DISUSUN OLEH :
1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur atas kehadiran Allah SWT saya panjatkan atas terciptanya
makalah judul : “ SAMBUNGAN LAS “
Makalah ini ditulis berdasarkan judul yang sudah di tentukan oleh dosen
pembimbing mata kuliah Elemen Mesin. Dengan isi yang di sesuaikan dari
beberapa sumber pustaka, mengenai sambungan las.
Hanya inilah yang dapat saya sampaikan kepada dosen pembimbing mata
kuliah Elemen Mesin, saya ucapkan terimakasih,
Wassalamu’alaikum wr.wb
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Judul …………………………………………………………….……x
Kata Pengantar ………………………………….………………….1
Daftar isi ………..………….………………………………….……..2
SAMBUNGAN LAS
3
A.Sejarah Pengelasan
4
Kemajuan kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi las dicapai
sampai dengan tahun 1950, dan pada tahun 1950 dianggap sebagai
permulaan masa keemasan yang ketiga. Dan pada tahun itu juga
ditemukan cara-cara las baru antara lain: las dingin, las listrik terak, Ias
laser dan lain sebagainya.
5
6. Sambungan las memiliki kekuatan yang besar. Seringkali sambungan
las
memiliki kekuatan yang sama seperti benda yang telah dilas.
7. Terkadang, bentuk-bentuk seperti pipa sulit untuk disambung
menggunakan sambungan baut. Tapi bisa dengan mudah disambung
dengan menggunakan las.
8. Sambungan las memberikan sambungan yang sangat keras.
9. Sangat mungkin untuk me-las bagian-bagian apa saja dan dari titik
manapun. Sedangkan sambungan baut membutuhkan daerah yang lebih
banyak.
10. Prosesnya lebih cepat dibandingkan sambungan baut.
11. Pertemuan baja pada sambungan dapat melumer bersama elektrode
las dan menyatu dengan lebih kokoh (lebih sempurna).
12. Konstruksi sambungan memiliki bentuk lebih rapi.
13. Konstruksi baja dengan sambungan las memiliki berat lebih ringan.
14. Dengan las berat sambungan hanya berkisar 1 – 1,5% dari
berat konstruksi, sedangkan dengan paku keling / baut berkisar 2,5
– 4% dari berat konstruksi.
15. Pengerjaan konstruksi relatif lebih cepat (tak perlu membuat lubang
lubang pk/baut, tak perlu memasang potongan baja siku / pelat
penyambung, dan sebagainya ).
16.Luas penampang batang baja tetap utuh karena tidak dilubangi,
sehingga kekuatannya utuh.
Kerugian
1. Karena adanya ketidakseimbangan selama pemanasan dan
pendinginan
saat pengelasan, maka benda yang dilas memiliki kemungkinan perubahan
bentuk atau kemungkinan adanya tegangan tambahan pada benda.
2. Pengelasan membutuhkan tenaga kerja dan pengawas yang memiliki
keterampilan yang tinggi.
3. Pemeriksaan untuk sambungan las lebih sulit dibandingkan dengan
sambungan baut.
6
4. Kekuatan sambungan las sangat dipengaruhi oleh kualitas pengelasan.
Jika pengelasannya baik maka kekuatan sambungan akan baik, tetapi jika
pengelasannya jelek/tidak sempurna maka kekuatan konstruksi juga tidak
baik bahkan membahayakan dan dapat berakibat fatal. Salah
satu sambungan las cacat lambat laun akan merembet rusaknya
sambungan yang lain dan akhirnya bangunan dapat runtuh yang
menyebabkan kerugian materi yang tidak sedikit bahkan juga korban
jiwa. Oleh karena itu untuk konstruksi bangunan berat seperti jembatan
jalan raya / kereta api di Indonesia tidak diijinkan menggunakan
sambungan las.
5. Konstruksi sambungan tak dapat dibongkar-pasang.
8
Proses pengelasan resistansi tumpang ini dasarnya sama dengan las
resistansi titik, tetapi dalam pengelasan tumpang ini kedua batang
elektroda diganti dengan roda yang dapat berputar sesuai dengan
alur/garis pengelasanyang dikehendaki
10
fungsi gas pelindung adalah untuk menghidari terjadinya oksidasi udara
luar terhadap cairan logam yang dilas.
