Anda di halaman 1dari 13

Soal I

1. Apakah Jack Welch dapat dikatakan memiliki perilaku


kepemimpinan yang efektif? Kalau ya berikan alasan anda, kalau
tidak, juga berikan alasan anda dengan menunjukkan teorinya!
Berdasarkan hasil pengamatan saya, Jack Welch dapat dikatan memilki perilaku
kepemimpinan yang efektif. Beliau memilikki keberanian untuk melakukan yang terbaik demi
General Electric untuk jangka panjang dan telah mempunyai strategi-strategi antisipatif,
walaupun tindakannya menuai kebencian dari sebagian karyawan. Jack Welch memenuhi
berbagai syarat yang merupakan elemen-elemen untuk menilai efektifitas Jack Welch selama
memimpin General Electric yang ditandai dengan perubahan besar-besaran yang menuai banyak
kontroversi.
Sebagaimana diungkapkan oleh Henki Idris Issakh (2014:15),Ukuran yang paling banyak
digunakaan untuk mengukur efektivitas pemimpin adalah seberapa jauh organisasi pemimpin
tersebut berhasil menunaikan tugas pencapaian sasarannya, sedangkan ukuran subjektifnya
adalah tingakat keefektivitas yang dihasilkan oleh pemimpin tertinggi dan para bawahan.
Maka, keefektivitasan kepemimpinan Jack Welch melalui kebijakan-kebijakannya dapat dinilai
dari 2 sisi, yaitu :
1. Secara objektif, Jack Welch telah berhasil membawa General Electric mencapai
kesuksesan dan mencapai tujuan utama setiap perusahaan untuk memperoleh peningkatan
laba yang tinggi. Seperti dalam awal kepemimpinannya, Jack Welch berhasil
meningkatkan pendapatan divisi plastik dari tidak berarti menjadi bagian besar dari
penjualan dan laba yang diperoleh General Electric.
2. Secara subjektif, kepemimpinan Jack Welch menuai permasalahan berhubungan dengan
bawahannya, karena metode yang diterapkannya di General Electric ditentang oleh
sebagian karyawannya, sehingga terciptalah sebuah ungkapan bahwa General Electric
tronik workers. Jack Welch dianggap telah membuat pencitraan General Electric sebagai
perusahaan yang tamak, sombong, dan meremehkan karyawan. Walaupun demikian,
terdapat pula bawahan yang menjadi pengagum Welch yang menilai Welch mampu
melakukan tugas yang luar biasa. Welch berhasil membawa perubahan yang dibutuhkan
perusahaan walaupun harus menghadapi tantangan yang berat. Kepemimpinan keras Jack
Welch memperoleh respon yang berbeda, baik maupun buruk, dari karyawan General
Electric yang mampu mempengaruhi kinerja mereka.
Jack Welch mampu berperan sebagai Agen Perubahan, yang merupakan elemen penting
dari kepemimpinan, dengan melakukan perubahan yang luas dan cepat terhadap hampir semua
aspek perusahaan, terutama terhadap struktur organisasi, lapisan manajemen, jumlah karyawan,
kebebasan manajerial, inisiatif, serta toleransi terhadap tingkat produktivias para manajer dari
General Electric.
Tindakan Jack Welch berorientasi masa depan, sehingga beliau memberikan perhatian
khusus bagi kemampuan General Electric dalam bersaing dalam pasar global dan berfokus pada
manajemen tim. Jack Welch melakukan perubahan dalam visi yang lebih ditujukkan ke arah
persaingan General Electric dengan semakin berkembangnya globalisasi pada masa mendatang.
Jack Welch tidak mentoleransi adanya penggunaan sumber daya manusia dengan melakukan
pengurangan staf korporasi besar-besaran di seluruh perusahaan, maupun penjualan unit bisnis
utama General Electric yang dianggapnya tidak produktif. Perubahan revolusioner Jack Welch,
walaupun memberikan dampak perubahan yang besar untuk jangka pendek, sesuai dengan
tujuannya untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi General Electric sebagai korporat
multinasional.
Kemampuan konseptual Welch tampak dalam keputusannya menciptakan dan
menanamkan visi, misi, dan strategi baru demi mencapai sasarannya untuk menjadi General
Electric sebagai perusahaan nomor satu atau nomor dua dalam setiap bisnis yang diterjuninya.
Welch mampu menemukan kelemahan-kelemahan dalam General Electric, serta mengambil
tindakan tegas untuk mengatasi kelemahan tersebut, meskipun mampu membahayakan
reputasinya di mata bawahan dan publik.
Meskipun terkenal akan kepemimpinannya yang keras, Welch sangat memahami
bahwa membina hubungan terhadap bawahan merupakan hal yang tidak kalah pentingya.
Penerapan hubungan dengan manajer-manajer yang dipimpinnya dilakukan secara unik, ia
menerapkan konsep konflik kreatif di antara bawahannya, dan mengharapkan bawahannya untuk
memusatkan pada tugas, untuk menaikkan tingkat intensitas pekerjaan.
Kesimpulannya, Jack Welch dapat dikatakan telah memilikki perilaku kepemimpinan
efektif. Ia menyadari bahwa tujuan utama setiap perusahaan adalah dapat mempertahankan
eksistensinya dengan peningkatan laba dan kemampuan bersaing di pasar global untuk jangka
panjang. Jack Welch tidak ragu-ragu dan berani mengambil risiko jangka pendek yang mungkin
akan dihadapinya, ia percaya akan kemampuannya melihat peluang dari perubahan drastis yang
diterapkannya di General Electric yang berhasil membawa perusahaan tersebut sebagai
perusahaan terbesar hingga abad ke-21 ini. Tentunya, perubahan besar-besaran yang dilakukan
dalam waktu yang cepat tersebut akan menyebabkan banyak gejolak dan tanggapan yang
mempengaruhi mulus tidaknya berjalannya suatu perusahaan, namun Jack Welch mampu
mengatasinya dan mencapai sasaran peningkatan laba General Electric, dan kisah
kepemimpinnya menjadi bacaan penting bagi pemimpin-pemimpin generasi berikutnya.


2. Apakah Jack Welch dapat dikatakan memiliki kepemimpinan
karismatik? Kalau ya, berikan alasan anda, kalau tidak, juga berikan
alasan anda dengan menunjukkan teorinya!
Berdasarkan analisa saya, kepemimpinan Jack Welch tidak dapat dikategorikan sebagai
kepemimpinan karismatik.
Menurut Henki Idris Issakh (2014:20), Kepemimpinan karismatik adalah bentuk daya
tarik interpersonal yang mengilhami dukungan dan penerimaan. Jika semua hal lain dianggap
sama, seseorang yang memilikki karisma cenderung lebih mampu mempengaruhi orang lain
dibanding seseorang yang tidak memilikki karisma.
Kepemimpinan karismatik sangat erat dengan kekuasaan referensi ( referent power ),
yang berasal dari kepribadian pemimpin yang dimilkkinya. Seorang pemimpin yang karismatik
mampu menggerakan bawahan dengan sikap, kepribadian, latar belakang, maupun karismanya
yang tinggi dan menimbulkan komitmen dan kesetiaan dari orang-orang yang dipimpinnya tanpa
memberlakukan paksaan berdasarkan unsur kekuasaan legitimasinya. Jack Welch menggunakan
kekuasaan legitimasi ( legitimate power) yang berdasarkan wewenang dan kedudukannya
sebagai pimpinan General Electric dan mengadakan perubahan.
Berikut adalah bukti bahwa Jack Welch bukanlah pemimpin yang menggunakan kekuasaan
referensi atau pemimpin karismatik :
1. Komitmen bawahan terhadap pemimpin karismatik mampu membantu mereka mengatasi
ketakutan atas hasil perubahan, akan tetapi gejolak yang timbul akibat ketidakpuasan
sejumlah bawahan Jack Welch menunjukkan bahwa Jack Welch bukanlah seorang
pemimpin karismatik.
2. Pencitraan buruk Jack Welch yang menyebabkan General Electric dianggap sebagai
perusahaan yang identik akan ketamakan, kesombongan, dan sikap meremehkan
karyawan.
3. Kepemimpinan Jack Welch yang terkenal keras berasal dari kedudukannya sebagai
pimpinan General Electric yang baru, sehingga sebagian bawahan hanya mematuhinya
karena statusnya sebagai atasan mereka.
Singkatnya, kepemimpinan Jack Welch tidak sesuai dengan karakteristik kepemimpinan
karismatik, karena ia menggunakan kekuasaan legitimasinya sebagai pimpinan untuk
mengadakan perubahan, yang menimbulkan gejolak besar bagi sebagian bawahannya karena
komitmen yang kurang terhadap Jack Welch sehingga mereka tidak siap menghadapi
dampak perubahan, dan bahkan mengadakan protes secara terbuka.


3. Apakah Jack Welch dapat dikatakan pendukung perilaku spesifik
untuk mengelola hubungan? Kalau ya berikan alasan anda, kalau tidak
juga berikan alasan anda dengan merujuk pada teorinya!
