Anda di halaman 1dari 4

PERCOBAAN 05

5/2 KATUB PNUMATIK DENGAN SENSOR MEKANIK 3/2 TUAS ROL


MENGENDALIKAN DOUBLE ACTING SYLINDER

I. Tujuan
1. Menjelasakan Prinsip kerja Double Acting Cylinder
2. Menjelaskan prinsip kerja sensor katub 3/2 Tuas Rol
3. Menjalankan sistem kendali 5/2 secara pnumatik menggunakan sensor katub 3/2
II. Teori Dasar
Istilah Pneumatik berasal dari kata “Pneuma” (Yunani Kuno) yang berarti tiupan atau angin
dan juga jiwa dalam filosofi. Definisi Pneumatik adalah salah satu cabang ilmu fisika yang
mempelajari fenomena udara yang dimampatkan sehingga tekanan yang terjadi akan menghasilkan
gaya sebagai penyebab gerak atau aktuasi pada actuator.
Konstruksi silinder kerja ganda adalah sama dengan silinder kerja tunggal, tetapi tidak
mempunyai pegas pengembali. Silinder kerja ganda mempunyai dua saluran (saluran masukan
dan saluran pembuangan). Silinder terdiri dari tabung silinder dan penutupnya, piston dengan
seal, batang piston, bantalan, ring pengikis dan bagian penyambungan. Konstruksinya dapat
dilihat pada gambar berikut ini :

Keterangan :
1. Batang / rumah silinder
2. Saluran masuk
3. Saluran keluar
4. Batang piston
5. Seal
6. Bearing
7. Piston
Dengan memberikan udara bertekanan pada satu sisi permukaan piston (arah maju) ,
sedangkan sisi yang lain (arah mundur) terbuka ke atmosfir, maka gaya diberikan pada sisi
permukaan piston tersebut sehingga batang piston akan terdorong keluar sampai mencapai
posisi maksimum dan berhenti. Gerakan silinder kembali masuk, diberikan oleh gaya pada
sisi permukaan batang piston (arah mundur) dan sisi permukaan piston (arah maju) udaranya
terbuka ke atmosfir.

Sensor katub 3/2 Tuas Rol


Untuk menahan gaya tekan pengaktifan yang tinggi, KKA yang diaktifkan secara mekanik
bisa dilengkapi dengan katup pilot internal dan piston servo untuk membantu pembukaan
katup. Gaya pengaktifan katup sering sebagai faktor penentu dalam aplikasinya. Bantuan
servo memperbolehkan katup diaktifkan dengan gaya pengaktifan yang rendah, hal ini
meningkatkan kepekaan dari sistem. Sebuah lubang kecil menghubungkan saluran masukan
1(P) dengan katup pilot. Jika tuas rol diaktifkan katup pilot membuka. Udara bertekanan
mengalir ke piston servo dan mengaktifkan piringan katup utama. Pada katup 3/2 dengan posisi
normal tertutup, pengaruhnya adalah tertutupnya saluran keluaran 2(P) ke saluran pembuangan
3(R), diikuti oleh kedua kedudukan piringan membuka udara mengalir dari saluran 1(P) ke 2(A).
Konstruksi katup 3/2 normal tertutup (N/C) dengan tuas rol digambarkan seperti di bawah :

Sensor katun 3/2


Katup 5/2 mempunyai 5 lubang dan 2 posisi kontak. Katup ini dipakai sebagai
elemen kontrol akhir untuk menggerakkan silinder.Katup geser memanjang adalah contoh katup
5/2. Sebagai elemen kontrol, katup ini memiliki sebuah piston kontrol yang dengan gerakan
horisontalnya menghubungkan atau memisahkan saluran yang sesuai. Tenaga pengoperasiannya
adalah kecil sebab tidak ada tekanan udara atau tekanan pegas yang harus diatasi ( prinsipdudukan
bola atau dudukan piring).

Simbol Katub 5/2 Pnumatik


III. Alat dan Bahan
• 1 Buah Double Acting Cylinder
• 2 Buah sensor Katup 3/2 Tuas Rol
• 2 Buah katub 5/2 Pnumatik
• Compressed air supply
• Selang penumatik
IV. Keselamatan Kerja
• Hati-hati terhadap tekanan udara sebesar 6 bar.
• Putuskan supply pada saat merangkaian wiring
• Laporkan terlebih dahulu sebelum diuji coba dengan tekanan angin dari Compressed air
supply
V. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Cek terlebih dahulu alat yang ingin digunakan
3. Gambar rangkaian pengawatan terlebih dahulu
4. Rangkailah wiring instalasi pnumatik sesuai dengan sesuai dengan rangkaian dibawah

Gambar 1.1. Rangkain Wirering Pnumatik


5. Kondisikan double acting sylinder 1 dalam keadaan minimal dan double acting sylinder 2
dalm keadaan maksimal
6. Periksa pada instruktur/dosen sebelum diuji
7. Berikan tekanan angin sebesar 5-6 bar jika rangkaian telah di setujui
8. Amati kerja dari sistem ini
9. Jika terjadi kesalahan maka periksa dan perbaiki
10. Matikan dan lepaskan sumber tekanan angin
11. Kembalikan alat dan bahan pada tempat semula.

VI. Analisis Kerja Analisis Kerja


(lengkapi dengan gambar tiap kondisi peralihan, langkah kerja beserta penjelasanya di lembaar
terpisah)

VII. Kesimpulan
………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………….………………………………...
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………….………………………………...
…………………………………………………………………….………………………………...
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………….………………………………...

Jakarta, ……, ……………....... 2017

(………………………………..)

Anda mungkin juga menyukai