RANGKAIAN :
Gambar 4.1 Rangkaian Double Acting Cylinder 5/2 Way Valve dengan Limit Switch (Saat Standby)
Gambar 4.2 Rangkaian Double Acting Cylinder 5/2 Way Valve dengan Limit Switch (Saat S1 ditekan)
17
18
Gambar 4.3 Rangkaian Double Acting Cylinder 5/2 Way Valve dengan Limit Switch (Saat PS2 menekan)
Gambar 4.4 Rangkaian Double Acting Cylinder 5/2 Way Valve dengan Limit Switch Pada Trainer
19
PEMBAHASAN :
20
3. Kemudian diteruskan ke port atau lubang kanan double acting cylinder, sehingga cylinder
terdorong bergerak ke kiri.
4. Udara yang ada pada sebelah kiri cylinder terdorong keluar melalui port kiri cylinder menuju
ke lubang 4 pada 5/2 way valve, kemudian di buang ke atmosfer melalui lubang 5.
PENUTUP :
1. Penggunaan limit switch bertujuan untuk mengatur panjang keluar piston dan mengembalikan
actuator ke posisi awal.
2. Cara kerja limit switch yaitu dengan cara mengatur panjang maksimal keluar piston dan saat
piston mencapai limit yang dikehendaki, limit switch akan mengubah arah udara bertekanan
untuk menggerakkan actuator ke posisi awal.
21
PRAKTIKUM 5
RANGKAIAN CONTINUE DOUBLE ACTING CYLINDER DENGAN
5/2 WAY VALVE DOUBLE SELENOID
DAFTAR KOMPONEN :
Table 5.1 Daftar Komponen Rangkaian Continue Double Acting Cylinder
22
GAMBAR RANGKAIAN :
23
Gambar 5. 3 Rangkaian Continue Double Acting Cylinder Saat PS2 ditekan
24
PEMBAHASAN :
25
4. Udara yang ada pada sebelah kiri cylinder terdorong keluar melalui port kiri kiri menuju ke
lubang 4 pada 5/2 way valve, kemudian di buang ke atmosfer melalui lubang 5.
C. Saat sensor limit switch PS1 ditekan :
SISTEM ELECTRICAL :
1. Saat PS1 NC ditekan, maka PS1 akan terputus, dan arus yang menuju ke R2 juga terputus,
sehingga Y2 tidak bekerja.
2. PS 2 NC terhubung, menghubungkan arus ke R1, sehingga Y1 bekerja.
SISTEM PNEUMATIC :
1. Solenoid valve (Y1) bekerja, menghubungkan lubang 1 dan 4 pada 5/2 way valve, sehingga
angin dari kompresor menuju ke port kiri actuator dan mendorong actuator ke kanan.
2. Saat batang actuator bergerak ke kanan dan menekan Kembali limit switch PS2, maka sistem
akan terulang kembali dari awal, begitu seterusnya. Sehingga actuator akan terus bergerak.
untuk menonaktifkan sistem yaitu dengan menekan Kembali detent switch S1.
PENUTUP :
1. Cara kerja limit switch yaitu dengan cara mengatur panjang maksimal keluar piston dan saat
piston mencapai limit yang dikehendaki, limit switch akan mengubah arah udara bertekanan
untuk menggerakkan actuator ke posisi awal.
2. Rangkaian continue adalah sebuah rangkaian otomatis untuk menggerakkan actuator secara terus
menerus.
26
PRAKTIKUM 6
RANGKAIAN CONTINUE DUAL DOUBLE ACTING CYLINDER
DENGAN DUAL
5/2 WAY VALVE DOUBLE SELENOID
DESKRIPSI TUGAS : 1. Membuat kontrol simulasi rangkaian sistem pneumatic pada dual
double acting cylinder dengan dual 5/2 way valve solenoid dan
Memanfaatkan Limit Switch pada software FluidSIM.
2. Merakit komponen elektrik dan pneumatik sesuai dengan kontrol
simulasi yang telah dibuat baik di software fluidSIM dan Trainer.
3. Mengavaluasi hasil praktikum dan membuat laporan praktikum
tersebut.
DAFTAR KOMPONEN :
Table 6.1 Daftar Komponen Rangkaian continue dual double acting cylinder dengan dual 5/2 way valve
27
GAMBAR RANGKAIAN :
28
Gambar 6.1 Rangkaian Continue Stanby Dual Double Acting Cylinder
29
Gambar 6.3 Rangkaian saat batang actuator menekan PS2
30
Gambar 6.5 Rangkaian saat batang actuator menekan PS1
31
Gambar 6.7 Rangkaian Continue Dual Double Acting Cylinder Pada Trainer
PEMBAHASAN :
RANGKAIAN PNEUMATIC :
1. Saat solenoid valve (Y1) bekerja, menghubungkan lubang 1,4 dan 2,3 pada 5/2 way valve ke
1.
2. Udara bertekanan dari compressor bergerak ke lubang 1 dan keluar di lubang 4 pada 5/2 way
valve. Kemudian diteruskan ke port kiri actuator 1, sehingga piston terdorong bergerak ke
kanan.
3. Udara yang ada pada sebelah kanan piston terdorong keluar melalui port kanan cylinder
menuju ke lubang 2 pada 5/2 way valve, kemudian di buang ke atmosfer melalui lubang 3.
32
B. Saat Sensor Limit Switch PS2 ditekan :
RANGKAIAN ELECTRICAL
1. Saat actuator 1 bergerak ke kanan akan menekan PS2. Sehingga PS2 (NO) terhubung dan
meneruskan arus ke PS4.
2. PS4 (NC) akan terhubung karena tidak tertekan, sehingga arus mengalir ke R3.
3. Switch R3 terhubung dan meneruskan arus menuju ke solenoid valve (Y3).
RANGKAIAN PNEUMATIC
1. Saat solenoid valve (Y3) bekerja, menghubungkan lubang 1,4 dan 2,3 pada 5/2 way valve ke 2.
2. Udara bertekanan dari compressor bergerak ke lubang 1 dan keluar di lubang 4 pada 5/2 way
valve. Kemudian diteruskan ke port kiri actuator 2, sehingga piston terdorong bergerak ke
kanan.
3. Udara yang ada pada sebelah kanan piston terdorong keluar melalui port kanan cylinder
menuju ke lubang 2 pada 5/2 way valve, kemudian di buang ke atmosfer melalui lubang 3.
RANGKAIAN PNEUMATIC
1. Saat solenoid valve (Y2) bekerja, menghubungkan lubang 1,2 dan 4,5 pada 5/2 way valve ke 1.
2. Udara bertekanan dari compressor bergerak ke lubang 1 dan keluar di lubang 2 pada 5/2 way
valve. Kemudian diteruskan ke port kanan actuator ke 1, sehingga piston terdorong bergerak
ke kiri.
3. Udara yang ada pada sebelah kiri piston terdorong keluar melalui port kiri cylinder menuju ke
lubang 4 pada 5/2 way valve, kemudian di buang ke atmosfer melalui lubang 5.
RANGKAIAN ELECTRICAL
1. Saat actuator 1 bergerak ke kiri akan menekan PS1. Sehingga PS1 (NO) terhubung dan
meneruskan arus ke PS3.
2. PS3 (NC) akan terhubung karena tidak tertekan, sehingga arus mengalir ke R4.
3. Switch R4 terhubung dan meneruskan arus menuju ke solenoid valve (Y4).
33
RANGKAIAN PNEUMATIC
1. Saat solenoid valve (Y4) bekerja, menghubungkan lubang 1,2 dan 4,5 pada 5/2 way valve ke 2.
2. Udara bertekanan dari compressor bergerak ke lubang 1 dan keluar di lubang 2 pada 5/2 way
valve. Kemudian diteruskan ke port kanan actuator ke 2, sehingga piston terdorong bergerak
ke kiri.
3. Udara yang ada pada sebelah kiri piston terdorong keluar melalui port kiri cylinder menuju ke
lubang 4 pada 5/2 way valve, kemudian di buang ke atmosfer melalui lubang 5.
RANGKAIAN ELECTRICAL
1. Saat actuator 2 bergerak ke kiri akan menekan PS3. Sehingga PS3 (NO) terhubung dan
meneruskan arus ke PS2.
2. PS2 (NC) akan terhubung karena tidak tertekan, sehingga arus mengalir ke R1.
3. Switch R1 terhubung dan meneruskan arus menuju ke solenoid valve (Y1).
RANGKAIAN PNEUMATIC
1. Saat solenoid valve (Y1) bekerja, menghubungkan lubang 1,4 dan 2,3 pada 5/2 way valve ke 1.
2. Udara bertekanan dari compressor bergerak ke lubang 1 dan keluar di lubang 4 pada 5/2 way
valve. Kemudian diteruskan ke port kiri actuator ke 1, sehingga piston terdorong bergerak ke
kanan.
3. Udara yang ada pada sebelah kanan piston terdorong keluar melalui port kanan cylinder
menuju ke lubang 2 pada 5/2 way valve, kemudian di buang ke atmosfer melalui lubang 3.
PENUTUP :
1. Rangkaian dual double acting cylinder dan dual 5/2 way valve, menggunakan 8 limit switch untuk
mengontrol gerakan dari actuator.