Jack Welch dapat dikatakan sebagai pendukung perilaku spesifik untuk mengelola hubungan,
seperti ditunjukkan dalam tindakannya mendukung kegiatan berikut :
1. Membuat Perencanaan ( Planning )
Perencanaan merupakan perilaku pertama yang harus dilakukan dalam mengelola
pekerjaan berdasarkan beberapa prinsip yaitu pekerjaan apa yang akan dilakukan,
mengapa harus dilakukan, bagaimana melakukannya, siapa yang akan melakukan dan
bila mana dilakukan, dan di mana harus dilakukan. Kategori perilaku ini termasuk
membuat keputusan mengenai sasaran, strategi, struktur formal, alokasi sumber daya dan
pengaturan berbagai kegiatan organisasi. Tujuannya agar pengorganisasian unit kerja
sejak awal dapat dijalankan dengan efektif.
Pembuktian: Jack Welch telah menciptakan perencanaan dengan menciptakan visi,
misi, strategi, dan sasaran baru bagi General Electric, menemukan kelemahan dan
penggunaan sumber daya manusia, dan unit bisnis yang tidak efisien, serta melakukan
pemotongan lapisan manajemen yang terlalu berlapis-lapis dan menciptakan karakteristik
birokrasi di perusahaan tersebut. Jack Welch menciptakan perencanaan jangka panjang
yang telah diperhitungkan dengan matang, sehingga walaupun memberikan dampak
buruk pada awal kepemimpinannya atau jangka pendek, namun akan membantu General
Electric untuk mencapai efisiensi produksi dan efektifitas dalam berbagai kegiatan
usahanya.
2. Menjelaskan ( Clarifying )
Menjelaskan (clarifying) adalah kegiatan mengkomunikasikan rencana kegiatan yang
telah ditentukan atau berbagai kebijakan yang telah dibuat dan petunjuk praktis dalam
melaksanakan berbagai kebijakan tersebut.
Pembuktian: Jack Welch mengkomunikasikan perubahan visinya yang mengutamakan
kemampuan G.E. dalam menghadapi persaingan global di masa depan, dan
mengusahakan menanamkan nilai dan visi korporasinya ke setiap tingkat dalam
organisasi. Welch mengusahakan agara manajer-manajer di G.E. lebih terbuka mengenai
penyelesaian konflik. Welch juga terkenal merangkul seorang manajer yang secara
terbuka terlibat dalam debat dan konflik kreatif dengannya. Ia juga menggunakan
formulir Penilaian Kepemimpina 360 derajat yang memungkinkan membidik masalah
pribadi secara individual, sehingga memungkinkan pemusatan pada tugas oleh bawahan.

3. Memberikan informasi
Perilaku menginformasikan adalah suatu kegiatan mengkomunikasikan tugas oleh
seorang pemimpin kepada bawahan sehingga mereka dapat menjalankan tugas dengan
baik atau memerikan informasi kepada para atasan tentang kegiatan-kegiatan, keputusan-
keputusan, serta kinerja subunit dalam instansi tersebut.
Pembuktian : Jack Welch memprioritaskan lancarnya pemberian informasi dan tugas
yang diberikan dari atasan kepada bawahan, dengan menghapuskan pelapisan manajemen
yang terlalu banyak sehingga perusahaan tidak bersifat birokrat. Welch yakin bahwa
perusahaan yang lapisan manajemennya terlalu banyak membuatnya tidak mampu
membuat keputusan dengan cepat, apalagi mengimplementasikan wewenang pada tingkat
manajemen paling bawah, sehingga ia melakukan perubahan revolusioner pada
birokrasi perusahaan.
4. Memantau
Memantau (monitoring) adalah kegiatan pengumpulan informasi mengenai kegiatan atau
aktivitas di subbagian (pemantauan internal) serta informasi tentang peristiwa-peristiwa
yang relevan dalam organisasi yang lebih besar yang berasal dari lingkungan luar unit
organisasi (pemantauan eksternal).
Pembuktian: Jack Welch menggunakan formulir Penilaian Kepemimpinan 360
derajat , beorientasi pada sejumlah prestasi kerja dan kriteria yang berorientasi pada
nilai, yang memungkinkan membidik masalah pribadi secara individual, sehingga
memungkinkan pemusatan pada tugas oleh bawahan.