>Las MIG (Metal Inert Gas Arc Welding)/Gas Metal Arc Welding
(GMAW)
11
b. Butt Joint
- Pengelasan pada bagian ujung dengan ujung dari plat.
- Pengelasan jenis ini tidak disarankan untuk plat yang tebalnya kurang
dari 5 mm
- Untuk plat dengan ketebalan plat (5 – 12,5) mm bentuk ujung yang
disarankan adalah : tipe V atau U.
12
F. Perhitungan Kekuatan Las
13
Jika
t : tebal las
L : panjang lasan
Throat thickness, BD : leg sin 450
• Double fillet :
14
A : luas lasan minimum
15
Gaya tarik maksimum :
• Single V butt joint,
16
Faktor Konsentrasi Tegangan Las
Konsentrasi tegangan (k) untuk static loading and any type of joint, k = 1
17
H. Posisi Pengelasan
18
diameter elektrode. Bila terlalu panjang dapat mengakibatkan kurang
baiknya mutu las. Panjang busur diusahakan sependek mungkin yaitu ½
kali diameter elektrode las. Untuk pengelasan pengisian dilakukan dengan
gerakan melingkar dan diusahakan dapat membakar dengan baik pada
kedua sisi kampuh agar tidak terjadi cacat. Gerakan seperti ini diulangi
untuk pengisian berikutnya.
· Posisi vertikal (3G)
Pengelasan posisi 3G dilakukan pada material plate. Posisi 3G ini
dilaksanakan pada plate dan elektrode vertikal. Kesulitan pengelasan ini
hampir sama dengan posisi 2G akibat gaya gravitasi cairan elektrode las
akan selalu kebawah.
· Posisi horizontal pipa (5G)
Pada pengelasan posisi 5G dibagi menjadi 2, yaitu :
1.Pengelasan naik
Biasanya dilakukan pada pipa yang mempunyai dinding tebal karena
membutuhkan panas yang tinggi. Pengelasan arah naik kecepatannya
lebih rendah dibandingkan pengelasan dengan arah turun, sehingga panas
masukan tiap satuan luas lebih tinggi dibanding dengan pengelasan turun.
Posisi pengelasan 5G pipa diletakkan pada posisi horizontal tetap dan
pengelasan dilakukan mengelilingi pipa tersebut. Supaya hasil pengelasan
baik, maka diperlukan las kancing (tack weld) pada posisi jam 5-8-11 dan
2. Mulai pengelasan pada jam 5.30 ke jam 12.00 melalui jam 6 dan
kemudian dilanjutkan dengan posisi jam 5.30 ke jam 12.00 melalui jam 3.
Gerakan elektrode untuk posisi root pass (las akar) adalah berbentuk
segitiga teratur dengan jarak busur ½ kali diameter elektrode.
2. Pengelasan turun
Biasanya dilakukan pada pipa yang tipis dan pipa saluran minyak serta gas
bumi. Alasan penggunaan las turun lebih menguntungkan dikarenakan
lebih cepat dan lebih ekonomis.
· Pengelasan Posisi Fillet
Pengelasan fillet juga disebut sambungan T.joint pada posisi cairan las-
lasan diberikan pada posisi menyudut. Pada sambungan ini terdapat
diantara material pada posisi mendatar dan posisi tegak. Posisi
sambungan ini termasuk posisi sambungan yang relative mudah, namun
hal yang perlu diperhatikan pada sambungan ini adalah kemiringan
elektroda, gerakan ayunan tergantung pada kondisi atau kebiasaan
operator las.
20
o Benda kerja terbuat dari baja karbon tinggi.
o Pendinginan setelah pengelasan yang terlalu cepat.
o Benda kerja yang dilas terlalu kaku.
o Penyebaran panas pada bagian-bagian yang di las tidak seimbang.
Selain retak, cacat las yang juga sering terjadi, adalah penembusan las
yang kurang dan jelek. Jika penembusan pengelasan kurang maka akibat
yang timbul pada konstruksi adalah kekuatan konstruksi yang kurang
kokoh karena penembusan yang kurang. Karena kurang penembusan
inilah maka penyambungan tidak sempurna. Penyebab dari penembusan
yang kurang ini antara lain :
21
>Keropos
Keropos merupakan cacat las yang juga sering terjadi dalam pengelasan.
