OLEH:
ICHA
210203501003
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunianya saya
dapat menyelesaikan makalah tentang wiring pada EMS pada mata kuliah Engine
Managenemen System.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
BAB I.......................................................................................................................v
PENDAHULUAN...................................................................................................v
BAB II......................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................6
A. Sensor............................................................................................................6
B. ECU.............................................................................................................20
C. Akuator........................................................................................................24
BAB III..................................................................................................................28
PENUTUP..............................................................................................................28
A. Kesimpulan.................................................................................................28
B. Saran............................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................29
iii
DAFTAR GAMBAR
gambar 2. 1 engine coolant temperatur....................................................................6
gambar 2. 2 intake air temperatur sensor.................................................................7
gambar 2. 3 throtle position sensor..........................................................................9
gambar 2. 4 Accelerator pedan position (APP)......................................................10
gambar 2. 5 air flow sensor....................................................................................11
gambar 2. 6 manifold absolute pressure sensor.....................................................11
gambar 2. 7 sensor induktif pada distributor..........................................................12
gambar 2. 8 sensor hall pada distributor................................................................13
gambar 2. 9 crankshaft position sensor..................................................................14
gambar 2. 10 camshaft position sensor..................................................................15
gambar 2. 11 sensor knocking................................................................................16
gambar 2. 12 oxygen sensor...................................................................................17
gambar 2. 13 vehicle speed sensor.........................................................................19
gambar 2. 14 prinsip kerja ECU.............................................................................20
gambar 2. 15 engine control uni (ECU).................................................................21
gambar 2. 16 relay pompa bahan bakar.................................................................24
gambar 2. 17 injektor.............................................................................................24
gambar 2. 18 idle speed control.............................................................................25
gambar 2. 19 koil pengapian..................................................................................25
gambar 2. 20 lampu indikator engine.....................................................................26
gambar 2. 21 control cut air conditioner................................................................26
gambar 2. 22 control electronic cooling fan..........................................................27
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Engine managemen system adalah system kendali pada mesin yang digunakan
untuk mengatur dan mengontrol seluruh sistem pada mesin dengan dikendalikan
oleh Electronic Control Unit (ECU), sehingga mesin dapat dikendalikan dalam
performa terbaik sesuai dengan kondisi dan keadaan kendaraan. Dalam EMS,
komponen-komponen sensor sebagai imput yang kemudian sinyal inpun diproses
di ECU, dan kemudia ECU akan mengirimkan output yang akan dikirim kesetiap
actuator diseluruh system mesin. Fungsi dan engine managemen system adalah
suatu system untuk penyesuaian pada komponen-komponen mesin agar
pengoprasian mesin selalu dalam kondisi terbaiknya. Sistem kendali mesin
melibatkan pengaturan bahan bakar, air intake dan waktu pengapian untuk
mendapatkan torsi dan tenaga sesuai spesifikasi.
Tujuan penggunaan sistem kontrol pada mesin adalah untuk memberikan dan
menyajikan tenaga mesin yang tebaik melalui sistem kerja yang akurat, dan dapat
diatur untuk menghasilkan emisi gas buang yang paling kecil, penggunaan bahan
bakar yang efisien, menghasilkan pengendaraan yang optimal dalam segala
v
kondisi kerja mesin, meminimalkann penguapan bahan bakar, dan tersedia sistem
diagnostik untuk mengevaluasi kondisi sistem kerja serta peralatan tambahan jika
terjadi masalah pada sistem.
vi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sensor
6
2. Intake Air tempertatur sensor (IATS)
Berfungsi mendeteksi suhu udara yang akan masuk sebelum katup
throttle
7
Untuk mengetahui cara kerja intake air temperature sensor, maka kamu
perlu mengetahui juga bahwa sensor yang satu ini umumnya
menggunakan thermistor.
Thermistor merupakan komponen elektronik yang nilai tahanannya
berubah sesuai perubahan suhu di sekitarnya.
Nah, cara kerja intake air temperature sensor sendiri bisa kamu amati
melalui skema di bawah ini.
Sensor IAT dialiri tegangan sebesar 5 volt dari Engine Control
Module (ECM) yang masuk melalui terminal Temperature Hot
Air (THA) ke thermistor kemudian keluar melalui terminal E2
di ECM. Proses tersebut bisa dilihat pada gambar di bawah.
ECM kemudian akan menyalurkan tegangan listrik 5 volt
tersebut ke IAT sensor.
Jika udara yang masuk ke intake manifold suhunya rendah
maka nilai tahanan IAT sensornya akan tinggi sehingga
tegangan yang dihasilkan kecil.
Hal tersebut akan berbeda jika suhu yang masuk tinggi di mana
tegangan yang dihasilkan intake air temperature sensornya
akan tinggi
Perubahan nilai tegangan tersebut kemudian akan dibaca ECM
yang dimanfaatkan untuk memutuskan banyaknya jumlah
bahan bakar untuk silinder mesin.
Semakin lama lubang injektor terbuka, maka jumlah bahan
bakar untuk proses injeksi akan semakin banyak.
8
3. Throttle position sensor (TPS)
Berfungsi untuk mengetahui derajat pembukaan katup gas atau thottle
9
4. Accelerator pedan position (APP)
Berfungsi mengkonversi kedalaman injakan pedal menjadi signal
listrik yang selanjutnya dikirim ke ECU mesin.
10
elektronik dan kemudian dikirim ke unit kontrol dalam bentuk
tegangan arus searah. Ini mengevaluasi sinyal dan meneruskan ke
pulsa yang relevan, mis. ke aktuator katup throttle. Karakteristik sinyal
tegangan tergantung pada bagaimana pedal akselerator ditekan.
11
dikonversi menjadi tegangan listrik yang dikirimkan ke ECU sebagai
informasi untuk berbagai proses selanjutnya. Untuk mengetahui
perubahan tekanan udara didalam intake manifold yaitu menggunakan
komponen elektronika yang bernama silicon chips. Flexible silicon
chips akan berubah nilai tahanannya atau resistansi terhadap perubahan
tekanan pada udara. Silicon chips ini dipasang didalam manifold
absolute pressure sensor dengan posisi satu sisi chips menghadap pada
ruang vakum yang digunakan sebagai kalibrasi, dan satu sisi lain
dihadapkan pada ruangan intake manifold. Pada manifold absolute
pressure sensor atau MAP sensor terdapat tiga terminal utama yaitu
terminal VC sebagai tegangan input sebesar 5 volt, terminal PIM
sebagai voltase output, dan terminal E2 sebagai massa atau ground.
7. Sensor induktif pada distributor
Berfungsi sebagai sensor putaran mesin, sebagai tanda saat pengapian,
sebagai tanda saat injeksi, untuk mendeteksi posisi camshaft/top
kompresi dan untuk mendeteksi posisi crankshaft.
12
Sensor ini bekerja dengan cara menghasilkan induksi karena
perubahan medan magnet pada init yang disebabkan berputarnya rotor,
pertemuan setiap inti rotor pada bagian stator inilah yang menyebakan
terjadinya induksi.
13
9. Crankshaft posisition ssensor
Berfungsi sebagai putaran mesin, sebagai tanda saat pengapian,
sebagai tanda saat injeksi, untuk mendeteksi posisi camshaft/top
kompresi, dan untuk mendeteksi posisi crankshaft.
Cara kerja cranshaft position sensor (CKP) memanfaatkan sensor
putaran. Namun dalam penggunaan jenis sensor, ada dua jenis yaitu
sensor induktif dan sensor effect hall. Sensor induktif memanfaatkan
induksi yang dihasilkan oleh pickup coil. Biasanya CKP sensor yang
menggunakan induksi terdiri dari dua kabel. Sementara itu, CKP
sensor yang menggunakan effect hall memanfaatkan effect hal untuk
mendeteksi putaran dan posisi crankshaft. Untuk lebih jelasnya
mengenai cara kerja crankshaft position sensor berikut akan dibahas
satu persatu.
14
gambar 2. 10 camshaft position sensor
CMP sensor menggunakan prinsip induksi elektromagnetik untuk
bekerja. Secara umum terdapat dua bagian utama yaitu rotor dengan
satu nok (tonjolan) yang terbuat dari logam, dan stator yang terbuat
dari magnet permanen. Saat mesin berputar, poros camshaft juga akan
berputar, yang akan menyebabkan rotor berputar. Ketika nok (tonjolan)
memotong medan magnet stator maka akan muncul sinyal PWM
berupa tegangan. Tegangan ini berasal dari pickup coil dan kemudian
dikirim ke ECU sebagai informasi posisi top 1. Saat tonjolan
mendekati stator (kutub magnet) maka medan magnet pada gulungan
coil berubah. Karena perubahan medan magnet, gulungan akan
menghasilkan tegangan induksi. Besarnya tegangan induksi sesuai
dengan kecepatan dan kekuatan perubahan medan magnet.
Semakin cepat putaran mesin, semakin banyak tonjolan yang akan
memotong medan magnet di stator. Oleh karena itu sinyal tegangan
yang dihasilkan juga akan lebih cepat. Informasi ini akan digunakan
untuk menentukan waktu injeksi dan waktu pengapian busi. Hambatan
kumparan pada kumparan pick up coil adalah 200-2500 ohm. Pada
saat yang sama tegangan induksi awal adalah 1-2 volt, dan saat putaran
mesin meningkat maka tegangan induksi akan meningkat. Dalam
semua kasus, karena tegangan induksi sangat kecil, pelindung kabel
biasanya disediakan yaitu cable shield.
Pada sensor yang menggunakan jenis hall effect, di mana frekuensi
tegangan yang dikirim ke sensor berubah sesuai dengan kecepatan
15
putaran. Dengan kata lain, CMP sensor jenis hall effect tidak
bergantung pada perubahan medan magnet. Sinyal digital ini dikirim
ke ECU sebagai informasi tentang top kompresi silinder satu.
Biasanya, tegangan input adalah 5/12 volt.
11. Sensor knocking
Berfungsi untuk mengetahui terjadi knocking, sistem closed-loop
pengapian, mendeteksi oktan bahan bakar.
16
terjadi pada mesin. Ketika ECU menerima data dari knock sensor
maka ECU akan memerintahkan pengapian untuk dimundurkan
beberapa derajat sampai tidak terjadi lagi knocking.
12. Oxygen sensor
Berfungsi untuk mendeteksi/memeriksa emisi gas buang dengan cara
mengukur kandungan oksigen didalam gas buang, menentukan apakah
mobil bekerja dengan campuran bahan bakar terlalu kurus atau terlalu
gemuk.
Pada sensor oksigen memiliki karakteristik voltase output yang dapat
berubah secara tiba-tiba di sekitar stoichiometric (rasio udara dan
bahan bakar). Hal ini digunakan untuk mendeteksi konsentrasi oksigen
dalam gas buang dan memberikan umpan balik ke ECU untuk
mengontrol rasio udara & bahan bakar.
17
Apabila kandungan oksigen dalam gas buang sekitar 3 %
(campuran kurus), O2 sensor akan menghasilkan tegangan
sebesar 0,1 volt. Sedangkan Jika kandungan oksigen dalam gas
buang berkisar 0,3 % (campuran kaya), O2 sensor akan
menghasilkan tegangan sebesar 0,9 volt.
Kemudian, tegangan listrik ini disebut sinyal output yang akan
di kirimkan ke ECU sebagai informasi dari hasil pembakaran
yang terjadi pada ruang bakar yang terdeteksi melalui gas
buang.
Sensor oksigen bekerja layaknya switch yang secara konstan
memberikan sinyal di setiap perubahan campuran bahan bakar.
Fungsi ECU adalah menjaga campuran bahan bakar supaya
mendekati campuran ideal dengan melakukan kebalikan dari
apa yang dilaporkan oleh oksigen sensor.
Jika dari sensor oksigen memberikan sinyal jika campuran
bahan bakar terlalu gemuk, maka ECU akan memperpendek
waktu kerja injektor sehingga akan mengurangi jumlah volome
bahan bakar yang disemprotkan yang bertujuan agar campuran
menjadi lebih kurus.
Sedangkan jika oksigen sensor mendeteksi bahwa campuran
bahan bakar terlalu kurus, maka ECU akan memperpanjang
waktu kerja injektor Sehingga akan menambah jumlah volume
bahan bakar yang disemprotkan yang bertujuan campuran
menjadi lebih gemuk.
Kerja dari pengaturan terus menerus seperti ini akan menjaga
mesin supaya bekerja dengan campuran bahan bakar mendekati
campuran ideal.
13. Vehicle speed sensor
Sensor ini berada pada speedometer dan berfungsi untuk mengetahui
berapa kecepatan kendaraan.
18
gambar 2. 13 vehicle speed sensor
19
B. ECU
20
Dengan adanya sistem unit kontrol elektrik khususnya pada mesin
injeksi, seluruh kegiatan mesin mobil sudah dikendalikan menggunkan
proses komputer. Pada dasarnya,unit kontrol elektrik pada mesin mobil
menjadi salah satu komponen inti yang mampu menentukan jumlah bahan
bakar yang disuplai oleh mesin. Dengan menggunakan sistem komputer,
maka unit kontrol elektrik akan lebih mudah menerima data serta
menggerakkan mesin mobil sesuai takaran yang dibutuhkan.
Tak hanya itu saja, unit kontrol elektrik pada mobil juga berfungsi untuk
menentukan durasi injerksi bahan bakar injektor dengan cara menentukan
waktu yang tepat untuk memberikan campuran udara dengan bahan bakar
ke dalam mesin.
21
TCM atau transmission control module merupakan sebuah modul
yang terdapat pada mobil yang memiliki transmisi otomatis. Fungsi
dari TCM sendiri yaitu untuk mengatur perpindahan transmisi
sesuai dengan RPM mesin dan juga kondisii ketika sedang
berkendara..
ECM (enggine control module)
Merupakan jenis komponen pada ECU yang memiliki fungsi dalam
mengatur kinerja mesin. Beberapa kinerja mesin yang diatur oleh
ECM antara lain starting, pendinginan, hingga menyalakan busi.
BCM (body control module)
Merupakan komponen yang bertugas untuk mengatur kinerja dari
sistem kelistrikan pada mobil. Dengan adanya BCM ini aliran
tenaga dari bagian mesin roda mampu bekerja secara efisien.
Komponen BCM sendiri berada di bagian penggerak empat roda
mesin.
ABS control module
Merupakan komponen yang juga sangat penting untuk diketahui.
Dimana ABS control module memiliki fungsi untuk menghindari
selip pada roda dan mengatur pengereman ketika mobil sedang
berada diarea yang licin. ABS control module juga berperan
penting dalam sistem keselamatan berkendara.
Airbag control module
Jenis komponen satu ini memiliki fungsi untuk mengembangkan
bagian kantung udara ketika terjadi sebuahh benturan mobil.
Komponen ini memili sensor otomatis sehingga akan langsung
menyalurkan udara oada kantung udara ketika sensor mendeteksi
terjadinya benturan yang berlebihan.
22
Sebagai komponen yang melakukan pekerjaan cukup berat, tak heran jika
unit kontrol elektrik pada mobil sering mengalami kerusakan. Terlebih lagi
jika usia mobil sudah cukup lama dan tidak dilakukan service secara rutin
maka besar kemungkinan terjadi kerusakan pada beberapa kompenen
seperti pada salah satu ECU pada mobil.
Ketika unit kontrol elektrik pada mobil mengalami kerusakan, maka dapat
dimungkinan banyak komponen mobil yang tidak bekerja dengan
semestinya. Maka dari itu, sangat penting bagi anda untuk mengetahui
gejala dari kerusakan unit kontrol elektrik mobil. Berikut ini gejala yang
akan timbul ketika unit kontrol elektrik pada mobil mengalami kerusakan.
Ketika anda merasakan beberapa hal seperti yang disebutkan diatas, ada
baiknya anda segera membawa mobil anda kebengkel resmi untuk
dilakukan pengecekan lebih lanjut dan segera diperbaiki. Sebab jika
terlambat akan dimungkinkan komponen mobil lainnya juga ikut
mengalami kerusakan sehingga menyebabkan kinerja mobil tidak
maksimal.
23
C. Akuator
24
gambar 2. 17 injektor
25
Berfungsi untuk menaikkan tegangan listrik dari aki yang kemudian
diteruskan kebusi.
26
Berfungsi untuk mengontrol kerja air conditioner (AC)
27
28
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Demi ketahanan dan lama kendaraan yang digunakan menjaga dan selalu
mengontrol kerja mesin sangatlah penting. Jika terjadi kerusakan pada
salah satu sistem EMS maka akan menghambat kinerja mesin, bahkan
dapat menyebabkan mesin mengalami kerusakan.
29
DAFTAR PUSTAKA
30