Anda di halaman 1dari 27

MODUL TRAINER PENUMATIC

BAB I
DASAR – DASAR PNEUMATIC

Prinsip dari silinder pneumatik / aktuator adalah udara bertekanan


(udara kempaan atau angin) yang sering disebut sebagai tenaga
pneumatik dirubah menjadi gerakan lurus bolak-balik (straight line
reciprocating) oleh silinder pneumatik dan gerakkan putar (rotary) oleh
motor pneumatik. Aktuator pneumatik dapat digolongkan menjadi 2
kelompok : gerak lurus (linier motion actuator) dan gerak putar (rotary
motion actuator). Dari kelompok aktuator gerak lurus dibagi menjadi dua
yaitu silinder kerja tunggal (single acting cylinder) dan silinder kerja ganda
(double acting cylinder). Sedangkan dari kelompok gerak putar juga dibagi
menjadi dua yaitu motor udara (motor pneumatik) dan aktuator yang
berputar(rotary aktuator).

1. Silinder Kerja Tunggal


Silinder kerja tunggal mempunyai seal piston tunggal yang dipasang
pada sisi suplai udara bertekanan. Pembuangan udara pada sisi batang
piston silinder dikeluarkan ke atmosfir melalui saluran pembuangan. Jika
lubang pembuangan tidak diproteksi dengan sebuah penyaring akan
memungkinkan masuknya partikel halus dari debu ke dalam silinder yang
bisa merusak seal.
Apabila lubang pembuangan ini tertutup akan membatasi atau
menghentikan udara yang akan dibuang pada saat silinder gerakan keluar
dan gerakan akan menjadi tersentak-sentak atau terhenti. Seal terbuat
dari bahan yang fleksibel yang ditanamkan di dalam piston dari logam
atau plastik. Selama bergerak permukaan seal bergeser dengan
permukaan silinder.

1|Page
MODUL TRAINER PENUMATIC

Konstruksi dan Gambar Silinder Kerja Tunggal

Dengan memberikan udara bertekanan pada satu sisi permukaan


piston, sisi yang lain terbuka ke atmosfir. Silinder hanya bisa memberikan
gaya kerja ke satu arah . Gerakan piston kembali masuk diberikan oleh
gaya pegas yang ada didalam silinder direncanakan hanya untuk
mengembalikan silinder pada posisi awal dengan alasan agar kecepatan
kembali tinggi pada kondisi tanpa beban.

Simbol Silinder Kerja Tunggal

Pada silinder kerja tunggal dengan pegas, langkah silinder dibatasi


oleh panjangnya pegas . Oleh karena itu silinder kerja tunggal dibuat
maksimum langkahnya sampai sekitar 80 mm.
Menurut konstruksinya silinder kerja tunggal dapat melaksanakan
berbagai fungsi gerakan , seperti :
• Menjepit benda kerja
• Pemotongan
• Pengeluaran
• Pengepresan
• Pemberian dan pengangkatan

2|Page
MODUL TRAINER PENUMATIC

2. Silinder Kerja Ganda


Konstruksi silinder kerja ganda adalah sama dengan silinder kerja
tunggal, tetapi tidak mempunyai pegas pengembali. Silinder kerja ganda
mempunyai dua saluran (saluran masukan dan saluran pembuangan).
Silinder terdiri dari tabung silinder dan penutupnya, piston dengan seal,
batang piston, bantalan, ring pengikis dan bagian penyambungan.
Konstruksinya dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Konstruksi dan Gambar Silinder Kerja Ganda


Dengan memberikan udara bertekanan pada satu sisi permukaan
piston (arah maju) , sedangkan sisi yang lain (arah mundur) terbuka ke
atmosfir, maka gaya diberikan pada sisi permukaan piston tersebut
sehingga batang piston akan terdorong keluar sampai mencapai posisi
maksimum dan berhenti.
Gerakan silinder kembali masuk, diberikan oleh gaya pada sisi
permukaanbatang piston (arah mundur) dan sisi permukaan piston (arah
maju) udaranya terbuka ke atmosfir.

