Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

TEORI DAN PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN IPA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Pembelajaran IPA Berbantuan Komputer

Dosen pembimbing: Chairany Rizka, M. Pd

Oleh:

1. Faisol Akbar (T201710003)


2. Destallya Firdaush Zuhro (T201710004)
3. Winda Ayu Kusumawati (T201710047)
4. Firdaus Islamiyah (T201710048)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER (IAIN)


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM
Maret 2020

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Swt., yang telah memberikan hidayah
serta rahmatnya kepada kita dan kesempatan pada kami sehingga kami dapat menyusun
makalah ini dengan baik.

Tak lupa, rasa terima kasih kami ucapkan kepada orang-orang yang memberi
kami dukungan dalam pembuatan makalah ini, baik kepada Chairany Rizka, M. Pd.
selaku dosen pembimbing, orang tua kami, teman-teman dan orang-orang yang tidak
bisa kami sebutkan satu persatu.

Makalah ini kami buat dengan harapan dapat memberi pengenalan kepada
mahasiswa-mahasiswi baru tentang mata kuliah Pembelajaran IPA Berbantuan
komputer. Kami berharap dengan dibuatnya makalah ini mahasiswa-mahasiswi baru
dapat mempelajari dan memahami mata kuliah ini. Serta dapat bermanfaat bagi
kepentingan-kepentingan lain. Isi dari makalah ini merupakan gabungan dari beberapa
sumber yang kami kumpulkan menjadi satu serta pemikiran kami selaku mahasiswa.

Tentunya dalam pembuatan makalah ini masih banyak ditemukan kesalahan,


untuk itu kami sangat mengharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
pembuatan makalah selanjutnya.

Jember, Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 2
C. Tujuan................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Teori dalam Pembelajaran IPA ....................................................... 3
1. Teori Belajar Behaviorisme.........................................................
3
2. Teori Belajar Kognitifisme.......................................................... 6
3. Teori Belajar Kontruktifisme.......................................................
9
4. Teori Belajar Humanistik............................................................
11
5. Teori Belajar Sibernetik............................................................... 11
B. Pendekatan Pembelajaran IPA ........................................................
14
1. Pendekatan inkuiri.......................................................................
14
2. Pendekatan interaktif...................................................................
15
3. Pendekatan proses........................................................................
16
4. Pendekatan salingtimas................................................................
17

iii
5. Pendekatan lingkungan................................................................
17
6. Pendekatan saintifik.....................................................................
18
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 20

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guru atau pendidik
untuk membelajarkan, mentransfer ilmu kepada siswa atau peserta didik.
Pembelajaran disekolah saat ini mulai berkembang dengan menggunakan teori dan
pedekatan pembelajaran yang bermacam-macam. Hal ini berdampak positif
terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Guru atau pendidik dalam melaksanakan
proses pembelajaran tidak hanya dituntut memnggunakan satu jenis teori belajar saja
demi menunjang kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran IPA merupakan pembelajaran yang terdiri dari fisika, bilogi dan
kimia, yang mana pembelajaran ini bukan hanya berisi tentang materi saja.
Pembelajaran IPA juga tidak bisa hanya dengan cara menghafal atau pasif
mendengarkan penyampaian materi dari guru. Pembelajaran IPA disini meminta
untuk peserta didik aktif dalam melakukan pembelajaran melalui percobaan berisi
tentang eksperimen, observasi, mencari tahu tentang alam secara sistematis dan
kesadaran siswa untuk menjaga dan memperbaiki gejala-gejala alam yang terjadi
sehingga terbentuk sikap ilmiah. Sehingga siswa sendiri tidak merasa bosan jika
hanya mendapatkan materi saja, tetapi siswa juga diajak untuk melakukan
percobaan sesuai dengan materi yang diberikan. Pengetahuan yang siswa peroleh
semakin bertambah dengan proses pembelajaran seperti ini.
Teori yang dipakai dalam pembelajaran IPA yaitu teori belajar Behaviorisme,
teori belajar Kognitifisme, teori belajar Konstruktifisme, teori belajar Humanistik,
dan teori belajar Sibernetik. Dari kelima teori ini sangat berkesinambungan dengan
pembelajaran IPA. Selain guru harus menggunakan berbagai macam teori dalam
proses pembelajaran, guru dituntut untuk memiliki kemampuan dan kreativitas yang
cukup agar pembelajaran dapat terselenggarakan secara efektif dan efisien. Salah
satu aspek kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah pemahaman
dan penguasaan terhadap pendekatan pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka pemakalah merumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana pengertian teori dan macam-macam teori pembelajaran ?
2. Bagaimana pengertian pendekatan pembelajaran dan macam-macam pendekatan
pembelajaran ?
C. Tujuan
Berdasarkan isi rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai
oleh pemakalah dalam makalah ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana pengertian teori dan macam-macam teori
pembelajaran
2. Untuk mengetahui bagaimana pengertian pendekatan pembelajaran dan
macam-macam pendekatan pembelajaran.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Pembelajaran IPA