5. Memecahkan Masalah
Pemecahan masalah menyangkut identifikasi masalah-masalah yang berhubungan dengan
pekerjaan, menganalisisnya dengan cara yang sistematis, dan bertindak tepat waktu untuk
mengimplementasikan berbagai solusi dalam situasi krisis. Tujuan dari perilaku ini
adalah untuk stabilitas organisasi dalam menjamin iklim kerja yang kondusif dan
hubungan kerja yang baik.Salah satu kekurangan yang paling menonjol dalam perilaku
mengelola pekerjaan adalah lemahnya sistem monitoring terhadap perilaku pegawai yang
berakibat pada tidak terjaminannya mutu kerja. Kelemahan ini harus diantisipasi oleh
lembaga pendidikan untuk menghasilkan produktivitas kerja yang optimal.
Pembuktian: Jack Welch mengatasi masalah dengan bertindak cepat dan tegas untuk
menghapuskan lapisan-lapisan manajemen yang terlalu rumit, penggunaan tenaga kerja
dan staf korporasi yang berlebihan, menjual unit bisnis yang tidak produktif, dan
mengusahakan manajer-manajer di bawahnya untuk saling bertentangan sehingga mereka
lebih terbuka mengenai penyelesaian konflik.
4. Apakah Jack Welch dapat dikatakan memilkki kepemimpinan
strategis dari para pimpinan puncak? Kalau ya, berikan alasan
anda, kalau tidak juga berikan alasan anda dengan menunjukkan
teorinya!
Berikut adalah definisi kepemimpinan strategis menurut Michael A.Hitt(1995),
dalam buku Strategis Management, Competitiveness, and Globalization :
1. Kepemimpinan Strategis meliputi kemampuan mengantisipasi, memiliki visi, dan
mempertahankan fleksibilitas, memberi kuasa kepada orang orang lain untuk
menciptakan perubahan strategis yang perlu. Strategi ini mempunyai efek penting
terhadap upaya perusahaan mendapatkan daya saing strategis dan memperoleh
keuntungan di atas rata-rata.

Pembuktian : Jack Welch mampu mengembangkan visi baru General Electric
mengenai cara bersaing dalam pasar global yang penuh tuntutan pada masa depan
perusahaan, sehingga tujuan utamanya adalah meningkatkan daya saing strategis
sesuai ciri-ciri di atas. Ia mampu mengantisipasi penggunaan tenaga kerja yang tidak
diperlukan dengan melakukan pemecatan besar-besaran, pemotongan pelapisan
manajemen yang menyulitkan pengimplementasian wewenang pada manajer tingkat
bawah, serta penjualan unit bisnis General Electric yang tidak menguntungkan.

Jack Welch berhasil meningkatkan pendapatan G.E. secara signifikan pada divisi
plastik menjadi bagian besar dari laba keseluruhan yang diperoleh G.E., sehingga ia
terbukti mampu memperoleh keuntungan di atas rata-rata.

2. Kepemimpinan strategis mencakup penentuan arah strategis, pemanfaatan dan
pemeliharaan kompetensi inti, pengembangan modal manusia, pemeliharaan budaya
korporat yang efektif, penekanan praktek-praktek etis, dan pembangunan
pengendalian strategis.

Pembuktian : Jack Welch menentukan arah strategis dengan melakukan perubahan
drastik yang mampu memberikan perubahan secara nyata dibandingkan perubahan
perlahan-lahan. Ia mengembangkan manajemen tim demi mencapai kesuksesan G.E.
di masa mendatang, dengan mengadakan evaluasi dengan teknik-teknik pilihannya
guna meningkatkan intensitas pekerjaan. Ia menanamkan nilai dan visi korporasinya
ke setiap tingkat dalam organisasi sehingga berimplikasi pada berubahnya budaya
organisasi sesuai dengan yang direncanakannya.
3. Kepemimpinan Strategis mencakup pengembangan dan pemeliharaan
pengendalian strategis. Kontrol strategis menekankan penyeimbangan antara
evaluasi tindakan strategis dengan hasil keuangan dari tindakan seperti itu.

Pembuktian : Tindakan strategis Jack Welch yang dilakukan melalui perubahan-
perubahannya berhasil memberikan peningkatan keuntungan secara signifikan bagi
General Electric, serta pemangkasan biaya melalui pengurangan pemakaian sumber
daya yang tidak diperlukan.

Jack Welch memenuhi syarat- syarat yang disebutkan berhubungan dengan apakah
suatu kepemimpinan dikategorika sebagai kepemimpinan strategis dari para pimpinan
puncak.
5. Apakah Jack Welch dapat dikatakan memilkki kepemimpinan
Transformasional dan Kultural? Kalau ya berikan alasan
anda,kalau tidak juga berikan alasan anda dengan menunjukkan
teorinya!
Menurut Tichy dan Devanna ( 1986 ), Kepemimpinan Transformasional, melibatkan
perubahan yang drastik dalam sebuah organisasi : seperti pembentukan dan
pelaksanaan visi, bertanggung jawab untuk menyadarkan para pekerja sebagai bawahan
atau pengikutnya tentang nilai-nilai dan norma-norma organisasi, dan memberi ruang
serta mendorong perubahan dari dalam maupun luar organisasi.
Berdasarkan definisi di atas, kepemimpinan Jack Welch memenuhi pengertian dari
kepemimpinan Transformasional, yaitu dengan melakukan perubahan yang drastik dan
revolusioner dalam General Electric, melakukan pemecatan besar-besaran, pemotongan
pelapisan manajemen yang menyulitkan pengimplementasian wewenang pada manajer
tingkat bawah, serta penjualan unit bisnis General Electric yang tidak menguntungkan.
Jack Welch juga menyadarkan para pekerja sebagai bawahan atau pengikutnya tentang
nilai-nilai dan norma-norma organisasi dengan pemberlakuan visi barunya mengenai cara
bersaing dalam pasar global yang penuh tuntutan pada masa depan perusahaan, serta
menanamkan nilai dan visi korporasinya ke setiap tingkat dalam organisasi dengan
menerapkan penyelesaian konflik terbuka antar manajer dibawahnya dan pengevaluasian
Penilaian Kepemimpinan 360 Derajat secara berkala.
Sedangkan, Kepemimpinan Kultural dapat diartikan sebagai kepemimpinan yang sangat
terkait dengan budaya atau tradisi organisasi. Perilaku yang diterapkan akan mewarnai
budaya organisasinya baik dengan menemukan berbagai budaya baru (inovatif) maupun
dengan mempertahankan (maintenance) berbagai budaya lama yang sudah ada.
Beberapa ciri dari Kepemimpinan Kultural antara lain :
1. Memiliki visi dan misi yang mengarah pada ideologi baik yang radikal dengan
mengubah budaya yang sudah ada maupun konservatif dengan memepertahankan budaya
sebelumnya.
2. Kualitas pribadi, dimana pemimpin memiliki rasa percaya diri, kepribadian yang
dominan, ekspresif atau sebaliknya percaya pada kelompok, fasilitator dan persuasif.
3. Perilaku kepemimpinan, dimana pemimpin memberikan peran yang efektif kepada
bawahan, pandai memotivasi, selalu meningkatkan rasa percaya diri pegawai,
memperhatikan kompetensi bawahan, pandai mengartikulasikan ideologi, dan
menyerukan cita-cita yang tinggi.
4. Tindakan administratif yang mengarah pada perubahan struktur organisasi dengan
strategi-strategi baru atau memperkuat struktur yang ada dengan mengubah struktur
sedikit demi sedikit.
5. Penggunaan nilai/tradisi dengan menciptakan berbagai tradisi baru atau meneruskan
tradisi yang sudah ada yang dinilai baik
6. Para pengikut memiliki kepercayaan bahwa pimpinan memiliki berbagai kemampuan
yang luar biasa yang dibutuhkan terutama pada saat krisis atau transisi.
Jika dipandang dari pengertian dan karakteristik Kepemimpinan Kultural, maka
kepemimpinan kultural adalah kepeimpinan yang mempunyai ideologi keberpihakan
terhadap budaya atau nilai-nilai yang sudah ada sebelumnya. Jika nilai itu sudah kurang
menarik atau cendrung menghambat ia akan memodifikasinya tanpa merubah identitas
aslinya sehingga akar jati diri budayanya tidak akan hilang.
Jack Welch mengadakan perubahan drastis dan revolusioner yang merombak ulang
hampir seluruh lapisan manajemen, rentang kendali, maupun rantai wewenang dalam
General Electric. Banyak nilai-nilai yang sebelumnya dianut oleh General Electric
diubahnya demi mencapai visinya yang baru serta disesuaikan dengan gaya
kepemimpinannya yang terkesan keras. Perubahan yang dilakukannya menuai banyak
protes dan hilangnya kepercayaan sebagian karyawan sehingga General Electric
menderita tronik karyawan dalam masa transisinya. Ini bertentangan dengan berbagai
karakteristik kepemimpinan kultural seperti yang disebutkan di atas.
Kesimpulannya, Kepemimpinan Jack Welch dapat dikategorikan sebagai Kepemimpinan
Transformasional yang dicirikan dengan perubahan drastisnya, akan tetapi tidak dapat
dikategorikan sebagai Kepemimpinan Kultural karena perubahannya yang merombak
ulang hampir seluruh aspek dalam perusahaan dan masih terdapat gejolak bawahan atas
perubahan.

SOAL 2
Jelaskan implementasi dan manfaat mempelajari teori-teori
kepemimpinan dalam praktek sehari-hari, misalnya dalam :
a) Keluarga ( Pengalaman masing masing mahasiswa)
Dengan mempelajari teori-teori kepemimpinan di Universitas Tarumanagara, kelas
kepemimpinan CX, asuhan Pak Ronnie Resdianto Masman, S.E., M.A., M.M.,
saya memperoleh manfaat-manfaat sebagai berikut :
Mampu menjelaskan kepada keluarga saya tentang pentingnya kepemimpinan
sesuai yang diajarkan.
Mampu menjadi putri yang lebih bertanggung jawab sesuai karakteristik
kepemimpinan
Mampu mempraktikkan kepemimpinan di kalangan keluarga saya pada
berbagai kesempatan.
Mampu memotivasi anggota keluarga saya.
Mampu mendorong keluarga saya untuk mengembangkan karakteristik
kepemimpinan.
Mampu mendorong ayah saya untuk menjadi pebisnis sekaligus pemimpin
yang baik.
Implementasinya : Pada tanggal 22 Februari 2014 lalu, sepupu saya yang tertua
mengadakan pesta pernikahan di hotel Redtop, Pecenongan, Jakarta Pusat. Ketika
orang tua beliau tengah mempertimbangkan siapa yang akan menjadi Koordinator
Souvenir, Penyambutan, Ushering, dan Sumbangan, maka saya langsung mengajukan
diri untuk menerima tanggung jawab tersebut. Alhasil, ditunjuklah saya untuk menjadi
Koordinator termuda nirlaba dalam acara tersebut.
Selama berlangsungnya acara, saya membawahi beberapa pegawai yang tugasnya
menerima tamu, membagikan souvenir, menyuplai souvenir dari gudang, mengisi buku
tamu, menandai amplop sumbangan, menjaga kotak sumbangan, dan melakukan
penghitungan atas hasil sumbangan. Pertama-tama, saya menanyakan siapa yang
berminat untuk melakukan salah satu tugas tersebut. Berhubung saya belum mengenal
pegawai-pegawai tersebut, maka saya mempercayakan pada pernyataan mereka bahwa
mereka mampu memegang tugas masing-masing.
Saya berperan sebagai penerima tamu, dan saya mengupayakan yang terbaik untuk
menyambut tamu seramah-ramahnya, berterima kasih atas kedatangan mereka, serta
menunjukkan usher ( pengantar tamu ) untuk membawa mereka ke meja masing-
masing. Apabila ada pegawai yang kurang gesit melakukan suatu tugas, maka saya
akan mencari waktu ketika tamu yang berdatangan tidak terlalu banyak, dan
menukarnya untuk melakukan tugas lain.
Saya juga menugaskan satu sepupu saya yang saya percayai untuk menjaga kotak
sumbangan (ia adalah adik dari mempelai pria), dan saya berkeliling untuk mengawasi
kinerja para pegawai dan menanyakan kesan mereka tentang tugas dan berjalannya
wedding tersebut. Ketika acara makan malam dimulai, saya tidak meninggalkan meja
penerimaan tamu meskipun orang tua saya meminta saya untuk bersantap dahulu. Puji
Tuhan, saya mampu menjalankan tugas Koordinator tanpa ada kendala berarti
sepanjang pernikahan.
Berbagai pujian pun orang tua saya terima dari keluarga mempelai karena saya telah
menjalankan tugas kepemimpinan sepanjang pernikahan itu dengan baik. Saya bangga
telah mempraktikan apa yang diajarkan Pak Ronnie dalam pesta tersebut.
b) Lingkungan Kerja ( Misalnya di perusahaan swasta maupun BUMN )
Berhubung saya masih berstatus Mahasiswa S1 Manajemen di Universitas
Tarumanagara, maka lingkungan kerja saya adalah keseharian saya di universitas
ternama tersebut. Manfaatnya antara lain:
Mampu memberanikan diri mengambil tampuk kepemimpinan sebagai ketua
kelas di berbagai kelas mata kuliah.
Mampu menonjolkan diri dengan berpartisipasi aktif dan memberikan usaha
terbaik di kelas.
Mampu memotivasi dan mendorong teman-teman sekelas untuk lebih rajin
belajar.
Mampu mengajukan ide-ide dalam perkuliahan.
Mampu membantu teman-teman sekelas dalam bidang pelajaran.
Impelementasi : Saya mengajukan diri sebagai ketua kelas di berbagai mata kuliah pada
semester 2 ini. Saat saya semester satu, saya juga selalu menjadi ketua kelas. Sebagai
ketua kelas, saya mendapat tugas dan tanggung jawab yang cukup banyak, begitu juga
kesempatan untuk berkomunikasi langsung dengan para dosen serta mendapat kabar lebih
awal dari teman-teman sekelas.
