Anda di halaman 1dari 14

RANCANGAN USAHA (BISNIS PLAN) DAN STRATEGI MERANCANG

USAHA

Diajukanuntukmemenuhitugasmatakuliah

KEWIRAUSAHAAN

Dosen Pengampu

Pratama SBK

Disusunoleh:

Ahmad Zuhri Fatkhur Rahman

M Asrof Alif

Riaydi Tri Laksono

PROGRAM MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MPI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-FITHRAH [STAI] SURABAYA

TAHUN AKADEMIK 2017-2018


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dewasa ini, banyak ditemukan orang yang tidak mau mencoba untuk
memulai usaha kecil, mungkin beranggapan bahwa keluarganya bukan dari kalangan
pengusaha sehingga menimbulkan rasa kurang percaya diri. Tetapi bayak juga orang
yang selalu mencoba berusaha, mungkin karena beranggapan bahwa pengusaha besar
pasti memulai usahanya dengan usaha yang kecil sehingga dengan kerja keras, usahanya
dapat berkembang seperti sekarang ini.
Untuk memulai suatu usaha bisnis diperlukan perencanaan dalambentuk
dokumen tertulis yang berisikan ide dasar dan pertimbanganpendirian
perusahaan. Perencanaan usaha mempunyai empat tujuan dasar : identifikasi lingkup dan
kesempatan bisnis, pendekatan yang digunakandalam memanfaatkan kesempatan,
identifikasi faktor penentu keberhasilanu s a h a , d a n r e n c a n a p e r m o d a l a n .
P e r e n c a n a a n ya n g b a i k d a p a t menjembatani ide menuju realita yang
diharapkan.Dalam rencana bisnis perlu diproyeksikan aspek
pemasaran,pengoperasian dan pembiayaan aktivitas yang dilakukan selama anataratiga
sampai lima tahun pertama. Pada saat mendirikan usaha kecil yangdioperasikan oleh tiga
atau empat orang belum diperlukan perencaan yang formal. Tetapi pada saat usaha
berkembang, perencanaan harus dibuatdalam bentuk dokumen tertulis yang mencakup
rencana jangka pendek,jangka menengah, dan jangka panjang secara rinci dan cermat,
tepat dan akurat.1

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana profil usaha dan cara pengembangannya ?
2. Bagaimana merancang usaha baru dan model pengembangannya ?

C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui profil usaha dan cara pengembangannya.
2. Untuk mengetahui rancangan usaha baru dan model pengembangannya.

1
Mas’ud Machfoedz, Kewirausahaan Metode, Manajemen, dan Implementasi, BPFE, Yogyakarta,
2005, hlm. 35
BAB II

PEMBAHASAN

A. PROFIL USAHA DAN CARA PENGEMBANGANNYA


1. Profil Usaha
Usaha kecil menurut surat Edaran Bank Indonesia No. 26/1/UKK tanggal
29 mei 1993 perihal Usaha Kecil adalah usaha yang memiliki total aset maksimum
Rp 600.000.000 (enam ratus juta rupiah) tidak termasuk rumah dan tanah yang
ditempati. Pengertian usaha kecil ini meliputi usaha perseorangan, badan usaha dan
koperasi.2
Sedangkan menurut UU No. 9/1995 tentang usaha kecil yang
dimaksudkan dengan usaha kecil dalam memenuhi kriteria kekayaan bersih atau
hasil penjualan tahunan seperti kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang
undang ini.
Secara umum sector usaha kecil memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. System pembukuan relative sederhana dan cenderung tidak mengikuti kaidah
administrasi pembukuan standar.
b. Margin usaha yang cenderung tipis meningat persaingan yang sangat tinggi .
c. Modal terbatas
d. Pengalaman manajerial dalam mengelola usaha masih sngat terbatas.
e. Skala ekonomi yang terlalu kecil, sehingga sulit mengharapkan untuk mampu
menekan biaya mencapai titik efisiensi jangka panjang.
f. Kemampuan untuk memperoleh sumber dana dari pasar modal rendah, mengingat
keterbatasan dalam system administrasinya. Untuk mendapatkan dana di pasar
modal, sebuah perusahaan harus mengikuti sistem administrasi standar dan harus
transparan. Peran penting usaha kecil selain merupakan wahana utama dalam
penyerapan tenaga kerja, juga sebagai pengerak roda ekonomi serta pelayanan
masyarakat.

2
Jamaluddin, SE. H. M.Si, Dr. H. Muslimin H. Kara, M.Ag. Pengantar Kewirausahaan;
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin: Makassar, 2010. Hal 101
2. Pengembangan usaha
a. Peranan usaha kecil dan menengah dalam perekonomian
Usaha kecil dan menengah dalam perekonomian suatu negara, memiliki
peran yang penting. Bukan saja di Indonesia, tetapi kenyataan menunjukkan
bahwa posisi usaha kecil mempunyai peran yang strategis di Negara-negara lain
juga inudikasi yang menunjukkan peranan usaha kecil itu dapat dilihat dari
kontribusinya terhadap PDB, ekspor non migas, penyerahan tenaga kerja, dan
peningkatan sumber daya manusia yang cukup berarti.
Tidak dapat disangkal bahwa pengusaha kecil, yang merupakan bagian
terbesar dari pelaku bisanis di Indonesia mempunyai peranan penting dalam
pembangunan struktur perekonomian nasional. Oleh karena itu berbagai upaya
pembeerdayaan perlu terus dilakukan baik dari segi kualitas maupun dasri segi
kuantitasnya.
Usaha kecil merupakan sebutan yang ringkas dari usaha skala kecil
ssebagai terjemahan darri istilah Small Scale Enterprise (SSC), yang mempunyai
banyak pengertian, baik dalam makna konsep teoriti, mperaupun sebagai konsep
strategis kebijakan pembangunan.
Usaha Kecil (UK) sebagai konsep mengacu kepada dua aspek, pertama,
aspek perusahaan, yang melakukan aktifitas prodoktif, mengombinasi faktor-
faktor produksi untuk menghasilkan bahan dan jasa, memasarkan dan mencetak
keuntungan. Kedua, aspek pengusaha yaitu: orang dibalik usaha / perusahaan
yang biasanya adalah pemilik, pengelola sekaligus administrator dari
perusahaannya.
Disetiap negara usasha kecil memiliki peranan penting. Hal ini dapat
dilihat dari posisi usaha kecil dalam struktur pelaku usaha di Inndonesia
misalnya 99% dari seluruh usaha adalah usha kecil . sementara di Negara-
negara lain khususnya negara anggota APEC keberadaan usah kecil dalam
struktur ekonominya juga di atas 90%
b. Pengembangan menejemen produksi usaha kecil
Untuk produksi barang, tahapan input dapat berupa informasi dan
penyediaan bahan baku, sedangkan untuk produksi jasa, input dapat berupa
jaringan pemberi informasi dan pelicin jalan yang di miliki oleh pengusaha.
Proses produksi adalah kegiatan-kegiatan atau kerja yang dilakukan untuk
menciptakan hasil produksi. Dan output dalam kegiatan produksi adalah hasil
produksi berupa barang jadi, barang setengah jadi yang siap dijual beserta proses
pemasarannya.
Keseluruhan tahap harus di pandang secara utuh, karena besar adanya
kemungkinan adanya korelasi tinggi antara tahapan satu dengan yang lain.
Bahan baku yang baik memang diharapkan akan membawa pada proses
produksi yang baik, hasil produksi yang berkualitas dan pemasran yang sukses
meskipun semuanya itu bukan jaminan pada faktor-faktor eksternal dan faktor
lain yang tidak mudah difahami, akan tetapi hal ini merupakan upaya untuk
memperbesar peluang.
c. Pengembangan sumber daya manusia usaha kecil
Ada beberapa kelemahan umum yang dilakukan oleh perusahaan kecil, antara
lain:
1. Tidak ada (jarang) mempunyai perencanaan buku sehingga menyulitkan
dalam melakukan evaluasi ukuran keberhasilan dengan pasti
2. Tidak berorientasi ke masa depan
3. Tidak memiliki pendidikan yang tepat dan relavan
4. Sistem pembukuan tidak teratur
5. Tidak melakukan analisis pasar yang baru
6. Cepat puas diri
7. Kurang pengetahuan mengenai hukum dan peraturan
d. Perkembangan manajemen keuangan usaha kecil
Informasi akuntansi adalah inforamsi yang dihasilkan oleh proses
akuntansi. Sedangkan yang disebut akuntansi adalah suatu proses untuk
mengidentifikasi, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi untuk
memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi
mereka yang menggunakan informasi :
1. Fungsi manajemen keuangan
Fungsi manajemen yang utama adalah dalam ahl keputusan investasi,
pembiayaan dan dividen untuk suatu organisasi
2. Tujuan manajemen keuangan
Secara normatif tujuan keputusan keuangan adalah untuk
memaksimumkan nilai perusahaan. Yang dimaksud dengan nilai perusahaan
adalah harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila persahaan
tersebut dijual.

