Anda di halaman 1dari 31

PENGEMBANGAN RANGKAIAN AKTUATOR TUNGGAL PNEUMATIK

BITWERIN SIHALOHO 5202620002


BONA SIMAMORA 5203520002

DOSBN PBNGAMPU 1 Indra Koto, S.T., M.Bng.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
OKTOBER 2021
KATA PENGANTAR

Puji, dan syukur, Kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmat-Nya, Kami dapat
menyelesaikan tugas Makalah Pengembangan Rangkaian AktuatorTunggal Pneumatik. Kami juga berterima kasih
kepada Bapak Dosen (Indra Koto, S.T., M.Eng) selaku Dosen Pengampu mata kuliah Hidrolika dan Pneumatika .

Didalam makalah ini, Kami membahas tentang Bagaimana Rangkaian Aktuator Tunggal Pneumatik bekerja.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk pemenuhan salah satu tugas KKNI mata kuliah Hidrolika dan Pneumatika, dan
sebagai bahan perkuliahan.
Kami juga menyadari bahwa tugas ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu Kami minta maaf jika ada
kesalahan dalam penulisan, serta Kami juga mengharap kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas
ini. Akhir kata, Kami ueapkan terima kasih, semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi pembaea.

Medan, Oktober 2021

KELOMPOK III
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN.........................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..............................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................................1
C. TUJUAN PENULISAN............................................................................................................1
BAB II : PEMBAHASAN.....................................................................................................................2-23
A. Kontrol Langsung Silinder ( Kerja Tunggal, dan Ganda )....................................................2-8
B. Kontrol Tidak Langsung ( Kerja Tunggal, dan Ganda )......................................................8-10
C. Fungsi Logika “ DAN”, “ ATAU “...................................................................................11-15
D. Rangkaian Memori, dan Kontrol Keeepatan.....................................................................15-20
E. Katup Buang Cepat.................................................................................................................20
F. Katup Tunda Waktu...........................................................................................................20-23
BAB III : PENUTUP...........................................................................................................................24-25
A. KESIMPULAN.......................................................................................................................24
B. SARAN...................................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada zaman yang serba maju ini dunia dipenuhi oleh teknologi-teknologi eanggih

yang setiap harinya mengalami perubahan ke arah yang lebih maju. Sehingga tidak jarang
mahasiswa teknik mesin dituntut untuk berpikir ke arah depan guna menghadapi persaingan
dunia luar. Alat-alat yang digunakan juga banyak menggunakan sistem pneumatik terutama di
dunia industri, dan perusahaan-perusahaan yang besar yang ada didaerah kita.
Oleh karena itu, mahasiswa teknik mesin harus berpikiran kreatif untuk bagaimana
mengembangkan alat pneumatik. Pada makalah kali ini, kami membahas tentang pengembangan
rangkaian aktuator tunggal pneumatik.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan kontrol langsung ( silinder tunggal dan ganda ) ?
2. Apakah yang dimaksud dengan kontrol tidak langsung ( silinder tunggal dan ganda ) ?
3. Apakah yang dengan fungsi logika “ DAN “, “ ATAU “ ?
4. Bagaimana rangkaian memori dan kontrol keeepatan ?
5. Apakah yang dimaksud dengan katup buang eepat ?
6. Apakah yang dimaksud dengan katup tunda waktu ?
C. TUJUAN PENULISAN

1. Agar Mahasiswa dapat memahami kontrol langsung ( silinder tunggal dan ganda ).
2. Agar Mahasiswa dapat memahami kontrol tidak langsung (silinder tunggal dan ganda).
3. Agar Mahasiswa dapat memahami fungsi logika “ DAN “, “ ATAU “.
4. Agar Mahasiswa dapat memahami rangkaian memori dan kontrol keeepatan.
5. Agar Mahasiswa dapat memahami katup buang eepat.
6. Agar Mahasiswa dapat memahami katup tunda waktu.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONTROL LANGSUNG ( SILINDER TUNGGAL DAN GANDA )


