Anda di halaman 1dari 33

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR ASISTENSI
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang ........................................................................... 1
1.2. Perumusan masalah ................................................................... 2
1.3. Pembatasan masalah .................................................................. 3
1.4. Tujuan ........................................................................................ 3
1.5. Manfaat ...................................................................................... 3
1.6. Tempat dan waktu ..................................................................... 4

BAB II TUJUAN UMUM PERUSAHAAN


2.1 Sejarah singkat bengkel ............................................................. 5
2.2 Struktur organisasi bengkel ....................................................... 6

BAB III LANDASAN TEORI


3.1 Sistim AC (air conditioner) Mobil ............................................ 7
3.2 Komponen utama AC Mobil .................................................... 8
3.2.1. Compressor ..................................................................... 8
3.2.2. Condenser ....................................................................... 8
3.2.3. Receifer/dryer ................................................................. 9
3.2.4. Expansion valve .............................................................. 9
3.2.5. Evaporator ...................................................................... 10
3.2.6. Blower ............................................................................ 11
3.3 Cara kerja komponen AC (Air Conditioner) ............................ 11
3.3.1. Compressor .................................................................. 11
3.3.2. Kopling Magnet ........................................................... 12
3.3.3. Condenser .................................................................... 13
3.3.4. Receifer/dryer .............................................................. 13
3.3.5. Expansion valve .......................................................... 14
3.3.6. Evaporator ................................................................... 15
3.4 Siklus Pendingin AC Mobil ..................................................... 15
3.5 Manifold gauge ........................................................................ 16
3.5.1. Kondisi hubungan saluran manifold gauge ................. 17
3.6 Zat Pendingin ........................................................................... 19
3.7 Pelumas Compressor ............................................................... 20

BAB IV GEJALA KERUSAKAN


4.1. Penyebab dan pemecahannya AC tidak Dingin ....................... 21
4.1.1. Refrigerant tidak bersirkulasi ......................................... 21
4.1.2. Expansion Valve tidak bekerja dengan baik .................. 21
4.1.2.1. Table Trauble shooting expansion valve .................. 23
4.1.3. Refrigerant kurang ......................................................... 23
4.1.3.1. Cara Mengatasi Refrigerant ....................................... 25
4.1.3.2. Prosedur Pengosongan ................................................ 25
4.1.3.3. pengisian Refrigerant .................................................. 26

BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ................................................................................ 30
5.2. Saran ......................................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Sistem AC


Gambar 3.2 Compressor
Gambar 3.3 Condenser
Gambar 3.4 Receifer/dryer
Gambar 3.5 Katup Expansi
Gambar 3.6 Konstruksi katup ekpansi
Gambar 3.7 Evaporator
Gambar 3.8 Blower
Gambar 3.9 Kopling Magnet
Gambar 3.10 Kondenser
Gambar 3.11 Konstruksi katup ekpansi
Gambar 3.12 Siklus pendingin AC Mobil
Gambar 3.13 Manifold gauge
Gambar 3.14 Tabung freon
Gambar 3.15 Pelumas kompressor
Gambar 3.16 Pengisian Refrigerant
Gambar 3.17 Pengisian dalam bentuk cair
Gambar 3.18 Pengisian lanjutan
Gambar 4.1 Mengisi Refrigerant
Gambar 4.2 Prosedur Pengosongan
Gambar 4.3 Pengisian Refrigerant
Gambar 4.4 Pengisian Dalam Bentuk Cair
Gambar 4.5 Pengisian Lanjutan
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dunia industri dalam era globalisasi sekarang ini mengalami
perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat seiring dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi namun yang patut disayangkan adalah dunia
pendidikan formal yang mengalami ketertinggalan cukup jauh dari dunia industri.
Untuk mengurangi ketertinggalan ini maka dunia pendidikan harus melakukan
pembenahan terutama dalam bidang kurikulumnya.
Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) terutama jurusan mensin
otomotif mewajibkan mahasiswa untuk melaksanakan praktek kerja lapangan di
dunia industri. Dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan, mahasiswa diwajibkan
membuat laporan untuk memenuhi nilai mata kuliah praktek industri. Praktek
kerja lapangan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan bagi mahasiswa
yang melaksanakan praktek serta memberi gambaran tentang pelaksanaan praktek
kerja di perusahaan. Dengan adanya praktek industri ini diharapkan mahasiswa
mampu mengatasi tuntutan dari dunia kerja yang sesungguhnya.
Perkembangan teknologi yang semakin cepat mendorong manusia untuk
selalu mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam dunia otomotif
khususnya dimobil dikenal sebagai macam sistem yang bekerja. Salah satunya
yaitu pada sistem AC. AC sangat berperan penting dalam kendaraan pada mobil
yang berfungsi untuk memberi kenyamanan pada penumpang atau pengendara
agar udara didalam kabin terasa segar. AC (Air Conditioner) mempertahankan
kondisi udara baik suhu maupun kelembabannya agar nyaman dengan cara pada
saat suhu ruangan tinggi AC (Air Conditioner) akan menggambil panas dari udara
sehingga suhu di ruangan turun. Sebaliknya saat suhu ruangan rendah AC (Air
Conditioner) akan memberi panas ke udara sehingga suhu udara akan naik.
Bersama dengan itu kelembaban udara dipertahankan dengan tingkat yang
nyaman. Untuk menunjang kerja AC (Air Conditioner), maka pada AC (Air
Conditioner) dilengkapi dengan berbagai komponen utama yaitu : Compressor,
Condenser, Receifer/dryer, Expansion valve, Evaporator dan Blower. Apabila
terjadi kerusakan dari salah satu komponennya maka akan mempengaruhi kinerja
AC, yang paling sering di temui keluhan terhadap AC adalah AC tidak dingin
yang menyebabkan AC didalam mobil tidak dingin adalah :
1. Kurangnya refrigerant yang disebabkan terjadinya kebocoran pada
sambung pipa.
2. Expansion valve tidak bekerja dengan baik yang disebabkan
penyeyelan aliran kurang tepat.
3. Refrigerant tidak bersirkulasi yang disebabkan terjadinya penyumbatan
pada expansion valve.
4. Tidak adanya kompressi pada compressor yang di babkan compresor
rusak dan katup compressor tidak bekerja dengan baik.
Dari uraian diatas penulis mencoba untuk menguraikan tentang masalah
studi kasus yaitu “GEJALA KERUSAKAN PENYEBAB AC (AIR CONDITIONER)
TIDAK DINGIN PADA KENDARAAN FORD EVEREST” dengan harapan penulis
dapat mempelajari dan memahami topik tersebut.

1.2. Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas terdapat permasalahan
sebagai berikut :
1. Refrigerant tidak bersirkulasi
2. Terdapat udara didalam siklus
3. Terdapat uap air didalam siklus
4. Expension valve tidak bekerja dengan baik
5. Tidak ada kompresi pada kompresor
6. Refrigerant kurang
7. Terdapat kebocoran pada selang penghubung

1.3. Pembatasan Masalah


Mengingat sangat banyaknya permasalahan yang terjadi pada sistem AC
mobil Ford Everest maka perlu dibatasi permasalahan agar pembahasannya
lebih terfokus. Adapun batasan – batasan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Refrigerant tidak bersirkulasi yang menyebabkan AC tidak dingin
2. Expension valve tidak bekerja dengan baik
3. Refrigerant kurang/habis

1.4. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada penulisan laporang praktek industri tentang
studi kasus AC tidak dingin pada Ford Everest adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tentang kerusakan pada sistem AC Mobil Ford everest
2. Untuk mengetahui pengetahuan cara memperbaiki kerusakan pada
komponen – komponen yang terkait.
3. Mengetahui kerusakan dari salah satu komponen – komponen AC yang
menyebabkan AC tidak dingin.
4. Mengetahui penyebab kerusakan dari salah satu komponen AC yang rusak
atau tidak bekerja dengan baik.
1.5. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari pembahasan sistem AC mobil Ford everest ini
adalah sebagai berikut :
1. Memahami pengetahuan tentang permasalahan yang terjadi pada sistem
AC pada mobil ford everest
2. Dapat memahami fungsi dan cara kerja komponen – komponen sistem AC
ford everest
3. Memahami pengetahuan dalam merawat sistem AC mobil Ford Everest
terutama pada gejala kerusakan yang menyebabkan AC tidak bekerja
maksimal sehingga kerusakan kecil akan menjadi besar dan akan
menambah biaya perawatan.
4. Memahami gangguan yang sering terjadi pada AC mobil Ford Everest
5. Dapat menghemat pemakaian refrigerant setelah mengetahui kejadiannya
kebocoran pada sistem AC.
1.6. Tempat dan Waktu
1.6.1. Tempat
Tempat pelaksanaan praktek industri (PI) yaitu di PT.MAYAPADA
AUTO SEMPURNA (FORD PEKANBARU) di Jalan Riau No.18
Pekanbaru.
1.6.2. Waktu
Waktu pelaksanaan praktek industri (PI) terhitung dari tanggal 14 Juli – 06
September 2014
BAB III
LANDASAN TEORI

3.1. Sistem AC ( Air Conditioner) mobil

Gambar 3.1. Sistem AC


AC atau Air Canditioner adalah satu rangkaian peralatan (komponen)
yang berfungsi untuk mendinginkan udara didalam kabin agar penumpan dapat
merasa segar dan nyaman. AC (Air Conditioner) mempertahankan kondisi udara
baik disuhu maupun kelembaban agar nyaman dengan cara sebagai berikut;
1. Pada saat suhu ruangan tinggi AC (Air Conditioner) akan mengambil
panas dari udara sehingga suhu udara diruangan urun. Sebaliknya saat
suhu ruangan rendah AC (Air Conditioner) akan memberi panas keudara
sehingga suhu akan naik.
2. Bersama dengan itu kelembaban udara dipertahankan dengan tingkat yang
nyaman.
3. Untuk menunjang kerja AC (Air Conditioner) maka pada AC (Air
Conditioner) dilengkapi dengan berbagai komponen utama yaitu :
1. Compressor
2. Condenser
3. Receifer/dryer
4. Expansion valve
5. Evaporator dan
6. Blower
3.2. Komponen Utama AC (Air Conditioner) mobil
3.2.1. Compressor

Gambar 3.2. Compressor


Compressor adalah pompa yang dirancang untuk menaikan tekanan refrigerant.
Kenaikan tekanan juga akan menaikkan suhu refrigerant. Uap refrigerant bersuhu
tinggi akan mengembun secara cepat didalam condenser dengan melepas panas
udara sekitar. Fungsi compressor untuk memompakan refrigerant yang berbentuk
gas agar tekanannya meningkat sehingga akan mengakibatkan temperaturnya
meningkat.
3.2.2. Condenser

Gambar 3.3. Condenser


Condenser digunakan untuk mendinginkan gas refrigerant bertekanan dan
bersuhu tinggi dan merubahnya menjadi cairan refrigerant sejumlah panas di
lepaskan keudara bebas melalui condenser, hal ini akan mempengaruhi efek
pendingin di evaporator untuk itu condenser dipasang didepan kendaraan untuk
mendapat pendingin oleh radiator fan dan udara lewat saat kendaraan bergerak
condenser berfungsi untuk menyerap panas pada refrigerant yang telah
dikompresikan oleh compressor dan mengubag refrigerant yang berbentuk gas
menjadi cair (dingin).
3.2.3. Receifer/Dryer

Gambar 3.4. Receifer/Dryer


Receifer adalah komponen yang digunakan untuk menyimpan cairan refrigerant
juga Dryer dan Filter didalam receifer akan menyerap air dan kotoran yang ada
dalam refrigerant. Receifer memisah refrigerant dalam bentuk gas dari cair
refrigerant oleh perbedaan berat dan memastikan bahwa aliran yang mengalir ke
expansion sudah berbentuk cairan. Dryer juga berisi desiccant yaitu ziolite yang
berfungsi menyerap uap air. Sigh glass dipasang di atas receifer. Jumlah
refrigerant yang diisikan didalam sistem sirkulasi penting artinya pada efesiensi
pendingin AC. Sigh glass digunakan untuk mengetahui jumlah refrigerant
didalam sirkulasi, sigh glass juga dipasang pada liquit tube diantara receifer dan
expansion.
3.2.4. Expansion valve

Gambar 3.5. katup Ekspansi

Gambar 3.6. Konstruksi Katup Ekspansi


Setelah melewati cairan refrigerant dialirkan ke orifice (libang kecil yang tiba –
tiba membesar dan disebut expansion valve) akibat cairan yang tiba – tiba
salurannya diperbesar, maka cairan refrigerant akan berubah menjadi bertekanan
dan bersuhu rendah dengan wujud kabut.
Expansion valve akan mengatur jumlah aliran refrigerant yang diuapkan di
evaporator, akibat dari aliran refrigerant ini maka suhu raungan dapat diturunkan
berdasarkan beban panas yang ada pada evaporator. Jumlah aliran refrigerant
yang melewati expansion valve ditemukan oleh gerak turun naik valve. Berfungsi
mengabutkan refrigerant kedalam evaporator, agar refrigerant cair dapat segera
berubah menjadi gas.
3.2.5. Evaporator

Gambar 3.7. Evaporator


Kegunaan evaporator berlawanan dengan condenser. Wujud refrigerant
sebelum di expansion 100% berbentuk cairan. Akibatnya secara cepat
tekanan turun, refrigerant mulai menguap dan selanjutnya menyerap panas
dari udara yang dilewatkan melalui fin – fin pendingin pada evaporator,
sehingga udara menjadi udara dingin merupakan kebalikan dari condenser
berfungsi untuk menyerap panas dari udara yang melalui sirip – sirip
pendingin evaporator, sehingga udara tersebut menjadi dingin.
3.2.6. Blower
Blower terdiri dari motor dan fan. Umumnya yang digunakan adalah motor
tipe ferite dan fan tipe siricco. Blower berfungsi untuk mengalirkan udara ular
atau dalam ruang penumpang ke heater dan evaporator yang selanjutnya
keruang penumpang.

Gambar 3.8. Blower


3.3. Cara kerja Komponen AC (Air Conditioner)
3.3.1. Compressor
Compressor digerakkan oleh tali kipas dari puli engine. Perputaran
kompresor ini akan menggerakkan piston/vane dan gerakan
piston/vane ini akan menimbulkan tekanan bagi refrigerant yang
berbentuk gas sehingga tekanannya meningkat yang dengan sendirinya
juga akan meningkatkan temperaturnya. Jenis kompresor ini dapat
dipilahkan seperti dibawah ini.
3.3.2. Kopling Magnet ( Magnetic Cluch )

Gambar 3.9. Kopling Magnet


Kopling magnet adalah perlengkapan kompressor yaitu suatu alat yang
dipergunakan untuk melepas dan menghubungkan kompressor dengan putaran
mensin. Peralatan intinya adalah : stator, rotor, dan presure plate. Sistem kerja
dari alat ini adalah elektro magnetic.
Cara kerjanya : puli kompressor selalu berputar oleh perputaran mensin melalui
tali kipas pada saat mensin hidup. Dalam posisi switch AC off, kompressor tidak
akan berputar, dan kompressor hanya akan berputar apabila switch AC dalam
posisi hidup (on). Hal ini disebabkan oleh aliran listrik yang mengalir ke stator
coil akan mengubah stator coil menjadi magnet listrik yang akan menarik
perssure plate dan bidang singgungnya akan bergesekan dan saling melekat dalam
satu unit ( clutch assembly) memutar komperssor.
Konstruksi : puli terpasang pada poros kompressor dengan bantalan diantaranya
menyebabkan puli dapat bergerak dengan bebas. Sedang stator terikat dengan
kompressor housing, pressure plate terpasang mati pada poros kompressor.
3.3.3. Condenser

Gambar 3.10. Kondensor


Refrigerant yang masuk dalam condenser oleh karena tekanan kompressor masih
dalam bentuk gas dengan temperatur yang cukup tinggi (80oC). Temperatur yang
tinggi dari referigerant yang berbeda dalam condenser yang bentuknya berliku –
liku akan mengakibatkan terjadinya pelepasan panas oleh refrigerant. Proses
pelepasan panas dipermudah dengan adanya aliran udara baik dari gerakan mobil
maupun isapan fan yang terpasang dibelakang gambar kopling magnet condenser.
Semakin baik pelepasan panas yang dihasilkan oleh condenser semakin baik pula
pendinginan yang akan dilakukan oleh evaporator. Pada ujung pipa keluar
condenser refigerant sudah tidak berbentuk gas akan tetapi sudah berubah
menjadi refrigerant cair dengan temperatur 57oC ( Cooled liquid).
3.3.4. Receifer/dryer
Refrigerant dari condenser masuk ketabung receifer melalui lubang
masuk (inlet port), kemudian melalui dryer, desiccant dan filter
refrigerant cair naik dan keluar melalui lubang keluar (outlet port)
menuju ke expansion valve. Dryer, desiccant maupun filter berfungsi
untuk mencegah kotoran yang dapat menimbulkan karat maupun
pembekuan refrigerant. Bagiatan dari valve yang mana akan
menggangu siklus dari refrigerant terutama pada expansion valve yang
akan mengganggu siklus dari refrigerant. Bagian atas dari
receifer/dryer disediakan gelas kaca (sight glass) yang berfungsi untuk
sirkulasi refrigerant.
3.3.5. Expansion valve
Oleh karena fungsi dari expansion valve ini untuk mengabutkan
refrigerant kedalam ovaporator, maka lubang keluar pada alat ini
berbentuk lubang kecil (orifice) konstan atau dapat diatur melalui
katup (valve) yang pengaturannya menggunakan perubahan temperatur
yang dideteksi oleh sebuah sensor panas.
Berdasarkan pengaturan pengabutan ini expansion valve tipe thermal.

Gambar 3.11. konstrunsi katup ekspansi


Pembukaan valve sangat bergantung dari besar kecil tekanan Pf dari heat
sensitizing tube. Bila temperatur lubang keluar ( out let ) evaporator dimana alat
ini ditempelkan meningkat, maka tekanan Pf > dari tekanan Ps+ Pe, maka
refrigerant yang disemprotkan akan lebih banyak. Sebaliknya bila temperatur
lubang keluar (out let) evaporator menurun maka tekanan Pf<Ps + Pe, maka
refrigerant yang disemprotkan akan lebih sedikit.
1. Ps : tekanan pegas
2. Pe : tekanan uap didalam evaporator
3.3.6. Evaporator
Perubahan zat cair dari refrigerant menjadi gas yang terjadi pada
evaporator akan berakibat terjadi penyerapan panas pada daerah
sekelilingnya, udara yang melewati kisi – kisi evaporator panasnya
akan terserap sehingga dengan hembusan blower udara yang keluar
keruang kabin mobil akan menjadi dingin.
3.4. Siklus pendingin AC mobil
Siklus pendingin Air conditioner merupakan suatu rangkaian yang
tertutup. Siklus pendingin yang terjadi dapat digambarkan sebagai
berikut :
1. Kompressor berputar menekan gas refrigerant dari evaporator yang
bertemperatur tinggi, dengan bertambahnya tekanan maka
temperaturnya juga semakin meningkat, hal ini diperlukan untuk
mempermudah pelepasan panas refrigerant.
2. Gas refrigerant yang bertekanan dan bertemperatur tinggi masuk
kedalam kondenser ini panas refrigerant dilepaskan dan terjadilah
pengembunan sehingga refrigerant berubah menjadi zat cair.
3. Cairan refrigerant ditampung oleh receifer untuk disaring sampai
evaporator membutuhkan refrigerant.
4. Expansion valve memancarkan refrigerant cair ini sehingga berbentuk
gas dan cairan yang bertemperatur dan bertekanan rendah.
5. Gas refrigerant yang dingin dan berembun ini mengalir kedalam
evaporator untuk endinginkan udara yang mengalir melalui sela – sela
fin evaporator, sehingga udara tersebut menjadi dingin seperti yang
dibutuhkan oleh para penumpang mobil.
6. Gas refrigerant kembali ke kompressor untuk dicairkan kembali di
condenser.
Gambar 3.12 Siklus Pendingin AC mobil

3.5. Manifold Gauge


Manifold mengukur adalah alat yang berfungsi selain untuk
mengosongkan/mengisi refrigerant juga sebagai alat untuk
mengidentifikasi gangguan. Konstruksi yang istimewa dari alat ini
harus dipelajari secara seksama agar penggunaannya menjadi optimal
dan terhindar dari kesalahan pemakaian. Penjelasan berikut
menggunakan manipol pengukur model keran seperti pada gambar
dibawah dengan 4 nipel penghubung ( ada yang hanya menggunakan 3
niple penghubung, yang perbedaannya pada niple nomor 4 tidak ada ).
3.5.1. Kondisi hubungan saluran manifold gauge.
3.5.1.1.Keran katup tekanan rendah terbuka dan keran katup tekanan
tinggi menutup.

Gambar 3.13 Manifold Gauge


Dalam kondisi ini :
1. Niple 2,3,4 dan pengukur tekanan rendah saling berhubungan.
2. Niple 1 hanya terhubungan dengan pengukur tekanan tinggi
3.5.1.2. Keran katup tekanan rendah tertutup dan keran katup tekanan
tinggi membuka

Gambar 3.14
Dalam kondisi ini :
1. Niple 1,2,4 dan pengukur tekanan tinggi saling berhubunagn.
2. Niple 3 hanya terhubung dengan pengukur tekanan rendah.
3.5.1.3. Kedua keran katup terbuka
Dalam kondisi ini :
Semua niple penghubung dan pengukur saling berhubungan

Gambar 3.15
3.5.1.4. Kedua keran katup tertutup.
Dalam kondisi ini :
1. Niple 1 berhubungan dengan pengukur tekanan tinggi.
2. Niple 3 berhubungan dengan pengukur tekanan rendah.

Gambar 3.16.

3.6. Zat pendingin (Freon/Refrigerant)

Gambar 3.17 Tabung Feron


Refrigerant adalah media pemindah panas yaitu senyawa yang bersirkulasi pada
sistem AC. Untuk menghasilkan efek pendingin, refrigerant yang dipakai pada
kendaraan sekarang ini adalah HFC134a yang tidak mempunyai sifat sebagai
perusak ozone karena tidak mengandung chlor. Zat pendingin (refrigerant)
mempunyai kemampuan menyerap panas dalam jumlah yang besar dan pada
peroses itu disertai dengan perubahan wujud yaitu dari cair menjadi gas. Zat
pendingin yang sering digunakan pada sistem AC mobil adalah R 12 atau juga
dikenal dengan CFC 12 ( fluorinated hydrocarbon).
Kelebihan zar pendingin ini antara lain :
1. Mendidih pada -29,8oC dalam tekanan atmosfir.
2. Stabil pada temperatur baik tinggi maupun rendah.
3. Tidak menimbulkan reaksi terhadap logam
4. Dapat larut bila dicampur dengan minyak.
5. Kurang bereaksi terhadap karat.
6. Tidak berwarna dan tidak berbau.
Kekurangannya adalah dapat mempengaruhi penipisan lapisan ozon pada atmosfir
bumi yang menjaga terjadinya radiasi sinar ultra violet dari matahari dan
menimbulkan efek rumah kaca. Zat pendingin (refrigerant) lain yang sekarang
banyak dijumpai dan lebih ramah terhadap ozon serta memiliki efektifitas
pendinginan lebih baik adalah HFC 134a. Refrigerant yang diapakai alternative
pengganti lannya adalah : ternary bland yang merupakan campuran zat pendingin
yang berbeda seperti : HCF22, HFC152a, dan HCFC124 dan yang sudah sangat
kita kenal yaitu gas alam cair ( LPG ) meskipun nzat ini sangat mudah terbakar,
sehingga pada beberapa negara tertentu penggunaan LPG ini tidak di izinkan lagi.
3.7. Pelumas kompressor.

Gambar 3.18. Pelumas Kompressor


Pelumas kompressor diperlukan untuk melumasi bantalan – bantalan serta bidang
permukaan yang saling bergesekan, oleh pada pelumas pada kompresor ikut
bersirkulasi dengan refrigerant, maka dibutuhkan oli khusus untuk kompresor.
Salah satu contoh oli khusus untuk kompresor, oli kompresor terdiri dari berbagai
tingkatan dan jenis yang diolah sedemikian rupa sehingga menghindar timbulnya
busa dan belerang. Selain itu oli kompresor sangat bergantung dengan jenis
refrigerant yang digunakan secara spesifik dapat diuraikan :
1. Untuk refrigerant 12 : digunakan pelumas mineral
2. Untuk CFC 134a : digunakan PAG ( poly alkylene glycol ) atau pelumas
ester.
Jumlah oli kompressor baik dalam keadaan kosong maupun sebagai tambahan
karena pergantian komponen.
1. Kosong (pemasangan baru).............. 100cc
2. Ganti Receifer.................................. 20cc
3. Ganti condenser............................... 40-50cc
4. Ganti evaporator.............................. 40-50cc
BAB IV
GEJALA KERUSAKAN

4.1. Penyebab dan pemecahannya AC tidak dingin


4.1.1. Refrigerant tidak bersirkulasi
Pada kondisi ini terlihat gejala sebagai berikut :
1. AC tidak dingin
2. Pemeriksaan pada manifold gauge :
Pengukuran tekanan rendah : 76 cmHg (sangat rendah)
Pengukur tekanan tinggi : 6 kg/cm2
Jemungkinan penyebabnya : pada expansion valve terjadi
penyumbatan.
Pemecahannya :
1. Lepas expansion valve, bersihkan dan tes, bila sudah rusak
ganti.
2. Ganti receifer/dryer
3. Perhatikan jumlah refrigerant yang sesuai dalam pengisian.
4.1.2. Expansion valve tidak bekerja dengan baik

Gambar. Katup Ekspansi


Dilihat dari fungsinya, katup ekspansi merupakan alat pengkabut cairan
refrigerant dari kondensor. Dengan tekanan yang sangat tinggi refrigerant
disemprotkan oleh katup ekspansi sengga menurunkan tekanan dan temperatur
refrigerant pun menjadi dingin. Banyaknya cairan refrigerant yang dikabutkan
oleh katup ekspansi tergantung dari sensor (bulb) yang ada didalam evaporator,
sehingga cairan yang dikabutkan selalu dalam kondisi standar sesuai kebutuhan
pendinginan evaporator. Adapun masalah – masalah yang sering terjadi pada
katup ekspansi sebagai berikut :
1. Lubang penyemprotan katup ekspansi terlalu renggang, sehingga cairan
refrigerant yang dikabutkan terlalu banyak dan mengakibatkan tekanan
refrigerant pada evaporator terlalu tinggi. Akibatnya kemampuan
pendinginan AC mobil menjadi berkurang. Untuk mengatasinya,
sebaiknya mengganti katu ekspansi.
2. Gas pada pipa sensor (capirary bulb) akatup ekspansi bocor, sehingga
sensor tidak dapat bekerja. Hal ini dapat mengakibatkan refrigerant yang
dikabutkan ke evaporator menjadi berkurang. Tekanan refrigerant di
evaporator menjadi sangat rendah, dan menyebabkan kemampuan
pendinginan AC mobil berkurang. Agar kembali normal, sebaiknya ganti
katup ekspansi.
3. Lubang penyemprotan katup ekspansi yang berfungsi mengkabutkan
refrigerant tersumbat, sehingga refrigerant tersumbat, sehingga refrigerant
yang berhasil dikabutkan hanya sedikit. Ini akan berpengaruh terhadap
kemapuan pendinginan. Selain itu, dapat menimbulkan bunga es ( prozen )
pada pipa cairan refrigerant sebelum masuk ke evaporator. Untuk
mengatasinya, bersihkan katup ekspansi.
Pada kondisi ini terlihat gejala sebagai berikut :
1. AC kurang dingin
2. Pemeriksaan pada manifold gauge :
Pengukuran tekanan rendah : 2,5 kg/cm2
Pengukur tekanan tinggi : 19-20 kg/cm2
Kemungkinan penyebabnya :
1. Expansion valve rusak atau pemasangan heat sensitizing salah.
2. Penyetelan aliran tidak baik.
3. Pada evaporator terlalu banyak refrigerant dalam bentuk cair.
Pemecahannya :
1. Periksa pemasangan sensitizing
2. Periksa expansion valve, bila rusak ganti.
4.1.2.1. Table trauble shooting expansion valve
Tanda – tanda keadaan penyebab perbaikan
Outlet valve Perbedaan Gas geat Perbaiki kebocoran
tidak dingin temperature sensitizing tube
pada sisi bocor refrigerant Tambah refrigerant
tekanan tinggi kurang expansion
dan rendah valve membuka Ganti expansion
tidak terasa terlau lebar valve
Inlet valve Pipa tekanan Terjadi Ganti
dingin atau tinggi pada penyumbatan pada receifer/dryer
membeku receifer/dryer receifer/dryer
dingin
membeku Expansion valve Ganti expansion
tersumbat valve,
receifer/dryer

4.1.3. Refrigerent kurang


Pada kondisi ini, terlihat gejala sebagai berikut :
1. Udara yang keluar dari sistim pendingin tidak terlalu dingin
2. Pada sight glass terlihat banyak gelembung
3. Pemeriksaan pada manifold gauge :
Pengukur tekanan rendah : 0,8 kg/cm2
Pengukur pada tekanan tinggi : 8-10 kg/cm2
Kemungkinan penyebabnya :
Penyebab dari kekurangan kerja dari AC mobil bisa disebabkan oleh kebocoran
yang terjadi pada AC. Kebocoran tersebut kemudian membuat freon yang
didalamnya menjadi berkurang atau bahkan sudah habis sama sekali. Lalu
kebocoran tersebut akan mempengaruhi kinerja dari komponen lainnya, yang juga
akan memperparah adanya kerusakan.
Cara mengecek freon masih atau tidak, secara manual adalah dengan cara melihat
freon melalui kaca pada filter AC dan mesin hidup. Bila setelah itu freon berbusa
maka freon pada AC dalam kondisi habis karena bila masih ada akan terlihat
bening dari kaca. Jika freon tidak bocor dan normal maka tekanan freonnya
kurang, disebabkan karena kompressor sudah tidak maksimal lagi, bisa karena oli,
dsb berkurangnya freon juga dapat mengakibatkan kompressor, ekspansi dan
tabung dryer kemudian menjadi berat. Bila hal tersebut dibiarkan terus memerus
terjadi maka yang ada adalah AC kemudian menjadi jebol. Dan hal tersebutlah
yang biasa terjadi pada AC mobil, karena kurang diperhatikan kondisinya, maka
kebocoran tidak terlihat apalagi kondisi dari freon. Apabila kondisi freon sudah
diperhatikan maka perlu juga memperhatikan kondisi atau ketersediaan dari oli
kompressor. Karena oli kompresor uga harus diganti, kemudian jangan lupa untuk
membuang sisa dari freon dan mengganti semuanya dengan freon yang baru. Test
kebocoran pada sistem AC mobil.
Siklus pendingin AC merupakan suatu rangkaian tertutup, oleh sebab itu
kebocoran sekecil apapun akan dapat mengurangi kinerja dari sistem tersebut.
Pengetesan kebocoran paksa pengisian merupakan prosedur yang sangat lazim
dilakukan untuk memberikan pelayanan yang optimal bagi pelanggan. Ada
beberapa prosedur pemeriksaan kebocoran yaitu :
1. Untuk kebocoran yang cukup besar bisa dilakukan dengan menggunakan
larutan air sabun.
2. Untuk kebocoran yang baru dirasakan kurang dingin dapat menggunakan
alat deteksi kebocoran halide torch.
3. Untuk tingkat kebocoran yang lebih kecil lagi dapat menggunakan
detektor listrik.
Pemecahannya : periksa kebocoran dengan menggunakan detektor ligh isi
kembali refrigerant.
4.1.3.1. Cara mengisi refrigerant

Gambar 4.1. Mengisi Refrigerant


Sebelum mengisi refrigerant sistem rangkaian harus dalam keadaan kosong, tidak
ada udara ataupun uap air tersisa didalamnya. Untuk mengosongkan sistem
rangkaian ini lakukanlah langkah pengosongan dengan menggunakan alat vacuum
pump.
4.1.3.2. Prosedur pengosongan

Gambar 4.2. Prosedur Pengosongan


1. Tutup kedua katup manifold gauge
2. Pasang manifold gauge ke kompresor dengan selang merah ke nipel
tekanan tinggi dan selang biru ke nipel tekanan rendah serta selang hijau
ke pompa vakum ( lihat gambar )
3. Bukalah salah satu katup manifold dan hidupkan pompa vakum.
4. Bacalah ukuran pada vakum gauge, sehingga menujukan angka +/-
600mmHg.
5. Bukalah sisi katup manifold yang lain agar vakum bekerja dari dua sisi
untuk lebih mengefesienkan kerja pompa vakum.
6. Baca kembali ukuran pada vakum gauge dan pastikan sistem telah bersih
dari udara maupun uap air dengan angka penunjuk berada pada angka
750mmHg.
7. Biarkan pompa vakum tetap hidup kurang lebih selama 30 menit.
8. Tutup kedua manifold sebelum mematikan pompa vakum.
9. Tunggu kurang lebih 15 menit dan amati angka petunjuk meteran. Bila
terjadi penurunan mangka berarti dalam sistem rangkaian masih terjadi
kebocoran.
10. Cari kebocoran dengan alat deteksi kebocoran sampai ditemukan dan
perbaiki.
4.1.3.3. Pengisian refrigarant

Gambar 4.3 Penisian Refrigerant


Sebelum memulai pengisian refrigerant pastikan langkah-langkah berikut
sudah dilakukan :
1. Rangkaian sistem masih terpasang dengan benar.
2. Selang masih terpakai dengan manifold gauge warna merah ke nipel
tekanan tinggi, warna biru ke nipel tekanan rendah dan warna hijau ke
tangki refrigerant atau alat pengisi.
3. Refrigerant yang akan digunakan tersedia dengan cukup.
4. Singkirkan alat-alat yang masih ada disekitar mesin untuk menghindari
terjadinya kecelakaan.

4.1.3.3.1. Langkah pengisian


4.1.3.3.2. Pemasangan selang pada tabung refrigerant.
1. Sebelum memasng selang, putarlah handle berlawanan arah jarum jam
smapai jarum katubnya tertarik penuh.
2. Putarlah disc berlawanan arah jarum jam, sampai posisi habis.
3. Hubungan selang warna hijau ke tabung refrigerant.
4. Putarlah disc searah jarum jam dengan tangan.
5. Putarlah handle searah jarum jam untuk membuat lubang, dan putarlah
kembali berlawanan arah jarum jam agar gas dapat mengalir ke selang.
6. Tekanlah niple no. 4 pada manifold gauge dengan jari tangan sampai udara
keluar dari selang tengah.
7. Bila udara sudah keluar (ditandai dengan keluarnya refrigerant) tutuplah
niple no.4 dengan tutup niple.
4.1.3.3.3. Pemeriksaan kebocoran awal.
1. Bukalah keran katup tekanan tinggi pada manifold gauge agar gas masuk
kedalam sistem. (tabung menghadap ke atas)
2. Bila pengukur tekanan rendah sudah menunjukan 1kg/ 1cm2 tutup keran
manifold tekanan tinggi.
3. Periksalah kebocoran pada sistem dengan menggunakan detektor.
4.1.3.3.1.3.Pengisian refrigerant dalam bentuk cair.

Gambar 4.4 pengisian dalam bentuk cair


1. Balikakanlah tabung refrigerant menghadap kebawah agar refrigerant
yang keluar dalam bentuk cair.
2. Buka katup tekanan tinggi.
3. Periksalah kaca pengintai sampai aliran refrigerant berhenti mengalir dan
tutuplah keran.
4. Amatilah kedua pengukur, tekanan tinggi maupun tekanan rendah.
Keduanya harus menjukan tekanan yang sama.
4.1.3.3.1.4.Pengisian lanjutan

Gambar 4.5 Pengisian Lajutan


1. Balikalah tabung refrigerant menghadpa ke atas agar isi refrigerant keluar
dalam bentuk gas.
2. Hidupkan mesi dan biarkan beberapa menit untuk pemanasan.
3. Hidupkan switch ac, dan amati pengukuran tekanan manifold gauge tanda
merah harus terlihat pada tekanan tinggi dan tanda biru pada tekanan
rendah tetapi tidak vakum.
4. Buka sedikit demi sedikit katup manifold gauge warna biru. (besar
kecilnya permukaan akan mempengaruhi besar kecilnya jumlah
refrigerant yang mengalir dalam sistem).
5. Amati gelas pantau dan bila jumlah gelembung menjadi semangkin sedikit
dan lembut menunjukan bahwa pengisian sudah cukup. Tutup katup
manifold gauge, dan baca pengukur tekanan rendah 1,5-2,0 kg/cm2 dan
tekanan tinggi 14,5-15 kg/cm2.
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Air Conditioner merupakan sebagian yang penting untuk menambah
kenyamanan pada satu mobil. Kerusakan pada satu bagian komponen dari
sistem air conditioner akan membuat kerja dari sistem itu tidak sempurna.
Berdasarkan uraian sistem AC mobil diatas, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan yaitu :
Komponen – komponen air conditioner dan fungsinya adalah sebagai berikut :
1. Kompresor untuk mengkompresikan gas/uap refrigerant yang bertekanan
dan bertemperatur tinggi.
2. Magnetic clucth untuk menghubungkan dan memutuskan hubungan
kompresor kemesin/motor listrik.
3. Kondensor untuk mengkondensasikan atau pengembunan gas atau uap
refrigerant sehingga menjadi cair.
4. Receiver (filter/dryer) untuk menyaring antara refrigerant dengan oli.
5. Katup ekspansi untuk menurunkan tekanan dan suhu.
6. Evaporator untuk penguapan refrigerant dan pengkabutan udara sehingga
suhu diluar dingin.
7. Blower digunakan untuk menghisap udara segar atau udara yang telah di
sirkulasikan kedalam ruangan.
Prinsip kerja sistem AC adalah :
1. Kompresor mengkompresikan gas/uap refrigerant yang bertemperatur
tinggi dan bertekanan tinggi karena menyerapa panas dari evaporator
ditambah panas yang dihasilkan saat langkah pengeluaran (discharge)
2. Gas refrigerant mengalir kedalam kondensor, didalam kondensor gas
refrigerant dikondensasikan menjadi cairan atau terjadi perubahan
keadaan yaitu pengembunan refrigerant.
3. Cairan refrigerant mengalir kedalam receiver untuk disaring antara cairan
refrigerant dengan oli sampai evaporator memerlukan refrigerant untuk
diuapkan.
4. Katup ekpansi menurunkan tekanan dan temperatur atau suhu cairan
refrigerant yang bertekanan dan bertemperatur tinggi menjadi rendah.
5. Gas refrigerant yang dingin dan berembun ini mengalir kedalam
evaporator. Refrigerant menguap dan menyerap panas dari udara luar atau
terjadi pengkabutan udara sehingga suhu diluar akan dingin.
Secara umum masalah yang sering terjadi pada sistem AC mobil yaitu bau busuk
dari AC, AC kurang dingin, tali penggesek (belt) kendor, suara berisik dekat
kompresor, sirip kondensor dan evaporator tertutup debu/kotoran, saringan udara
tersumbat, noda oli dapat terlihat pada sambungan siklus pendinginan, dan suara
berisik dekat blower.

5.2. Saran
1. Mengingat pentingnya sistem AC, maka setiap pemilik mobil
berfasilitas AC harus melakukan perawatan setiap komponen AC
secara teratur.
2. Dalam pengisia refrigerant diusahakan menggunakan refrigerant yang
ramah lingkungan yaitu R-134a yang memiliki sifat tidak perusak ozon
dan tidak mengandung racun. (tidak mengandung clor).
DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim, 1982. “Servis Mobil”. Pusat Pengembangan Guru Teknologi


Malang
2. Makarti Karya Mukti Tama. 2006. “Memelihara/Servis Ac”. Jakarta
Selatan: Sektor Otomotif
3. Debso. “Dasar Pengetahuan Ac Mobil”. PT. Denso Indonesia Corp
4. http://Iotomotif.com
5. http://modul-ac-20121.pdf
6. http://Dodge-dart.Org
7. http://alibaba.Com
8. http://arsiptimorer.com
9. http://teknisihebat.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai