PENGANTAR
Menjadi seorang pengusaha adalah suatu bentuk keinginan besar bagi setiap individu
dalam meningkatkan kondisi ekonomi. Terlihat dalam perkembangannya bentuk proses
kewirausahann di Indonesia sangatlah pesat, terlihat dari masyarakat menciptakan berbagai
bentuk produk penjualan kreatif dan inovatif. Untuk itu dalam berwirausaha perlu memiliki
perencanaan (business plan) agar produk penjualan berjalan dengan sistematis. Sehingga
diharapakan meminimalisir kerugian saat proses berwirausaha[1].
Untuk mewujudkan suatu wirausaha perlulah membangun jiwa berwirausaha disetiap
individu. Dalam dunia bisnis sumber daya manusia dengan metal baja sangatlah penting,
tidak hanya itu jiwa wirausaha merupaka faktor utama dalam mewujudkan wirausahawan
yang sukses. Dari pemaparan diatas tentu dalam mengidentifikasi apakah seseorang memiliki
jiwa kewirausahaan atau tidak, maka cermatilah terlebih dahulu ciri-ciri tersebut. Dalam
mewujudkan jiwa berwirausaha pasti diperlukan dorongan motivasi[2].
Perencanaan bisnis merupakan bentuk alat penting dalam setiap proses kewirausahan
baik bagi pengusaha atau perusahaan. Perancanaan dapat dikatakan sebagai bentuk modal
awal dalam usaha, bertujuan untuk mengatur jalannya proses bisnis yang belum berjalan atau
sedang berjalan tetap sesuai dengan alur dari perencanaan. Dalam pembuatan pengusaha
harus mengetahui tiap tahapan-tahapannya. Tidak hanya itu perencanaan digunakan sebagai
alat untuk mencari dana dari pihak ketiga seperti bank perbankan, investor, lembaga
keuangan dan lain-lain[3].
PEMBAHASAN
Kewirausahaan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain. Kewirausahaan
merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarya
dan bersahaja dan berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan
usahanya. Seseorang yang memiliki karakter wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang
telah dicapainya. Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan
menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya yang dibutuhlan untuk
mengambil tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta memiliki sifat, watak dan
kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif dalam
rangka meraih sukses guna meningkatkan pendapatan. Intinya seorang wirausaha adalah
orang-orang yang memiliki karakter wirausaha dan mengaplikasikan hakikat kewirausahaan
dalam hidupnya[4]
Sikap (attitude) merupakan perasaan, pikiran, seseorang yang kurang lebih bersifat
permanen mengenal suatu hal tertentu dalam lingkungannya. Sikap juga merupakan kesiapan
mental seseorang atau emosional dari beberapa jenis tindakan pada sesuatu yang tepat. Sikap
seorang wirausaha yang harus dimiliki, antara lain:
1. Disiplin, yaitu ketepatan komitmen kewirausahaan terhadap tugas dan pekerjaannya, baik
ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja, dan sebagainya.
2. Komitmen tinggi, dimana seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya
kepada konsumen akan memiliki nama baik di mata konsumen, serta mendapat
kepercayaan dari konsumennya.
3. Jujur, seorang wirausahawan harus jujur dalam hal karakteristik produk, mengenai
promosi yang dilakukan, serta pelayanan purnajual yang dijanjikan.
4. Kreatif, seorang wirausahawan harus memiliki daya kreatif yang tinggi untuk menciptakan
produk terbaru sehingga mampu memiliki daya tahan yang kuat dalam persaingan bisnis.
5. Mandiri, wirausahawan yang mandiri dapat melakukan keinginan dengan baik tanpa
adanya ketergantungan pihak lain dalam mengambil keputusan atau bertindak.
Dapat disimpulkan bahwa manusia yang bersikap mental wiraswasta setidak-
tidaknya memiliki enam kekuatan mental yang mengembangkan kepribadian yang kuat
yaitu berkemauan keras, berkeyakinan atas kekuatan pribadi, kejujuran dan tanggung
jawab, ketahanan psikis dan mental, keterampilan wiraswasta, keterampilan dalam bergaul
antar manusia. Selain harus memiliki sifat seperti yang sudah dijelaskan, sebagai seorang
wirausaha harus memiliki motivasi meskipun dengan sikap yang berbeda-beda. Motivasi
diartikan sebagai sumber penggerak bagi wirausaha untuk melakukan tindakan agar tujuan
dan harapan dapat tercapai. Motivasi adalah suatu dorongan dari dalam diri seseorang
yang mendorong orang tersebut untuk melakukan sesuatu, termasuk menjadi young
entrepreneur. Seseorang yang berhasil di dunia ini mempunyai motivasi yang kuat yang
mendorong tindakan-tindakan mereka[5].
Secara umum perencanaan bisnis adalah pembelajaran secara detail tentang aktivitas
organisasi atau perusahaan dan target pada masa depan yang menggabungkan berbagai
aktivitas dalam perusahaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Perencanaan bisnis
berisi hal-hal yang membuat berpikir tentang target-target, membuat aktivitas kreatif
berjalan sesuai rencana, dan mengonsentrasikan kekuatan untuk mencapai tujuan. Adapun
hal-hal apa yang harus ada dalam perencanaan usaha, secara sederhana dalam suatu
perencanaan bisnis dimulai dari ringkasan, statement misi, faktor-faktor kunci, Analisis
pasar, produksi, manajemen dan analisis finansial seperti analisis break event dan lain-
lainnya[7].
d. Perencanaan usaha harus merumuskan cara-cara kerja usaha yang efektif dan efisien.
Membuat perencanaan yang baik. Perencanaan yang baik adalah sebuah proses, bukan
hanya sekedar perencanaan. Perencanaan yang baik indikatornya antara lain:
a. Sederhana, perencanaan yang baik adalah perencanaan yang mudah dimengerti dan
mudah dilaksanakan (mengandung kemudahan dan kepraktisan)
b. Spesifik, perencanaan yang baik adalah yang konkret, terukur, spesifik dalam waktu,
personalianya dan anggarannya.
c. Realistik, perencanaan yang baik adalah perencanaan yang realistik dalam tujuan,
anggaran maupun target pencapaian waktunya.
d. Komplit atau lengkap, perencanaan yang baik adalah perencanaan yang lengkap semua
elemennya.
Ada 3 (tiga) komponen penting yang perlu diperhatikan dalam menyusun perencanaan bisnis
atau business plan, yaitu :
1. Konsep Bisnis Konsep bisnis merupakan ide bisnis tertulis yang berisi visi misi sebuah
bisnis, dan nilai produk atau jasa yang akan diberikan kepada pelanggan. Konsep bisnis
juga menjelaskan mengapa pelaku usaha sangat kompeten untuk menawarkannya.
3. Finansial, menjelaskan tentang situasi keuangan yang terdiri dari Income statement/
laporan laba rugi, balance sheet, (jika bisnis tersebut sudah berjalan), proyeksi laba rugi
dan arus kas. Analisa dan strategi keuangan sangat penting dalam menyusun business
plan guna memberikan gambaran sistematis terhadap langkah-langkah yang akan
diambil untuk mencapai profitabilitas yang diharapkan. Financial Plan disusun dengan
cara menentukan secara aktual jumlah dana yang dibutuhkan untuk memulai kegiatan
bisnis dan dana yang dibutuhkan untuk kegiatan operasional perusahaan[9].
Penutup
Sebelum memulai bisnis usaha baru dibutuhkan perencanaan bisnis yang didalamnya
berisi hal-hal yang membuat berpikir tentang target-target, membuat aktivitas kreatif
berjalan sesuai rencana, dan mengonsentrasikan kekuatan untuk mencapai tujuan. Adapun
hal-hal apa yang harus ada dalam perencanaan usaha, secara sederhana dalam suatu
perencanaan bisnis dimulai dari ringkasan, statement misi, faktor-faktor kunci, Analisis
pasar, produksi, manajemen dan analisis finansial seperti analisis break event dan lainnya.
RUJUKAN
[1] C. Yohana, “Pelatihan Menyusun Rencana Usaha (Business Plan) Bagi Pengusaha
Kecil Di Desa Bantar Waru,” Sarwahita, vol. 12, no. 2, pp. 90–96, 2015, doi:
10.21009/sarwahita.122.04.
[2] M. A. Rofiq, M. A. A. Nawawi, R. I. Syafitri, and ..., “Transformasi Bisnis Kreatif
Micro Enterpreneur Dalam Mempertahankan Omset Di Masa Covid-19,” Semin. Nas.
…, no. September, pp. 489–497, 2020, [Online]. Available:
https://proceeding.unpkediri.ac.id/index.php/senmea/article/view/292.
[3] A. Firmansyah and A. Roosmawarni, “KEWIRAUSAHAAN (Dasar dan Konsep),” no.
September, p. 200, 2019.
[4] P. Pembelajaran and E. Di, “Business Plan Sebagai Implementasi Kewirausahaan Pada
Pembelajaran Ekonomi Di Sma,” Din. Pendidik., vol. 8, no. 2, pp. 146–155, 2013, doi:
10.15294/dp.v8i2.3370.
[5] E. Selvi and D. Untari, “Sikap Motivasi Dan Pengembangan Jiwa Kewirausahaan
Studi Kasus Mahasiswa Politeknik Kridatama,” Widya Cipta - J. Sekr. dan Manaj.,
vol. 3, no. 1, pp. 51–60, 2019, doi: 10.31294/widyacipta.v3i1.5102.
[6] Suryanto, “Pengertian, Kedudukan, Hakikat, dan Ciri Rencana Bisnis, Kategori Bisnis,
serta Bentuk Bisnis,” Perenc. dan Pengemb. Bisnis, pp. 1–52, 2014.
[7] K. R. Melati, “Perancangan dan Implementasi Perencanaan Bisnis dan Strategi
Promosi bagi Kelompok Rintisan Usaha Mandiri Sanggar Batik Jenggolo dan Sekar
Arum di Kota Yogyakarta,” J. Pengabdi. Kpd. Masy. (Indonesian J. Community
Engag., vol. 2, no. 2, pp. 216–234, 2017, doi: 10.22146/jpkm.27278.
[8] - Supriyanto, “Business Plan Sebagai Langkah Awal Memulai Usaha,” J. Ekon. dan
Pendidik., vol. 6, no. 1, pp. 73–83, 2012, doi: 10.21831/jep.v6i1.590.
[9] R. Mardikaningsih, “Perencanaan Bisnis,” Metromedia, p. 378, 2017.