1. Pengertian
Kontrol langsung adalah kontrol yang memberi perintah langsung pada aktuator.
Kontrol langsung hanya dipilih jika :
a. Volume silinder tidak besar,
b. Dalam proses perubahan dikontrol oleh satu elemen sinyal.
Menggerakkan silinder adalah salah satu pertimbangan yang penting dalam pengembangan
solusi dari sistem kontrol. Energi pneumatik dikirim ke silinder melalui sebuah katup tombol
tekan. Rangkaian untuk keperluan tersebut dapat dikembangkan.
2. Kontrol langsung silinder tunggal
a. Permasalahan
Kontrol langsung silinder kerja tunggal dipergunakan untuk menggerakkan
silinder kerja tunggal maju mundur sesuai dengan perintah tombol tekan. Batang piston
silinder kerja tunggal bergerak keluar saat silinder menerima udara bertekanan. Jika udara
bertekanan dihilangkan, seeara otomatis piston kembali lagi ke posisi awal.

Untuk memeeahkan masalah tersebut dipergunakan sebuah katup yang akan


mengeluarkan sinyal ketika sebuah tombol tekan ditekan dan sinyal hilang bila tombol
dilepas. Katup kontrol arah 3/2 adalah sebagai katup pembangkit sinyal. Jenis katup ini
eoeok untuk mengontrol sebuah silinder kerja tunggal.
b. Prinsip kerja rangkaian
Katup kontrol arah 3/2 mempunyai 3 lubang : lubang masukan, lubang keluaran
dan lubang pembuangan. Hubungan antara lubang ini ditentukan oleh lintasan yang ada
dalam katup. Jumlah variasi aliran ditentukan oleh jumlah posisi katup, dalam hal ini ada
2 posisi.

2
a). Posisi awal (tidak aktif), b). Posisi kerja (aktif)
Gambar 5.1. Kontrol langsung silinder kerja tunggal
1) Posisi awal

Posisi awal (gambar 5.1a) didefinisikan sebagai posisi istirahat dari sistem.
Semua bagian terhubung dan tombol tidak ditekan oleh operator. Udara bertekanan
dari eatu daya ditutup, piston masuk ke dalam oleh dorongan pegas kembali. Lubang
masukan silinder dihubungkan ke lubang pembuangan melalui katup. Pengiriman
bertekanan diputus oleh katup.
2) Tombol ditekan
Menekan tombol tekan berarti memindahkan posisi katup 3/2, melawan pegas
katup. Diagram (gambar b) menunjukkan katup teraktifkan pada posisi kerja. Udara
bertekanan dari eatu daya melalui katup masuk ke lubang masukan silinder kerja
tunggal. Udara bertekanan yang terkumpul menyebabkan batang piston bergerak
keluar melawan gaya pegas kembali. Setelah piston sampai pada posisi akhir langkah
maju, maka tekanan udara di dalam tabung silinder meningkat meneapai harga
maksimum.
3) Tombol dilepas
Segera setelah tombol dilepas, maka pegas di katup mengembalikan katup ke

posisi awal dan batang piston silinder kembali masuk. Jika tombol tekan diaktifkan

lau dilepas sebelum silinder keluar penuh, piston masuk kembali seeara langsung,

maka ada hubungan langsung antara pengoperasian tombol tekan dan posisi silinder.

Hal ini memungkinkan silinder bisa keluar tanpa meneapai akhir langkah.

3
4) Keeepatan silinder
Keeepatan keluar dan keeepatan masuk silinder kerja tunggal berbeda.

Silinder bergerak keluar digerakkan udara bertekanan, sedangkan selama mundur


keeepatan diatur oleh pegas kembali, sehingga keeepatan gerak arah piston keluar
lebih eepat daripada keeepatan mundur.
e. Komponen yang diperlukan
Untuk merealisasikan kontrol langsung silinder kerja tunggal diperlukan
komponen-komponen pneumatik sebagai berikut:
1) Silinder kerja tunggal mempunyai satu lubang masukan udara dan satu lubang
pembuangan atau lubang ventilasi serta pegas untuk gerakan kembali. Gambar
berikut adalah simbol, penampakan dalam dan benda dari silinder kerja tunggal.

2) Katup kontrol arah 3/2 mempunyai 3 lubang dan 2 posisi kontak, tombol tekan untuk
mengaktifkan dan pegas untuk kembali. Gambar berikut adalah simbol, penampakan
dalam dan benda dari katup 3/2 tombol tekan.

4
3) Unit Pelayanan Udara / Air Service Unit . Masukan berasal dari kompresor katup 3/2.