Teori dapat diartikan sebagai serangakaian asumsi, konsep, konstruk, definisi,
dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena secara sistematis dengan cara
merumuskan hubungan antar konsep. 1
Banyak sekali teori yang digunakan guru untuk membantu dalam proses
pembelajaran. Beberapa teori memiliki karakteristik yang berbeda-beda, teori
behavioristik menekankan pada “hasil” belajar dari pada proses belajar, teori
kognitifisme menekankan pada “proses” belajar, teori konstruktivisme menekankan
kepada siswa untuk membangun ide-ide baru atau konsep, teori humanistik
menekankan pada “isi” atau apa yang dipelajari oleh siswa dan teori sibernetik
merupakan teori yang menekankan pada “sistem informasi” sesuai dengan
perkembangan IT di era modern ini. Bukan hanya lima teori ini yang digunakan
untuk pembelajaran, masih banyak teori-teori yang memiliki karakteristik yang
berbeda sesuai dengan jenis dan pengelompokannya.2
1. Teori Behavioristik
Teori behavioristik merupakan teori belajar yang lebih menekankan pada
perubahan tingkah laku serta sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan
respon.3 Teori behavioristik mengganggap manusia bersifat pasif dan segala
sesuatunya tergantung pada stimulus yang didapatkan. Sasaran yang dituju dari
pembelajaran ini adalah agar terjadi perubahan perilaku siswa ke arah yang lebih
baik. Teori behavioristik juga juga diterapkan pada pembelajaran. Teori ini
mengutamakan pengamatan, sebab pengamatan merupakan suatu hal penting
untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.

1
Jurnal repository.uin-malang: Mudjia Raharjo. Antara Konsep, Proposisi, Teori,
Variabel, dan Hipotesis dalam Penelitian. Hal: 3
2
Etty Ratnawati. Karakteristik Teori-teori Belajar dalam Pendidikan (Perkembangan
Psikologis dan Aplikasi). Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon. Tadris
IPS
3
Omon Abdurakhman dan radif khotamir rusli. Teori Belajar dan Pembelajaran. Hal: 2

3
Teori belajar behavioristik terjadi akibat adanya interaksi antara stimulus
dan respon. Seseorang dianggap telah belajar apabila sudah menunjukkan
perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah
input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus merupakan
rangsangan yang diberikan guru kepada siswa, sedangkan respon merupakan
tanggapan atau reaksi siswa terhadap stimulus yang diberikan guru tersebut.
Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan
karena tidak dapat diamat dan tidak bisa diukur. Yang dapat diamati adalah
stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang oleh guru (stimulus) dan apa yang
diterima oleh siswa (respon) harus dapat diamati dan diukur.
Teori behavioristik berpengaruh terhadap pengembangan teori
pendidikan dan pembelajaran yang dikenal dengan aliran behavioristik. Aliran
ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.4
Tokoh-tokoh dalam teori behavioristik :
a) Thornkdike
Thornkdike melakukan eksperimen belajar pada binatang yang juga
berlaku bagi manusia yang disebut Thornkdike dengan trial and eror.
Thornkdike menghasilkan belajar Connectionism yang mana belajar
merupakan pembentukan koneksi-koneksi yang terbentuk antara
stimulus dan respon. Stimulus dapat berupa apa saja yang dapat
merangsang terjadinya suatu kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan
atau hal-hal lain yang dapat ditangkap oleh alat indra. Sedangkan respon
merupakan reaksi atau tanggapan yang dimunculkan peserta didik ketika
belajar, bisa berupa pikiran, perasaan atau gerakan dan tindakan.
Thornkdike mengemukakan tiga prinsip:
1) Law of readines, belajar akan berhasil apabila peserta didik
memiliki kesiapan untuk melakukan kegiatan tersebut karena
individu yang siap untuk merespon serta merespon akan
menghasilkan respon yang memuaskan.
4
Novi Irawan Nahar. 2016. Penerapan Teori Belajar Behavioristik dalam
Proses Pembelajaran. Nusantara(Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial). Vol. 1 .
ISSN254-657X. Hal: 65)

4
2) Law of exercise, belajar dikatakan berhasil apabila banyak
melakukan latihan-latihan serta selalu mengulang apa yang telah
didapat.
3) Law of effect, belajar akan menjadi lebih semangat apabila
mendapatkan hasil yang baik.5
b) Watson
Menurut Watson belajar merupakan proses interaksi antara stimulus
dengan respon, stimulus dan respon harus bisa diamati dan diukur.
Watson mengabaikan berbagai perubahan mental yang mungkin terjadi
dalam belajar dan menganggapnya sebagai faktor yang tidak perlu
diketahui. Bukan berarti semua perubahan mental yang terjadi dalam
benak siswa tidak penting. Semua itu penting, akan tetapi faktor-faktor
tersebut tidak bisa menjelaskan apakah proses belajar sudah terjadi atau
belum.6
Watson adalah behavioris murni, kajiannya tentang belajar disejajarkan
dengan ilmu-ilmu seperti fisika atau biologi yang sanat berorientasi pada
pengalaman empiris yang sejauh dapat diamati dan diukur. Watson
berasumsi bahwa hanya dengan cara demikianlah akan dapat diramalkan
perubahan-perubahan yang terjadi setelah seseorang melakukan tindakan
belajar.7
c) Skinner
Skinner adalah seorang psikologi dari Harvard yang telah berjasa
mengembangkan teori perilaku Watson. Dalam behaviorisme Skinner
pikiran sadar atau tidak sadar , tidak diperlukan untuk menjelaskan
perilaku dan perkembangan. Menurut Skinner perkembangan adalah

5
Omon Abdurakhman dan radif khotamir rusli. Teori Belajar dan
Pembelajaran. Hal: 2
6
Etty Ratnawati. Karakteristik Teori-teori Belajar dalam Pendidikan
(Perkembangan Psikologis dan Aplikasi). Institut Agama Islam Negeri Syekh
Nurjati Cirebon. Tadris IPS
7
Novi Irawan Nahar. 2016. Penerapan Teori Belajar Behavioristik dalam
Proses Pembelajaran. Nusantara(Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial). Vol. 1 .
ISSN254-657X. Hal: 69

5
perilaku. Oleh karena itu para behavioris yakin bahwa perkembangan
dipelajari dan sering berubah sesuai dengan pengalaman-pengalaman
lingkungan. (Novi. Hal: 70)
Skinner mempunyai pendapat lain lagi yang mengalahkan pamor dari
teori Hull dan Guthrie. Hal ini terlihat dari kemampuan Skinner
“menyederhanakan” kerumitan teorinya serta menjelaskan konsep-
konsep yang ada dalam teorinya tersebut. (Etty Irawan) Menurut
Skinner hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui
interaksi dengan lingkungannya, kemudian menimbulkan perubahan
tingkah laku yang tidak sederhana yang dikemukakan oleh tokoh
sebelumnya. Menurutnya respon yang diterima seseorang tidak
sesederhana demikian, karena stimulus-stimulus yang diberikan akan
saling berinteraksi dan interaksi antar stimulus tersebut yang
mempengaruhi respon yang dihasilkan. Respon yang diberikan ini
memiliki konsekuensi-konsekuensi. Sehingga dari konsekuensi-
konsekunsi tersebut memunculkan perilaku.8
Oleh karena itu, untuk memahami tingkah laku siswa secara tuntas,
diperlukan pemahaman terhadap respon itu sendir, dan berbagai
konsekuensi yang diakibatkan oleh respon tersebut.9
2. Teori Kognitifisme
Teori belajar kognitif adalah suatu teori belajar yang menekankan
bahwa setiap bagian-bagian akan saling berhubungan dengan seluruh
konsteks situasi tersebut. Dengan kata lain teori ini berpandangan bahwa
belajar merupakan suatu aspek internal yang didalamnya mencangkup
ingatan, penyimpanan, pengolahan informasi dan aspek-aspek kejiwaan
lainnya.

8
Ibid : 70
9
Etty Ratnawati. Karakteristik Teori-teori Belajar dalam Pendidikan
(Perkembangan Psikologis dan Aplikasi). Institut Agama Islam Negeri Syekh
Nurjati Cirebon. Tadris IPS

6
Kognitif merupakan persoalan yang menyangkut kemampuan
untuk mengembangkan kemampuan rasional ( akal). Teori kognitif yaitu
teori yang lebih menekankan bagaiamana proses atau upaya pencapaian
pengoptimalan kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain.
Kognitivisme adalah suatu teori belajar yang menyempurnakan teori
behavioristik, dimana pada teori behavioristis lebih berorientasi pada
hasil belajarnya dengan mengesampingkan proses. Sedangkan teori
kognitivisme merupakan teori yang lebih menekankan pada proses
pembelajarannya.10
Tokoh-tokoh teori kognitivisme:
a) Jean Piaget (Cognitive Developmental)
Dalam teorinya Piaget memandang bahwa proses berpikir sebagai
aktivitas gradual dan fungsi intelektual dari konkret menuju abstrak.
Piaget adalah ahli psikologi yang developmentat karena penelitiannya
mengenai tahap perkembangan pribadi serta perubahan umur yang
mempengaruhi kemampuan belajar individu. Ia menyatakan bahwa cara
berpikir anak bukan hanya kurang matang dibandingkan dengan orang
dewasa karena kalah pengetahuan, tetapi juga berbeda secara kualitatif.
Menurut penelitiannya bahwa tahap perkembangan intelektual individu
serta perubahan umur sangat mempengaruhi kemampuan individu dalam
mengamati ilmu pengetahuan. Jean piaget mengklasifikasikan
perkembangan kognitif anak menjadi empat tahapan :

Tahap sensory-motor, yakni perkembangan pada ranah


kognitif yang terjadi pada usia 0-2 tahun. Tahap ini identik degan
kegiatan motorik dan persepsi yang sederhana.
Tahap pre-oprational, yakni perkembangan pada ranah
kognitif yang terjadi pada usia 2-7 tahun. Tahap ini identik

10
Rochanda Wiradintana. 2018. Revolusi Kognitif Melalui Penerapan
Pembelajaran Teori Bruner dalam Menyempurnakan Pendekatan Perilaku
(Behavioural Approach). FKIP UNSWAGATI Cirebon. Jurnal Kajian
Pendidikan Ekonomi dan Ilmu Ekonomi, ISSN Online. Vol. 2. No. 1

7
dengan mulai menggunakan simbol atau bahasa tanda dan telah
memperoleh pengetahuan berdasarkan kesan yang sedikit
abstrak.11
Tahap concrete-oprational¸ yang terjadi pada anak usia 7-
11 tahun. Pada tahap ini anak sudah cukup matang untuk
menggunakan pemikiran logika atau operasi, tetapi hanya untuk
objek fisik yang ada pada saat ini. Namun, tanpa objek fisik
dihadapan mereka, anak-anak pada tahap ini masih mengalami
kesulitan besar dalam menyelesaikan tugas-tugas logika.12
Tahap Formal-oprational, yakni perkembangan ranah
kognitif yang terjadi pada usia 11-15 tahun. Pada tahap ini anak
sudah bisa berpikir secara logis dan abstak dengan menggunakan
pola pikir “kemungkinan.”13
b) Bruner
Teori pembelajaran yang terkenal dari Brunner adalah teori yang
menggunakkan konsep, yang dimaksud konsep adalah sebagai kategori
mental yang membantu mengklasifikasikan objek, kejadian, setiap
gagasan yang membentuk seperangkat himpunan dengan ciri-ciri umum
yang relevan. Menurut Brunner memiliki beberapa tahap yaitu enaktif,
tahap ikonik dan tahap simbolik.
Tahap enaktif yaitu tahap dimana seseorang melakukan observasi
dengan cara mengalami secara langsung atau realitas. Pada tahap ini anak
belajar sesuatu pengetahuan dimana pengetahuan itu dipelajari secara
aktif, dengan menggunakan benda-benda konkret atau menggunakan

11
Omon Abdurakhman dan radif khotamir rusli. Teori Belajar dan
Pembelajaran. Hal: 9
12
Fatimah Ibda. Perkembangan Kognitif Teori Jean Piaget. Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Ar-Raniry. Hal: 34
13
Omon Abdurakhman dan radif khotamir rusli. Teori Belajar dan
Pembelajaran. Hal: 9

8
situasi nyata. Ia akan memahami sesuatu dari berbuat atau melakukan
sesuatu.
Tahap ikonik, yaitu tahap dimana peserta didik melakukan suatu
observasi terhadap realitas, tetapi tidak dengan secara langsung
mengalami. Ia cukup melakukan melalui sumber-sumber sekunder
seperti tulisan atau gambar-gambar. Dengan kata lain tahap ikonik
merupakan suatu tahap pembelajaran seseuatu pengetahuan itu
diwujudkan dalam bentuk bayangan visual, gambar, atau diagram yang
menggambarkan kegiatan kongkret atau situasi kongkret.
Tahap simbolik, tahap ini ditandai dengan peserta didik membuat
abstraksi berupa teori-teori, penafsiran, analisis dan sebagainya terhadap
realitas yang telah diamati an dialami.
Tujuan yang ingin dicapai melalui proses pembelajaran bukan
hanya kecerdasan semata tetapi juga mencakup bagaimana proses belajar
yang mereka lakukan, dengan adanya tahapan ini dalam proses belajar
menurut Brunner diharapkan tujuan pendidikan yang demikian luas ini
tidak bisa hanya ditekankan bagaimana peserta didik tersebut
mendapatkan nilai yang memuaskan tetapi dilihat dari segi keaktifan
belajar sesuai dengan tuntutan belajarnya.14
3. Teori Konstruktivisme
Konstruktivisme berasal dari kata konstruktiv dan isme. Konstruktiv
berarti bersifat membina, memperbaiki, dan membangun. Sedangkan isme
dalam KBBI berarti paham atau aliran. Pandangan kosntruktivisme dalam
pembelajaran mengatakan bahwa anak-anak diberi kesempatan agar
menggunakan strateginya sendiri dalam belajar secara sadar. Menurut
Martin Et Al mengemukakan bahwa konstruktivisme menekakan

14
Rochanda Wiradintana. 2018. Revolusi Kognitif Melalui Penerapan
Pembelajaran Teori Bruner dalam Menyempurnakan Pendekatan Perilaku
(Behavioural Approach). FKIP UNSWAGATI Cirebon. Jurnal Kajian
Pendidikan Ekonomi dan Ilmu Ekonomi, ISSN Online. Vol. 2. No. 1. Hal: 47-
50

9
pentingnya setiap siswa aktif mengkonstruksikan pengetahuan melalui
hubungan saling mempengaruhi dari belajar sebelumnya dengan belajar
baru.
Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagai landasan paradigma pembelajaran,
konstruktivisme menyerukan perlunya partisipasi aktif siswa dalam proses
pembelajaran, perlunya pengembangan siswa belajar mandiri, dan perlunya
siswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan pengetahuannya.
Dalam hal tahap-tahap pembelajaran, konstruktivisme lebih menekankan
pada pembelajaran top down processing, yaitu siswa belajar dimulai dari
masalah yang kompleks untuk dipecahkan (dengan bantuan guru), kemudian
menghasilkan atau menemukan keterampilan-keterampilan dasar yang
dibutuhkan. Misalnya, ketika siswa diminta untuk menulis kalimat-kalimat,
kemudian dia akan belajar untuk membaca, belajar tentang tata bahasa
kalimat-kalimat tersebut dan kemudian bagaimana menulis titik dan
komanya.
Bagi aliran konstruktivisme guru tidak menduduki tempat sebagai
pemberi ilmu. Tidak lagi sebagai satu-satunya sumber belajar. Namun guru
lebih diposisikan sebagai fasilitator yang memfasilitasi siswa untuk dapat
belajar dan mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Aliran ini menekankan
bagaimana siswa belajar bukan bagaimana guru mengajar.
Sebagai fasilitator guru bertanggung jawab terhadap kegiatan
pembelajaran dikelas. Diantara tanggung jawab guru dalam pembelajaran
adalah menstimulasi dan memotivasi siswa. Mendiagnosis dan mengatasi
kesulitan siswa serta menyediakan pengalaman untuk menumbuhkan
pemahaman siswa.oleh karena itu, guru harus menyediakan dan
memberikan kesempatan sebanyak mungkin kepada siswa untuk belajar
secara aktif. Sedemikian rupa sehingga para siswa dapat menciptakan,
membangun, mendiskusikan, membandingkan, bekerja sama dan melakukan
ekperimentasi dalam kegiatan belajarnya. Berdasarkan konstrutivisme,

10
akibatnya orientasi pembelajaran bergeser dari berpusat pada guru mengajar
ke pembelajaran berpusat pada murid (Student centered instruction)15
4. Teori Humanistik

Teori humanistik merupakan konsep belajar yang lebih melihat pada sisi
perkembangan kepribadian manusia. Berfokus pada potensi manusia untuk
mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan
mengembangkan kemampuan tersebut.

Berdasarkan teori belajar humanistik tujuan belajar adalah untuk


memanusiakan manusia. Suatu kegiatan belajar dikatakan berhasil apabila si
pelajar memahami lingkungan dan dirinya. Disini murid dalam proses
belajarnya harus berusaha agar secara perlahan dia mampu mencapai
aktualisasi diri dengan baik.

Tujuan utama dari pendidik adalah membantu murid untuk


mengembangkan diri sendiri dengan cara membantu masing-masing
individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia dan
membantu dalam mewujudkan semua potensi yang ada pada dalam diri
mereka.16

5. Teori Sibernetik
Sibernetik merupakan kata serapan yang berasal dari kata Cybernetic
yaitu sistem kontrol dan komunikasi yang memungkinkan adanya suatu
feedback atau umpan balik. Teori belajar sibernetik merupakan teori yang
baru saja dikembangkan dan merupakan teori yang baru-baru ini
dibandingkan dengan teori-teori belajar terdahulu.
Teori sibernetik ini berkembang dengan seiring perkembangan ilmu
informasi. Menurut teori sibernetik ini belajar merupakan mengolah
informasi yang penting dilakukan oleh peserta didik. Teori memiliki
kesamaan dengan teori kognitifisme yang mana lebih mementingkan proses
15
Budiningsih, C.A. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Omon Abdurakhman dan radif khotamir rusli. Teori Belajar dan Pembelajaran. Hal:
16

11

11
belajarnya. Proses dianggap sangat penting, namun yang lebih penting yaitu
mengolah sistem informasi yang diproses karena suatu informasi tersebut
akan menentukan suatu proses. Informasi inilah yang akan menentukan
proses.
Aplikasi teori sibernetik dalam pembelajaran :
Belajar bukan sesuatu yang bersifat alamiah namun terjadi dengan
kondisi-kondisi tertentu, yaitu kondisi internal dan kondisi eksternal.
Sehubungan hal tersebut, maka pengolahan pembelajaran dalam teori
untuk diorganisir dengan baik yang memperhatikan kondisi internal dan
kondisi eksternal.

Kondisi internal peserta didik yang mempengaruhi proses belajar melalui


proses pengolahan informasi dan yang sangat penting untuk diperhatikan
oleh seorang guru dalam mengelola pembelajaran antara lain :

a. Kemampuan awal peserta didik


Yaitu peserta didik telah memiliki pengetahuan atau keerampilan
yang merupakan persyaratan sebelum mengikuti pembelajaran.
b. Motivasi
Berperan sebagai tenaga pendorong yang menyebabkan adanya
tingkah laku kearah tujuan tertentu.
c. Perhatian
Merupakan strategi kognitif untuk menerima dan memilih stimulus
yang relevan untuk diproses lebih lanjut diantara sekian banyak
stimulus yang datang dari luar.
d. Persepsi
Merupakan proses yang bersifat kompleks yang menyebabkan orang
dapat menerima atau meringkas informasi yang diperoleh dari
lingkunganya.
e. Ingatan
Merupakan suatu sistem aktif yang menerima, menyimpan, dan
mengeluarkan kembali yang telah diterima seseorang.

12
f. Lupa
Merupakan hilangnya informasi yang telah disimpan dalam ingatan
jangka panjang.
g. Retensi
Merupakan apa yang tertinggal dan dapat diingat kembali setelah
seseorang memperlajari sesuatu, jadi kebalikan lupa.
h. Transfer
Merupakan suatu proses yang telah pernah dipelajari, dapat
mempengaruhi proses dalam mempelajari materi yang baru.

Kondisi eksternal yang sangat berpengaruh terhadap proses belajar


dengan proses pengolahan informasi :

a. Kondisi belajar
Kondisi belajar dapat menyebabkan adanya modifikasi tingkah
laku yang dapat dilihat sebagai akibat dari adanya proses belajar.
b. Tujuan belajar
Tujuan belajar merupakan komponen sistem pembelajaran yang
sangat penting, sebab komponen-komponen lain dalam
pembelajaran harus bertolak dari tujuan belajar yang hendak
dicapai dalam proses belajarnya.
c. Pemberian umpan balik
Pemberian umpan balik merupakan suatu hal yang sangat penting
bagi peserta didik, karena memberikan informasi tentang
keberhasilan, kegagalan, dan tingkat tensinya.

Berdasarkan deskripsi diatas proses pengolahan informasi yang terjadi


merupakan proses interaksi faktor internal dan eksternal dari peserta didik.
Maka aplikasi pengolahan kegiatan pembelajaran berbasis teori sibernetik
yang baik untuk dilakukan bagi pendidik agar dapat memeperlancar proses
belajar peserta didik adalah sebagai berikut :

a. Menarik perhatian

13
b. Memberitahukan tujuan pembelajaran kepada siswa
c. Merangsang ingatan
d. Memberikan bimbingan belajar
e. Mendorong unjuk kerja
f. Menilai unjuk kerja
g. Meningkatkan retensi17
B. Pendekatan Pembelajaran IPA
Pendekatan pembelajaran adalah cara pandang atau titik tolak pendidik yang
digunakan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang memungkinkan
terjadinya proses pembelajaran dan tercapainya kompetensi yang ditentukan.
Adapun macam-macam pendekatan pembelajaran :
1. Pendekatan inkuiri
Model inkuiri didefinisikan sebagai pembelajaran yang mempersiapkan
situasi bagi anak untuk melakukan eksperimen sendiri, dalam arti luas ingin
melihat apa yang terjadi, ingin melakukan apa yang terjadi, ingin melakukan
sesuatu, ingin melakukan simbul-simbul dan mencari jawaban atas pertanyaan
sendiri, menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain,
membandingkan apa yang ditemuakan dengan yang ditemukan orang lain.
Stategi pembelajaran inkuiri menemukan kepada proses mencari dan
menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa
dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran,
sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk
belajar. Stategi pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menemukan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk
mencari da menemukan sendiri jawabn dari suatu masalah yang dipertanyaka n.
proses berpikit itu sendiri biasanya dilakukan melalui Tanya jawab antar guru
dan siswa. Jadi dalam model ini siswa terlibat secara mental maupun fisik untuk
memecahkan suatu permaslahan yang diberikan guru.dengan demikian siswa

Omon Abdurakhman dan radif khotamir rusli. Teori Belajar dan Pembelajaran. Hal:
17

20

14
akan terbiasa bersikap seperti para ilmuan sins, yaitu teliti , tekun/ulet,
objektif/jujur, kreatif dan menghormati pendapat orang lain.18
2. Model pembelajaran interaktif
Model pembelajaran ini memberikan strukrtur pembelajaran sains yang
melibatkan pengumpulan dan pertimbangan atas pertanyaan-pertanyaan siswa.
Siswa diajak untuk berpikir tentang konsep yang akan dipelajari, kemudian
direfleksikan melalui keingin tahuan dan diwujudkan dalam banyak pertanyaan-
pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan itu kemudian dijawab sendiri oleh siswa
malalui penyelidikan. Guru tidak terlibat terlalu jauh dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan siswa tetapi menjawab pertanyaan siswa dengan
pertanyaan, sehingga siswa akan menemukan sendiri jawaban atas pertanyaan
sendiri.
 Kelebihan dan kekurangan
a. Kelebihan model pembelajaran interaktif sebagaimana dikemukakan
oleh suprayektif dalam abdul majid(2014:91) adalah bahwa peserta
didik belajar mengajukan pertanyaan, mencoba merumuskan
pertanyaan dan mencoba menemukan jawaban terhadap pertanyaan
sendiri dengan melakukan observasi atau pengamatan. Dengan cara
seperti itu, lalu pesaerta didik menjadi kritis da aktif belajar.sedangkan
b. kekurangan model pembelajaran ini sagat bergantung pada kecakapan
guru dalam menyusun dan mengembangkan dinamika kelompok.
3. Pendekatan proses
Pendekatan keterampilan proses pada hakikatnya adalah suatu
pengelolaan kegiatan belajar-mengajar yang berfokus pada pelibatan siswa
secara aktif dan kreatif dalam proses pemerolehan hasil belajar. Pendekatan
keterampilan proses ini dipandang sebagai pendekatan yang oleh banyak pakar
paling sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran di sekolah dalam rangka

18
Sund dan Trowbridge. 1973.Teachimg Science by Inquiry in the Secondary
School. Colombus: Charles E. Merill Publishing Company

15
menghadapi pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang semakin cepat dewasaini.19
Menurut Moh. Uzer Usman terdapat tujuh keterampilan proses yaitu:
a. mengamati : Mengamati adalah keterampilan mengumpulkan data atau
informasi melalui penerapan dengan indera seperti melihat, mendengar,
merasa dengan kulit, meraba,
dan atau mencicipi atau mengecap, menyimak,mengukur,danataumembaca.
b. menggolongkan / mengklasifikasi; Menggolongkan adalah keterampilan
mengklasifikasikan benda, kenyataan, konsep, nilai, tujuan atau
keterampilan tertentu.
c. Menafsirkan / menginterpretasikan; adalah keterampilan
menginterpretasikan sesuatu berupa benda, kenyataan, peristiwa, konsep atau
informasi yang telah dideteksi atau dikumpulkan melalui pengamatan,
perhitungan, pengukuran, penelitian sederhana atau eksperimen.
d. Meramalkan; adalah mengantisipasi atau menyimpulkan sesuatu hal yang
akan terjadi pada waktu yang akan datang berdasarkan pemikiran atas
kecenderungan atau pola tertentu atau hubungan antar data atau informasi.
e. Menerapkan; adalah menggunakan hasil belajar berupa informasi,
kesimpulan, konsep, hukum, teori, keterampilan, sikap atau nilai yang
dimiliki siswa dalam situasi atau pengalaman baru, perilaku dalam
lingkungan yang lain
f. merencanakan penelitian; Penelitian adalah keterampilan yang amat penting,
karena menentukan berhasil tidaknya melaksanakan penelitian.
g. Mengkomunikasikan; adalah menyampaikan perolehan baik proses maupun
hasil belajar kepada orang lain dalam bentuk tulisan, gambar, gerak,
tindakan atau penampilan.20

19
Semiawan, Conny dkk. 1992. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta:
Gramedia.

20
Usman, Moh, Uzer. 1995. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

16
4. Pendekan salingtimas
Salingtemas merupakan salah satu pendekatan yang dianjurkan dalam
proses belajar mengajar sains ditingkat pendidikan menengah.
Dalam pembelajaran Salingtemas, atau bervisi Salingtemas, pendekatan
yang paling dianjurkan adalah pendekatan Salingtemas itu sendiri. Sejumlah ciri
atau karakteristipendekatan Salingtemas adalah bertujuan memberi pembelajaran
sains secara kontekstual. Siswa dibawa ke situasi untuk memanfaatkan konsep
sains ke bentuk teknologi untuk kepentingan masyakarat. Siswa diminta untuk
berfikir tentang berbagai kemungkinan akibat yang terjadi dalam proses transfer
sains tersebut ke bentuk teknologi. Siswa dapat menjelaskan keterhubungkaitan
antar unsur sains yang dibincangkan dengan unsur-unsur lain dalam Salingtemas
yang mempengaruhi berbagai keterkaitan antar unsur tersebut. Siswa dapat
mempertimbangkan manfaat atau kerugian dari pada menggunakan konsep sains
tersebut bila diubah dalam bentuk teknologi yang berkenaan. Ditinjau dari sisi
konstruktifisme, siswa dapat diajak membahas tentang Salingtemas dari berbagai
macam arah dan dari berbagai macam titik awal tergantung pengetahuan dasar
yang dimiliki oleh siswa bersangkutan.21
5. Pendekatan lingkungan
Menurut Budiyono Saputro ( 2012 ) lingkungan belajar ilmu
pengetahuan alam, siswa dapat belajar ilmu pengetahuan melalui pengalaman
langsung. Lingkungan dapat belajaran berbasis alam diharapkan dapat
mengubah paradigma, bahwa kualitas sekolah tidak selalu mahal. Untuk
menggantiparadigma ini diperlukan sistem pendidikan yang berkualitas dan
terjangkau, tidak bergantung pada alat peraga yang mahal, tetapi mengacu
padaalam dan lingkungan sebagai sumber pengetahuan.
tujuan utama dari belajar berbasis lingkungan adalah untuk menghadapi
tantangan zaman dan para siswa serta guru terlibat dalam kepemimpinan, desain,
perencanaan, sumber daya manajemen sekolah untuk menyediakan lingkungan

21
Nuryanto, dan Binadja, A. 2010. Efektivitas Pembelajaran Kimia dengan
Pendekatan Salingtemas Ditinjau dari Minat dan Hasil Belajar Siswa. Jurnal
Inovasi Pendidikan Kimia. Hal. 552-556)

17
belajar yang inovatif dan efektif ini bersifat menyeluruh untuk mencapai
keberhasilan.22
6. Pendekatan sainstifik
Kegiatan pembelajaran saintifik dilakukan melalui proses mengamati,
menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Lima pengalaman
belajar ini diimplementasikan ke dalam model atau strategi pembelajaran,
metode, teknik, maupun taktik yang digunakan. Berikut akan dijabarkan masing-
masing pengalaman belajar. Melalui pendekatan saintifik/ilmiah, selain dapat
menjadikan siswa lebih aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan dan
keterampilannya, juga dapat mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan
guna menemukan fakta-fakta dari suatu fenomena atau kejadian.23

BAB III
PENUTUP
22
Budiyono Saputro. 2012. Inovasi Pembelajaran Sains Berbasis Alam dan
lingkungan
23
Binadja, A., Wardani, S., dan Nugroho, S. 2008. Keberkesanan Pembelajaran
Kimia Materi Ikatan Kimia Bervisi SETS pada Hasil Belajar Siswa. Jurnal
Inovasi Pendidikan Kimia.Hal. 256-262.

18
A. Kesimpulan
Teori dapat diartikan sebagai serangakaian asumsi, konsep, konstruk, definisi,
dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena secara sistematis dengan cara
merumuskan hubungan antar konsep. Banyak sekali teori yang digunakan guru
untuk membantu dalam proses pembelajaran. Macam-macam teori dalam
pembelajaran :
1. Teori Behavoristik
2. Teori Kognitivisme
3. Teori Konstruktivisme
4. Teori Humanstik
5. Teori Sibernetik
Pendekatan pembelajaran adalah cara pandang atau titik tolak pendidik yang
digunakan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang memungkinkan
terjadinya proses pembelajaran dan tercapainya kompetensi yang ditentukan.
Adapun macam-macam pendekatan pembelajaran :
1. Pendekatan inkuiri
2. Pendekatan interaktif
3. Pendekatan proses
4. Pendekatan salingtimas
5. Pendekatan lingkungan
6. Pendekatan saintifik

DAFTAR PUSTAKA

19
A. Binadja. , Wardani, S., dan Nugroho, S. 2008. Keberkesanan Pembelajaran
Kimia Materi Ikatan Kimia Bervisi SETS pada Hasil Belajar Siswa. Jurnal
Inovasi Pendidikan Kimia

Abdurakhman. Omon dan Radif Khotamir Rusli. Teori Belajar dan


Pembelajaran.
Budiningsih, C.A. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Ibda. Fatimah. Perkembangan Kognitif Teori Jean Piaget. Fakultas Tarbiyah


dan Keguruan UIN Ar-Raniry.
Jurnal repository.uin-malang: Mudjia Raharjo. Antara Konsep, Proposisi, Teori,
Variabel, dan Hipotesis dalam Penelitian.
Nahar. Novi Irawan. 2016. Penerapan Teori Belajar Behavioristik dalam Proses
Pembelajaran. Nusantara(Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial). Vol. 1 .
ISSN254-657X. Hal: 65)

Nuryanto, dan Binadja, A. 2010. Efektivitas Pembelajaran Kimia dengan


Pendekatan Salingtemas Ditinjau dari Minat dan Hasil Belajar Siswa.
Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia.

Ratnawat. Etty. Karakteristik Teori-teori Belajar dalam Pendidikan


(Perkembangan Psikologis dan Aplikasi). Institut Agama Islam Negeri
Syekh Nurjati Cirebon. Tadris IPS
Saputro. Budiyono. 2012. Inovasi Pembelajaran Sains Berbasis Alam dan
lingkungan
Semiawan, Conny dkk. 1992. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta:
Gramedia.
Sund dan Trowbridge. 1973.Teachimg Science by Inquiry in the Secondary
School. Colombus: Charles E. Merill Publishing Company

Usman, Moh, Uzer. 1995. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.
Wiradintana. Rochanda. 2018. Revolusi Kognitif Melalui Penerapan
Pembelajaran Teori Bruner dalam Menyempurnakan Pendekatan Perilaku

20
(Behavioural Approach). FKIP UNSWAGATI Cirebon. Jurnal Kajian
Pendidikan Ekonomi dan Ilmu Ekonomi, ISSN Online. Vol. 2. No. 1

21

Anda mungkin juga menyukai