B. MERANCANG USAHA BARU DAN MODEL PENGEMBANGANNYA


1. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam membangun sebuah
usaha (bisnis) baru. di antaranya adalah :
a) Jenis produk (barang) yang dibutuhkan dalam pasar,
b) konsumen terhadap produk (barang) yang diinginkan,
c) Daya beli konsumen dalam pasar tertentu, dan
d) usaha sejenis dalam pasar tersebut.

Dalam memasuki dunia bisnis, seseorang dituntut untuk tidak hanya


memiliki kemampuan tetapi juga ide dan kemauan. Ide dan kemauan itulah yang
akan diwujudkan dalam bentuk penciptaan/pembuatan barang dan jasa yang laku
di pasar.
1) Langkah-langkah dalam memulai usaha:
a) Mengenali Peluang Usaha Seseorang dalam menangkap peluang,
antara lain juga bisa dipengaruhi oleh pengetahuan atau informasi
yang dimilikinya. Menurut Shane dikemukakan bahwa akses
terhadap informasi dipengaruhi oleh pengalaman hidup dan
hubungan sosial.
b) Optimalisasi Potensi Diri
Untuk memulai usaha perlu dilakukan self evaluation atau self
assesment, yaitu penilaian atas kemampuan diri sendiri. Caranya
ialah dengan menanyakan pada diri sendiri, misalnya:
“Sesungguhya saya ini bisa apa ya?”.
c) Dan untuk menunjang keberhasilan seorang wirausaha perlu
mengoptimalkan motivasi diri.
d) Fokus dalam Bidang Usaha
a. Fokus berarti memusatkan perhatian pada suatu usaha tertentu
yang sudah ditekuninya, yaitu fokus pada produk dan fokus
pada biaya rendahnya (efisien dalam pebiayaan).
b. Fokus, berarti pula ia menekuni bidang usahanya sampai ia
dikenal oleh pelanggan sebagai satu-satunya yang terbaik di
bidang itu.
c. Fokus, juga bisa dimaknai bahwa memulai berwirausaha
berawal dari hal-hal yang kecil dan terfokus berdasarkan
sumberdaya yang dimilikinya.
e) Berani Memulai
a. Peluang
b. Potensi diri
c. Motivasi yang tinggi
d. Keberanian memulai.3
2. Proses memulai bisnis
Apapun jenis dan bentuk bisnis yang akan kita jalani, pastinya
mempunyai proses. Proses-proses tersebut adalah;
a. Ide
Penemuan tidak sengaja dan pencarian ide dengan dasar
pertimbangan.
Banyak kalangan mencari ide baru dengan melakukan beberapa usaha.
Usaha ini dapat dilakukan dengan cara magang pada usaha lain atau
dengan cara membaca beberapa tabloid atau majalah untuk dapat
mengembangkan pikiran secara serius mengenai ide membuka sebuah
usaha baru.
b. Modal
Dalam hal ini, modal yang dimaksud bukan saja modal berupa
uang, tetapi juga berupa barang, orang (tenaga kerja/skill), dan juga
fasilitas. Modal berupa uang atau sumber dana tersebut dapat diperoleh
dari kekayaan sendiri, dari badan-badan keuangan (seperti; bank,
pegadaian, koperasi), dan juga dari orang-orang yang bersedia menjadi
penyandang dana (investor/penanam modal).
c. Barang dan jasa
Menentukan barang dan jasa yang akan dijadikan sebagai objek
bisnis tentunya harus memiliki pasar (dibutuhkan konsumen dan laku di
pasaran).
d. Pasar
3
suryana. 2006, KEWIRAUSAHAAN.(Jakarta: Salemba Empat) h. 40-46
Mengamati peluang pasar sebelum menciptakan barang dan jasa
(barang dan jasa apa yang sedang banyak diminati oleh konsumen).
e. Profit
Bila peluang pasar sudah tersedia, maka tinggal memproduksi
barang dan jasa yang telah ditentukan sebagai objek bisnis,
memasarkannya dan segera mendapatkan keuntungan dari penjualan
barang dan jasa yang ditawarkan.

3. Hal-hal yang diperhatikan dalam merintis usaha baru


Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merintis usaha baru,
adalah
a. Bidang dan Jenis Usaha Yang Akan Dimasuki,
Adanya pengenalan jenis usaha, diharapkan dapat memperoleh
gambaran secra sederhana sehingga menjamin proses pencapaian tuuan
dan sasaran usaha yang telah direncanakan. Secara umum, bidang dan
jenis usahanya adalah;
a) Bidang agraris, yaitu kegiatan usaha yang meliputi: pertanian,
perikanan, perkebunan. Bidang ekstraktif, yaitu kegiatan usaha
yang bergerak dalam bidang pengumpulan hasil alam, seperti
pertambangan, penggalian bahan baku dalam bumi dan
pengambilan hasil alam.
b) Bidang industri, yaitu kegiatan usaha yang bergerak dalam bidang
pengolahan bahan baku menjadi bahan setengah jadi dan barang
jadi, seperti industri makanan, industri kayu dan industri tekstil.
b. Bentuk Usaha dan kepemilikan yang akan di pilih perusahaan
perseorangan (PO)
Bentuk usaha ini paling sederhana dan mudah
mengorganisasikannya karena pemiliknya hanya satu orang dan langsung
dikelola sendiri. Usaha persekutuan didirikan minimal dua orang secara
bersama membangun sebuah usaha dengan menjadi pemilik bersama dari
suatu perusahaan, dengan mengumpulkan sejumlah kekayaan. Kekayaan
yang dikumpulkan itu dapt berupa dana, tenaga, keahlian dan sarana lain
yang dapat menunjang jalannya usaha. Keangotaan persekutuan terdiri
dari dua kelompok, yaitu anggota pasif persekutuan dan anggota aktif
persekutuan.
Anggota pasif persekutuan, kedudukannya dalam usaha ini adalah
sebagai peserta yang hanya menyetorkan modal saja.
c. Tempat Usaha yang Akan Dipilih,
Para pengelola usaha sangat berkepentingan dalam mencari tempat
usaha yang strategis. Perusahaan yang akan didirikan sudah barang tentu
di tempat yang sangat potensial (strategis). Tempat usaha harus berdekatan
dengan tempat konsumen, agar dapat menjamin penyerahan
Barang yang mudah dan cepat .Tempat usaha yang strategis adalah
tempat atau letak perusahaan melakukan aktivitas berikut pemasarannya,
serta penjualan barang dagangan yang dapat memberikan keuntungan
besar. Selain itu, tempat usaha yang strategis juga memiliki berbagai
fasilitas, seperti; tempat parkir yang luas, transportasi yang mudah
dijangkau dan lancar.
d. Organisasi Usaha yang Akan Dipilih,
Menurut George R. Terry, organisasi adalah mengalokasikan
seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan antara kelompok kerja dan
menetapkan wewenang serta tanggungjawab masing-masing individu yang
bertanggungjawab untuk setiap komponen.4
4. Profil Usaha Kecil dan Pengembangannya
Tahap Studi Kelayakan
Studi kelayakan usaha secara umum dapat dilakukan melalui langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Tahap Penemuan ide. Pada tahap ini wirausaha memiliki ide untuk
merintis usaha barunya. Ide tersebut kemudian dirumuskan dan
diidentifikasi. Misalnya peluang bisnis apa saja yang paling memberikan
keuntungan, yaitu: bisnis industri, perakitan, perdagangan, usaha jasa, atau
jenis usaha lainnya yang dianggap paling layak.
b. Memformulasikan Tujuan. Tahap ini adalah tahap perumusan visi dan misi
bisnis. Apa visi dan misi bisnis yang hendak diemban setelah jenis bisnis
tersebut diidentifikasi? Apakah misinya untuk menciptakan barang dan
jasa yang sangat diperlukan masyarakat sepanjang waktu ataukah untuk
menciptakan keuntungan yang langgeng?
c. Tahap Analisis. Proses sistematis yang dilakukan untuk membuat suatu
keputusan apakah bisnis tersebut layak dilaksanakan atau tidak. Tahapan
ini dilakukan seperti prosedur proses penelitian ilmiah lainnya, yaitu
dimulai dengan mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan

4
budiarta, Kustoro, dkk. 2007, PENGANTAR BISNIS, Medan) hal 86-89
menarik kesimpulan. Kesimpulan dalam studi kelayakan usaha hanya dua,
yaitu dilaksanakan (go) atau tidak dilaksanakan (no go).
d. Tahap Keputusan. Langkah berikutnya adalah tahap mengambil keputusan
apakah bisnis layak dilaksanakan atau tidak. Karena menyangkut
keperluan investasi yang mengandung risiko, maka keputusan bisnis
biasanya berdasarkan beberapa kriteria investasi, seperti Pay Back Pe¬riod
(PBP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return, dan sebagainya
Setelah ide untuk memulai usaha muncul, maka langkah pertama
yang harus dilakukan adalah membuat perencanaan
Perencanaan usaha adalah suatu cetak biru tertulis (blue-print) yang berisikan
tentang misi usaha, usulan usaha, operasional usaha, rincian finansial, strategi
usaha, peluang pasar yang mungkin diperoleh, dan kemampuan serta keterampilan
pengelolanya. Perencanaan usaha sebagai persiapan awal memiliki dua fungsi
penting, yaitu :
a. Sebagai pedoman mencapai keberhasilan manajemen usaha
b. Sebagai alat untuk mengajukan kebutuhan permodalan yang bersumber
dan luar.
1. Kekuatan dan kelemahan Usaha Kecil
Beberapa kekuatan usaha kecil antara lain:
a) Memiliki kebebasan untuk bertindak. Bila ada perubahan, misalnya
perubahan produk baru, teknologi baru, dan perubahan mesin baru, usaha
kecil bisa bertindak dengan cepat untuk menyesuaikan dengan keadaan
yang berubah tersebut. Sedangkan, pada perusahaan besar, tindakan cepat
tersebut susah dilakukan.
b) Fleksibel. Perusahaan kecil sangat luwes, ia dapat menyesuaikan dengan
kebutuhan setempat. Bahan baku, tenaga kerja dan pemasaran produk
usaha kecil pada umumnya menggunakan sumber-sumber setempat yang
bersifat lokal. Beberapa perusahaan kecil di antaranya menggunakan
bahan baku dan tenaga kerja bukan lokal yaitu menda-tangkan dari daerah
lain atau impor.
c) Tidak mudah goncang. Karena bahan baku dan sumber daya lainnya
kebanyakan lokal, maka perusahaan kecil tidak rentan terhadap fluktuasi
bahan baku impor. Bahkan bila bahan baku impor sangat mahal sebagai
akibat tingginya nilai mata uang asing, maka kenaikan mata uang asing
tersebut dapat dijadikan peluang dengan memproduksi barang-barang
untuk keperluan ekspor.
2. Kelemahan perusahaan kecil dua aspek, yaitu :
Aspek kelemahan struktural. Kelemahan dalam struktur
perusahaan misalnya kelemahan dalam bidang manajemen dan
organisasi, kelemahan dalam pengendalian mutu, kelemahan dalam
mengadopsi dan penguasaan teknologi, kesulitan mencari permodalan,
tenaga kerja masih lokal, dan terbatasnya akses pasar. Kelemahan
faktor struktural yang satu saling terkait dengan faktor yang lain
kemudian membentuk lingkaran ketergantungan yang tidak berujung
pangkal dan membuat usaha kecil terdominasi dan rentan.
Secara struktural, salah satu kelemahan usaha kecil yang paling
menonjol adalah kurangnya permodalan. Akibatnya terjadi
ketergantungan pada kekuatan pemilik modal. Karena pemilik modal
juga lebih menguasai sumber-sumber bahan baku dan dapat
mengusahakan bahan baku, maka pengusaha kecil memiliki ketergan-
tungan pada pemilik modal yang sekaligus penguasa bahan baku.
Akibat dan ketergantungan tersebut, otomatis harga jual produk yang
dihasilkan usaha kecil secara tidak langsung ditentukan oleh penguasa
pasar dan pemilik modal, maka terjadilah pasar monopsoni.
5. Pengembangan Usaha Kecil
Banyak konsep yang dikemukakan oleh para ahli ekonomi dan
manajemen modern tentang cara meraih keberhasilan usaha kecil dalam
mempertahankan eksistensinya secara dinamis. Dalam berbagai konsep
strategi bersaing dikemu-kakan bahwa keberhasilan suatu perusahaan
sangat tergantung pada kemampuan internal. Untuk menghadapi kondisi
jangka panjang dan dinamis, perusahaan harus dikembangkan melalui
strategi yang berbasis pada pengembangan sumber daya internal secara
superior (internal resource-based strategy) untuk menciptakan kompetensi
inti (core competency).
Dalam menghadapi krisis ekonomi nasional seperti sekarang ini,
baik teori dynamic strategy maupun teori resource-based strategy sangat
relevan bila khusus diterapkan dalam pemberdayaan usaha kecil. Menurut
teori resources-based strategy, agar perusahaan meraih keuntungan secara
terus-menerus, maka perusahaan harus mengutamakan kapabilitas internal
yang supe¬rior, yang tidak transparan, sukar ditiru atau dialihkan oleh
pesaing dan memberi daya saing jangka panjang (futuristik) yang kuat dan
melebihi tuntutan masa kini di pasar dan dalam situasi eksternal yang
bergejolak.
Agar perusahaan kecil berhasil take-off, maka harus ada usaha
khusus yang diarahkan untuk survival, consolidation, control, planning,
dan expectation. Dalam tahapan ini diperlukan penguasaan manajemen,
yaitu mengubah pemilik sebagai pengusaha (owners as businessman) yang
merekrut tenaga dan diberi wewenang secara jelas. Perubahan yang
dilakukan, yaitu : bidang pemasaran harus mengubah getting customer
menjadi improve competitive situation, bidang keuangan tahap cash flow
berubah menjadi tahap tighten financial control, improve margin, and
control cost, dan bidang pendanaan usaha kecil harus sudah ventura capital
(Yuyun Wirasasmita,1993: 2).
Menurut teori the design school, perusahaan harus mendesain
strategi perusahaan yang ‘fit” antara peluang dan ancaman eksternal
dengan kemampuan internal yang memadai yang didukung dengan
menumbuhkan kapabilitas inti (core competency) yang merupakan.
kompetensi khusus (distinctive competency) dan pengelohaan
sumber daya perusahaan.
Dalam konteks persaingan bebas yang semakin dinamis seperti sekarang,
perusahaan harus menekankan pada strategi pengembangan kompetensi
inti (building core competency), yaitu pengetahuan dan keunikan untuk
menciptakan keunggulan. Keunggulan tersebut dapat diciptakan melalui
“The New 7-S’ strategy (The New 7-S’s)”, yaitu :
1. Superior stakeholder satisfaction, yaitu mengutamakan kepuasan
stakeholder.
2. Strategic sooth saying, yaitu merancang strategi yang membuat
kejutan atau yang mencengangkan.
3. Position for speed, yaitu posisi untuk mengutamakan kecepatan.
4. Position for surprise, yaitu posisi untuk membuat kejutan.
5. Shifting the role of the game, yaitu strategi untuk mengadakan
perubahan/pergeseran peran yang dimainkan.
6. Signaling strategic intent, yaitu mengindikasikan tujuan dan
strategi.
7. Simultanous and sequential strategic thrusts, yaitu membuat
rangkaian penggerak/pendorong strategi secara simultan dan berurutan.
Berdasarkan pandangan para ahli di atas, jelaslah bahwa
kelangsungan hidup perusahaan baik kecil maupun besar pada umumnya
sangat tergantung pada strategi manajemen perusahaan dalam
memberdayakan sumber daya internalnya.5

5
Manurung. 2005, KEWIRAUSAHAAN. Medan) hal. 51-52
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Profil usaha kecil


usaha kecil yang dimaksudkan disini, usaha kecil yang memenuhi kriteria
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan seperti kepemilikan sebagaimana
diatur dalam undang undang ini
Pengembangan usaha
1. Peranan usaha kecil dan menengah dalam perekonomian\
2. Pengembangan menejemen produksi usaha kecil
3. Pengembangan sumber daya manusia usaha kecil
4. Perkembangan manajemen keuangan usaha kecil
Merancang usaha baru dan model pengembangannya
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam membangun sebuah
usaha (bisnis) baru. di antaranya adalah :
1) Jenis produk (barang) yang dibutuhkan dalam pasar,
2) konsumen terhadap produk (barang) yang diinginkan,
3) Daya beli konsumen dalam pasar tertentu, dan
4) usaha sejenis dalam pasar tersebut.

Anda mungkin juga menyukai