4)

4) Selang plastik berfungsi sebagai sambungan udara bertekanan antara catu daya dan

katup 3/2, antara katup 3/2 dan silinder.


3. Kontrol langsung silinder ganda
a. Permasalahan
Kontrol langsung silinder kerja ganda dipergunakan untuk menggerakkan silinder kerja
ganda maju mundur sesuai dengan perintah tombol tekan. Batang piston silinder kerja ganda
bergerak keluar ketika sebuah tombol ditekan dan kembali ke posisi semula ketika tombol
dilepas. Silinder kerja ganda dapat dimanfaatkan gaya kerjanya ke dua arah gerakan, karena
selama bergerak ke luar dan masuk silinder dialiri udara bertekanan.
Untuk memecahkan masalah tersebut dipergunakan sebuah katup untuk membangkitkan
sebuah sinyal dan membatalkan sinyal yang lain ketika tombol dilepas. Katup 4/2 digunakan
karena katup tersebut merupakan katup pembangkit sinyal dengan 2 lubang sinyal keluaran.
Katup ini cocok untuk mengendalikan sebuah silinder kerja ganda.
b. Prinsip Kerja Rangkaian Silinder Kerja Ganda
Katup kontrol arah 4/2 mempunyai 4 lubang : 1 lubang masukan, 2 lubang keluaran dan 1
lubang pembuangan. Hubungan antara lubang ini ditentukan oleh lintasan yang ada dalam katup.
Jumlah variasi aliran ditentukan oleh jumlah posisi katup, dalam hal ini ada 2 posisi.

5
a). Posisi awal (tidak aktif), b). Posisi kerja (aktif)
Gambar 5.2. Kontrol langsung silinder kerja ganda
1) Posisi Awal
Posisi awal (gambar 5.2a) semua hubungan dibuat tidak ada tekanan dan tombol tidak
ditekan oleh operator. Pada posisi tidak diaktifkan, udara bertekanan diberikan pada sisi
batang piston silinder, sedangkan udara pada sisi piston silinder dibuang melalui saluran
buang katup.
2) Tombol ditekan
Menekan tombol berarti memindahkan posisi katup 4/2 melawan gaya pegas pengembali.
Diagram rangkaian (gambar 5.2b) menunjukkan katup aktif pada posisi kerja. Pada posisi
ini suplai udara bertekanan dialirkan ke sisi piston silinder dan udara pada sisi batang
piston dibuang

keluar lewat katup. Tekanan pada sisi piston mendorong keluar batang piston. Pada saat
langlah keluar penuh dieapai, tekanan pada sisi piston meneapai maksimum.
3) Tombol dilepas
Tombol tekan dilepas, pegas pengembali katup menekan katup kembali ke posisi
semula. Sekarang suplai udara bertekanan dialirkan ke sisi batang piston dan udara pada
sisi piston dibuang keluar melalui katup, sehingga batang piston silinder kerja ganda masuk
kembali. Jika tombol tekan dilepas sebelum silinder keluar sampai langkah penuh, maka
batang piston akan masuk kembali dengan segera. Oleh karena itu

6
ada hubungan langsung antara pengoperasian tombol dan posisi batang piston silinder.
4) Keeepatan Silinder Kerja Ganda
Keeepatan silinder keluar dan masuk berbeda. Kenyataannya
bahwa volume silinder pada sisi batang piston lebih keeil daripada volume udara pada sisi
piston. Oleh karena itu volume suplai udara
bertekanan selama arah masuk lebih keeil dari pada arah keluar sehingga
gerakan silinder arah masuk lebih eepat daripada arah keluar.
e. Komponen yang digunakan
Untuk merealisasikan kontrol langsung silinder kerja ganda diperlukan
komponen-komponen pneumatik sebagai berikut:
,> Silinder kerja ganda dengan 2 lubang masukan. Gambar berikut adalah simbol, penampakan dalam,

dan benda dari silinder kerja ganda.

3) katup kontrol arah 4/2 mempunyai 4 lubang, dan 2 posisi kontak, tombol untuk mengaktifkan, dan
pegas untuk gaya kembali.

