Anda di halaman 1dari 12

Pengertian, Tujuan, Prinsip Good Corporate Governance

(GCG)

Praktek bisnis yang sehat adalah penyelenggaraan fungsi


organisasi berdasarkan kaidah-kaidah manajemen yang baik
(good corporate governance) dalam rangka pemberian layanan
yang bermutu dan berkesinambungan. 

Good corporate governance (GCG) adalah konsep untuk


meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dengan tujuan
untuk menjamin agar tujuan organisasi tercapai dengan
penggunaan sumberdaya se-efisien mungkin.
GCG secara definitive merupakan sistem yang mengatur
dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai
tambah (value added) untuk semua stakeholder. 

Konsep GCG di Indonesia dapat diartikan sebagai konsep


pengelolaan perusahaan yang baik.

Ada dua hal yang ditekankan dalam konsep ini.

Pertama, pentingnya hak pemegang saham untuk


memperoleh informasi dengan benar (akurat) dan tepat
waktunya.

Kedua, kewajiban perusahaan untuk melakukan


pengungkapan (disclosure) secara akurat, tepat waktu dan
trasnparan terhadap semua informasi kinerja perusahaan,
kepemilikan dan stakeholder.
Pengertian Good Corporate Governance Menurut Para Ahli

Ada berbagai pengertian Good Corporate Governance yang dapat


dijelaskan sebagai berikut:

Corporate governance merupakan seperangkat tata hubungan


diantara manajemen perseroan, direksi, komisaris, pemegang saham
dan para pemangku kepentingan lainnya. (OECD dalam Leo J. Susilo
dan Karlen Simarmata, 2007:17)

Corporate governance sebagai proses dan struktur yang


diterapkan dalam menjalankan perusahaan, dengan tujuan utama
meningkatkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang, dengan
tetap memperhatikan kepentingan stakeholders yang lain. (IICG
dalam G. Suprayitno, et all, 2004:18)
Corporate governance adalah suatu konsep yang menyangkut :

struktur perseroan,
pembagian tugas,
pembagian kewenangan dan pembagian beban tanggung
jawab

dari masing-masing unsur yang membentuk struktur perseroan,


dan mekanisme yang harus ditempuh oleh masing-masing unsur
dari perseroan tersebut, serta hubungan-hubungan antara unsur-
unsur dari struktur perseroan itu mulai dari RUPS, direksi,
komisaris, juga mengatur hubungan-hubungan antara unsur-unsur
dari struktur perseroan dengan unsur-unsur di luar perseroan yang
pada hakekatnya merupakan stakeholders dari perseroan, yaitu
negara yang sangat berkepentingan akan perolehan pajak dari
perseroan yang bersangkutan, dan masyarakat luas yang meliputi
para investor publik dari perseroan itu (dalam hal perseroan
merupakan perusahaan publik), calon investor, kreditor dan calon
kreditor perseroan. Corporate governance adalah suatu konsep
yang luas. (Sutan Remy Sjahdeini, 1999:1)
Good Corporate Governance adalah suatu tata kelola bank yang
menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency),
akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility),
independensi (independency), dan kewajaran (fairness). (Peraturan
Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good
Corporate Governance Bagi Bank Umum).
Penerapan prinsip GCG dalam dunia usaha saat ini
merupakan suatu tuntutan agar perusahaan-perusahaan
tersebut dapat tetap eksis dalam persaingan global.

Penerapan GCG dalam suatu perusahaan sendiri mempunyai


tujuan-tujuan strategis. 

Tujuan-tujuan tersebut adalah sebagai berikut:

a) Untuk dapat mengembangkan dan meningkatkan nilai


perusahaan.
b) Untuk dapat mengelola sumber daya dan resiko secara lebih
efektif dan efisien.
c) Untuk dapat meningkatkan disiplin dan tanggung jawab dari
organ perusahaan demi menjaga kepentingan para shareholder
dan stakeholder perusahaan.
d) Untuk meningkatkan kontribusi perusahaan (khusunya
perusahaan-perusahaan pemerintah) terhadap perekonomian
Adapun Prinsip-prinsip good corporate governance dalam hal ini
meliputi:

 Transparansi (Transparency), yaitu keterbukaan dalam


melaksanakan proses pengambilan keputusan dan
keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan
relevan mengenai perusahaan.

 Kemandirian (Independecy), yaitu suatu keadaan dimana


perusahaan dikelola secara professional tanpa benturan
kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun
yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
 Akuntabilitas (Accountability), yaitu kejelasan fungsi,
pelaksanaan dan pertanggungjawaban organisasi sehingga
pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.

 Pertanggungjawaban (Responsibility), yaitu kesesuaian di


dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat

 Kewajaran (Fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan di


dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul
berdasarkan perjanjian dan perundang-undangan yang berlaku.
Pedoman Good Corporate Governance

Menurut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), GCG diperlukan


untuk mendorong terciptanya pasar yang efisien, transparan dan
konsisten dengan peraturan perundang-undangan. Penerapan GCG
perlu didukung oleh tiga pilar yang saling berhubungan, yaitu
negara dan perangkatnya sebagai regulator, dunia usaha sebagai
pelaku pasar, dan masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa
dunia usaha.

Prinsip dasar yang harus dilaksanakan oleh masing-masing pilar


adalah: 
1. Negara dan perangkatnya menciptakan peraturan perundang-
undangan yang menunjang iklim usaha yang sehat, efisien dan
transparan, melaksanakan peraturan perundang-undangan dan
penegakan hukum secara konsisten (consistent law
enforcement).
2. Dunia usaha sebagai pelaku pasar menerapkan GCG sebagai
pedoman dasar pelaksanaan usaha. 
3. Masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa dunia usaha serta
pihak yang terkena dampak dari keberadaan perusahaan,
menunjukkan kepedulian dan melakukan kontrol sosial (social
control) secara obyektif dan bertanggung jawab.
Stijn Claessen dan Charles P. Oman sebagaimana dikutip oleh Leo
J. Susilo dan Karlen Simarmata (2007:15) melihat bahwa
corporate governance mempunyai dua aspek:

1. Aspek pertama berkaitan dengan pola hubungan dan perilaku


aktor dalam perseroan. Perilaku manajemen dengan karyawan;
perilaku perseroan dengan pemasok, dengan kreditor, dan lain-
lain. Indikator yang digunakan untuk melihat bagaimana
perilaku ini memberikan manfaat adalah bagaimanakah tingkat
efisiensi perusahaan, bagaimanakah kinerja perusahaan,
pertumbuhan, perlakuan kepada pemegang saham dan
pemangku kepentingan, dan lain-lain. Aspek ini disebut
aspek perilaku korporasi dan sasarannya adalah
peningkatan kinerja (performance).
2. Aspek kedua berkaitan dengan seperangkat peraturan dan
norma yang membentuk perilaku di atas. Hal ini meliputi
hukum perusahaan, peraturan perundang-undangan lainnya,
standar dan norma, seperti kode etik profesi, pedoman etika
korporasi, dan lain-lain. Semua ini disebut aspek normatif
dari corporate governance dan sasarannya adalah kepatuhan
(comformance). 

Anda mungkin juga menyukai