KEPERAWATAN DASAR
Penyusun :
PAS FOTO
NAMA : …………………………………….
NIM : …………………………………….
ALAMAT : …………………………………….
: …………………………………….
NO TELP : …………………………………….
2016
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
Dasar ini dapat diterbitkan sebagai alat untuk membantu mahasiswa Akademi Keperawatan
Kami menyadari bahwa Ilmu keperawatan berkembang sangat pesat dan buku
panduan praktikum ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, dengan kerendahan
perkembangan ilmu yang ada dengan selalu membaca berbagai buku lainya dan tidak selalu
Tak ada gading yang retak, saran dan masukan yang ditunjukan untuk
penyempurnaan buku panduan praktikum ini sangat kami harapkan, Semoga buku
panduan praktikum ini dapat bermanfaat dan membantu mahasiswa dalam proses
pembelajaran.
Penulis
B. Tujuan Umum
Memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk mendemonstrasikan pelaksanaan
tindakan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami gangguan pada pemenuhan
kebutuhan dasar.
C. Tujuan Khusus
Mahasiswa diharapkan dapat mempraktekan ketrampilan :
1. Gangguan kebutuhan oksigen (Menghitung pernapasan, Memposisikan klien fowler
dan semifowler, Mengumpulkan sputum untuk pemeriksaan, Memberikan oksigen
nasal kaul, Melatih napas dalam, Melatih batuk efektif)
2. Gangguan kebutuhan cairan (Mengukur tekanan darah, Menghitung nadi,
Pemeriksaan rumple-lead, Memberi minum peroral, Mengumpulkan urine untuk
pemeriksaan, Memasang kondom, Menghitung keseimbangan cairan, Merawat luka
infus, Mengganti cairan infus, Melepas infus, Memonitor tetesan infus, Merawat
kateter urine)
3. Gangguan kebutuhan nutrisi (Mengukur Antropometri, Menghitung indeks masa
tubuh, Memberikan makan peroral)
4. Gangguan kebutuhan eliminasi (Membantu klien eliminasi BAK/BAB diatas tempat
tidur, Memasang diapers/popok)
5. Gangguan kebutuhan aktivitas (Menerima klien baru, Memindahkan klien,
Memposisikan klien, Melatih berjalan, Memandikan klien, Merawat gigi dan mulut,
Merawat rambut)
6. Gangguan keseimbangan suhu tubuh (Mengukur suhu tubuh, Memberikan kompres)
7. Gangguan aman nyaman (Manajemen stres, Memebersihkan lingkungan klien,
Backrub, Mencuci tangan, Menggunakan APD)
8. Prosedur Perawatan pada tindakan kolaborasi (Memberikan obat)
9. Jenis, manfaat dan cara penggunaan alat kesehatan yang sering digunakan dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan
10. Penyimpanan dan pemeliharaan alat (Membersihkan dan menyimpan alat, Prinsip
aseptic dan antiseptik pada penggunaan alat kesehatan)
E. Pelaksanaan Praktikum
Sesuai jadwal
F. Metode Evaluasi
1. Sikap dan penampilan : 10 %
2. Kehadiran : 10 %
3. Pretes : 10 %
4. Ujian Praktek Intensif : 70 %
G. Pembimbing Praktikum
Terlampir sesuai jadwal
1. Tekanan Darah
Darah yang mengalir dan menyurut dalam sistem arteri seperti gerakan gelombang,
menyebabkan dua tekanan darah : tekanan sistolik dan diastolik. Tekanan sistolik adalah
tekanan darah pada puncak gelombang, pada saat ventrikel kiri kontraksi. Inilah yang
pertama dicatat dalam pengukuran tekanan darah. Tekanan diastolik adalah tekanan
antara dua kontraksi ventrikuler, saat jantung pada fase istirahat.