Setiap kali ada presentasi, maka saya selalu mencoba menjadi yang pertama agara
menjadi teladan bagi teman-teman sekelas. Saya selalu memperhatikan absensi dan
keterlambatan saya karena saya tahu saya menjadi contoh bagi teman-teman. Apabila ada
dosen yang tidak hadir, maka saya harus memberi tahu teman-teman tanpa ada yang
terlupa. Saya juga berusaha untuk selalu tampil percaya diri, optimis, dan semangat untuk
memotivasi teman-teman. Apabila ada pengumpulan tugas dalam bentuk piringan disk,
maka saya mengajukan diri sebagai pemrogram utama yang akan mengumpulkan hasil
pekerjaan teman-teman ke guru-guru. Saya berusaha untuk selalu mendapatkan nilai
tertinggi dan berpartisipasi paling aktif di kelas agar dapat memotivasi teman-teman yang
lain. Saya juga berusaha untuk berkomunikasi dan membangun hubungan interpersonal
dengan teman-teman sehingga saya lebih memperdalam hubungan dengan mereka.
Sejauh ini, saya belum mendapat keluhan dari dosen maupun teman-teman, dan saya
tetap berniat untuk menjadi ketua kelas pada semester-semester berikutnya.
c) Lingkungan Tempat Tinggal ( Misalnya : Karang Taruna)
Manfaat-manfaat mempelajari teori kepemimpinan dalam lingkungan tempat tinggal
saya, antara lain:
Mampu mendorong saya untuk menjadi promotor kegiatan di lingkungan tetangga
atau RT/RW.
Mampu mendorong saya untuk membangun hubungan interpersonal lebih baik
dengan tetangga.
Mampu mendorong saya untuk berbincang-bincang dengan RT maupun RW
untuk mempelajari lebih pengalaman dan tugas kepemimpinan.
Mampu mendorong saya untuk mengimplementasikan karakteristik
kepemimpinan di lingkungan tetangga.
Mampu mendorong saya untuk menjadi seseorang yang menonjol dan cukup
dikenal di lingkugan tempat tinggal saya.
Mampu mendorong saya untuk menjadi lebih bertanggungjawab sesuai
karakteristik kepemimpinan di lingkungan tempat tinggal saya.
Impelementasinya : Di lingkungan perumahan tempat tinggal saya, RT/RW 002/008
Cideng Barat, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, sering terjadi pencurian kaca spion
mobil-mobil penduduk oleh oknum tak bertanggung jawab.
Setelah mengalami pencurian kaca spion mobil Avanza saya untuk yang ketujuh kalinya,
saya tidak tinggal diam dan memimpin sekelompok tetangga yang juga menjadi korban
untuk meminta pertanggungjawaban pihak keamanan dan RW kompleks tempat tinggal
kami. Rupanya, baik pihak keamanan maupun RW tidak melakukan tindakan yang
berarti dan tidak memberikan jawaban yang memuaskan atas kurangnya
pertanggungjawaban bagi para penduduk.
Akhirnya, saya memutuskan untuk melaporkan kasus tersebut ke kepolisian terdekat, dan
memproses kehilangan tersebut melalui prosedur yang berlaku. Saya juga terlibat dalam
investigasi seorang polisi yang berlangsung selama 3 jam untuk menemukan petunjuk
dan tindakan pencegahan pencurian kaca spion. Akan tetapi, pencurian tersebut tetap
berlangsung meskipun para petugas keamanan berjanji untuk memperketat penjagaan
mereka.
Alhasil, saya pun memikirkan sebuah ide cemerlang untuk mengumpulkan dana dari para
tetangga untuk membeli dan memasang beberapa CCTV di setiap gang atas persetujuan
dan bantuan dari Pak RW. Saya juga menghimbau para tetangga untuk mengganti kaca
spion mobil mereka dengan kaca spion palsu yang lebih murah, sehingga para pencuri
enggan mengambilnya.
Para tetangga yang mengikuti saran saya tidak pernah mengeluhkan pencurian atas kaca
spion lagi. Saya merasa bangga turut membantu mereka memecahkan masalah tersebut
dan mencegah tindak kriminal di lingkungan tempat tinggal saya.
d) Organisasi kemahasiswaan di kampus, organisasi sosial seperti : Kegiatan
Kepemudaan di Gereja, Mesjid, Vihara, Pura , Klenteng, dan Tempat
Ibadah lainnya maupun organisasi kepemudaan lainnya.