7
3, Unit Pelayanan Udara / Air Service Unit . Masukan berasal dari kompresor dan keluarannya
dihubungkan ke katup 4/2.
9, Selang plastik berfungsi sebagai sambungan udara bertekanan antara catu daya dan katup 4/2 ,
antara katup 4/2 dan silinder.

B. KONTROL TIDAK LANGSUNG ( SILINDER TUNGGAL DAN GANDA )


1. Pengertian
Silinder yang keluar dan masuk dengan cepat atau silinder dengan diameter piston besar
memerlukan jumlah udara yang banyak. Untuk pengontrolannya harus dipasang sebuah katup kontrol
arah dengan ukuran yang besar juga. Jika tenaga yang diperlukan untuk mengaktifkan katup tidak
mungkin dilakukan secara manual karena terlalu besar, maka harus dibuat rangkaian pengontrol tidak
langsung. Disini melalui sebuah katup kedua yang lebih kecil, dihasilkan sinyal untuk mengaktifkan
katup kontrol arah yang besar.
2. Kontrol Tidak Langsung Silinder Kerja Tunggal
a. Permasalahan
Silinder kerja tunggal dengan diameter piston besar harus bergerak ke luar, pada saat tombol
ditekan dan silinder harus masuk kembali pada saat tombol dilepas.
b. Pemecahan
Untuk memecahkan masalah tersebut , diperlukan rangkaian kontrol dengan komponen-
komponen sebagai berikut :
1) Silinder kerja tunggal mempunyai satu lubang masukan udara dan satu lubang

pembuangan atau lubang ventilasi serta pegas untuk gerakan kembali.


2) Katup kontrol arah 3/2 mempunyai 3 lubang dan 2 posisi kontak, tombol tekan untuk
mengaktifkan dan pegas untuk kembali.
3) Katup kontrol arah 3/2 mempunyai 3 lubang utama dan 2 posisi kontak, 1
lubang kontrol untuk mengaktifkan dan pegas pengembali.

8
4) Unit Pelayanan Udara / Air Serviee Unit . Masukan berasal dari kompresor dan keluarannya
dihubungkan ke katup 3/2.
5) Sambungan udara bertekanan (pipa/slang plastik) antara eatu daya dan katup 3/2 , antara katup 3/2
dan silinder.

Prinsip e. kerja rangkaian


Katup kontrol arah 3/2 dengan pengaktifan udara dapat dipasang sedekat mungkin dengan
silinder. Ukuran katup harus besar bila silinder yang dikontrolnya dalam ukuran besar, sedangkan katup
tombol bisa berukuran keeil. Katup tombol dapat dipasang agak jauh dari silinder.

1) Posisi awal
.
Pada posisi awal, batang piston silinder kerja tunggal 1A berada didalam. KKA 1V1 tidak
aktif karena posisi pegas pengembali dan lubang 2 membuang udara ke atmosfir bebas.
2) Tombol ditekan

Katup tombol 3/2 (KKA 1S1) membuka aliran udara dari lubang 1 ke 2, dan sinyal
yang dibangkitkannya dialirkan ke lubang kontrol 12 KKA 1V1. KKA 1V1 berpindah posisi
dan mengalir udara dari lubang 1 ke 2 terus ke silinder kerja tunggal sehingga menyebabkan
silinder kerja tunggal bergerak keluar. Sinyal pengaktifan pada lubang 12 tetap ada selama
tombol masih ditekan dan sinyal akan hilang bila tombol dilepas.
3) Tombol dilepas
Pegas pengembali katup tombol 1S1 mengembalikan posisi katup ke posisi semula,
sehingga suplai udara ke 12 katup 1V1 terputus. Akibatnya sisa udara dari lubang 12 katup
1V1 terbuang keluar lewat lubang 2 katup 1S1 .

9
Hal ini membuat katup 1V1 kembali ke posisi awal karena pegas kembali dan allran ke
silinder kerja tunggal terblokir. Pegas silinder kerja tunggal mendorong silinder kembali ke
posisi awal.
3. Kontrol Tidak Langsung Silinder Kerj a Ganda

a. Permasalahan
Silinder kerja ganda harus keluar pada saat tombol ditekan dan kembali lagi setelah
tombol dilepas. Silinder berdiameter 250 mm memerlukan udara banyak.
b. Pemeeahan
Prinsipnya sama seperti pemeeahan masalah dengan silinder kerja tunggal, hanya berbeda katup
kontrol arah yang menghubungkan ke silinder kerja ganda menggunakan katup 5/2.

1.
Komponen yang digunakan berupa :
1) Silinder kerja ganda dengan 2 lubang masukan,
2) Katup kontrol arah 3/2 mempunyai 3 lubang dan 2 posisi kontak, tombol tekan untuk
mengaktifkan dan pegas untuk kembali,
3) Katup kontrol arah 5/2 mempunyai 5 lubang utama dan 2 posisi kontak, 1 lubang kontrol
untuk mengaktifkan dan pegas pengembali, atau katup 4/2.

10
4) Unit Pelayanan Udara / Air Service Unit . Masukan berasal dari kompresor dan keluarannya
dihubungkan ke katup 5/2.
5) Sambungan udara bertekanan dari catu daya ke silinder.
c. FUNGSI LOGIKA “DAN”, “ATAU”

1. Pendahuluan
Pada sistem rangkaian kontrol jika proses memulai dengan menggunakan dua sinyal secara
bersama-sama, maka dibutuhkan katup dua tekanan (two- pressure valve) atau alternatif lain. Katup
dua tekanan juga disebut gerbang “DAN” karena mempunyai fungsi logika dasar “DAN”. Pada
sistem rangkaian kontrol jika proses memulai menggunakan dua sinyal dengan fungsi bersama-sama
atau sendiri-sendiri, maka dibutuhkan katup ganti (shuttle valve). Katup ganti juga disebut gerbang
“ATAU” karena mempunyai fungsi logika dasar “ATAU”.
2. Fungsi logika DAN
Fungsi DAN dapat diterjemahkan dalam bentuk tabel kebenaran seperti pada tabel 7.1. Pada
tabel a dan b adalah masukan, sedangkan y adalah keluaran. Pada saat a dan b sama dengan nol (0), y
sama dengan 0. Artinya pada saat itu a dan b tidak ada sinyal masukan, maka tidak ada hasil keluaran
dari y. Keluaran akan ada (1) jika semua masukan bernilai 1 artinya ada masukan pada masukannya.

Simbol:

3. Persamaan :
y = a T b ( baca : y = a dan b )

Rangkaian fungsi DAN Ada 3 kemungkinan untuk mendapatkan


rangkaian fungsi DAN di dalam sistem pneumatik yaitu :
a. Rangkaian Seri
Pada rangkaian ini, fungsi DAN didapat dari dua katup atau lebih yang

disambung seeara seri seperti pada gambar berikut :

11
Gambar 6.1. Fungsi DAN melalui rangkaian seri
Keuntungan :
1) Tanpa peralatan tambahan, dengan demikian sumber kesalahan kemungkinan lebih sedikit
dan merupakan solusi yang ekonomis.
Kerugian :

1) Di dalam praktiknya saluran sinyal antar komponen menjadi sangat panjang.


2) Sinyal dari katup 1.4 (gambar 6.1) tidak dapat dipakai bersama dengan sinyal kombinasi yang
lain karena sumbernya berasal dari katup 1.2 yang disambung seri.
b. Fungsi DAN melalui katup 3/2 NO dengan pengaktifan udara Rangkaian seperti gambar berikut :

12
Gambar 6.2. Fungsi DAN melalui katup 3/2 NO dengan pengaktifan udara

Keuntungan :
1) Sinyal dari katup 1.2 dan katup 1.4 dapat digunakan di dalam kombinasi sinyal lainnya
karena sinyal komponen langsung didapat dari sumbernya.
2) Saluran kedua sinyal dapat disambung dengan jarak yang pendek ke katup dua tekanan
1.6.
3) Sinyal masukan ke lubang 12(Z) katup 1.6 dapat lebih keeil, sedangkan keluaran lubang
2(A) katup 1.6 lebih besar ( efek penguat ).
Kerugian :
1) Memerlukan lebih banyak komponen

e. Fungsi DAN melalui katup dua tekanan


Rangkaian seperti pada gambar berikut :

13
Gambar 6.3. Fungsi DAN melalui katup dua tekanan
Keuntungan :
1) Sinyal dari katup 1.2 dan katup 1.4 dapat digunakan di dalam kombinasi sinyal lainnya
karena sinyal komponen langsung didapat dari sumbernya.

2) Saluran kedua sinyal dapat disambung dengan jarak yang pendek ke katup dua tekanan
1.6.
Kerugian :
1) Memerlukan peralatan tambahan.
2) Keluaran katup dua tekanan selalu memberikan sinyal yang lebih lambat atau lebih
lemah.
4. Fungsi logika ATAU
Simbol: Tabel kebenaran

Persamaan :
5. y = a v b ( baea : y = a atau b )

Rangkaian fungsi ATAU


Rangkaian pneumatik fungsi ATAU dapat terealisasi dengan menggunakan katup ganti / katup
fungsi ATAU dengan simbol katup sebagai berikut :

Rangkaian kontrol silinder kerja tunggal yang dijalankan dari dua tempat yang berbeda.

14
Gambar 7.1. Rangkaian Fungsi ATAU
D. RANGKAIAN MEMORI DAN KONTROL KECEPATAN
1. Rangkaian memori
m. Rangkaian pengunci dominan on/off
1) Rangkaian pengunci dominan ON

RANGKAIAN MEMORI/ PENGUNCI DOMINAN ON


Rangkaian pengunei dominan ON adalah rangkaian pengunei apabila kedua sinyal
masukan diberikan ke rangkaian dalam waktu bersamaan tetap menghasilkan sinyal

15
keluaran. Manometer disambung seri dengan sinyal NOT masukan STOP yang
hasilnya dihubungkan ke masukan logika “ ATAU “. Masukan “ ATAU “ lainnya
berasal dari sinyal START.

Masukan “ ATAU “ memproses keluaran Manometer.


2) Rangkaian pengunei dominan OFF

Rangkaian pengunei dominan OFF adalah rangkaian pengunei apabila kedua sinyal
masukan diberikan ke rangkaian dalam waktu bersamaan tidak mengeluarkan sinyal
keluaran. Logika ATAU mendapat masukan dari sinyal

masukan START dari manometer. Hasil logika ATAU ini diseri dengan sinyal masukan
NOT (STOP). Hasil logika DAN ini memproses keluaran START.
b. Rangkaian memori dengan katup memori

Rangkaian diatas adalah rangkaian memori untuk menjalankan silinder kerja ganda. Bila
tombol START ditekan, maka katup 5/2 NO aktif dan silinder bergerak maju. START

16
dilepas, silinder tetap bergerak keluar sampai meneapai posisi maksimum.

2. Kontrol Keeepatan
a. Mengurangi keeepatan silinder
Keeepatan silinder dapat dikurangi dengan memasang katup kontrol aliran. Untuk
mengatur keeepatan silinder agar lebih lambat dapat menggunakan katup kontrol aliran satu
arah seperti pada gambar simbol berikut :

Ada dua kemungkinan pemasangan katup pengatur aliran satu arah :


1) Pengaturan udara masuk ,
2) Pengaturan udara pembuangan.
Keuntungan dan kerugiannya telah dibahas pada pembahasan katup satu arah.
b. Menambah Keeepatan Silinder
Menambah keeepatan silinder dengan menggunakan katup buangan-eepat.
Pemasangan katup ini dekat dengan silinder, agar udara buangan eepat keluar dan keeepatan
silinder bertambah.

e. Pengaturan keeepatan silinder kerja tunggal

17
Pada silinder kerja tunggal, pengurangan keeepatan gerakan maju hanya efektif
dilakukan oleh pengaturan udara masuk dan tidak mungkin menambah keeepatan gerakan
maju dengan menggunakan katup buangan eepat. Pengurangan keeepatan silinder dilakukan
dengan menggunakan katup kontrol aliran satu arah seperti pada gambar berikut ini.

Gambar 8.1. Pengurangan keeepatan gerakan maju

Gambar 8.2. Pengurangan keeepatan gerakan mundur


Pengurangan keeepatan gerakan maju dan mundur dengan pengaturan seeara terpisah
dilakukan seperti pada gambar berikut ini

Gambar 8.3. Pengurangan keeepatan gerakan maju dan mundur

18
Sedangkan menambah keeepatan gerakan mundur dapat dilakukan seperti gambar berikut.

Gambar 8.4. Penambahan keeepatan gerakan mundur


d. Pengaturan Keeepatan Silinder Kerja Ganda

Pada silinder kerja ganda memungkinkan melakukan pengaturan aliran udara masuk dan udara
buangan untuk mengurangi keeepatan gerakan maju dan mundur. Katup buangan eepat dapat digunakan
untuk menambah keeepatan maju maupun mundur. Pengurangan keeepatan silinder dengan pengaturan
terpisah untuk gerakan maju dan mundur seperti gambar berikut :

Gambar 8.5. Pengurangan keeepatan dengan mengatur udara masuk

Gambar 8.6. Pengurangan keeepatan dengan mengatur udara buangan

19
Sedangkan menambah keeepatan gerakan maju dan mundur dapat dilakukan seperti
gambar berikut.

Gambar 8.7. Mempereepat gerakan maju

Gambar 8.8. Mempereepat gerakan mundur


E. KATUP BUANG CEPAT
Katup buang eepat (quiek exhaust valve) merupakan katup yang digunakan sebagai
mempereepat pembuangan angin yang mengakibatkan silinder menjadi bergerak lebih eepat
dari biasanya, dengan adanya pereepatan tersebut maka kita dapat melakukan pergerakan pada
mesin pneumatik yang membutuhkan pergerakan eepat.
F. KATUP TUNDA WAKTU
1. Maeam-maeam katup tunda waktu
Katup tunda waktu adalah kombinasi/gabungan dari katup 3/2, katup kontrol aliran
satu arah, dan tangki udara. Katup 3/2 dapat sebagai katup dengan posisi normal membuka
(NO) atau menutup (NC). Jika hanya menggunakan katup 3/2 dan katup kontrol aliran satu
arah, tunda waktunya biasanya berkisar antara 0-30 detik. Dengan menggunakan
tambahan tangki udara, waktu dapat diperlambat. Perubahan waktu seeara akurat dijamin,
jika udara bersih dan tekanan relatif stabil.
a. Katup Tunda Waktu NC

Berdasarkan gambar diagram dibawah, udara bertekanan dimasukkan ke katup


pada saluran 1(P). Aliran udara kontrol masuk katup pada saluran 12(Z). Udara ini
akan mengalir melalui katup kontrol aliran satu arah dan tergantung pada setting
sekrup peneekik, lebih besar atau lebih keeil dari jumlah aliran udara setiap unit
waktunya ke dalam tangki udara. Ketika tekanan kontrol yang diperlukan telah
terpenuhi di dalam tangki udara, bantalan pemandu katup 3/2 digerakkan turun ke
bawah. Hal ini akan memblok saluran 2(A) ke 3(R). Piringan katup diangkat dari
kedudukan semula dan kemudian udara dapat mengalir dari 1(P) ke 2(A). Waktu yang
diperlukan untuk tekanan meneapai nominal dalam tangki udara adalah sama dengan
waktu tunda kontrol pada katup.
Jika katup tunda waktu adalah menghubung ke posisi inisialnya, jalur pilot
12(Z) harus dibuang. Udara mengalir dari tangki udara ke atmosfer melalui jalan pintas
katup kontrol aliran satu arah dan kemudian ke jalur pembuangan. Pegas katup
mengembalikan bantalan pemandu dan piringan katup ke posisi inisialnya.

Jalur kerja 2(A) membuang ke 3(R) dan 1(P) terblok.

Gambar 2.34. Katup Tunda Waktu NC b. Katup Tunda Waktu NO


Gambar 2.35. Katup Tunda Waktu NO
Katup tunda waktu normal membuka memiliki katup 3/2 dengan posisi
NO. Pada posisi inisial output 2(A) adalah aktif. Ketika katup dihubungkan
dengan 10(Z) output 2(A) dibuang. Akibatnya sinyal keluaran akan segera mati
setelah setting tunda waktu tereapai.

2. Rangkaian Katup Tunda Waktu


Rangkaian berikut ini menggunakan 2 buah katup tunda waktu, sebuah katup
NC (1.5) dan yang lain katup NO (1.4). Pengoperasian dimulai dengan tombol tekan
(1.2), sinyal yang dikeluarkan diteruskan melalui katup (1.4) dan menyebabkan
silinder bergerak maju melalui lubang 14(Z) katup memori (1.1). Katup tunda waktu
(1.4) mempunyai set tunda waktu yang sangat pendek yaitu 0.5 detik. Hal ini eukup
lama untuk memulai sinyal start tetapi kemudian sinyal 14(Z) diputuskan oleh sinyal
pemandu timer 10(Z). Silinder mengoperasikan katup rol (1.3). Katup tunda waktu
(1.5) menerima sinyal pemandu yang kemudian setelah setting waktu terlampaui akan
membuka katup tunda waktu. Sinyal keluaran ini mensuply sinyal 12(Y) yang akan
membalik katup (1.1) dan silinder bergerak mundur. Siklus baru hanya dapat dimulai
jika tombol start telah dilepas. Terlepasnya katup tombol mereset timer (1.4) dengan
membuang sinyal 10(Z).

Gambar 2.36. Rangkaian Dengan Katup Tunda Waktu


BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Kontrol langsung adalah kontrol yang memberi perintah langsung pada aktuator.
2. Kontrol tidak langsung adalah kontrol yang menggunakan perantara pneumatik pada
katup proses dan mengalir kemudian ke aktuator.
3. Pada sistem rangkaian kontrol jika proses memulai dengan menggunakan dua sinyal
secara bersama-sama, maka dibutuhkan katup dua tekanan (two- pressure valve) atau
alternatif lain. Katup dua tekanan juga disebut gerbang “DAN” karena mempunyai
fungsi logika dasar “DAN”.
4. Pada sistem rangkaian kontrol jika proses memulai menggunakan dua sinyal dengan
fungsi bersama-sama atau sendiri-sendiri, maka dibutuhkan katup ganti (shuttle valve).
Katup ganti juga disebut gerbang “ATAU” karena mempunyai fungsi logika dasar
“ATAU”.

5. Sinyal yang dihasilkan keluaran rangkaian logika berlangsung pendek. Jika sinyal
masukan dihilangkan, maka sinyal keluaran pun hilang. Untuk mendapatkan sinyal
keluaran dalam waktu lama walaupun sinyal masukan dihilangkan maka sinyal
keluaran harus disimpan. Rangkaian yang mempunyai fungsi tersebut disebut
rangkaian pengunci atau rangkaian memori.
6. Kontrol kecepatan silinder berfungsi untuk menambah dan mengurangi kecepatan
silinder.
7. Katup buang cepat (quick exhaust valve) merupakan katup yang digunakan sebagai
mempercepat pembuangan angin yang mengakibatkan silinder menjadi bergerak lebih
eepat dari biasanya, dengan adanya percepatan tersebut maka kita dapat melakukan
pergerakan pada mesin pneumatik yang membutuhkan pergerakan eepat.
8. Katup tunda waktu adalah kombinasi/gabungan dari katup 3/2, katup kontrol aliran
satu arah, dan tangki udara. Katup 3/2 dapat sebagai katup dengan posisi normal
membuka (NO) atau menutup (NC). Jika hanya menggunakan katup 3/2 dan katup
kontrol aliran satu arah, tunda waktunya biasanya berkisar antara 0-30 detik. Dengan
menggunakan tambahan tangki udara, waktu dapat diperlambat. Perubahan waktu
secara akurat dijamin, jika udara bersih dan tekanan relatif stabil.
B. SARAN
Berikut Saran dari Saya :
1. Kami menyarankan bagi semua mahasiswa agar lebih memahami simbol-simbol yang
digunakan pada sistem pneumatik, dan mekanismenya agar dapat menerapkannya
dengan lebih baik.
2. Kami menyarankan bagi semua mahasiswa agar lebih banyak lagi membaea buku, dan
melihat video pembelajaran terkait dengan pneumatik agar lebih memahaminya lebih
baik lagi.
3. Kami menyarankan agar mahasiswa lebih memahami tentang rangkaian yang
digunakan dalam pneumatik, agar dapat menerapkannya ketika di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Sudaryono. ( 2020 ). Pneumatik & Hidrolik untuk kelas 11 SMK semester 1.
Kemendikbud:Malang, Jawa Timur.
Academia.edu. Hidrolik & Pneumatik (MES304) Oleh. Diakses pada 03 Maret 2021 dari
https://www.academia.edu/15041242/Hidrolik_and_Pneumatik_MES304_Qleh

Anda mungkin juga menyukai