2. Berdasarkan rangkaian dan hubungan antar limit switch maka pola pergerakan dari kedua
actuator yaitu actuator 1 akan bergerak dahulu sampai menyentuh limit switch sensor kemudian
diikuti actuator 2, dan begitu seterusnya bergerak secara berulang.
34
PRAKTIKUM 7
RANGKAIAN CONTINUE DOUBLE ACTING CYLINDER DENGAN
SINGLE ACTING CYLINDER DILENGKAPI COUNTER & TIMER
DAFTAR KOMPONEN :
35
11. Limit Switch Sebagai sensor titik balik actuator.
Table 7.1 Daftar Komponen Rangkaian continue double dan single acting cylinder dilengkapi counter dan timer
GAMBAR RANGKAIAN :
36
Gambar 7.1 Rangkaian stanby double dan single acting cylinder dilengkapi counter dan timer
37
Gambar 7.3 Rangkaian saat batang aktuator menekan limit switch (PS2)
Gambar 7.4 Rangkaian saat batang aktuator menekan limit switch (PS1)
38
Gambar 7.5 Rangkaian saat relay counter selesai menghitung mundur
39
Gambar 7.7 Rangkaian saat push button (S2) ditekan
Gambar 7.8 Rangkaian double dan single acting cylinder dilengkapi counter dan timer pada trainer
PEMBAHASAN :
40
A. Saat Detent Switch S1 ditekan :
RANGKAIAN ELECTRICAL :
1. Saat detent switch (S1) ditekan, arus dari power supply 24V (+) mengalir ke detent switch
(S1), diteruskan ke PS2.
2. Maka PS2 (NC) terhubung karena tidak ditekan.
3. Sehingga C1 terhubung dan meneruskan arus menuju ke coil relay (R1).
4. Switch (R1) terhubung dan meneruskan arus positif menuju ke solenoid valve (Y1), sehingga
saat menerima arus positif solenoid valve akan bekerja.
RANGKAIAN PNEUMATIC :
1. Saat selenoid valve (Y1) bekerja, maka 5/2 way valve akan bergerak membuka jalur dan
meneruskan udara bertekanan melewati lubang 4.
2. Udara bertekanan dilanjutkan sampai di actuator 1 dan menyebabkan udara bertekanan
menggerakkan piston keluar dan menekan limit switch PS2.
RANGKAIAN PNEUMATIC
1. Saat solenoid valve (Y2) bekerja, maka menggerakkan 5/2 way valve.
2. Lubang 1 dan 2 pada 5/2 way valve terhubung, dan udara bertekanan dari kompresor mengalir
menuju ke actuator 1 sehingga udara bertekanan menggerakkan piston masuk dan menekan
limit switch PS1.
41
2. Jadi arus dari detent switch (S1) terhubung ke (PS2) NC diteruskan ke (C1) dan selanjutnya ke
relay (R1).
RANGKAIAN PNEUMATIC
1. Saat solenoid valve (Y1) bekerja, menghubungkan lubang 1,4 dan 2,3 pada 5/2 way valve.
2. Udara bertekanan dari compressor bergerak ke lubang 1 dan keluar di lubang 4 pada 5/2 way
valve. Kemudian diteruskan ke port kiri actuator, sehingga piston terdorong bergerak ke
kanan.
3. Udara yang ada pada sebelah kanan piston terdorong keluar melalui port kanan cylinder
menuju ke lubang 2 pada 5/2 way valve, kemudian di buang ke atmosfer melalui lubang 3.
4. Saat batang actuator menekan Kembali limit switch PS2, maka sistem akan terulang kembali
dari awal, begitu seterusnya.
RANGKAIAN PNEUMATIC
1. Setelah jeda waktu timer (T1) selesai, maka selenoid valve (Y3) akan aktif dan menggerakkan
3/2 way valve.
2. Lubang 1 dan 2 terhubung dan udara bertekanan dari kompresor mengalir menuju ke actuator
2, sehingga udara bertekanan diteruskan ke port kiri clylinder, sehingga batang actuator
keluar.
3. Saat batang actuator keluar menandakan sistem telah berhenti.
42
1. Saat push button (S2) ditekan, arus mengalir menuju ke relay counter (R1) dan akan mereset
atau memulai ulang sistem rangkaian seperti semula.
2. Saat relay counter di reset, counter C1 (NC) akan terhubung Kembali.
3. Counter C1 (NC) meneruskan Kembali arus ke (R1), sehingga double acting cylinder Kembali
bergerak.
4. Untuk menonaktifkan sistem secara keseluruhan, perlu menekan Kembali (S1) agar terputus.
PENUTUP :
43