Keropos ini bila didiamkan, lama kelamaan akan menebar yangdiikuti
dengan perkaratan atau korosi pada konstriksi sehingga kontruksi menjadi
rapuh karena korosi tadi. Cacat ini memang kelihatannya sepele akan
tetapi dampak yang ditirnbulkan oleh cacat ini cukup membahayakan juga.
Penyebab keropos ini yakni :
o Busur pendek.
o Kecepatan mengelas yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.
o Kurang waktu pengisian.
o Terdapat kotoran-kotoran pada benda kerja.
o Kesalahan memilih jenis elektroda.
Penggerutan Benda Kerja.
Pada dasarnya setiap logam bila dipanasi akan memuai dan mengkerut
bila di dinginkan. Bila salah satu permukaan las tipis dilas pada arah
memanjang, maka setelah dingin terjadilah pelengkungan atau melenting
atau deformasi.
Dan pada dua bilah plat tipis dilas (tanpa membuat pengikat lebih dulu)
maka kedua sisi kampuh yang masih bebas akan bergeser, bahkan sampai
kedua sisi tersebut dapat berimpit
Penyebab pengerutan adalah:
Pengisian pengelasan kurang.
o Pengkleman salah.
o Pemanasan yang berlebihan.
o Kesalahan persiapan kampuh.
o Pemanasan tidak merata.
o Penempatan bagian-bagian yang disambung kurang baik.
o Salah urutan pengelasan.
22
>Penanggulangan Retak Las
Dalarn menghindari terjadinya retakan las pada daerah panas, atau usaha
penaggulanganya supaya tidak terjadi retak pada las antara lain :
o Menggunakan elektroda yang betul, dalam hal ini sedapat mungkin
menggunakan elektroda dengan fluk yang mempunyai kadar hydrogen
rendah.
o Sebelum mengelas, pada daerah sekitar kampuh harus dibersihkan dari
air, karat, debu, minyak
dan zat organik yang dapat menjadi sunrber hidrogen.
o Mendinginkan perlahan-lahan setelah dilas.
o Membebaskan kampuh dari kekakuan.
o Mengadakan pemanasan pendahuluan sebelum memulai pengelasan,
dengan cara ini retak las
dapat terhindarkan
>Penanggulangan Penembusan Las Yang Kurang Baik
Cara untuk mengatasi cacat las penembusan yang kurang baik dapat
dilakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut :
o Penyetelan arus pengelasan yang tepat.
o Pengelasan diperlambat dan stabil agar panas yang didapat lebih
merata.
o Mengatur kecepatan las, sehingga kedua sisi benda kerja mencair
dengan baik.
o Memilih diameter elektroda yang sesuai dengan ukuran coakan.
o Membersihkan benda kerja dari terak dan kotoran yang ada.
o Mempertahankan panjang busur nyala yang tepat.
>Penanggulangan Pengerukan las (Under Cut)
Cara untuk mengatasi cacat las pengerukan/under cut dapat dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
o Menyetel arus yang tepat.
o Mengurangi kecepatan mengelas.
o Mempertahankan panjang busur nyala yang tepat.
o Menggunakan ukuran elektroda yang benar.
o Menyetel posisi elektroda, sehingga gaya busur nyala akan menahan
cairan pengelasan.
o Mengupayakan ayunan elektroda dengan teratur.
>Penanggulangan Cacat Las Karena Keropos.
Cara untuk mengatasi cacat las keropos dapat dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
o Mempertahankan jarak busur yang baik.
o Mengurangi kecepatan pengelasan atau kecepatan dipertinggi.
23
o Member waktu pengisian yang cukup untuk melepaskan gas.
o Membersihkan benda kerja.
o Menggunakan elektroda yang tepat.
>Penanggulangan Pengerutan Benda Kerja
Pada setiap proses pengelasan akan terjadi yang namanya perubahan
bentuk terhadap benda kerja. Perubahan bentuk ini akan mengurangi
ketelitian ukuran dan penampakan luar serta dapat juga menurunkan
kekuatan. Hal-hal untuk mengurangi terjadinya pengerutan benda kerja
atau perubahan bentuk antara lain :
o Pengurangan masuknya panas dan logam panas.
Dengan mengurangi masuknya panas lasan yang seperlunya saja maka
tidak akan terjadi suhu yang terlalu tinggi. Sehingga perubahan bentuk
dapat dikurangi menjadi sekeci-kecilnya. Bila logam las dikurangi, maka
jumlah logam pada waktu mendingin tidak terlalu banyak dan dengan
sendirinya perubahan bentuk juga dapat dikurangi. Pengurangan bahan las
dapat dilakukan dengan mengurangi panjang las, memilih bentuk kampuh
yang sesuai, memotongplat yang akan dilas dan merakitnya dengan teliti.
Cara menanggulangi perubahan bentuk
o Pengelasan sedikit mungkin.
Pengelasan yang berlebihan akan menimbulkan penkerutan yang
bertambah besar
o Dudukan benda yang hendak dilas sedikit
dimiringkan keluar, sehingga rigi-rigi las akan menariknya kepada
kedudukan yang didinginkan.
o Melakukan pengelasan yang bergantian pada
setiap sisi dan membuat urutan rigi-rigi yang menimbulkan gaya-gaya
penyusutan yang saling meniadakan.
Bila pada jenis sambungan I (kampuhV) dilas mengalami pengkerutan, rigi-
rigi dapat membuat kampuh menjadi berimpit sesamanya. Maka kerusakan
ini dapat diatasi dengan cara antara lain :
o Membuat las pengikat atau las atau las titik/tack weld.
Las pengikat ini diletakkan di tempat-tempat yang kiranya benda kerja akan
mengerut bila nanti dilas. Sehingga dengan adanya las pengikat ini
pengerutan benda kerja tidak terjadi.
o Mebuat celah yang melebar.
Disini pelebaran celah tidak boleh asal melebar, akan tetapi masih dalam
jangkauan kemampuan las. Ini dimaksudkan agar bila nanti
setelahpengelasan mengalami pengerutan celah yang mengalami
pelebaran tadi.
o Memasang pasak untuk mempertahankan lebar celah.
24
pasak ini berguna untuk menjaga lebar celah pada benda kerja yang juga
disebut dengan plat pengikat. Jadi bila setelah pengelasan kondisi kerja
tetap pada posisi semula karena telah diikat oleh pasak tadi.
Untuk mengurangi perubahan bentuk dari pengaruh urutan pengelasan
dilakukan dengan jalan:
o Pengelasan dilakukan dari titik yang terikat ketitik yang terbebas.
o Majunya pengelasan dibuat simetri tehadap sumbu netral.
o Menggunakan pengelasan susulan mundur atau kebelakang,
untukmenghindari perubahan bentuk pada daerah memanjang.
Untuk mengurangi perubahan bentuk dari segi persiapan kampuh adalah
sebagai berikut:
o Membuat sudut kampuh sekecil mungkin.
o Membuat celah kampuh sekecil mungkin.
o Membuat kampuh ganda bila tebal plat lebih dari 16 mm.
Cara pengelasan kontuksi lambung kapal biasanya dilakukan langkah-
langkah antara lain:
o Pemeriksaan ukuran alur
o Pemilihan bahan las yng tepat
o Penentuan ukuran pengelasan
o Pembersihan alur dari debu, karat, dan minyak.
Perlu diketahui bahwa perakitan konstruksi dimulai dari tengah menuju
kesisi. Sedangkan untuk pengelasan antar plat kulit dan rangka gladak
atas urutanya adalah las tumpul dan kemudian barulah las tumpang.
Pengelasan dalam reparasi kapal harus diperhatikan hal-hal berikut:
o Menentukan seteliti mungkin besarnya bagian yang rusak.
o Memperhatikan lingkungan kerja, misalnya dalam memindahkan tabung
gas yang mudah terbakar.
o memasang pengaman bila pengelasan dilakukan ditempat yang tinggi.
o mempersiapkan tenaga listrik yang diperlukan.
o Dalam penggantian plat harus disiapkan lubang batas dan harus
menentukan urutan pengelasan.
25