Gambar 5. Simbol Silinder Kerja Tunggal

3|Page
MODUL TRAINER PENUMATIC

Keuntungan silinder kerja ganda dapat dibebani pada kedua arah


gerakan batang pistonnya. Ini memungkinkan pemasangannya lebih
fleksibel. Gaya yang diberikan pada batang piston gerakan keluar lebih
besar daripada gerakan masuk. Karena efektif permukaan piston dikurangi
pada sisi batang piston oleh luas permukaan batang piston Silinder aktif
adalah dibawah kontrol suplai udara pada kedua arah gerakannya. Pada
prinsipnya panjang langkah silinder dibatasi, walaupun faktor lengkungan
dan bengkokan yang diterima batang piston harus diperbolehkan. Seperti
silinder kerja tunggal, pada silinder kerja ganda piston dipasang dengan
seal jenis cincin O atau membran.

3. Katup Pneumatik (Pneumatik Valve)


Katup pneumatik adalah perlengkapan pengontrol atau pengatur,
baik untuk mulai (start), berhenti (stop), arah aliran dan tekanan aliran
dari suatu tekanan perantara yang dibawa oleh pompa. Katup berfungsi
untuk mengatur atau mengendalikan arah udara kempa yang akan
bekerja menggerakan aktuator, dengan kata lain katup ini berfungsi untuk
mengendalikan arah gerakan aktuator.

Untuk memudahkan membaca fungsi dari setiap jenis katup yang


akan digunakan, maka secara internasional digunakan penggunaan
simbol-simbol sebagai fungsi katup-katup tersebut. Hal ini tidak ubahnya
dengan peralatan listrik bahwa yang digambar pada suatu gambar kerja
adalah bukan benda-benda atau alat-alat listrik secara fisik, melainkan
digambar secara simbol-simbol.

Katup-katup pneumatik diberi nama berdasarkan pada:

a. Jumlah lubang/saluran kerja (port),


b. Jumlah posisi kerja,
c. Jenis penggerak katup, dan
d. Nama tambahan lain sesuai dengan karakteristik katup.

4|Page
MODUL TRAINER PENUMATIC

Contoh penamaan katup:

Gambar 6. Detail Pembacaan Katup 5/2

Contoh penerapan dengan menggunakan katup 3/2, Katup 3/2


adalah katup yang membangkitkan sinyal dengan sifat bahwa sebuah
sinyal keluaran dapat dibangkitkan juga dapat dibatalkan/diputuskan.
Katup 3/2 mempunyai 3 lubang dan 2 posisi. Ada 2 konstruksi sambungan
keluaran.

Posisi normal tertutup (N/C) artinya katup belum diaktifkan, pada


lubang keluaran tidak ada aliran udara bertekanan yang keluar.

Gambar 7. Prinsip Kerja Katup 3/2 NC

4. Simbol-Simbol Katup (Valve)


Dalam membuat diagram rangkaian (circuit diagram) pneumatik, setiap
jenis katup yang digunakan harus digambarkan secara simbol saja.

5|Page
MODUL TRAINER PENUMATIC

Simbol-simbol ini hanya untuk menunjukkan fungsinya, bukan merupakan


prinsip kerja dari konstruksi katupnya.

Tabel 1. Simbol – Simbol Katup Pneumatik

6|Page
MODUL TRAINER PENUMATIC

5. Metode Pengaktifan Katup Pneumatik


Metode pengaktifan katup pengarah bergantung pada tugas yang
diperlukan. Jenis pengaktifan bervariasi, seperti secara mekanis,
pneumatis, elektris dan kombinasi dari semuanya. Simbol metode
pengaktifan diuraikan berikut ini :

Tabel 2. Jenis Pengaktifan Mekanis

Tabel 3. Jenis Pengaktifan Pneumatis

7|Page
MODUL TRAINER PENUMATIC

Tabel 4. Jenis Pengaktifan Listrik dan Kombinasi

Tabel 5. Contoh Penggambaran Katup Pneumatik

8|Page
MODUL TRAINER PENUMATIC

BAB II
BAGIAN – BAGIAN TRAINER PNEUMATIK

Trainer pneumatic ini dapat digunakan untuk praktikum elektropneumatik


ataupun full pneumatic. Secara rinci, bagian – bagian trainer dapat
dijelaskan sebagai berikut :

Double Acting
Silinder LS.1 LS.2
Air Service Unit

LS.3

LS.4

SV.4

SV.1 SV.2 SV.3

Deten Switch 1 & 2 Push Button 1 s.d 4

Saklar On-Off Fuse Socket Power

9|Page
MODUL TRAINER PENUMATIC

1. Double acting silinder


Double acting silinder merupakan salah satu jenis actuator berbentuk
silinder yang mempunyai dua saluran control untuk menggerakkan
silinder maju dan mundur. Pada trainer ini terdapat 2 buah double
acting silinder.
2. Katup 5/2 selenoid valve
Katup jenis ini mempunyai 5 saluran dan 2 posisi. Saluran tersebut
yaitu 1 saluran masuk, 2 saluran keluaran dan 2 saluran pembuangan.
Kedua posisi ini dikontrol masing – masing oleh sebuah solenoid valve
tegangan 24 VDC.
3. Air control unit
Sebuah komponen dari system pneumatic yang terdiri dari regulator
untuk pengatur tekanan dan air filter unit untuk memisahkan
kandungan air yang masih terbawa oleh udara bertekanan yang
dihasilkan oleh compressor.
4. Limit switch
Merupakan saklar batas yang biasa digunakan untuk membatasi
pergerakan dari silinder baik maju ataupun mundunya. Pada trainer ini
terdapat 4 buah limit switch untuk membatasi pergerakan maju dan
mundur dari kedua buah double acting silindernya. Kontak yang
terpasang pada terminasi adalah kontak NO- nya.
5. Deten switch
Sebuah push button jenis self locking yang akan mengunci ketika
ditekan, dan akan terlepas kembali ketika ditekan sekali lagi. Pada
trainer ini terdapat 2 buah deten switch yang dapat digunakan untuk
mengontrol silinder pneumatic.
6. Push button
Biasa disebut juga dengan tombol tekan, yaitu sebuah tombol yang
akan aktif jika ditekan dan tidak mengunci. Pada trainer ini terdapat 4
buah push button yang dapat digunakan untuk mengontrol silinder
pneumatic.

10 | P a g e
MODUL TRAINER PENUMATIC

7. Terminasi
Tempat untuk terminasi kabel dari semua komponen yang ada pada
trainer pnaumatik. Daftar terminasinya adalah sebagai berikut :

1 + 24 VDC

2 - 24 VDC

3 - Selenoid Valve

4 SV. 1

5 SV. 2

6 SV. 3

7 SV. 4

8 Com LS.1

9 LS.1

10 Com LS.2

11 LS.2

12 Com LS.3

13 LS.3

14 Com LS.4

15 LS.4

16 Com PB & Detent Switch

17 DS.1

18 DS.2

19 PB.1

20 PB.2

21 PB.3

22 PB.4

11 | P a g e
MODUL TRAINER PENUMATIC

8. Power supply
Digunakan untuk power supply tegangan 24 VDC yang nantinya
difungsikan untuk mengaktifkan solenoid valve.
9. Soket power
Sebagai penghubung untuk supply tegangan PLN 220 VAC ke dalam
trainer pneumatic.
10. Fuse
Digunakan sebagai pengaman rangkaian jika terjadi hubung singkat
pada saat perakitan elektrikalnya.
11. Saklar on – off
Saklar ini digunakan untuk menyalurkan tegangan PLN 220 VAC ke
dalam trainer pneumatic yang dilengkapi dengan lampu indicator. Jika
lampu indicator menyala, menandakan bahwa tegangan 220 VAC sudah
mengalir ke trainei pneumatic.

12 | P a g e
MODUL TRAINER PENUMATIC

BAB III

3.1 Full pneumatic


Dalam rangkaian full pneumatik, kita tidak menggunakan aliran listrik
untuk menggerakkan silindernya. Perhatikan gabar berikut :

Silinder 1 Silinder 2

4 2 4 2

SV.1 SV.2 SV.3 SV.4


5 3 5 3
Air Service Unit 1 1

Compressor

Langkah praktikum :
1. Hubungkan selang pneumatic sesuai dengan gambar diatas pada
trainer pneumatic untuk menggerakkan silinder 1 dan silinder 2.
2. Nyalakan compressor dan buka kran pada compressor.
3. Atur tekanan udaranya dengan memutar knop pada air regulator
dan amati jarum penunjukknya. Pstikan bahwa tekanannya sudah
sesuai dengan spesifikasi dari silindernya.
4. Tekan tombol merah yang ada pada SV1, maka silinder 1 akan
bergerak maju.
5. Tekan tombol merah yang ada pada SV2, maka silinder 1 akan
bergerak mundur.
6. Tekan tombol merah yang ada pada SV3, maka silinder 2 akan
bergerak maju.

13 | P a g e
MODUL TRAINER PENUMATIC

7. Tekan tombol merah yang ada pada SV4, maka silinder 2 akan
bergerak maju.
3.2 Elektro pneumatic
Pada system elektropneumatik, kita membutuhkan tegangan listrik
untuk mengaktifkan solenoid valve nya. Pada trainer pneumatic ini,
solenoid valve nya menggunakan sumber tegangan 24 VDC.

Percobaan 1 :
Menggerakkan sebuah double acting silinder 1 maju dan mundur
menggunakan push button. Perhatikan gambar rangkaian berikut :

Silinder 1

4 2

SV.1 SV.2
5 3
1
Air Service Unit

Compressor

+24V 1 2

3 3

PB.1 PB.2

4 4

SV.1 SV.2

0V

14 | P a g e
MODUL TRAINER PENUMATIC

Langkah praktikum :
1. Hubungkan selang pneumatic sesuai dengan gambar diatas pada
trainer pneumatic untuk menggerakkan silinder 1.
2. Rangkailah diagram elektrikalnya sesuai dengan gambar diatas.
3. Lakukan pengecekan hubungan untuk memastkan bahwa terminal
+ 24 VDC tidak terhubung langsung ke terminal – 24 VDC
menggunakan AVO meter.
4. Nyalakan compressor dan buka kran pada compressor.
5. Atur tekanan udaranya dengan memutar knop pada air regulator
dan amati jarum penunjukknya. Pastikan bahwa tekanannya sudah
sesuai dengan spesifikasi dari silindernya.
6. Hubungkan kabel power ke trainer pneumatic, dan nyalakan tombol
powernya.
7. Tekan PB.1, maka silinder 1 akan bergerak maju.
8. Tekan PB.2, maka silinder 1 akan bergerak mundur.
9. Setelah selesai melakukan percobaan, matikan tombol power
sebelum melepas kabel konektornya.

Percobaan 2 :
Menggerakkan sebuah double acting silinder 2 maju dan mundur
menggunakan push button. Perhatikan gambar rangkaian berikut :
Silinder 2

4 2

SV.3 SV.4
5 3
Air Service Unit 1

Compressor
15 | P a g e
MODUL TRAINER PENUMATIC

+24V 1 2

3 3

PB.3 PB.4

4 4

SV.3 SV.4

0V

Langkah praktikum :
1. Hubungkan selang pneumatic sesuai dengan gambar diatas pada
trainer pneumatic untuk menggerakkan silinder 2.
2. Rangkailah diagram elektrikalnya sesuai dengan gambar diatas.
3. Lakukan pengecekan hubungan untuk memastkan bahwa terminal
+ 24 VDC tidak terhubung langsung ke terminal – 24 VDC
menggunakan AVO meter.
4. Nyalakan compressor dan buka kran pada compressor.
5. Atur tekanan udaranya dengan memutar knop pada air regulator
dan amati jarum penunjukknya. Pastikan bahwa tekanannya sudah
sesuai dengan spesifikasi dari silindernya.
6. Hubungkan kabel power ke trainer pneumatic, dan nyalakan tombol
powernya.
7. Tekan PB.3, maka silinder 2 akan bergerak maju.
8. Tekan PB.4, maka silinder 2 akan bergerak mundur.
9. Setelah selesai melakukan percobaan, matikan tombol power
sebelum melepas kabel konektornya.

Percobaan 3 :

16 | P a g e
MODUL TRAINER PENUMATIC

Menggerakkan dua buah double acting silinder yaitu silinder 1 dan


silinder 2, maju dan mundur bersamaan menggunakan push button.

Perhatikan gambar rangkaian berikut :

Silinder 1 Silinder 2

4 2 4 2

SV.1 SV.2 SV.3 SV.4


5 3 5 3
Air Service Unit 1 1

Compressor

+24V 1 3

3 3

PB.1 PB.2

4 4

SV.1 SV.3 SV.4 SV.4

0V

Langkah praktikum :
1. Hubungkan selang pneumatic sesuai dengan gambar diatas pada
trainer pneumatic untuk menggerakkan silinder 1 dan 2.
2. Rangkailah diagram elektrikalnya sesuai dengan gambar diatas.

17 | P a g e
MODUL TRAINER PENUMATIC

3. Lakukan pengecekan hubungan untuk memastkan bahwa terminal


+ 24 VDC tidak terhubung langsung ke terminal – 24 VDC
menggunakan AVO meter.
4. Nyalakan compressor dan buka kran pada compressor.
5. Atur tekanan udaranya dengan memutar knop pada air regulator
dan amati jarum penunjukknya. Pastikan bahwa tekanannya sudah
sesuai dengan spesifikasi dari silindernya.
6. Hubungkan kabel power ke trainer pneumatic, dan nyalakan tombol
powernya.
7. Tekan PB.1, maka silinder 1 dan 2 akan bergerak maju bersamaan.
8. Tekan PB.2, maka silinder 1 dan 2 akan bergerak mundur
bersamaan.
9. Setelah selesai melakukan percobaan, matikan tombol power
sebelum melepas kabel konektornya.

Percobaan 4 :
Menggerakkan dua buah double acting silinder yaitu silinder 1 dan
silinder 2, maju dan mundur menggunakan 4 buah push button.
Perhatikan gambar rangkaian berikut :

Silinder 1 Silinder 2

4 2 4 2

SV.1 SV.2 SV.3 SV.4


5 3 5 3
Air Service Unit 1 1

Compressor

18 | P a g e
MODUL TRAINER PENUMATIC

+24V 1 2 3 4

3 3 3 3

PB.1 PB.2 PB.3 PB.4

4 4 4 4

SV.1 SV.2 SV.3 SV.4

0V

Langkah praktikum :
1. Hubungkan selang pneumatic sesuai dengan gambar diatas pada
trainer pneumatic untuk menggerakkan silinder 1 dan 2.
2. Rangkailah diagram elektrikalnya sesuai dengan gambar diatas.
3. Lakukan pengecekan hubungan untuk memastkan bahwa terminal
+ 24 VDC tidak terhubung langsung ke terminal – 24 VDC
menggunakan AVO meter.
4. Nyalakan compressor dan buka kran pada compressor.
5. Atur tekanan udaranya dengan memutar knop pada air regulator
dan amati jarum penunjukknya. Pastikan bahwa tekanannya sudah
sesuai dengan spesifikasi dari silindernya.
6. Hubungkan kabel power ke trainer pneumatic, dan nyalakan tombol
powernya.
7. Tekan PB.1, maka silinder 1 akan bergerak maju.
8. Tekan PB.2, maka silinder 1 akan bergerak mundur.
9. Tekan PB.3, maka silinder 2 akan bergerak maju.
10. Tekan PB.4, maka silinder 2 akan bergerak mundur.

19 | P a g e
MODUL TRAINER PENUMATIC

11. Setelah selesai melakukan percobaan, matikan tombol power


sebelum melepas kabel konektornya.

Percobaan 5 :
Menggerakkan sebuah double acting silinder yaitu silinder 1, maju
kemudian mundur otomatis menggunakan push button dan limit
switch.
Perhatikan gambar rangkaian berikut :

Silinder 1
LS.2

4 2

SV.1 SV.2
5 3
Air Service Unit 1

Compressor

+24V 1 2

3 3

PB.1 LS.2

4 4

SV.1 SV.2

0V

20 | P a g e
MODUL TRAINER PENUMATIC

Langkah praktikum :
1. Hubungkan selang pneumatic sesuai dengan gambar diatas pada
trainer pneumatic untuk menggerakkan silinder 1.
2. Rangkailah diagram elektrikalnya sesuai dengan gambar diatas.
3. Lakukan pengecekan hubungan untuk memastkan bahwa terminal
+ 24 VDC tidak terhubung langsung ke terminal – 24 VDC
menggunakan AVO meter.
4. Nyalakan compressor dan buka kran pada compressor.
5. Atur tekanan udaranya dengan memutar knop pada air regulator
dan amati jarum penunjukknya. Pastikan bahwa tekanannya sudah
sesuai dengan spesifikasi dari silindernya.
6. Hubungkan kabel power ke trainer pneumatic, dan nyalakan tombol
powernya.
7. Tekan PB.1, maka silinder 1 akan bergerak maju, kemudian setelah
menyentuh LS.2, maka silinder 1 akan bergerak mundur otomatis.
8. Setelah selesai melakukan percobaan, matikan tombol power
sebelum melepas kabel konektornya.

Percobaan 6 :
Menggerakkan sebuah double acting silinder yaitu silinder 2, maju
kemudian mundur otomatis menggunakan push button dan limit
switch.
Perhatikan gambar rangkaian berikut :
Silinder 2
LS.4

4 2

SV.3 SV.4
5 3
Air Service Unit 1

21 | P a g e

Compressor
MODUL TRAINER PENUMATIC

+24V 1 2

3 3

PB.3 LS.4

4 4

SV.3 SV.4

0V

Langkah praktikum :
1. Hubungkan selang pneumatic sesuai dengan gambar diatas pada
trainer pneumatic untuk menggerakkan silinder 2.
2. Rangkailah diagram elektrikalnya sesuai dengan gambar diatas.
3. Lakukan pengecekan hubungan untuk memastkan bahwa terminal
+ 24 VDC tidak terhubung langsung ke terminal – 24 VDC
menggunakan AVO meter.
4. Nyalakan compressor dan buka kran pada compressor.
5. Atur tekanan udaranya dengan memutar knop pada air regulator
dan amati jarum penunjukknya. Pastikan bahwa tekanannya sudah
sesuai dengan spesifikasi dari silindernya.
6. Hubungkan kabel power ke trainer pneumatic, dan nyalakan tombol
powernya.
7. Tekan PB.3, maka silinder 2 akan bergerak maju, kemudian setelah
menyentuh LS.4, maka silinder 2 akan bergerak mundur otomatis.

22 | P a g e
MODUL TRAINER PENUMATIC

8. Setelah selesai melakukan percobaan, matikan tombol power


sebelum melepas kabel konektornya.

Percobaan 7 :
Menggerakkan sebuah double acting silinder yaitu silinder 1, maju
dan mundur otomatis secara terus menerus menggunakan detent
switch dan limit switch.
Perhatikan gambar rangkaian berikut :
Silinder 1
LS.1 LS.2

4 2

SV.1 SV.2
5 3
Air Service Unit 1

Compressor
+24V 1 2

DT.1

3 3
LS.1 LS.2

4 4

SV.1 SV.2

0V

23 | P a g e
MODUL TRAINER PENUMATIC

Langkah praktikum :
1. Hubungkan selang pneumatic sesuai dengan gambar diatas pada
trainer pneumatic untuk menggerakkan silinder 1.
2. Rangkailah diagram elektrikalnya sesuai dengan gambar diatas.
3. Lakukan pengecekan hubungan untuk memastkan bahwa terminal
+ 24 VDC tidak terhubung langsung ke terminal – 24 VDC
menggunakan AVO meter.
4. Nyalakan compressor dan buka kran pada compressor.
5. Atur tekanan udaranya dengan memutar knop pada air regulator
dan amati jarum penunjukknya. Pastikan bahwa tekanannya sudah
sesuai dengan spesifikasi dari silindernya.
6. Hubungkan kabel power ke trainer pneumatic, dan nyalakan tombol
powernya.
7. Pastikan bahwa silinder 1 sudah menyentuh LS.1.
8. Tekan DT.1, maka silinder 1 akan bergerak maju, kemudian setelah
menyentuh LS.2, maka silinder 1 akan bergerak mundur otomatis.
Dan setelah menyentuh LS.1, maka silinder 1 akan bergerak maju
kembali. Pergerakan silinder 1 maju dan mundur secara otomatis
akan berlangsung secara terus menerus.
9. Untuk mematikan rangkaian, tekan kembali DT.1.
10. Setelah selesai melakukan percobaan, matikan tombol power
sebelum melepas kabel konektornya.

Percobaan 8 :
Menggerakkan sebuah double acting silinder yaitu silinder 2, maju
Silinder 2
dan mundur otomatis secara terus menerus menggunakan
LS.3 LS.4
detent
switch dan limit switch.
Perhatikan gambar rangkaian berikut :
4 2

SV.3 SV.4
5 3
Air Service Unit 1

24 | P a g e

Compressor
MODUL TRAINER PENUMATIC

+24V 1 2

DT.2

3 3

LS.3 LS.4

4 4

SV.3 SV.4

0V

Langkah praktikum :
1. Hubungkan selang pneumatic sesuai dengan gambar diatas pada
trainer pneumatic untuk menggerakkan silinder 2.
2. Rangkailah diagram elektrikalnya sesuai dengan gambar diatas.
3. Lakukan pengecekan hubungan untuk memastkan bahwa terminal
+ 24 VDC tidak terhubung langsung ke terminal – 24 VDC
menggunakan AVO meter.
4. Nyalakan compressor dan buka kran pada compressor.
5. Atur tekanan udaranya dengan memutar knop pada air regulator
dan amati jarum penunjukknya. Pastikan bahwa tekanannya sudah
sesuai dengan spesifikasi dari silindernya.
6. Hubungkan kabel power ke trainer pneumatic, dan nyalakan tombol
powernya.
7. Pastikan bahwa silinder 2 sudah menyentuh LS.3.

25 | P a g e
MODUL TRAINER PENUMATIC

8. Tekan DT.2, maka silinder 2 akan bergerak maju, kemudian setelah


menyentuh LS.4, maka silinder 2 akan bergerak mundur otomatis.
Dan setelah menyentuh LS.3, maka silinder 2 akan bergerak maju
kembali. Pergerakan silinder 2 maju dan mundur secara otomatis
akan berlangsung secara terus menerus.
9. Untuk mematikan rangkaian, tekan kembali DT.2.
10. Setelah selesai melakukan percobaan, matikan tombol power
sebelum melepas kabel konektornya.

Percobaan 9 :
Menggerakkan dua buah double acting silinder yaitu silinder 1 dan 2,
maju berurutan dari silinder 1 kemudian silinder 2, dan mundur
bersamaan menggunakan push button dan limit switch.
Perhatikan gambar rangkaian berikut :

Silinder 1 Silinder 2
LS.1 LS.2 LS.3 LS.4

4 2 4 2

SV.1 SV.2 SV.3 SV.4


5 3 5 3
Air Service Unit 1 1

Compressor

+24V 1 2 3

3 3

PB.1 PB.2

4 4
3

LS.2

SV.1 SV.3 SV.2 SV.4


26 | P a g e
0V
MODUL TRAINER PENUMATIC

Langkah praktikum :
1. Hubungkan selang pneumatic sesuai dengan gambar diatas pada
trainer pneumatic untuk menggerakkan silinder 1 dan 2.
2. Rangkailah diagram elektrikalnya sesuai dengan gambar diatas.
3. Lakukan pengecekan hubungan untuk memastkan bahwa terminal
+ 24 VDC tidak terhubung langsung ke terminal – 24 VDC
menggunakan AVO meter.
4. Nyalakan compressor dan buka kran pada compressor.
5. Atur tekanan udaranya dengan memutar knop pada air regulator
dan amati jarum penunjukknya. Pastikan bahwa tekanannya sudah
sesuai dengan spesifikasi dari silindernya.
6. Hubungkan kabel power ke trainer pneumatic, dan nyalakan tombol
powernya.
7. Tekan PB.1, maka silinder 1 akan bergerak maju, kemudian setelah
menyentuh LS.2, maka silinder 2 akan bergerak maju.
8. Tekan PB.2, maka silinder 1 dan 2 akan bergerak mundur secara
bersamaan.
9. Setelah selesai melakukan percobaan, matikan tombol power
sebelum melepas kabel konektornya.

27 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai