REVISI : 002
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Sehingga dapat kami
sajikan buku Modul ” Hydraulic System ” ini untuk kelas Basic Mechanic Course .
Buku Training ini di sajikan dalam bentuk yang sederhana untuk mampu dengan mudah
dimengerti dan difahami , khususnya bagi Calon Mekanik atau Junior Mekanik dibidang Alat-
alat Berat.
Dengan segala kerendahan hati penyusun menyadari bahwa buku ini masih jauh dari
sempurna, maka dengan keterbatasan yang ada penyusun sangat mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca untuk meningkatkan kesempurnaan buku ini sehingga tidak terjadi
salah persepsi untuk pemahaman dari isi dan makna terhadap buku ini.
Akhirnya penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga terselesaikannya buku ini.
Team Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
PERISTILAHAN/ GLOSSARY
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1
A. Deskripsi.......................................................................................................................1
B. Prasyarat.......................................................................................................................1
C. Petunjuk Penggunaan Modul........................................................................................1
D. Tujuan Akhir..................................................................................................................2
E. Kompetensi...................................................................................................................2
BAB II PEMBELAJARAN........................................................................................................5
A. Rencana Belajar Peserta.................................................................................................5
B. Kegiatan Belajar...............................................................................................................6
Kegiatan Belajar 1. Dasar – Dasar Hydraulic....................................................................6
Sifat fluida......................................................................................................................7
Dasar Perhitungan.........................................................................................................8
Oil Hydraulic................................................................................................................10
Satuan Tekanan Dalam Hydraulic System..................................................................12
Symbol Hydraulic.........................................................................................................13
Basic Circuit Hydraulic.................................................................................................18
Loss of Pressure..........................................................................................................19
Rangkuman Materi..........................................................................................................21
Kegiatan Belajar 2. Komponen Hydraulic.......................................................................23
Hydraulic Tank.............................................................................................................24
Hydraulic Pump...........................................................................................................27
Control Valve...............................................................................................................52
Actuator.......................................................................................................................73
Accumulator.................................................................................................................85
Rangkuman Materi..........................................................................................................90
Kegiatan Belajar 3. Aplikasi Hydraulic.............................................................................93
Circuit hydraulic Dozer D85ESS-2A............................................................................94
Circuit hydraulic Hydraulic Excavator PC200-8...........................................................97
Circuit hydraulic Hydraulic Excavator HD 785-7........................................................101
Rangkuman Materi........................................................................................................104
Prosedur Testing Adjusting & Minor Trouble Shooting.................................................106
Measurement & Adjustment Hydraulic System.........................................................107
Minor Trouble Shooting Hydraulic System................................................................111
Rangkuman...................................................................................................................113
Attachment : perlengkapan kerja yang digunakan pada sebuah alat berat, contohnya
blade,ripper, bucket, dan lain sebagainya.
Actuator : sebuah komponen utama dari hydraulic system yang berfungsi untuk merubah
tenaga hidrolik menjadi tenaga mekanik
Flow : aliran fuida
Control valve : sebuah komponen utama dari hydraulic system yang berfungsi untuk
mengatur tekanan, jumlah dan arah aliran oli yang terdapat dalam system.
Reciprocating : gerakan bolak-balik
Rotary : gerakan berputar
Orifice : lubang kecil yang terdapat dalam pipa/ saluran untuk mempersempit aliran zat
cair/fluida.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Modul Hydraulic System membahas tentang pengetahuan dasar hydraulic system
yang harus dimiliki oleh seorang calon mekanik khususnya mekanik di bidang alat berat.
Tujuan dari modul ini adalah agar mekanik memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam
membentuk kompetensi mengetahui nama komponen, lokasi, fungsi, cara kerja, system
dan testing serta adjusting pada hydraulic system
B. Prasyarat
Sebelum memulai modul ini, anda harus sudah menyelesaikan modul-modul yang
harus dipelajari lebih awal sesuai dengan peta kedudukan modul.
HYDRAULIC SYSTEM
4) Gunakan alat sesuai prosedur yang pemakaian yang benar.
5) Untuk melakukan kegiatan belajar praktek yang belum jelas, harus meminta ijin
instruktur lebih dahulu.
6) Setelah selesai praktek, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula.
d. Jika belum menguasai tingkat materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan
belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada instruktur yang bersangkutan.
D. Tujuan Akhir
Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam modul ini
peserta diharapkan: “Mampu mendeskripsikan komponen, lokasi, fungsi, cara kerja,
system dan testing serta adjusting pada hydraulic system dengan tepat dan benar”
E. Kompetensi
Modul ini membantu peserta dalam membentuk kompetensi mengetahui nama,
lokasi, fungsi, cara kerja, system dan testing serta adjusting pada Hydraulic System
dengan tepat dan benar.
HYDRAULIC SYSTEM
Elemen Kriteria Unjuk Lingkup Pokok Pemelajaran
No
Kompetensi Kerja Bahasan Pengetahuan Ketrampilan Sikap
HYDRAULIC SYSTEM
BAB II
PEMBELAJARAN
4. Testing
adjusting dan
simple trouble
shooting
HYDRAULIC SYSTEM
B. Kegiatan Belajar
KEGIATAN BELAJAR I
Ranah
Kegiatan
Lingkup Bahasan Indikator Keberhasilan Kompetensi
Pembelajaran
P K S
Dapat menjelaskan sifat
Sifat fluida
dari fluida
Dapat menjelaskan hukum
Dasar perhitungan
pascal, flow rate dan piston
dalam hydraulic
speed
Dapat menjelaskan definisi
Hydraulic oil
Dasar – dasar dan jenis dari oil hydraulic
hydraulic Satuan dalam Dapat menjelaskan satuan
hydraulic dalam hydraulic
Dapat menjelaskan symbol
Symbol hydraulic – symbol pada circuit
hydraulic
Dapat menjelaskan basic
Basic circuit hydraulic
dari CLSS dan OLSS
HYDRAULIC SYSTEM
Uraian Materi Kegiatan Belajar 1
Sifat fluida
Fluida merupakan zat yang dapat mengalir dan memiliki partikel yang sangat mudah
bergerak dan berubah bentuk tanpa pemisahan massa. Dan zat cair merupakan jenis fluida
yang tidak akan mengalami perubahan volume bila mendapat tekanan (incompressible fluid).
Zat cair memiliki sifat – sifat dasar sebagai berikut :
Meneruskan tekanan ke segala arah Mengalir dari tekanan tinggi ketekanan rendah
HYDRAULIC SYSTEM
Uraian Materi Kegiatan Belajar 1
Dasar Perhitungan
A. Hukum Pascal
Dari sifat – sifat fluida yang sudah digambarkan di atas, akan sesuai dengan hukum
Pascal. Bunyi Hukum Pacsal tersebut adalah “Zat cair dalam ruangan tertutup dan
diam (tidak mengalir) mendapat tekanan, maka tekanan tersebut akan diteruskan
ke segala arah dengan sama rata dan tegak lurus bidang permukaannya.”
F 1 = 1 kg F2
A1 = 1 cm2 A1 = 1 cm2
HYDRAULIC SYSTEM
B. Kecepatan Piston
Keterangan :
Q V =A V = Kecepatan (Velocity) (cm/menit). Q = Kapasitas (Quantity) (cm3/m
Gambar 1. 3 Persamaan dari kecepatan piston terhadap kapasitas oil dan luas penampang
Jika sisi bottom hydraulic cylinder pada gambar di atas mendapat oil flow, maka
akan timbul tekanan P1. Tekanan tersebut mengakibatkan gaya dorong F1 yang arahnya
ke kanan dan besarnya adalah F1 = P1 A. Oli yang ada di sisi head juga menghasilkan
gaya dorong F2 yang arahnya ke kiri dan besarnya adalah F2 = P2 B. Dengan demikian
yang menggerakkan piston ke arah yang sesungguhnya adalah selisih antara F1 dan F2.
Sesuai dengan hukum Pascal, besar kecilnya gaya dorong F bergantung pada tinggi
rendahnya tekanan P atau besar kecilnya luas penampang piston A.
HYDRAULIC SYSTEM
Uraian Materi Kegiatan Belajar 1
Oil Hydraulic
Fluida atau zat cair merupakan zat yang tidak dapat di tekan dan dapat
mentransmisikan (meneruskan) tenaga. Untuk itu oli yang merupakan fluida cair sangat
cocok digunakan pada sistem hidrolik.
Pada tabel di bawah ditunjukkan bahwa untuk sistem hidrolik dapat menggunakan 2
jenis oli, yaitu oli engine dan oli hidrolik. Tetapi tetap disarankan menggunakan oli hidrolik
(H046-HM) karena kedua jenis tersebut memiliki karakteristik dan spesifikasi yang berbeda,
dimana pemilihan oli yang sesuai spesifikasinya menjamin performa yang lebih baik.
HYDRAULIC SYSTEM
Contoh jenis oli hydraulic yang digunakan pada unit komatsu :
Karakteristik dan spesifikasi oli tersebut dipengaruhi oleh komposisi additive yang
diberikan pada oli tersebut. Engine oil dan hydraulic oil, masing-masing memiliki komposisi
yang berbeda, yaitu :
1. Engine Oil :
a. Detergents, fungsinya membersihkan dan melarutkan jelaga, pernis, dan partikel-
partikel keausan pada temperature tinggi.
b. Dispersants, fungsinya melarutkan lumpur di dalam oli pada temperature rendah.
HYDRAULIC SYSTEM
c. ZnDTP, fungsinya mencegah kerusakan dan keausan dari metal.
d. Viscosity Index Improver (olefin copolymer), fungsinya menaikkan viskositas pada
temperature tinggi dan mencegah kerusakan metal engine serta mengurangi konsumsi
oli..
2. Hydraulic Oil
a. Oxidation Inhibitors, fungsinya menguraikan oksida-oksida dan mencegah oksidasi oli,
selanjutnya menahan timbulnya resin, varnish, dan lumpur.
b. Rust inhibitors, fungsinya mencegah kerusakan dan keausan dari metal.
c. Extreme Pressure Inhibitors, fungsinya mengurangi gesekan dan mencegah kerusakan
dibawah kondisi beban gesek berat dan extreme pressure.
HYDRAULIC SYSTEM
Tekanan Gauge Tekanan Atmosfer
Symbol Hydraulic
Dalam circuit system hydraulic, terdapat simbol – simbol yang mewakili keterangan
dari komponen dalam hydraulic system. Pengetahuan tentang simbol tersebut sangat
dibutuhkan untuk mempermudah dalam melakukan pembacaan circuit hydraulic system.
Dibawah ini beberapa simbol dalam hydraulic system :
A. Hydraulic Line
HYDRAULIC SYSTEM
Gambar 1. 6 Beberapa contoh dari hydraulic line
Hydraulic line menjelaskan tentang jalur oil dalam circuit hydraulic. Biasanya dalam
kondisi actualnya jalur tersebut adalah berupa hose ataupun piping.
1. Lines crossing menunjukkan terdapat persilangan 2 jalur oil yang tidak saling
berhubungan.
2. Lines connecting menunjukkan terdapat joint (penggabungan) dari jalur oil. Dalam
circuit hydraulic simbol ini dilengkapi dengan adanya tanda titik ( . ) antara 2 jalur yang
saling bersilangan.
3. Directions of flow menunujukkan arah dari aliran oil sesuai dengan yang ditunjukkan
tanda panah.
B. Pumps
Dalam circut hydraulic untuk pump dan motor (actuator) bentuk simbolnya hampir
sama, yang membedakan adalah arah panah yang terdapat dalam simbol tersebut. Untuk
pump, ditunjukkan dengan arah panah keluar sesuai dengan prinsip kerjanya yaitu pump
menghasilkan flow dengan memanfaatkan energi mekanisme putar. Sedangkan untuk
motor ditunjukkan dengan arah panah masuk, sama dengan prinsip kerjanya dalam
HYDRAULIC SYSTEM
system hydraulic yaitu dengan memanfaatkan tekanan hydraulic untuk dirubah menjadi
tenaga mekanikal (energi putar).
C. Actuator
Dalam circuit hydraulic simbol dari actuator berfungsi sebagai komponen yang
bekerja dengan mengubah tenaga hydraulic menjadi tenaga mekanikal. Actuators dibagi
menjadi 2, yaitu motor dan cylinder. Pada kondisi actualnya pada unit contoh dari
komponen dari symbol hydraulic actuators motor adalah travel motor, swing motor.
Sedangkan contoh komponen daru symbol hydraulic actuator cylinder adalah blade lift
cylinder pada dozer dan cylinder boom pada PC.
D. Valve
HYDRAULIC SYSTEM
Dalam circuit hydraulic simbol dari valve berfungsi sebagai komponen yang
mengatur tekanan, aliran dan arah dari oil yang dari pump menuju actuator. Pada
actualnya pada unit, contoh komponen dari symbol valve antar lain adalah main relief
valve pada komponen transmissi Dozer, directional control valve pada system hydraulic
PC dll.
15
HYDRAULIC SYSTEM
E. Metode operasi
Contoh symbol hydraulic yang berfungsi sebagai penggerak dari directional control
valve. Contohnya, symbol solenoid artinya untuk menggerakkan control valve dengan
menggunakan gaya dari kemagnetan (electrical).
16
HYDRAULIC SYSTEM
Uraian Materi Kegiatan Belajar 1
17
HYDRAULIC SYSTEM
Gambar 1. 11 Prinisp dasar dari CLSS
Loss of Pressure
Zat cair/fluida yang mengalir mempunyai karakteristik yang berbeda dengan zat
cair/fluida yang diam. Jika aliran ditutup sebagian oleh plat seperti ditunjukkan pada gambar
di bawah, maka kecepatan aliran di sekitar plat akan naik.
HYDRAULIC SYSTEM
Loss of pressure dalam pipa atau saluran
berbanding lurus dengan flow rate dan viscosity
zat cair/fluida. Elemen kertas pada oil filter dan air
cleaner memiliki lubang-lubang yang banyak
jumlahnya agar oli atau udara dapat melewati
filter. Jika elemen buntu, maka luasan yang dapat
dilewati oli atau udara menjadi sempit, hal ini akan
menyebabkan naiknya kecepatan aliran (velocity)
oli atau udara, sehingga tekanan hilang semakin
besar pula. Semua kerugian tekanan akan
berubah menjadi panas (kalor).
A. Definisi Orifice
B. Karakteristik orifice :
HYDRAULIC SYSTEM
Rangkuman Materi 1
Fluida cair merupakan zat yang memiliki sifat mudah menyesuaikan terhadap
tempatnya, tidak dapat dimampatkan dan mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih
rendah
Bunyi dari hukum pascal adalah “Zat cair dalam ruangan tertutup dan diam (tidak
mengalir) mendapat tekanan, maka tekanan tersebut akan diteruskan ke segala arah
dengan sama rata dan tegak lurus bidang permukaannya”
Perbedaan antara tekanan gauge dengan tekanan absolute adalah tekanan gauge
adalah tekanan yang mengabaikan besarnya tekanan udara luar (tekanan atmosfer), atau
nilai yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk pada alat pengukur tekanan. Tekanan absolute
adalah tekanan yang dipengaruhi oleh besarnya tekanan udara luar.
Perbedaan antara system open center system dan close center system adalah pada
open center system, jika control valve dalam keadaan netral, aliran oli yang di-supply oleh
pompa langsung dikembalikan ke tangki hidrolik. Pada close center system, jika control
valve dalam keadaan netral, saluran dari pompa akan tertutup.
Orifice adalah lubang kecil yang terdapat dalam pipa / saluran untuk mempersempit
aliran zat cair / fluida sehingga tekanan setelah orifice akan turun.
HYDRAULIC SYSTEM
KEGIATAN BELAJAR II
Tujuan Kegiatan Belajar 2
Komponen Hydraulic
Ranah
Kegiatan
Lingkup Bahasan Indikator Keberhasilan Kompetensi
Pembelajaran
P K S
Dapat menjelaskan definisi,
Hydraulic tank fungsi dan jenis dari hydraulic
tank
Dapat menjelaskan definisi,
Hydraulic pump fungsi dan jenis dari hydraulic
pump
Dapat menjelaskan definii
Hydraulic Oil Cooler
dan fungsi dari hydraulic filter
Komponen dan filter
Hydraulic Dapat menjelaskan definsi,
Control valve fungsi dan konfigurasi dari
control valve
Dapat menjelaskan definisi,
Actuator fungsi dan jenis dari actuator
hydraulic
Dapat menjelaskan definisi,
Hose fungsi dan jenis hose
hydraulic
HYDRAULIC SYSTEM
Uraian Materi Kegiatan Belajar 2
Hydraulic Tank
A. Fungsi Hydraulic Tank
- Tempat panampungan / penyediaan oli.
- Pendinginan oli yang kembali dari sistem.
Keter angan
:
1. 7. Main Control Valve
Blade
2. Tilt Cylinder 8. Hydraulic Tank
3. Right Lift Cylinder 9. PPC Charge Valve
4. Left Lift Cylinder 10. Brace
5. Hydraulic Pump (SAL(3)80) 11. Oil cooler
6. Oil Filter 12. Suction valve
22
HYDRAULIC SYSTEM
B. Klasifikasi Hydraulic Tank
Hydraulic Tank
Pressurized Unpressurized
Limited Unlimited
1. Pressurized
Ruangan di dalam tangki hidrolik tidak berhubungan dengan udara luar, sehingga
tekanan di dalam tangki hidraulic tinggi.
Keterangan :
Sight Gauge
Hydraulic Tank
Oil Filler Cap
Filter Element
Strainer
Bypass Valve
Suction Strainer
HYDRAULIC SYSTEM
Pada tipe limited terdapat pressure valve yang berfungsi akan membuang tekanan
di dalam tangki hidrolik pada nilai tertentu. Sehingga tekanan di dalam tangki
terjaga. Biasanya pressure valve ini terletak pada cap tangki.
Keterangan :
Pada type ini tekanan didalam tangki tidak di batasi, sehingga dibutuhkan tangki
dengan bahan yang lebih kuat dan tebal.
24
HYDRAULIC SYSTEM
2. Unpressurized
Tangki hidrolik berhubungan langsung dengan udara luar, sehingga tekanan di
dalam tangki dengan tekanan atmosfer adalah sama.
Hydraulic Pump
A. Fungsi Hydraulic Pump
Semua pompa menghasilkan aliran (flow). Dimana prinsip operasinya disebut
dengan displacement, yaitu zat cair atau fluida diambil dan dipindahkan ke tempat lain.
Displacement adalah volume zat cair yang dipindahkan tiap cycle (putaran) dari pompa.
Pompa mengubah tenaga mekanik menjadi tenaga hidrolik.
HYDRAULIC SYSTEM
B. Klasifikasi hydraulic pump
Hydraulic pump
Non positif Positif displacement
displacement pump pump
Contoh pompa jenis ini adalah pompa impeller, pompa propeller. dan pompa
sentrifugal.
26
HYDRAULIC SYSTEM
2. Positif Displacement Pump
Pompa jenis positive displacement memiliki karakteristik sebagai berikut :
- Internal leakage kecil (dibuat seal atau presisi).
- Perubahan tekanan berpengaruh kecil terhadap kapasitasnya (dengan dibuat
presisi atau seal akan melawan kebocoran pada saat tekanan naik).
- Perubahan temperatur berpengaruh kecil terhadap kapasitasnya.
Contoh : Pompa jenis ini adalah pompa gear, pompa piston dan pompa vane
Pressure rise
Pressure drop
Volume Volume
HYDRAULIC SYSTEM
- Variable Displacement Pump
Setiap putaran pompa menghasilkan volume oli yang tidak sama (bervariasi). Pada
pompa jenis ini, volume oil yang dihasilkan pompa tergantung dari back pressure
yang masuk ke pompa. Dari gambar dibawah ini terlihat ketika back pressure yang
masuk ke pompa kecil, volume oil dari pompa besar. Tetapi ketika back
pressurenya meningkat volume yang dihasilkan pompa menjadi turun.
Volume
Volume
Gambar 2. 9 Karakteristik dari variable displacement pump
Positif Displacement
Vane
Gear pump Piston pump
pump
HYDRAULIC SYSTEM
a. Gear pump
Pompa gear pump (roda gigi) banyak sekali dipergunakan pada system hidrolik
karena pompa ini sangat sederhana dan ekonomis. Gear pump terbagi menjadi dua,
yaitu :
1) Internal gear pump
Apikasi dari internal gear pump, ada yang dipakai sebagai feed pump pada fuel
system engine CRI.
Inlet
Outlet
HYDRAULIC SYSTEM
2) External gear pump
Sistem hidrolik pada unit-unit Komatsu banyak menggunakan external gear
pump. Konstruksi external gear pump ditunjukkan pada gambar di bawah.
External Gear
Pump FAL / R : back pressure max 30 kg/cm2
HYDRAULIC SYSTEM
SAR(4)140
Capacity code
140 lt/mnt pada 1000 rpm
Series number
140 lt/mnt pada 1000rpm
Arah putaran
R = clockwise
L = counter clockwise Type flange
Type pompa
S = 210 kg/cm2
a) FAR / L
Keter angan :
HYDRAULIC SYSTEM
Delivery rate untuk gear pump FA series
b) GAR / L
32
HYDRAULIC SYSTEM
Delivery rate untuk gear pump GA series
33
HYDRAULIC SYSTEM
c) PAR / L
Bushing
34
HYDRAULIC SYSTEM
Delivery rate untuk gear pump PA series
35
HYDRAULIC SYSTEM
d) KAR / L
Keter ngan :
a
Cover 12. U-ring
1.
2. Bolt 13. Back up ring
3. O-Ring 14. Roll pin
4. Bushing (drive) assembly 15. Bushing (drive)
assembly
5. Bushing (driven) assembly 16. Bushing (driven)
assembly
6. Plain bearing 17. Pin
7. Driven gear 18. O-ring
8. Drive gear 19. Oil seal
9.
Bushing
36
HYDRAULIC SYSTEM
Delivery rate untuk gear pump KA series
37
HYDRAULIC SYSTEM
e) SAR / L
Keterangan :
38
HYDRAULIC SYSTEM
- Delivery rate untuk gear pump type SA (high pressure)
39
HYDRAULIC SYSTEM
- Delivery rate untuk gear pump type SA (high pressure)
40
HYDRAULIC SYSTEM
Adapun sumber internal leakage tersebut adalah :
- Antara ujung gigi dengan rumahnya, disebut top clearance.
- Antara sisi gigi dengan sisi plat, disebut side clearance.
- Antara gigi yang satu dengan gigi lainya, disebut backlash.
HYDRAULIC SYSTEM
Fixed side plate Movable side plate
Perbedaan antara Fixed side plate dan movable side plate diatas adalah
kemampuan masing – masing pump dalam mengurangi terjadinya internal
leakage yang ada pada pump dengan menggunakan bushing, sehingga
kemampuan masing – masing pump dalam menahan back pressure dari system
akan berbeda – beda.
HYDRAULIC SYSTEM
Agar pompa tahan lama, maka gaya dorong di sisi discharge harus
diimbangi dengan gaya dorong lain yang berlawanan. Untuk keperluan ini ada
beberapa jalan yang ditempuh antara lain V-groove, balancing line dsb. Selain
itu, diperlukan juga gaya pada bagian belakang pompa untuk menekan
bushing agar side clearance thdak membesar pada saat tekanan meningkat di
sisi discharge. Hal ini dilakukan dengan menyalurkan oli yang bertekanan
tinggi di sisi discharge ke cover untuk mendorong bushing atau side plate.
Nama saluran ini adalah high pressure oil introduction hole. Bagian yang perlu
tekanan terbesar adalah sisi discharge pada bushing, sedang sisi suction kecil
saja untuk menyalurkan balancing pressure.
HYDRAULIC SYSTEM
Beginning of trap
Contracted to
minimum
End of trap
b. Piston pump
Piston pump sering sekali dipakai pada sistem hidrolik yang modern, dimana
digunakan kecepatan tinggi (high speed) dan tekanan tinggi (high pressure).
Bagaimanapun, konstruksi piston pump adalah lebih rumit dan relatif lebih mahal
dibandingkan pompa hidrolik lainnya. Piston pump dapat dibuat fixed atau variable
displacement. Piston pump terbagi menjadi dua, yaitu axial piston pump dan radial
piston pump.
HYDRAULIC SYSTEM
1) Axial Piston Pump
Pada axial piston pump, piston dipasang berbaris parallel (in line parallel)
dengan shaft pompa (pump’s axis). Axial piston pump terbagi menjadi dua, yaitu
in line axial piston pump dan bent axis axial piston pump.
HYDRAULIC SYSTEM
Gambar 2. 23 Inline axial piston pump fixed displacement
HYDRAULIC SYSTEM
Bent axis axial piston pump – variable displacement
Keterangan :
HYDRAULIC SYSTEM
a) Radial piston pump rotating cam
Pada pompa tipe ini untuk mendapatkan langkah piston, cam yang berputar.
HYDRAULIC SYSTEM
c. Vane Pump
Vane pump terbagi menjadi 2 (dua), yaitu balanced vane pump dan unbalanced
vane pump.
HYDRAULIC SYSTEM
Uraian Materi Kegiatan Belajar 3
Control Valve
A. Fungsi Control Valve
Hydraulic pump menghisap oli dari hydraulic tank kemudian men-supply sistem.
Aliran yang dihasilkan hydraulic pump tersebut dinaikkan tekanannya, diatur jumlah
alirannya dan diatur arah alirannya untuk mengoperasikan perlengkapan kerja unit.
Pengaturan ini dilaksanakan oleh hydraulic control valve (katup pengontrol hidrolik).
Berdasarkan fungsinya, hydraulic control valve terbagi menjadi tiga jenis, yaitu pressure
control valve (katup pengontrol tekanan), flow control valve (katup pengontrol jumlah
aliran) dan directional control valve (katup pengontrol arah aliran).
Poppet Type
Piston Type
Pressure Control Valve Pilot Type
Throttle Valve
Vacuum Valve
Flow Reducing Valve
Flow Devider Valve
Demand Valve
Quick Drop Valve
Series Valve Circuit
Flow Control Valve
Tandem Valve Circuit
PPC Valve
Additional Valve
HYDRAULIC SYSTEM
1. Pressure Control Valve
Pressure control valve adalah katup yang mengatur tekanan dalam hydraulic
circuit dengan mengembalikan semua atau sebagian oli ke tanki apabila tekanan di
dalam sirkuit mencapai setting pressure-nya.
b. Tipe Piston
Konstruksinya pressure control valve tipe piston ditunjukkan oleh gambar di bawah.
HYDRAULIC SYSTEM
c. Tipe Pilot
Konstruksinya pressure control valve tipe pilot ditunjukkan oleh gambar di bawah.
a. Throttle Valve
Konstruksi throttle valve terlihat pada gambar di bawah. Throttle valve
berfungsi untuk mengalirkan oli ke dua arah dimana arah aliran kembali
dipersempit, sehingga kapasitas oli yang mengalir menjadi kecil. Throttle valve
banyak digunakan pada lift cylinder pada forklift. Konstruksi dari throttle valve
ditunjukkan oleh gambar di bawah.
HYDRAULIC SYSTEM
A B
Keterangan :
b. Suction Valve
Nama lain suction valve adalah make-up valve, intake valve, suction return
valve, vacuum valve atau antivoid valve. Suction valve berfungsi untuk mencegah
kevacuman di dalam sirkuit hidrolik. Suction valve biasanya terletak antara control
valve dan actuator. Konstruksi dari suction valve ditunjukkan oleh gambar di bawah.
HYDRAULIC SYSTEM
Keterangan :
Oil hanya dapat mengalir dalam 1 arah saja, ketika oil mengarah dari arah yang lain valve tersebut akan block oil.
HYDRAULIC SYSTEM
Gambar 2. 35 Flow reducing valve
HYDRAULIC SYSTEM
e. Demand Valve
Demand valve berfungsi untuk menjaga agar aliran oli yang menuju ke sistem
steering selalu konstan. Demand valve banyak digunakan pada wheel loader dan
dump truck. Konstruksi dari demand valve ditunjukkan oleh gambar di bawah.
HYDRAULIC SYSTEM
f. Quick Drop Valve
Quick drop valve berfungsi untuk mempercepat penurunan blade sewaktu
control valve posisi lower, dimana oli dari sisi cylinder head disalurkan ke sisi
cylinder bottom. Quick drop valve banyak digunakan pada lift cylinder bulldozer.
Konstruksi dari quick drop valve ditunjukkan oleh gambar di bawah.
HYDRAULIC SYSTEM
Keterangan :
HYDRAULIC SYSTEM
b. Parallel Valve Circuit
Parallel valve circuit pada umumnya dipakai untuk motor grader, forklift truck, shovel
dan backhoe loader.
59
a. Shuttle Valve
Shutle valve adalah double check valve yang berfungsi untuk mengarahkan aliran
oil ke satu arah saja. Contoh pemakaiannya pada motor grader (untuk circle reverse
circuit), excavator (pada shutle valve block).
Keterangan :
Plug
Body
Spring
Ball
system
Pada shutle valve terdapat 2 input (sumber) yaitu port A dan port B yang
mengalir ke 1 output. Aliran dari port A sebesar 60 kg/cm2 dan port B yang sebesar
100 kg/cm2 masuk ke dalam shutle valve. Dari perbedaan tekanan tersebut maka
check ball akan terdorong ke sisi dengan pressure yang lebih rendah (port
B=60kg/cm2) dan menutup portB, sehingga aliran hanya berasal dari port A (100
kg/cm2).
HYDRAULIC SYSTEM
b. Pilot Check Valve.
Fungsi pilot check valve adalah mencegah terjadinya drop (turun) pada
perlengkapan kerja (atachment) pada saat katup pengontrol posisi netral. Pilot
check valve ini digunakan di unit Motor grader.
c. Orbitrol valve.
Fungsi orbitrol valve adalah sebagai booster, dimana :
~ Bila diberi aliran oli (dari pompa) maka dia bekarja sebagai directional control
valve.
~ Bila tidak ada aliran oli, bekerja sebagai pompa tangan (hand pump) dan juga
mengarahkan aliran oli tersebut.
contoh pemakaian orbitrol valve ini adalah pada sistem steering motor grader.
HYDRAULIC SYSTEM
Gbr 3.49.Prinsip kerja orbitroll valve.
HYDRAULIC SYSTEM
d. PPC Valve
Pada alat berat, fungsi PPC adalah menggantikan fungsi linkage dalam
mengerakkan / menggeser control valve pada saat operator mengoperasikan
attachment. Dengan dipergunakannya PPC maka kerja operator menjadi lebih
ringan, karena untuk menggeser control valve, cukup menggunakan dorongan dari
pilot pressure yang keluar dari PPC valve. Contoh penggunaan PPC valve, antara
lain pada unit dozer seri terbaru dan hydraulic excavator.
Keterangan :
P : from selfpressure reducing P1 : To blade lift valve (LOWER) P2 : To blade lift valve (RAISE) P3 : To blade tilt valve (LEF
63
HYDRAULIC
Proses kerja PPC valve untuk blade lift
1) Netral
Ports (A) dan (B) dari blade valve pada control
valve dan ports (P1) dan (P2) dari PPC valve
berhubungan dengan fine control hole (f) dari
spool (1) ke drain chamber (D)
64
HYDRAULIC
Dari proses tersebut, spool (1) bergerak naik dan turun untuk
menyeimbangkan gaya dari metering spring (15) dengan tekanan pada port
(P1). Hubungan posisi antara spool (1) dan body (8) {dimana fine control
hole (f) antara ruang drain (D) dan pressure pompa pada ruang (PP)}
tidak berubah sampai retainer (7) kembali contact dengan spool (1). Sejak
metering spring (15) terkompresi oleh pergerakan control lever, pressure
pada (P1) meningkat sesuai dengan pergerakan control lever. Sehingga
control valve bergerak ke posisi sesuai dengan pressure pada posrt (B)
seimbang dengan gaya dari control valve spool return spring
3) Proses fine control (kembali ke posisi
netral) Jika disc (3) mulai kembali, gaya
dari center spring (14) dan pressure
pada port (P1) mendorong spool (1).
Hasilnya, fine control hole (f) berhungan
dengan ruang drain (D) dan oil pada port
(P1) direleased. Jika pressure pada
port (P1) turun terlalu jauh, spool (1)
terdorong turun oleh metering spring (15)
dan fine control hole (f) berhubungan
dengan ruang drain (D) dan pada saat
yang bersamaan berhubungan ke pump
pressure (PP). Kemudian pressure dari
pump terus masuk sampai pressure
pada port (P1) dikembalikan ke level
sesuai dengan posisi dari lever.
Ketika control valve spool kembali ke posisi semula, oil pada drain
chamber (D) mengalir melalui fine control hole (f) dari valve yang tidak
dioperasikan dan kemudian mengalir melalui port (P2) masuk ke dalam port
(A).
4) Ketika lever digerakkan ke posisi end stroke
Jika disc (3) mendorong piston (2) ke bawah dan retainer (7)
mendorong spool (1) kebawah, fine control hole (f) tidak berhubungan
dengan drain chamber (D) dan terhubung dengan pressure dari pump pada
chamber (PP). Pada waktu yang bersamaan, pilot oil mengalir melalui fine
control hole (f) dan port (P1) masuk ke posrt (B) dan mendorong spool dari
control valve. Oil yang kembali dari port (A) mengalir melalui port (P2) dan
fine control hole (f) masuk ke drain chamber (D).
65
HYDRAULIC
5) Ketika lever digerakkan ke posisi blade “FLOAT”
Jika piston (2) pada sisi “LOWER” dari posrt (P1) didorong turun oleh disc (3),
ball (18) menyentuh projection (a) dari piston pada pertengahan langkah
(detent mulai bekerja). Jika piston (2) didorong lebih jauh, ball (18) mendorong
collar (17) ke atas yang disangga detent spring (16) dan keluar pada
projection (a) dari piston. Pada saat ini, piston (2’) pada sisi yang berlawanan
didorong oleh spring (19).
Hasilnya, oil pada chamber (F) mengalir melalui (b) dan (c) ke chamber (E)
dan psiton (2’) mengikuti disc (3). Sejak bagian (d) berhubungan dengan port
(P1), pressure hampir mendekati dengan bagian (d) dan port (P1). Chamber
(E) normalnya berhubungan dengan drain chamber (D).
Jika ball (18) bergerak melebihi projection (a) dari piston, bagian (d) dan
chamber (E) terhubung sehingga oil mulai mengalir. Pada waktu tersebut,
control valve bergerak ke posisi “FLOAT” dan blade pada posisi “FLOAT”.
Sejak piston (2) didorong oleh pressure pada chamber (E), posisi “FLOAT”
akan tetap dipertahankan sampai lever direlease kembali.
HYDRAULIC SYSTEM
6) Ketika lever digerakkan dari posisi FLOAT ke posisi netral
Disc (3) didorong turun dengan gaya yang lebih besar daripada pressure oil
pada chamber (E), kembali dari posisi FLOAT. Hasilnya, chamber (E) tidak
terhubung dengan bagian (d) dan berhubungan ke drain chamber. Sehingga
oil pressure pada chamber (E) hilang dan posisi FLOAT akan dibebaskan.
HYDRAULIC
67
HYDRAULIC
e. Steering Valve HD 785-7
Fungsi steering valve adalah sebagai booster yang berperan dalam
memperingan kerja operator pada saat mengoperasikan steering.
Keterangan :
68
HYDRAULIC
Proses kerja steering valve :
69
HYDRAULIC
2) Saat steering valve posisi belok kanan
70
HYDRAULIC
valve spool (3) dan diteruskan ke port (A). Jadi oil pressure lebih rendah daripada
pressure pada port (P) daripada port (LS). Steering control valve spool bekerja
berdasarkan perbedaan pressure antara oil pressure antara port (P) dan oil
pressure pada port (LS). Hasilnya, hanya sesuai dengan kebutuhan oil yang
mengalir pada steering circuit dan sisa oil mengalir ke stering control valve ke
hoist valve
Keterangan :
Cut ion pressure : 120 kg/cm2 Cut out pressure : 210 kg/cm2
HYDRAULIC SYSTEM
Proses kerja :
1) Kondisi cut – out ( tidak ada oil yang mengalir ke accumulator)
Pressure pada port (B) lebih tinggi daripada
set pressure dari relief valve (R1), jadi piston
(8) ditekan oleh oil pressure pada port (B). A
Poppet (6) terbuka, jadi port (C) and port (T)
menjadi terhubung. Spring chamber pada
ujung sebelah kanan dari spool (15)
berhubungan dengan port (C) dari relief valve
(R1), jadi pressure kembali ke brake oil tank.
Oil dari pump masuk ke port (P), mendorong
spool (15) ke arah kanan pada saat pressure B
sama dengan pressure dari spring (14).
Sehingga oil akan ditersukan melalui orifice
(17), (18) dan (16) dan mengalir ke brake oil
tank.
A B
72
HYDRAULIC SYSTEM
Ketika pressure pada port (P) meningkat naik pressure pada port (B)
(accumulator pressure), supply oil dari accumulator dimulai sesegera mungkin.
Pada kasus ini, disebabkan oleh ukuran (area) dari orifice (17) dan perbedaaan
pressure (sama dengan pressure spring (14)) dihasilkan dari kedua sisi orifice.
(A) jumlah yang disupply tetap (konstant) tanpa terpengaruh oleh engine speed.
HYDRAULIC SYSTEM
Uraian Materi Kegiatan Belajar 2
Actuator
A. Fungsi Actuator
Actuator berfungsi untuk menggerakkan perlengkapan kerja (attachment). Dimana
prinsip kerja dari actuator adalah merubah energi kinetis menjadi energi mekanik baik
dalam bentuk reciprocating (naik turun) maupun rotary (putaran).
B. Klasifikasi Actuator
Single Acting
Cilinder Hidrolik
Fixed
Double Acting
Displacement
Internal
Gear motor
Actuator
External
Balanced
Vane Motor
Motor Hidrolik Unbalanced
Bent
Piston
Swash
Orbit
Variable
Displacement
74
HYDRAULIC
1. Cylinder Hidrolik
Berfungsi untuk merubah energi kinetis menjadi energi mekanik dengan
pergerakan naik turun (reciprocating) yang dimanfaatkan untuk menggerakan
perlengkapan kerja (attachment).
a. Single Acting
Pada tipe ini cilinder hidrolik bergerak naik karena tekanan oli dan bergerak turun
karena berat dari beban itu sendiri (gaya gravitasi).
Contoh : Forklift
b. Double Acting
Pada tipe ini pergerakan naik turun dari cilinder hidrolik berdasarkan tekanan oli.
HYDRAULIC SYSTEM
Konstruksi Dari Hidrolik Cilinder
76
HYDRAULIC SYSTEM
Piston valve dan cushion cylinder pada cylinder hidraulik
a. Piston Valve
Piston valve hanya terdapat pada Lift cylinder dari unit bulldozer yang berfungsi
untuk :
- Mengurangi benturan antara piston dengan silinder.
- Sebagai safety ketika posisi full raise atau lower, tilt dioperasikan atau
sebaliknya.
- Memungkinkan beroperasi seri.
HYDRAULIC SYSTEM
Piston cylinder
Keterangan :
Saat cylinder mulai bergerak dan belum sampai ke end stroke, maka tekanan di
daerah A besar karena ruangan A dan B tidak berhubungan sehingga menggerakkan
piston ke arah kanan (piston valve posisi tertutup).
Keterangan :
Ketika cylinder mencapai end stroke, maka piston valve akan membentur terlebih
dahulu pada housing cylinder. Akibatnya piston valve akan membocorkan sebagian oil
di ruang A yang berakibat pada turunnya tekanan pada ruang A, dengan turun tekanan
pada ruang A membuat pergerakan piston ke arah kanan menjadi melambat.
78
HYDRAULIC
b. Cushion Valve
Boom cylinder sisi head dan arm cylinder sisi bottom dilengkapi juga dengan
cushion yang berfungsi untuk :
- Mengurangi kecepatan pukulan piston pada akhir langkahnya, sehingga
meringankan beban kejut pada chasis.
- Mengurangi suara pukulan piston.
1) Boom cylinder
Keterangan :
Bila piston (2) mendekati akhir langkahnya, plunger (1) akan masuk ke cushion ring
(3), sehingga aliran oli di ruang P C dibatasi. Oli di ruang PC kemudian mengalir melalui
alur - alur “a” di sekeliling plunger, sehingga terjadi pengurangan aliran dari pompa
yang mengakibatkan tekanan di ruang Pb bervariasi dan terjadi peredaman kejutan
pada boom cylinder.
2) Arm cylinder
Keterangan :
Jika piston mendekati akhir langkahnya, oli di ruang PC dibatasi dan hasil peredaman kejutan diperoleh melalu
79
HYDRAULIC SYSTEM
2. Motor Hidrolik
Pada actuator tipe motor hidrolik ini bekerja dengan merubah energi hidrolik
menjadi energi mekanik berupa putaran, dimana prinsip kerjanya berkebalikan dengan
pompa
a. Gear Motor
1) External gear motor
Konstruksinya terdiri dari dua buah roda gigi yang selalu berhubungan (mesh)
dalam housingnya. Bila ada tekanan pada sisi masuknya, akan medorong gigi –
giginya dan menyebabkan shaft motor berputar untuk digunakan memutar beban
(load).
80
HYDRAULIC SYSTEM
Gear motor
(actuator)
Hydraulic
pump
Hydraulic
tank
Gear pump
(hydraulic pump)
Hydraulic cylinder
Hydraulic
(actuator)
tank
Gambar 2. 53 Perbedaan prinsip kerja antara gear motor dengan gear pump
HYDRAULIC SYSTEM
2) Internal gear motor
Cara kerjanya adalah bila ada tekanan di sisi inlet maka akan mendorong gigi –
gigi inner rotor dan rotor ring sehingga motor berputar. Pada saat gigi inner rotor
bagian atas bertemu dengan rotor ring akan terjadi penyekatan.
b. Vane Motor
Oli bertekanan dari sisi input akan mendorong Vane, sehingga drive shaft
akan ikut berputar dan akan memutar perlengkapan kerja Spring clip berfungsi
untuk manjaga posisi Vane agar selalu merapat pada ring.
82
HYDRAULIC
Gambar 2. 55 Gambar potongan dari vane motor
c. Piston Motor
Sebuah disc yang ditumpu oleh bearing mendapat tekanan fluida, maka disc
tersebut akan berputar. Arah putaran disc tersebut tergantung dari arah mana fluida
tersebut diberikan ke disc. Apabila tekanan hidrolik diberikan di titik F maka disc
akan berputar ke arah kanan. Sebaliknya, bila tekanan diberikan ke titik F’, maka
disc akan berputar ke arah kiri. Agar disc mendapat torque yang besar, maka pada
disc dipasang piston dan piston masuk ke dalam cylinder block.
HYDRAULIC
Oli masuk ke dalam cylinder block melalui valve plate inner port (tergantun ke arah
mana putaran diinginkan) selanjutnya menekan piston. Akibatnya dari gaya pada
piston in, maka disc akan berputar yang selanjutnya diteruskan ke output shaft yang
berhubungan dengan load (beban). Untuk merapatkan antara valve plate dengan
cylinder block, maka apad center shaft dipasang centering spring. Sedangkan fungsi
dari center shaft sendiri adalah untuk menjaga kelurusan cylinder blocks.
d. Orbit Motor
Stator tidak bergerak karena terikat dengan housing. Pada saat ada oli
bertekanan dari sisi inlet port, maka akan mendorong rotor untuk bergerak terhadap
stator. Dan rotor disini duhubungkan dengan output shaft, sehingga output shaft ikut
berputar.
84
HYDRAULIC
Pada motor grader aplikasi dari orbit motor adalah digunakan pada komponen
circle rotation motor. Dibawah ini adalah struktur dari bagian circle rotation motor.
Keter angan :
HYDRAULIC SYSTEM
Uraian Materi Kegiatan Belajar 2
Oil cooler
Pendinginan oli bisa dilakukan dengan banyak media.Pada aplikasi alat berat yang banyak
digunakan adalah dengan media pendingin coolant engine dan media pendingin udara.
HYDRAULIC SYSTEM
Oil filter
Tugas oil filter adalah menyaring kotoran yang terkandung dalam oli agar tidak ikut bersikulasi
kembali dalam sistem. Dalam oli filter ass’y juga dipasang by pass valve yang gunanya untuk
memberikan jalan lain ( safety ) bila filter buntu / kotor.
Ada jenis alat yang dilengkapi dengan indikator filater. Bila by pass valve bekerja indikator akan
memberikan tanda dan oil filter harus segera dibersihkan atau diganti dengan yang baru.
Kontaminasi atau masuknya kotoran ke dalam system dapat menyebabkan masalah yang serius
pada system .Kotoran dapat menyebabkan spool valve mengalami kemacetan.Pompa
mengalami kebocoran dan gerakan spool menjadi tidak lancar.
Secara garis besar, kotoran terdiri dari kotoran yang berupa serpihan benda padat seperti serbuk
logam dan serpihan silica yang berasal dari debu. Zat cair juga dapat mengkontaminasi oli.
Keberadaan zat cair dalam oli menyebabkan terjadinya karat dan korosi. Gas dan udara dapat
masuk melalui system yang bocor sehingga udara bisa masuk ke dalam system.Jika terdapat
banyak gas atau udara di dalam oli, dapat menyebabkan kemampuan transfer tenaga pada oli
berkurang karena gas bersifat compressible atau dapat ditekan. Gas-gas juga dapat
menyebabkan pemanasan setempat karena gas-gas ini jika ditekan oleh oli akan memiliki
temperature yang sangat tinggi dan membuat oli terbakar. Oli juga mengalami oksidasi yaitu
proses pembakaran oli yang pada dasarnya menyerupai peristiwa pembakaran biasa. Dengan
tiga syarat terbentuknya pembakaran yaitu oli sebagai bahan bakar, udara berasal dari udara
yang masuk ke dalam system dan panas dihasilkan dari dalam system menyebabkan oli
teroksidasi. Ciri khas terjadinya oksidasi pada oli adalah terjadinya perubahan warna menjadi
gelap.
Untuk memisahkan partikel padat dari oli digunakan oil filter.
HYDRAULIC SYSTEM
Di dalam oil filter terdapat element penyaring yang terbuat dari kertas. Element ini dapat
menyaring kotoran sampai ukuran seperseribu millimeter. Oli pada filter mengalir masuk melalui
bagian pinggir dan menembus element dan keluar dari bagian tengah. Oil filter yang
menggunakan element harus sering diganti secara periodic. Pada saat oil filter diganti, biasakan
untuk melihat dan membuka element filter yang lama untuk mengetahui apakah terdapat kotoran-
kotoran atau partikel-partikel yang tidak biasa. Dengan demikian kita dapat memperkiran
kesehatan alat berat yang kita maintenance. Ada juga filter yang tidak menggunakan element
dan hanya menggunakan saringan saja seperti pada gambar di sebelah kanan. Saringan seperti
ini disebut strainer.
HYDRAULIC SYSTEM
Uraian Materi Kegiatan Belajar 2
Saluran-saluran (lines)
Saluran-saluran (lines) berfungsi untuk menyalurkan oli ke berbagai komponen. Lines bisa
disamakan dengan kabel pada rangkain listrik. Lines terdiri dari dua jenis yaitu tube yang terbuat
dari besi dan hose yang terbuat dari karet yang diperkuat.
Tube digunakan pada tempat-tempat statis atau tidak bergerak.Tubes pada dasarnya lebih kuat
daripada hose karena terbuat dari besi. Namun tubes tidak fleksibel.
Hose digunakan pada bagian-bagian yang bergerak. Hose lebih fleksible dan mudah
perawatannya karena inilah hose lebih banyak digunakan.
HYDRAULIC SYSTEM
Hose digunakan dari aplikasi tekanan rendah, menengah dan tinggi. Gambar diatas adalah
konstruksi hose untuk aplikasi tekanan tinggi yang biasa dijumpai pada alat berat. Kontruksi ini
terdiri dari bagian dalam (inner tube) terbuat dari karet elastic dan cover atau pembungkus yang
terbuat dari rajutan benang keras. Diantara inner tube dan cover terdapat lapisan-lapisan
penguat (reinforced) yang terdiri dari beberapa lapis kain kawat dan cushion yaitu lapisan plastic
untuk peredaman. Jumlah lapisan reinforced ini bergantung pada besar tekanan yang akan
digunakan. Semakin tinggi tekanan maka semakin tebal lapisan ini.
HYDRAULIC SYSTEM
Uraian Materi Kegiatan Belajar 2
Accumulator
A. Fungsi dari accumulator :
91
HYDRAULIC
naik, maka oli akan masuk ke dalam accumulator dan menekan gas. Ketika tekanan oli
mulai turun, maka gas yang telah termampatkan tadi akan mengembung dan
mendorong oli keluar dari accumulator.
Berikut macam pneumatic accumulator berdasarkan jenis pemisah antara oli
dan gas :
a. Piston Tipe Accumulator
HYDRAULIC SYSTEM
Proses kerja :
Setelah engine dimatikan, ketika control lever netral, chamber (A) didalam bladder tertekan oil oil pressure dalam chamb
Ketika control lever digerakkan, oil pressure pada chamber (B) turun menjadi 30 kg/cm2 dan pressure dari nitrogen pada
Screw plug
Seal ring
Gas
93
HYDRAULIC SYSTEM
Hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan accumulator, yaitu :
- Tidak boleh melakukan pengisian accumulator dengan menggunakan oksigen,
karena akan meledak bila oksigen bercampur dengan oli bertekanan,
- Tidak boleh mengisi accumulator dengan udara. Ketika udara dimampatkan atau
dikompresi, uap air dalam udara yang mengembun akan dapat mengakibatkan
karat, merusak seal atau bagian – bagian yang peka dengan air,
- Selalu gunakan inert gas pada accumulator seperti nitrogen kering, tidak berbahaya
terhadap part – part dan aman dipergunakan,
- Pengisian accumulator tidak boleh melebihi tekanan gas yang disyaratkan,
- Bila akan melakukan perbaikan pada accumulator atau akan melakukan pelepasan,
tekanan gasnya harus direlease dan juga tekanan hidroliknya,
- Jaga kebersihan sewaktu disassembly.
94
HYDRAULIC SYSTEM
3. Spring Loaded Accumulator
Prinsip kerja accumulator jenis ini sama dengan tipe weight loaded, hanya saja
pemberat disini menggunakan spring. Pada saat tekanan hidrolik tinggi maka, oli akan
masuk dan menekan spring. Ketika tekanan hidrolik menjadi turun, maka spring yang
tadinya tertekan akan mendorong balik oli keluar dari accumulator.
Spring loaded accumulator dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
a. Internal Spring Loaded
95
HYDRAULIC SYSTEM
Rangkuman Materi 2
Hydraulic tank berfungsi untuk tempat penampunagn/penyediaan oli dan
pendinginan oli yang kembali dari sistem. hydraulic tank terbagi menjadi dua yaitu
pressurized dan unpressurized.
Hydraulic pump berfungsi untuk menghasilkan aliran (flow), dimana prinsip
operasinya disebut dengan displacement.Hydraulic pump diklasifikasikan menjadi 2 yaitu
Non Positif Displacement Pump dan Positif Displacement Pump. Jenis pump yang
termasuk ke dalam Non positif displacement pump adalah pompa impeller, pompa
propeller.dan pompa sentrifugal. Jenis pump yang termasuk ke dalam positif
displacement pump adalah gear pump, vane pump, dan piston pump. Internal leakage
pada eksternal gear pump ada 3 jenis yaitu top leareance, side clearence, dan backlash.
Hydraulic filter berfungsi untuk menyaring kotoran sebelum atau sesudah masuk
kedalam sistem hydraulic.
Control Valve terbagi menjadi 3 jenis yaitu pressure control valve (katup pengontrol
tekanan), flow control valve (katup pengontrol jumlah aliran) dan directional control valve
(katup pengontrol arah aliran).
Pressure control valve terbagi menajdi 3 yaitu poppet type, piston type, dan pilot
type. flow control valve terbagi menajdi 6 yaitu, throotle valve, vacum valve, flow reducing
valve, flow divider valve, demand valve, dan quick drop valve. sedangkan untuk
directional control valkveterbagi menjadi 3 yaitu series valve circuit, pararel valve circuit,
dan tandem valve circuit.
Actuator berfungsi untuk menggerakkan perlengkapan kerja (attachment).Prinsip
kerjanya merubah energi kinetis menjadi energi mekanis baik dalam bentuk reciprocating
(naik turun) maupun rotary (putaran). Actuator reciprocating type terdiri dari single acting
dan double acting,
Motor hidrolik bekerja berkebalikan dengan pompa yaitu merubah enrgi hydraulis
menjadi energi mekanis berupa putaran. jenis motor hidrolik diantaranya gear motor, vane
motor, piston motor dan orbit motor.
Accumulator berfungsi untuk : menyimpan energi, meredam kejut, menaikkan
tekanan dan menjaga tekanan konstan. Jenis accumalator terdiri atas, pneumatic
accumulator, weihgt loaded accumulator,dan spring loaded accumulator. Jenis
accumulator Pneumatic accumlator (gas loaded) terdiri dari piston type, bladder type,
diaphragm type.
96
HYDRAULIC SYSTEM
KEGIATAN BELAJAR III
Tujuan Kegiatan Belajar 3
Aplikasi Hydraulic
Ranah
Kegiatan
Lingkup Bahasan Indikator Keberhasilan Kompetensi
Pembelajaran
P K S
Circuit hydraulic Dapat menjelaskan circuit
Dozer D85ASS-2A hydraulic Dozer D85ESS-2A
Circuit hydraulic Dapat menjelaskan circuit
hydraulic hydraulic hydraulic excavator
Aplikasi hydraulic
excavator PC200-8 PC200-8
Circuit hydraulic Dapat menjelaskan circuit
Dump Truck hydraulic Dump Truck
HD785-7 HD785-7
HYDRAULIC SYSTEM
Uraian Materi Kegiatan Belajar 3
Keterangan :
HYDRAULIC SYSTEM
B. Work Equipment Hydraulic Circuit Diagram D85ESS-2
Keterangan :
1. Hydraulic tank
2. Hydraulic pump (SAL(3)-100)
3. Main control
valve 3A.
Load check
valve 3B.
Suction valve
3C. Blade lift
valve 3D.
Main relief
valve
4. Oil cooler
5. Left blade lift cylinder
6. Right blade lift cylinder
7. Hydraulic filter
8. Hydraulic tank breaker relief valve
Gambar 3. 2 Hydraulic circuit diagram D85ESS-2
99
HYDRAULIC SYSTEM
C. Work Equipment Hydraulic System Diagram D85ESS-2
Keterangan :
1. Hydraulic tank
2. Hydraulic pump (SAL(3)-100)
3. Main control
valve 3A.
Load check
valve 3B.
Suction
valve 3C.
Blade lift
valve 3D.
Main relief
valve
4. Oil cooler
5. Left blade lift cylinder
6. Right blade lift cylinder
7. Hydraulic filter
96
Uraian Materi Kegiatan Belajar 3
101
HYDRAULIC
Kete rangan :
HYDRAULIC SYSTEM
B. Work Equipment Hydraulic System Diagram
- Proses ketika boom raise
Keterangan :
103
HYDRAULIC SYSTEM
Uraian Materi Kegiatan Belajar 3
104
HYDRAULIC SYSTEM
B. Work Equipment Hydraulic System Diagram
Keterangan :
Ketika hoist lever yang terletak didalam kabin dioperasikan le posisi RAISE, hoist spool (2) akan terdorong ke arah kiri oleh gay
105
HYDRAULIC SYSTEM
Rangkuman Materi 3
Pemahaman dalam pembacaan sirkuit hydraulic unit sangat diperlukan pada saat
melakukan analisa dari cara kerja tiap – tiap komponen (system) dalam 1 unit. Dengan
dipahaminya sirkuit hydraulic maka dapat membantu dalam melakukan penelusuran
terhadap trouble yang terjadi.
Sebelum memahami sirkuit hydraulic diagram, maka terlebih dahulu dipahami work
equipment hydraulic piping yang menjelaskan tentang letak masing - masing komponen
pada suatu unit.
HYDRAULIC SYSTEM
KEGIATAN BELAJAR IV
Tujuan Kegiatan Belajar 4
Ranah
Kegiatan
Lingkup Bahasan Indikator Keberhasilan Kompetensi
Pembelajaran
P K S
Measurement & Dapat melakukan
adjustment measurement dan
Prosedur Testing
hydraulic system adjustment hydraulic system
Adjusting &
Minor trouble Dapat melakukan minor
Minor Trouble
shooting hydraulic trouble shooting hydraulic
Shooting
system system
107
HYDRAULIC SYSTEM
Uraian Materi Kegiatan Belajar 4
Pressure gauge group digunakan untuk mengukur oil pressure, tire air pressure, dan
fuel pressure. Satuan pengukuran pada pressure gauge menggunakan PSI (Pounds Per
Square Inch), Kpa (Kilo pascal) dan kg/cm2. Dimana dalam pengukuran harus menggunakan
gauge yang memiliki skala diatas tekanan yang akan diukur agar tidak terjadi kerusakan
gauge karena overload. Pada pressure gauge group terdapat beberapa gauge dengan
berbagai ukuran, yaitu 1500 mmHg, 10 kg/cm², 25 kg/cm², 60 kg/cm², 400 kg/cm², dan 600
kg/cm².
108
HYDRAULIC SYSTEM
Untuk melakukan pengukuran tekanan oil pada saat boom relief sebesar 355 kg/cm 2,
harus menggunakan pressure gauge dengan standar tekanan max diatas nilai tersebut yaitu
menggunakan standar pressure gauge dengan nilai 600 kg/cm2.
Prosedur pengukuran :
HYDRAULIC SYSTEM
Prosedur adjustment :
1. Kendorkan locknut (4) dan putar adjustment screw (5) menggunakan screw
untuk melakukan adjustment pressure main relief.
Prosedur pengukuran :
11
HYDRAULIC SYSTEM
2) Install nipple J2 dan sambungkan
dengan pressure gauge (gunakan
pressure gauge dengan ukuran 600
kg/cm2
3) Start engine dan posisikan fuel control dial ke posisi maximal, setting working
mode pada posisi power mode (P) dan aktifkan swing lock.
4) Operasikan work equipment control lever untuk me-relieved swing motor dan
ukur oil pressure yang terbaca pada pressure gauge
111
HYDRAULIC
Uraian Materi Kegiatan Belajar 4
A. Trouble D85ESS-2
1. Hydraulic drift blade lift abnormal
Jika ditemukan nilai pengukuran hydraulic drift blade lift terlalu cepat dan diatas nilai
standar (std.10 mm/15 mnt), menandakan terjadi banormal pada system. Untuk
melakukan trouble shooting hydraulic drift abnormal dapat dicari menggunakan chart yang
tersedia pada shop manual.
Ganti
- Kerusakan piston seal
Apakah
pressure relief dari main relief normal Kesalahan pada adjustment main
Adjust
relief valve
Apakah kondisi return ke normal ketikapressure relief ari main relief valve di adjust
112
HYDRAULIC
3. Blade tidak dapat dinaikkan
Lakukan pengecekan level oil di hydraulic tank sebelum melakukan trouble shooting
Apakah
ditemukan partikel metal, ketika drain oil
Apakah oil yang digunakan sudah benar ?
Inspeksi kembali
Operasikan sekali waktu dan amati perubahan yang
Ganti
113
HYDRAULIC
Rangkuman Materi 4
114
HYDRAULIC SYSTEM
BAB III
PENUTUP
115
HYDRAULIC SYSTEM