Manfaat-manfaat mempelajari teori kepemimpinan dalam organisasi kepemudaan saya,
antara lain:
Mendorong saya untuk lebih aktif berpartisipasi dalam kegiatan organisasi
kepemudaan.
Mendorong saya untuk mencalonkan diri sebagai pemimpin organisasi
kepemudaan.
Memberikan ide-ide baru untuk kegiatan organisasi kepemudaan.
Menjalin hubungan interpersonal untuk menimbulkan pengaruh bagi anggota-
anggota lainnya.
Memotivasi anggota lainnya sesuai dengan fungsi kepemimpinan.
Implementasi : Semasa SMA, saya adalah anggota dari Klub Teater SMA Tarsisius I,
yang sempat mementaskan drama Kejatuhan Manusia di Universitas Atmajaya. Untuk
masuk keanggotaan klub yang bersifat eksklusif itu, saya perlu menunjukkan kemampuan
saya dalam seni akting melalui audisi yang diikuti lebih dari 100 pelajar di SMA
Tarsisius I. Atas pilihan sutradara Ivan, saya berhasil mejadi salah satu dari 9 anggota
utama dari Klub Teater SMA Tarsisius I.
Setelah berdiskusi dengan Kak Ivan, dan delapan anggota lainnya, kami pun
merencanakan untuk mementaskan drama berjudul The Adventure of Prince Parod.
Saat audisi kedua untuk memilih peran, saya mendapatkan peran utama sebagai Putri
Salju, yang digambarkan sebagai antagonis terkejam dalam drama itu. Selain sebagai
pemeran utama, saya juga menjadi koordinator busana pentas dan penerima tamu dalam
acara yang berbudget sekitar Rp 100.000.000,00 tersebut.
Kami dijadwalkan untuk latihan setiap 3 kali seminggu, termasuk pada hari Minggu.
Saya berinisiatif untuk mengirimkan pesan singkat melalui telepon selular kepada setiap
pemeran drama tersebut untuk mengingatkan mereka akan jadwal latihan tiap akhir pecan
yang tidak begitu disetujui oleh pemeran-pemeran lainnya. Saya berusaha menghubungi
setiap pemeran, baik dari pemeran inti hingga figuran. Jika ada pemeran yang kehilangan
semangat dan berniat untuk meninggalkan pentas yang dijadwalkan akan dilaksanakan
tanggal 15 Desember 2012 tersebut, maka saya berusaha memotivas dan menyemangati
mereka dengan menunjukkan betapa pentingnya mereka demi kelangsungan pentas
drama itu.
Sebagai koordinator kostum, tugas saya tidaklah mudah. Saya harus mencari sanggar
penyewaan busana dengan budget Rp.5.000.000,00 untuk 30 pemeran yang
membutuhkan berbagai kostum dengan ukuran yang beragam. Seringkali saya harus
meninggalkan mata pelajaran penting yang termasuk dalam mata pelajaran Ujian Akhir
Nasional untuk mengunjungi berbagai tempat penyewaan kostum, melakukan penawaran
dengan pengurus sanggar, memotret kostum, mengadakan pengukuran tinggi dan badan
pemeran, serta mencari kostum yang tidak tersedia.
Menjelang hari pentas, seluruh koordinator dan pemeran utama mendapat panggilan dari
Wakil Kepala Sekolah yang menyatakan bahwa dana yang terkumpul tidak mencukupi,
sehingga kami harus menunda pementasan, mengurangi jumlah pemain, dan mengganti
naskah kami.
Saya pun bertugas untuk memilih dan menjadwalkan ulang penyewaan kostum dan
meminta maaf pada pemeran lain yang harus mengorbankan peran mereka karena
penulisan ulang naskah, yang menyebabkan kami harus mengurangi sekitar 18 pemain.
Pentas drama pun dijadwalkan ulang pada akhir Maret 2013, dan saya harus
mengundurkan diri dari tawaran pemain utama karena saya harus konsentrasi belajar
untuk Tryout dan Ujian Akhir Nasional.
Namun saya tetap menyelesaikan kewajiban saya sebagai Koordinator Kostum, dan
Penerima Tamu, dengan memilihkan beberapa murid berpenampilan dan perilaku terbaik
untuk mengantar para penonton ke dalam teater. Syukurlah, pementasan drama yang
direvisi judulnya menjadi Kejatuhan Manusia pun berlangsung lancar dan menuai
banyak pujian.
Saya merasa bangga karena saya tidak meninggalkan tanggung jawab saya dan telah
melakukan tugas saya dengan baik, bahkan ketika diberi tugas yang melebihi kewajiban
saya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai