Puji syukur kehadirat Allah AWT atas segala rahmat, hidayah, dan karunia-Nya, sehingga dapat
diselesaikannya laporan praktikum ini tepat pada waktunya. Laporan ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Praktik Pneumatik dan Hidrolik pada semester 7 ini.
Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah ini, Bapak Deni Nur
Fauzi, S.T., M.T. ,yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan dukungannya selama pelaksanaan
praktikum. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan
dukungan moral demi kelancaran pelaksanaan praktikum ini.
Laporan ini berisi tentang pengenalan komponen sistem pneumatik dan hidrolik, cara
merangkainya, serta simulasi kerja dari rangakian tersebut, yang merupakan salah satu aspek
penting dalam pemahaman kami terhadap mata kuliah ini. Saya berharap laporan ini dapat
memberikan manfaat dan wawasan kepada pembaca yang mungkin tertarik atau membutuhkan
informasi terkait.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya sangat
mengharapkan masukan dan kritik yang membangun guna perbaikan di masa yang akan datang.
Akhir kata, semoga laporan praktikum ini dapat diterima dengan baik oleh semua
pihak. Terima kasih.
HALAMAN JUDUL....................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.......................................................................................................................................v
PRAKTIKUM 1........................................................................................................................................1
PRAKTIKUM 2........................................................................................................................................6
PRAKTIKUM 3......................................................................................................................................10
PRAKTIKUM 4......................................................................................................................................14
DAFTAR GAMBAR
JUDUL : Sistem Pengereman Bus Single Acting Cylinder dengan 3/2 Way
Valve Single Solenoid
DESKRIPSI TUGAS PRAKTIK : 1. Memahami fungsi dari masing-masing komponen electric dan
pneumatic sistem rem bus.
3. Menggambar diagram atau rangakaian electric dan pneumatic
dari sistem pengereman bus.
4. Melakukan simulasi uji kerja dari rangkaian.
5. Evaluasi hasil kerja.
6. Menulis laporan praktikum.
DAFTAR KOMPONEN :
Tabel 1.1 Daftar Komponen
1
GAMBAR RANGKAIAN :
2
Gambar 1.3 Skema setelah pengereman
3
PEMBAHASAN :
DIAGRAM KERJA
Air Pressure
Push Button Pembuangan Reservoir
BUTTON ON
3
Y1 1
Valve Solenoid 3/2 Way Valve
2
BUTTON OFF
4
cylinder. Hal ini menyebabkan tidak adanya tekanan udara
pada cylinder.
4. pegas mendorong cylinder ke posisi semula dan mendorong
udara keluar.
5. Udara yang keluar dari cylinder menuju ke 3/2 way valve dan
diteruskan ke lubang pembuangan.
6. Udara dibuang ke atmosfer.
5
PRAKTIKUM 2
JUDUL : Sistem Double Acting Cylinder dengan 5/2 Way Valve Double
Solenoid
TUJUAN : 1. Mahasiswa mampu memahami cara kerja dari 5/2 Way Valve
Double Solenoid.
2. Mahasiswa mampu memahami cara kerja dari Double Acting
Cylinder.
3. Mahasiswa mampu membuat rangkaian pneumatik dan
elektrik menggunakan software FluidSIM.
4. Mahasiswa mampu merangkai komponen sistem Double
Acting Cylinder dengan 5/2 Way Valve Double Solenoid pada
trainer.
DESKRIPSI TUGAS PRAKTIK : 1. Memahami cara kerja dan fungsi dari komponen.
2. Menggambar rangkaian pneumatik dan elektrik menggunakan
software FluidSIM.
3. Merangkai komponen pneumatik dan elektrik pada trainer.
4. Evaluasi hasil kerja.
5. Membuat laporan praktikum.
GAMBAR RANGKAIAN :
6
Gambar 2.1 Rangkaian sistem pneumatik dan elektrik
7
Gambar 2.3 Skema saat S2 ditekan
Sistem Elektrik
1. Saat push button (S1) ditekan, arus dari power supply 24V
(+) mengalir ke push button, diteruskan ke solenoid valve
(Y1).
2. Pada solenoid valve sudah ada arus power supply 0V (-)
yang stanby, sehingga saat menerima arus positif, maka
solenoid valve (Y1) akan bekerja.
Sistem Pneumatik
8
1. Solenoid valve (Y1) bekerja, menghubungkan lubang 1,4
dan 2,3 pada 5/2 way valve.
2. Udara bertekanan yang dihasilkan oleh compressor
bergerak ke lubang 1 dan 4 pada 5/2 way valve.
3. Kemudian diteruskan ke port atau lubang kiri double acting
cylinder, sehingga cylinder terdorong bergerak ke kanan.
4. Udara yang ada pada sebelah kanan cylinder terdorong
keluar melalui port kanan cylinder menuju ke lubang 2
pada 5/2 way valve, kemudian di buang ke atmosfer
melalui lubang 3.
Sistem Elektrik
1. Saat push button (S2) ditekan, arus dari power supply 24V
(+) mengalir ke push button, diteruskan ke solenoid valve
(Y2).
2. Pada solenoid valve (Y2) sudah ada arus power supply 0V
(-) yang stanby, sehingga saat menerima arus positif, maka
solenoid valve (Y2) akan bekerja.
Sistem Pneumatik
1. Solenoid valve (Y2) bekerja, menghubungkan lubang 1,2
dan 4,5 pada 5/2 way valve.
2. Udara bertekanan yang dihasilkan oleh compressor
bergerak ke lubang 1 dan 2 pada 5/2 way valve.
3. Kemudian diteruskan ke port atau lubang kanan double
acting cylinder, sehingga cylinder terdorong bergerak ke
kiri.
4. Udara yang ada pada sebelah kiri cylinder terdorong keluar
melalui port kiri cylinder menuju ke lubang 4 pada 5/2 way
valve, kemudian di buang ke atmosfer melalui lubang 5.
9
10
PRAKTIKUM 3
GAMBAR RANGKAIAN :
11
Gambar 3.2 Skema saat push button S1 ditekan
12
Gambar 3.4 rangkaian penerapan relay pada trainer
Sistem Elektrik
1. Saat push button (S1) ditekan, arus dari power supply 24V
(+) mengalir ke push button (S1), diteruskan ke Coil Relay
(R1).
2. Pada coil relay (R1) sudah ada arus negatif yang stanby.
Saat menerima arus positif akan terjadi kemagnetan pada
coil relay dan menarik switch (R1), sehingga switch (R1)
terhubung.
3. Switch (R1) meneruskan arus positif menuju ke solenoid
valve (Y1).
4. Pada solenoid valve sudah ada arus negatif yang stanby,
sehingga saat menerima arus positif solenoid valve akan
bekerja.
Sistem Pneumatik
1. Solenoid valve (Y1) bekerja, menghubungkan lubang 1,4
dan 2,3 pada 5/2 way valve.
2. Udara bertekanan yang dihasilkan oleh compressor
bergerak ke lubang 1 dan keluar di lubang 4 pada 5/2 way
valve.
3. Kemudian diteruskan ke port atau lubang kiri double acting
cylinder, sehingga cylinder terdorong bergerak ke kanan.
13
4. Udara yang ada pada sebelah kanan cylinder terdorong
keluar melalui port kanan cylinder menuju ke lubang 2
pada 5/2 way valve, kemudian di buang ke atmosfer
melalui lubang 3.
Sistem Elektrik
1. Saat push button (S2) ditekan, arus dari power supply 24V
(+) mengalir ke push button (S2), diteruskan ke Coil Relay
(R2).
2. Pada coil relay (R2) sudah ada arus negatif yang stanby.
Saat menerima arus positif akan terjadi kemagnetan pada
coil relay dan menarik switch (R2), sehingga switch (R2)
terhubung.
3. Switch (R2) meneruskan arus positif menuju ke solenoid
valve (Y2).
4. Pada solenoid valve sudah ada arus negatif yang stanby,
sehingga saat menerima arus positif solenoid valve akan
bekerja.
Sistem Pneumatik
1. Solenoid valve (Y2) bekerja, menghubungkan lubang 1,2
dan 4,5 pada 5/2 way valve.
2. Udara bertekanan yang dihasilkan oleh compressor
bergerak ke lubang 1 dan keluar di lubang 2 pada 5/2 way
valve.
3. Kemudian diteruskan ke port atau lubang kanan double
acting cylinder, sehingga cylinder terdorong bergerak ke
kiri.
4. Udara yang ada pada sebelah kiri cylinder terdorong keluar
melalui port kiri cylinder menuju ke lubang 4 pada 5/2 way
valve, kemudian di buang ke atmosfer melalui lubang 5.
14
PRAKTIKUM 4
GAMBAR RANGKAIAN :
15
Gambar 4.2 Skema saat push button S1 ditekan
Gambar 4.3 Skema saat limit switch sensor ditekan oleh batang piston
16
Gambar 4.4 Rangkaian limit switch sensor pada trainer
Sistem Elektrik
1. Saat push button (S1) ditekan, arus dari power supply 24V
(+) mengalir ke push button (S1), diteruskan ke Coil Relay
(R1).
2. Pada coil relay (R1) sudah ada arus negatif yang stanby.
Saat menerima arus positif akan terjadi kemagnetan pada
coil relay dan menarik switch (R1), sehingga switch (R1)
terhubung.
3. Switch (R1) meneruskan arus positif menuju ke solenoid
valve (Y1).
4. Pada solenoid valve sudah ada arus negatif yang stanby,
sehingga saat menerima arus positif solenoid valve akan
bekerja.
Sistem Pneumatik
1. Solenoid valve (Y1) bekerja, menghubungkan lubang 1,4
dan 2,3 pada 5/2 way valve.
2. Udara bertekanan yang dihasilkan oleh compressor
bergerak ke lubang 1 dan keluar di lubang 4 pada 5/2 way
valve.
3. Kemudian diteruskan ke port atau lubang kiri double acting
cylinder, sehingga cylinder terdorong bergerak ke kanan.
4. Udara yang ada pada sebelah kanan cylinder terdorong
keluar melalui port kanan cylinder menuju ke lubang 2
17
pada 5/2 way valve, kemudian di buang ke atmosfer
melalui lubang 3.
Sistem Elektrik
1. Saat cylinder bergerak maju (ke kanan) sampai mencapai
maksimal, batang cylinder secara mekanik akan
mengaktifkan (menekan) limit switch sensor (PS2).
2. Saat aktif, limit switch sensor (PS2) akan mengalirkan arus
listrik dari power supply 24V (+) menuju ke coil relay (R2),
tanpa memerlukan push button lagi.
3. Pada coil relay (R2) sudah ada arus negatif yang stanby.
Saat menerima arus positif akan terjadi kemagnetan pada
coil relay dan menarik switch (R2), sehingga switch (R2)
terhubung.
4. Switch (R2) meneruskan arus positif menuju ke solenoid
valve (Y2).
5. Pada solenoid valve sudah ada arus negatif yang stanby,
sehingga saat menerima arus positif solenoid valve akan
bekerja.
Sistem Pneumatik
1. Solenoid valve (Y2) bekerja, menghubungkan lubang 1,2
dan 4,5 pada 5/2 way valve.
2. Udara bertekanan yang dihasilkan oleh compressor
bergerak ke lubang 1 dan keluar di lubang 2 pada 5/2 way
valve.
3. Kemudian diteruskan ke port atau lubang kanan double
acting cylinder, sehingga cylinder terdorong bergerak ke
kiri.
4. Udara yang ada pada sebelah kiri cylinder terdorong keluar
melalui port kiri cylinder menuju ke lubang 4 pada 5/2 way
valve, kemudian di buang ke atmosfer melalui lubang 5.
18
PRAKTIKUM 5
GAMBAR RANGKAIAN :
19
Gambar 5.1 Rangkaian continue pada FluidSIM
20
Gambar 5.3 Skema saat batang aktuator menekan limit switch (PS 2)
Gambar 5.4 Skema saat batang aktuator tidak menekan Limit switch (PS 2)
21
Gambar 5.5 Skema saat batang aktuator menekan limit switch (PS 1)
22
Sistem Elektrik
1. Saat detent switch (S1) ditekan, arus dari power supply 24V
(+) mengalir ke detent switch (S1), diteruskan ke PS2.
2. PS2 merupakan limit switch normally close, sehingga saat
batang actuator tidak menekan PS2, maka PS2 akan
terhubung, meneruskan arus menuju ke coil relay (R1).
3. Coil relay (R1) terjadi kemagnetan, menarik switch (R1).
4. Switch (R1) terhubung, meneruskan arus ke solenoid valve
(Y1). Sehingga solenoid valve (Y1) bekerja.
Sistem Pneumatik
1. Solenoid valve (Y1) bekerja, menghubungkan lubang 1,4
dan 2,3 pada 5/2 way valve.
2. Udara bertekanan yang dihasilkan oleh compressor
bergerak ke lubang 1 dan keluar di lubang 4 pada 5/2 way
valve.
3. Kemudian diteruskan ke port atau lubang kiri double acting
cylinder, sehingga piston terdorong bergerak ke kanan.
4. Udara yang ada pada sebelah kanan piston terdorong
keluar melalui port kanan cylinder menuju ke lubang 2
pada 5/2 way valve, kemudian di buang ke atmosfer
melalui lubang 3.
Sistem Elektrik
1. Saat actuator bergerak ke kanan, batang actuator akan
menekan PS2.
2. PS2 NO terhubung, sedangkan PS2 NC terputus, sehingga
arus yang menuju ke R1 terputus.
3. Arus dari power supply 24V (+) menuju ke PS2 NO
diteruskan ke PS1.
4. Saat batang actuator menekan PS2 maka PS1 tidak
tertekan, sehingga PS1 NC terhubung.
5. Arus diteruskan ke coil relay (R2), kemudian terjadi
kemagnetan dan menarik switch R2.
6. Switch R2 terhubung meneruskan arus dari power supply
menuju ke solenoid valve (Y2).
Sistem Pneumatik
1. Solenoid valve (Y2) bekerja, menghubungkan lubang 1,2
dan 4,5 pada 5/2 way valve.
2. Udara bertekanan yang dihasilkan oleh compressor
bergerak ke lubang 1 dan keluar di lubang 2 pada 5/2 way
valve.
3. Kemudian diteruskan ke port kanan double acting cylinder,
sehingga piston terdorong bergerak ke kiri.
23
4. Udara yang ada pada sebelah kiri cylinder terdorong keluar
melalui port kiri kiri menuju ke lubang 4 pada 5/2 way
valve, kemudian di buang ke atmosfer melalui lubang 5.
Sistem Elektrik
1. PS2 NO terputus, sedangkan PS2 NC terhubung dan
menghubungkan arus menuju ke R1.
2. Saat PS2 terputus, PS1 masih terhubung, sehingga R2 dan
Y2 masih bekerja.
Sistem Pneumatik
1. Solenoid valve (Y2) masih bekerja, sehingga actuator tetap
terdorong ke kanan.
Sistem Elektrik
1. Saat PS1 NC ditekan, maka PS1 akan terputus, dan arus
yang menuju ke R2 juga terputus, sehingga Y2 tidak
bekerja.
2. PS 2 NC terhubung, menghubungkan arus ke R1, sehingga
Y1 bekerja.
24
PRAKTIKUM 6
DESKRIPSI TUGAS PRAKTIK : 1. Memahami cara kerja dari rangkaian continue pada dua
double acting cylinder.
2. Membuat rangkaian elektrik dan pneumatik menggunakan
software FluidSIM.
3. Merangkai komponen elektrik dan pneumatik pada trainer.
4. Evaluasi dan membuat laporan.
GAMBAR RANGKAIAN :
25
Gambar 6.1 Rangkaian continue dua double acting cylinder pada FluidSIM
26
Gambar 6.3 Skema saat PS2 tertekan
27
Gambar 6.5 Skema saat PS1 tertekan
28
Gambar 6.7 Rangkaian continue dua double acting cylinder pada trainer
29
PEMBAHASAN : Saat Detent Switch (S1) ditekan (Gambar 6.2)
Sistem Elektrik
1. Saat detent switch (S1) ditekan, arus dari power supply 24V
(+) mengalir ke detent switch (S1), diteruskan ke PS3.
2. PS3 NO terhubung karena ditekan oleh aktuator 2,
sehingga arus mengalir ke PS2.
3. PS2 NC terhubung karena tidak tertekan, sehingga arus
mengalir ke R1.
4. R1 aktif, meneruskan arus ke Y1, sehingga Y1 bekerja.
Sistem Pneumatik
1. Y1 bekerja menggerakkan 5/2 way valve 1.
2. Lubang 1 dan 4 pada 5/2 way valve 1 terhubung, sehingga
angin bertekanan dari kompresor mengalir ke port kiri
actuator 1, sehingga actuator begerak ke kanan.
Sistem Elektrik
1. Actuator 1 bergerak ke kanan menekan PS2, sehingga PS2
NO terhubung, meneruskan arus ke PS4.
2. PS4 NC terhubung karena tidak tertekan, sehingga arus
mengalir ke R3.
3. R3 aktif, meneruskan arus ke Y3, sehingga Y3 bekerja.
Sistem Pneumatik
1. Solenoid valve (Y3) bekerja menggerakkan 5/2 way valve 2.
2. Lubang 1 dan 4 pada 5/2 way valve 2 terhubung, sehingga
angin bertekanan dari kompresor mengalir ke port kiri
actuator 2, sehingga actuator bergerak ke kanan.
Sistem Elektrik
1. Actuator 2 bergerak ke kanan menekan PS4, sehingga PS4
NO terhubung, meneruskan arus ke PS1.
2. PS1 NC terhubung karena tidak tertekan, sehingga arus
mengalir ke R2.
3. R2 aktif, meneruskan arus ke Y2, sehingga Y2 bekerja.
Sistem Pneumatik
1. Solenoid valve (Y2) bekerja menggerakkan 5/2 way valve 1.
2. Lubang 1 dan 2 pada 5/2 way valve 1 terhubung, sehingga
angin bertekanan dari kompresor mengalir ke port kanan
actuator 1, sehingga actuator bergerak ke kiri.
30
Saat PS1 tertekan (Gambar 6.5)
Sistem Elektrik
1. Actuator 1 bergerak ke kiri menekan PS1, sehingga PS1 NO
terhubung, meneruskan arus ke PS3.
2. PS3 NC terhubung karena tidak tertekan, sehingga arus
mengalir ke R4.
3. R4 aktif, meneruskan arus ke Y4, sehingga Y4 bekerja.
Sistem Pneumatik
1. Solenoid valve (Y4) bekerja menggerakkan 5/2 way valve 2.
2. Lubang 1 dan 2 pada 5/2 way valve 2 terhubung, sehingga
angin bertekanan dari kompresor mengalir ke port kanan
actuator 2, sehingga actuator bergerak ke kiri.
Sistem Elektrik
1. Actuator 2 bergerak ke kiri menekan PS3, sehingga PS3 NO
terhubung, meneruskan arus ke PS2.
2. PS2 NC terhubung karena tidak tertekan, sehingga arus
mengalir ke R1.
3. R1 aktif, meneruskan arus ke Y1, sehingga Y1 bekerja.
Sistem Pneumatik
1. Y1 bekerja menggerakkan 5/2 way valve 1.
2. Lubang 1 dan 4 pada 5/2 way valve 1 terhubung, sehingga
angin bertekanan dari kompresor mengalir ke port kiri
actuator 1, sehingga actuator begerak ke kanan.
3. Saat actuator bergerak ke kanan dan menekan Kembali
limit switch PS2, maka sistem akan terulang kembali dari
awal, begitu seterusnya. Sehingga actuator akan terus
bergerak. untuk menonaktifkan sistem yaitu dengan
menekan Kembali detent switch S1.
31
3. Berdasarkan rangkaian dan hubungan antar limit switch maka
pola pergerakan dari kedua actuator yaitu actuator 1 akan
bergerak dahulu sampai menyentuh limit switch baru
kemudian diikuti actuator 2, dan begitu seterusnya.
32