0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
141 tayangan12 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Good Corporate Governance (GCG) bertujuan untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas perusahaan; (2) GCG menerapkan prinsip-prinsip seperti transparansi, independensi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, dan kewajaran; (3) Penerapan GCG penting bagi perusahaan untuk tetap eksis dalam persaingan global."
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Good Corporate Governance (GCG) bertujuan untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas perusahaan; (2) GCG menerapkan prinsip-prinsip seperti transparansi, independensi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, dan kewajaran; (3) Penerapan GCG penting bagi perusahaan untuk tetap eksis dalam persaingan global."
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Good Corporate Governance (GCG) bertujuan untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas perusahaan; (2) GCG menerapkan prinsip-prinsip seperti transparansi, independensi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, dan kewajaran; (3) Penerapan GCG penting bagi perusahaan untuk tetap eksis dalam persaingan global."
Pengertian, Tujuan, Prinsip Good Corporate Governance
(GCG)
Praktek bisnis yang sehat adalah penyelenggaraan fungsi
organisasi berdasarkan kaidah-kaidah manajemen yang baik (good corporate governance) dalam rangka pemberian layanan yang bermutu dan berkesinambungan.
Good corporate governance (GCG) adalah konsep untuk
meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dengan tujuan untuk menjamin agar tujuan organisasi tercapai dengan penggunaan sumberdaya se-efisien mungkin. GCG secara definitive merupakan sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua stakeholder.
Konsep GCG di Indonesia dapat diartikan sebagai konsep
pengelolaan perusahaan yang baik.
Ada dua hal yang ditekankan dalam konsep ini.
Pertama, pentingnya hak pemegang saham untuk
memperoleh informasi dengan benar (akurat) dan tepat waktunya.
Kedua, kewajiban perusahaan untuk melakukan
pengungkapan (disclosure) secara akurat, tepat waktu dan trasnparan terhadap semua informasi kinerja perusahaan, kepemilikan dan stakeholder. Pengertian Good Corporate Governance Menurut Para Ahli
Ada berbagai pengertian Good Corporate Governance yang dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Corporate governance merupakan seperangkat tata hubungan
diantara manajemen perseroan, direksi, komisaris, pemegang saham dan para pemangku kepentingan lainnya. (OECD dalam Leo J. Susilo dan Karlen Simarmata, 2007:17)
Corporate governance sebagai proses dan struktur yang
diterapkan dalam menjalankan perusahaan, dengan tujuan utama meningkatkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders yang lain. (IICG dalam G. Suprayitno, et all, 2004:18) Corporate governance adalah suatu konsep yang menyangkut :
struktur perseroan, pembagian tugas, pembagian kewenangan dan pembagian beban tanggung jawab
dari masing-masing unsur yang membentuk struktur perseroan,
dan mekanisme yang harus ditempuh oleh masing-masing unsur dari perseroan tersebut, serta hubungan-hubungan antara unsur- unsur dari struktur perseroan itu mulai dari RUPS, direksi, komisaris, juga mengatur hubungan-hubungan antara unsur-unsur dari struktur perseroan dengan unsur-unsur di luar perseroan yang pada hakekatnya merupakan stakeholders dari perseroan, yaitu negara yang sangat berkepentingan akan perolehan pajak dari perseroan yang bersangkutan, dan masyarakat luas yang meliputi para investor publik dari perseroan itu (dalam hal perseroan merupakan perusahaan publik), calon investor, kreditor dan calon kreditor perseroan. Corporate governance adalah suatu konsep yang luas. (Sutan Remy Sjahdeini, 1999:1) Good Corporate Governance adalah suatu tata kelola bank yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility), independensi (independency), dan kewajaran (fairness). (Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum). Penerapan prinsip GCG dalam dunia usaha saat ini merupakan suatu tuntutan agar perusahaan-perusahaan tersebut dapat tetap eksis dalam persaingan global.
Penerapan GCG dalam suatu perusahaan sendiri mempunyai
tujuan-tujuan strategis.
Tujuan-tujuan tersebut adalah sebagai berikut:
a) Untuk dapat mengembangkan dan meningkatkan nilai
perusahaan. b) Untuk dapat mengelola sumber daya dan resiko secara lebih efektif dan efisien. c) Untuk dapat meningkatkan disiplin dan tanggung jawab dari organ perusahaan demi menjaga kepentingan para shareholder dan stakeholder perusahaan. d) Untuk meningkatkan kontribusi perusahaan (khusunya perusahaan-perusahaan pemerintah) terhadap perekonomian Adapun Prinsip-prinsip good corporate governance dalam hal ini meliputi:
Transparansi (Transparency), yaitu keterbukaan dalam
melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan.
Kemandirian (Independecy), yaitu suatu keadaan dimana
perusahaan dikelola secara professional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Akuntabilitas (Accountability), yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organisasi sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.
Pertanggungjawaban (Responsibility), yaitu kesesuaian di
dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang- undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat
Kewajaran (Fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan di
dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan perundang-undangan yang berlaku. Pedoman Good Corporate Governance
Menurut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), GCG diperlukan
untuk mendorong terciptanya pasar yang efisien, transparan dan konsisten dengan peraturan perundang-undangan. Penerapan GCG perlu didukung oleh tiga pilar yang saling berhubungan, yaitu negara dan perangkatnya sebagai regulator, dunia usaha sebagai pelaku pasar, dan masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa dunia usaha.
Prinsip dasar yang harus dilaksanakan oleh masing-masing pilar
adalah: 1. Negara dan perangkatnya menciptakan peraturan perundang- undangan yang menunjang iklim usaha yang sehat, efisien dan transparan, melaksanakan peraturan perundang-undangan dan penegakan hukum secara konsisten (consistent law enforcement). 2. Dunia usaha sebagai pelaku pasar menerapkan GCG sebagai pedoman dasar pelaksanaan usaha. 3. Masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa dunia usaha serta pihak yang terkena dampak dari keberadaan perusahaan, menunjukkan kepedulian dan melakukan kontrol sosial (social control) secara obyektif dan bertanggung jawab. Stijn Claessen dan Charles P. Oman sebagaimana dikutip oleh Leo J. Susilo dan Karlen Simarmata (2007:15) melihat bahwa corporate governance mempunyai dua aspek:
1. Aspek pertama berkaitan dengan pola hubungan dan perilaku
aktor dalam perseroan. Perilaku manajemen dengan karyawan; perilaku perseroan dengan pemasok, dengan kreditor, dan lain- lain. Indikator yang digunakan untuk melihat bagaimana perilaku ini memberikan manfaat adalah bagaimanakah tingkat efisiensi perusahaan, bagaimanakah kinerja perusahaan, pertumbuhan, perlakuan kepada pemegang saham dan pemangku kepentingan, dan lain-lain. Aspek ini disebut aspek perilaku korporasi dan sasarannya adalah peningkatan kinerja (performance). 2. Aspek kedua berkaitan dengan seperangkat peraturan dan norma yang membentuk perilaku di atas. Hal ini meliputi hukum perusahaan, peraturan perundang-undangan lainnya, standar dan norma, seperti kode etik profesi, pedoman etika korporasi, dan lain-lain. Semua ini disebut aspek normatif dari corporate governance dan sasarannya adalah kepatuhan (comformance).