2. Denyut Nadi
Denyut nadi dapat dibedakan menjadi denyut nadi apikal dan perifer. Denyut nadi
apikal adalah denyut yang dirasakan pada daerah apeks jantung. Denyut perifer adalah
denyut yang dirasakan pada perifer tubuh seperti leher, pergelangn dan kaki. Pada klien
yang sehat, laju denyut perifer sama dengan denyut jantung. Perubahan kesehatan klien
dapat memperlemah denyut perifer dan membuatnya sulit untuk dideteksi. Sehingga
pengkajian denyut perifer merupakan suatu komponen penting dalam pengkajian
kesehatan menyeluruh. Beberapa arteri yang bisa digunakan sebagai lokasi menghitung
denyut nadi antara lain :
a. Arteri rasialis di pergelangan tangan
b. Arteri brankialis di siku bagian dalam
c. Arteri karotis di leher
d. Arteri temporalis di pelipis
e. Arteri femoralis di lipatan paha (selangkangan)
f. Arteri dorsalis di kaki
g. Arteri frontalis di Bun-ubun (bayi)
Lokasi denyut perifer yang paling umum digunakan adalah denyut radial. Palpasi
denyut radial dilakukan dengan meletakan dua atau tiga ujung jari pada pergelangan
anterior sepanjang tulang radius. Jika denyut teratur, hitunglah denyut selama 30 detik
lalu hasilnya di kali 2. Jika denyut tidak teratur, kaji denyut, perhatikan empat hal yaitu:
laju, ritme, kekuatan dan elastisitas arteri.
a. Laju denyut kurang 60 kali permenit disebut Bradikardi (dapat dijumpai pada atlet
yang sehat dan terlatih). Denyut yang melebihi 100 kali permenit disebut Takikardi,
dapat juga dijumpai pada klien sehat yang cemas atau baru selesai berolahraga
b. Ritme denyut nadi reltif konstan dan interval diantara dua denyut teratur pada orang
sehat
c. Mengkaji kekuatan denyut nadi dilakukan dengan memeriksa tekanan yang
dikeluarkan sebelum denyut dirasakan
d. Elastisitas arteri dikaji dengan melakukan palpasi sepanjang arteri radius dengan arah
dari proksimal ke distal. Arteri yang normal teraba halus, lurus dan lunak
3. Pernafasan
Kajilah lajupernafasan klien dengan menghitung jumlah nafas selama 30 detik, dan
hasilnya kalikan dengan dua. Jika pemeriksa mendeteksi ketidakteraturan atau kesulitan
bernafas, hitung nafas selama 1 menit penuh. Perhatikan : laju pernafasan pada beberapa
klien dapat meningkat jika mereka sadar bahwa nafas mereka sedang dihitung Untuk itu
tetaplah pertahankan posisi atau postur saat menghitung denyut radial pada saat
menghitung pernafasan.
4. Suhu Tubuh
Suhu tubuh merupakan indikator untuk menilai keseimbangan antara pembentukan dan
pengeluaran panas. Suhu permukaan tubuh (suhu kulit, jaringan sub kutan dan lemak)
berfluktuasi sesuai respon terhadap faktor lingkungan sehingga tidak ajeg (unreliable)
untuk pemantauan status kesehatan klien .Oleh karena itu lebih tepat mengukur suhu
inti atau jaringan tubuh bagian dalam seperti thorax dan rongga abdomen karena
suhunya relatif konstan (± 370). Sampai saat ini, suhu inti tubuh diukur biasanya dengan
termometer air raksa. Perawat lebih menyukai menggunakan termometer elektronik yang
memberikan pengukuran lebih akurat hanya dalam waktu 2-60 detik. Pengukuran suhu
inti tubuh inti dapat dilakukan dengan empat cara yaitu oral, rektal, dan aksila
Tujuan :
Tanda-tanda vital meliputi suhu tubuh, denyut nadi, pernafasan dan tekanan darah.
Mengukur tanda-tanda vital bertujuan untuk memperoleh data dasar, mendeteksi atau
memantau perubahan klien dan memantau klien yang berisiko untuk perubahan kesehatan.
FASE PRAINTERAKSI
1Mengidentifikasi kebutuhan/indikasi klien
2Mencuci tangan
3Menyiapkan alat
FASE ORIENTASI
4Mengucapkan salam & memperkenalkan diri
5Menjelaskan tujuan prosedur
6Menanyakan persetujuan klien untuk dilakukan tindakan
FASE KERJA
7Memasang tirai/penutup
8Mengatur posisi klien semifowler/supine
9Mencuci tangan
10Memakai sarung tangan
11Membersihkan aksila yang lebih jauh dengan tissue, pasang termometer
dan letakkan tangan klien menyilang di atas dada
12Menggulung lengan baju bagian atas pada lengan yang akan dilakukan
pengukuran tekanan darah
13Melakukan palpasi arteri brachialis, memasang manset 2.5 cm diatas
arteri brachialis
14Meletakkan diafragma stetoskop diatas arteri brachialis
15Memompa manset sampai tekanan 30 mmHg diatas titik dimana denyut
tidak terdengar
16Membuka katup dan membiarkan air raksa turun secara perlahan,
tentukan tekanan sistolik dan diastolik
17Menghitung nadi selama satu menit penuh
18Menghitung pernafasan selama satu menit penuh
19Mengangkat termometer lalu membaca hasilnya
20Mencuci termometer dengan air sabun, desinfektan dari arah pangkal
ke ujung termometer (reservoir). Kemudian dengan air bersih dari ujung
ke pangkal
21Mengeringkan termometer dan menurunkan suhunya
FASE TERMINASI
22Merapikan klien dan alat
23Melepaskan sarung tangan dan mencuci tangan
24Mengevaluasi respon klien
25Mengucapkan salam
TOTAL
Pengertian
Latihan nafas dalam adalah bernapas untuk pengambilan oksigen maksimal dan
latihan batuk efektif adalah batuk untuk pengeluaran sekret yang terakumulasi dan
menganggu di saluran pernafasan dengan cara dibatukkan. Latihan nafas dalam dan batuk
dilakukan pada klien yang mengalami gangguan fungsi respirasi.
Batuk efektif adalah suatu metode batuk dengan benar, dimana klien dapat
menghemat energi sehingga tidak mudah lelah mengeluarkan dahak secara maksimal.
Batuk merupakan gerakan refleks yang bersifat reaktif terhadap masuknya benda asing
dalam saluran pernapasan. Gerakan ini terjadi atau dilakukan tubuh sebagai mekanisme
alamiah terutama untuk melindungi paru paru.
Gerakan ini pula yang kemudian dimanfaatkan kalangan medis sebagai terapi untuk
menghilangkan lendir yang menyumbat saluran pernapasan akibat sejumlah penyakit.
Itulah yang dimaksud pengertian batuk efektif.
Batuk efektif merupakan batuk yang dilakukan dengan sengaja. Namun dibandingkan
dengan batuk biasa yang bersifat refleks tubuh terhadap masuknya benda asing dalam
saluran pernapasan, batuk efektif dilakukan melalui gerakan yang terencana atau dilatihkan
terlebih dahulu. Dengan batuk efektif, maka berbagai penghalang yang menghambat atau
menutup saluran pernapasan dapat dihilangkan.
Indikasi :
1. Latihan Nafas Dalam dilakukan pada :
a. Klien dengan gangguan paru obstruktif maupun restriktif
b. Klien pada tahap penyembuhan dari pembedahan thorax
c. Untuk metode relaxasi
2. Batuk Efektif dilakukan pada :
a. Klien dengan gangguan saluran nafas akibat akumulasi secret
b. Klien yang akan di lakukan pemeriksaan diagnostik sputum
c. Klien setelah menggunakan bronkodilator
Tujuan :
Tujuan latihan nafas dalam dan batuk efektif adalah :
1. Meningkatkan kapasitas paru
2. Mencegah atelektasis
3. Membebaskan jalan napas dan akumulasi secret
4. Mengeluarkan sputum untuk pemeriksaan diagnostik
5. Mengurangi sesak napas akibat akumulasi secret
FASE PRAINTERAKSI
1Mengidentifikasi kebutuhan/indikasi klien
2Mencuci tangan
3Menyiapkan alat
FASE ORIENTASI
4Mengucapkan salam & memperkenalkan diri
5Menjelaskan tujuan prosedur tindakan
6Menanyakan persetujuan klien untuk dilakukan tindakan
FASE KERJA
7Memasang tirai/penutup
8Mengatur posisi yang nyaman (semi fowler atau supine)
9Memakai sarung tangan
10Meminta klien meletakkan satu tangan di dada dan satu tangan di
abdomen
11Melatih klien melakukan nafas perut (menarik nafas dalam melalui
hidung hingga 3 hitungan, jaga mulut tetap tertutup), tetap rileks,
jangan melengkungkan punggung dan konsentrasi pada pengembangan
abdomen
12Meminta klien menahan nafas hingga 3 hitungan
13Meminta menghembuskan nafas perlahan dalam 3 hitungan (lewat
mulut, bibir seperti meniup)
14Memasang perlak/alas dan bengkok (di pangkuan klien bila duduk atau
di dekat mulut bila tidur miring)
15Meminta klien untuk melakukan nafas dalam 2 kali, yang ke-3:
inspirasi, tahan nafas dan batukkan dengan kuat
16Menampung lendir dalam sputum pot
FASE TERMINASI
17Merapikan klien dan alat
18Melepaskan sarung tangan dan mencuci tangan
19Mengevaluasi respon klien
20Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
21Mengucapkan salam
22Mendokumentasikan hasilnya
TOTAL
Pengertian
Sputum (dahak) adalah bahan yang dikeluarkan dari paru dan trakea melalui
mulut Biasanya juga disebut dengan ecpectoratorian (Dorland, 1992). Sputum, dahak, atau
riak adalah sekret yang dibatukkan dan berasal dari tenggorokan, hidung atau mulut.
Perbedaan ini hendaknya dijelaskan kepada klien yang dahaknya akan diperiksa.
Sputum yang dikeluarkan oleh seorang klien hendaknya dapat dievaluasi sumber,
warna, volume, dan konsistennya karena kondisi sputum biasanya memperlihatkan secara
spesifik proses kejadian patologik pada pembentukan sputum itu sendiri.
Pemeriksaan sputum diperlukan jika diduga terdapat penyakit paru-paru. Membran
mukosa saluran pernafasan berespons terhadap inflamasi dengan meningkatkan keluaran
sekresi yang sering mengandung mikroorganisme penyebab penyakit.
Sputum berbeda dengan sputum yang bercampur dengan air liur. Cairan sputum
lebih kental dan tidak terdapat gelembung busa di atasnya, sedangkan cairan sputum yang
bercampur air liur encer dan terdapat gelembung busa di atasnya. Sputum diambil dari
saluran nafas bagian bawah sedangkan sputum yang bercampur air liur diambil dari
tenggorokan.
Indikasi :
Pemeriksaan diagnostik
Tujuan :
Mengumpulkan sputum untuk pemeriksaan diagnostik
FASE PRAINTERAKSI
1Mengidentifikasi kebutuhan/indikasi klien
2Mencuci tangan
3Menyiapkan alat
FASE ORIENTASI
4Mengucapkan salam & memperkenalkan diri
5Menjelaskan tujuan prosedur tindakan
6Menanyakan persetujuan klien untuk dilakukan tindakan
FASE KERJA
7Berikan privasi klien
8Berikan bantuan yang diperlukan untuk mengumpulkan specimen.
9Bantu klien mengambil posisi berdiri atau duduk (mis., posisi fowler
atau semi fowler atau pada tepi tempat tidur atau kursi). Posisi ini
memungkinkan ventilasi dan ekspansi paru yang maksimum
10Minta klien untuk memegang bagian luar wadah sputum, atau untuk
klien yang tidak dapat melakukannya, pasang sarung tangan dan
pegang bagian luar wadah tersebut untuk klien
11Minta klien untuk bernapas dalam dan kemudian membatukan sekresi
12Pegang wadah sputum sehingga klien dapat mengeluarkan sputum ke
dalamnya, pastikan sputum tidak kontak dengan bagian luar wadah.
Memasukan sputum ke dalam wadah akan mencegah penyebaran
mikroorganisme ke tempat lain
13Bantu klien untuk mengulang batuk sampai terkumpul jumlah sputum
yang cukup
14Tutup wadah segera setelah sputum berada di dalam wadah untuk
mencegah perpindahan mikroorganisme ke tempat lain
15Bila sputum mengenai bagian luar wadah, bersihkan bagian luar
dengan disinfektan. Beberapa institusi menganjurkan untuk
membersihkan seluruh bagian luar wadah dengan sabun cair dan air
dan kemudian mengeringkannya dengan handuk kertas
16Lepas dan buang sraung tangan
FASE TERMINASI
17Merapikan klien dan alat (bantu klien untuk membersihkan mulutnya
dengan obat kumur dan berikan posisi yang nyaman, bila dibutuhkan)
18Mencuci tangan
19Mengevaluasi respon klien
20Mengucapkan salam
21Beri label dan bawa spesimen ke laboratorium
a. Patikan informasi yang benar tertulis pada label dan slip permintaan
laboratorium. Tempelkan label dan lampirkan perimintaan
laboratorium pada wadah spesimen
b. Atur agar specimen dikirim segera ke laboratorium atau di
dinginkan.
22Mendokumentasikan prosedur dalam catatan klien
TOTAL
Catatan :
a. Jangan menyentuh bagaian dalam wadah specimen,
b. Untuk mengeluarkan sputum langsung ke dalam wadah sputum,
c. Untuk menjaga bagian luar wadah tidak terkena sputum, bila memungkinkan,
d. Cara memeluk bantal secara kuat pada insisi abdomen bila klien merasa nyeri saat batuk,
e. Jumlah sputum yang diperlukan (biasanya 1-2 sendok the (5-10 ml) sputum cukup
analisis)
Pengertian
Pemberian oksigen adalah pemberian oksigen melalui hidung dengan menggunakan
kanule nasal. Kanule nasal merupakan suatu alat sederhana yang dapat memberikan
oksigen kontinu dengan aliran 1-6 L/mnt.
Keuntungan : Pemberian O2 stabil dengan volume tidal dan laju pernafasan teratur,
mudah memasukkan kanul disbanding kateter, klien bebas makan, bergerak, berbicara,
lebih mudah ditolerir klien dan nyaman.
Kerugian : Tidak dapat memberikan konsentrasi O2 lebih dari 44%, suplai O2
berkurang bila klien bernafas lewat mulut, mudah lepas karena kedalam kanul hanya 1 cm,
mengiritasi selaput lendir.
Tujuan
Tujuan pemberian oksigen adalah untuk mempertahankan dan memenuhi kebutuhan
oksigen
Indikasi :
Klien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen (memperbaiki terjadinya hipoksemia
dan menurunkan stimulus yang dapat meningkatkan kardiak output)
Pengertian
NO
Pemeriksaan ASPEK PENILAIAN
Rumple Leed adalah pemeriksaan peningkatan permeabilitas dinding Ya Tidak
pembuluh darah yang ditandai dengan munculnya petechiae. Pemeriksaan penunjang untuk
FASE PRAINTERAKSI
klien dengan DHF (Dengue Hemoragic klien
Fever) dengan cara menetapkan TD klien sebelumnya
1Mengidentifikasi kebutuhan/indikasi
2Mencuci tangan
3Menyiapkan alat
Indikasi
FASEklien
Pada ORIENTASI
dengan DHF (Dengue Hemoragic Fever)
4Mengucapkan salam & memperkenalkan diri
5Menjelaskan tujuan prosedur tindakan
Tujuan
6Menanyakan persetujuan klien untuk dilakukan tindakan
Mengetahui gejala penyakit utamanya DHF atau DBD atau penyakit lainnya.
FASE KERJA
7Menjaga privasi
Alat dan Bahan
8Mengatur posisi yang nyaman (semi fowler atau semi fowler)
1.9Menjelaskan
Tensimeter prosedur pada klien dan keluarga
2.10Memastikan
Stetoskop volume air steril dalam tabung pelembab sesuai ketentuan
3.11Menghubungkanselangdarikanulanasalketabung
Alat pengukur waktu
4. Alat tulis
pelembab/humidifier
12Memeriksa apakah oksigen keluar dari kanuIa
13Memasang kanula/outlet pada hidung klien
14Meletakkan kanule di Prosedur Tindakan
atas wajah Pemeriksaan
klien dengan Rumple Leed
kanule/outlet masuk
hidung dan selang mengelilingi kepala atau menyelipkannya pada daun
telinga. Beberapa model mempunyai pengikat dibawah dagu.
NO ASPEK PENILAIAN Ya Tidak
15Jika kanule tidak pada tempatnya, plester pada sisi wajah, selipkan
kasa
FASE di bawah selang pada tulang pipi untuk mencegah iritasi
PRAINTERAKSI
16Menetapkan kadar
1Mengidentifikasi oksigen sesuai program
kebutuhan/indikasi klien medik.*
17Menganjurkan
2Mencuci tangan klien untuk bernapas melalui hidung dengan mulut
tertutup
3Menyiapkan alat
18Mengkaji
FASE ORIENTASIrespon langsung klien terhadap oksigen, seperti warna
pernafasan,ketidaknyamanandansebagainya.Memberi
4Mengucapkan salam & memperkenalkan diri
dorongan/support
5Menjelaskan tujuan ketika diputuskan
prosedur tindakanpemakaian kanule.
FASE TERMINASI
6Menanyakan persetujuan klien untuk dilakukan tindakan
19Merapikan
FASE KERJA klien dan alat
21Mencuci
7Klien dalamtangan
posisi baring telentang
22Mengevaluasi respon klien
23Mengucapkan salam
24Mendokumentasikan prosedur dalam catatan klien: waktu pemberian,
8 aliran kecepatan
Mengukur oksigen,
tekanan ruteklien
darah pemberian, dan respons klien
9 Menghitung batasTOTAL
tekanan yang akan dipertahankan (MAP/MABP)
������� + (� � ��������)
��� (��� ������ �������) =
�
10Memompa kembali mansetnya pada batas MAP dan mempertahankan
selama 5 menit
11Perhatikan timbulnya petekie pada kulit di bawah lengan bawah bagian
medial
Catatan : pada sepertiga proximal
12Membaca hasil
Kewaspadaan tes apakah
Observasi apakah:positif/negatif
a.13Uji dinyatakan
Kanula positif
tersumbat atauapabila
terlipat pada 1 inci persegi (2.8 x 2.8 cm) didapat
lebih dari
b. Tabung 20 petekie
pelembab/humidifier kurang cukup terisi air
c.14Lepaskan manset
Volume Oksigen mencukupi/tidak
FASE TERMINASI
15Merapikan klien dan alat
16Mencuci tangan
17Mengevaluasi respon klien
18Mengucapkan salam
19Mendokumentasikan prosedur dalam catatan klien
TOTAL