Anda di halaman 1dari 12

Tugas 3 ANALISIS LINGKUNGAN (SOCIETAL ENVIRONMENT DAN TASK ENVIRONMENT SERTA CONTOHNYA)

Oleh:

ANDI RAHMAT AL FAJRI (A31111295)

Fakultas ekonomi dan bisnis UNIVERSITAS HASANUDDIN 2013

DAFTAR ISI SAMPUL .........................................................................................................................1 DAFTAR ISI....................................................................................................................2 PEMBAHASAN Model Manajemen Strategi ..................................................................................3 Lingkungan ..........................................................................................................7 Contoh Societal Environment dan Task Environment.........................................8

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................

1. Model Dasar Manajemen Strategik Sebelum menjelaskan tentang environmental scanning beserta contoh-contohnya, baiknya terlebih dahulu dijelaskan tentang elemen dasar manajemen strategi. Manajemen strategik terdiri atas empat elemen dasar, yaitu:

1. Pemindaian Lingkungan (Environmental Scanning)


Pemindaian lingkungan adalah memonitor, mengevaluasi, dan mencari informasi dari lingkungan eksternal maupun internal bagi orang-prang penting dalam perusahaan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor strategis elemen eksternal dan internal yang akan menentukan masa depan perusahaan. Cara sederhana dalam melakukan pemindaian lingkungan adalah Analisis SWOT. SWOT adalah kependekan dari strengths (kekuatan), weaknesses (kelemahan), opportunities (peluang) dan threats (tantangan), yang merupakan faktor strategis bagi perusahaan. Digunakan, dan pasar yang dilayani. Misi sempit juga membatasi kesmepatan-kesempatan untuk tumbuh. Sedangkan misi luas, melebarkan jangkauan aktivitas organisasi untuk memasukkan tipe produk atau jasa, pasar dan teknologi.

2. Perumusan Strategi ( Strategy Formulation)


Perumusan strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk manajemen efektif dari kesempatan dan ancaman lingkungan, dilihat dari kekuatan dan kelemahan perusahaan. Setelah mengetahui yang menjadi ancaman yang dihadapi perusahaan, peluang atau kesempatan yang dimiliki, serta kekuatan dan kelemahan yang ada pada perusahaan, maka selanjutnya kita dapat menentukan atau merumuskan strategi perusahaan. Perumusan strategi meliputi menentukan misi perusahaan, menentukan tujuan-tujuan yang dapat dicapai, pengembangan strategi, dan penetapan pedoman kebijakan. a. Misi Misi organisasi adalah tujuan atau alasan mengapa organisasi tersebut berdiri atau ada. Pernyataan misi organisasi yang disusun dnegan baik, mengidentifikasikan tujuan mendasar dan yang membedakan suatu perusahaan dengan perusahaan lain, dan mengidentifikasi jangkauan operasi perusahaan dalam produk yang ditawarkan dan pasar yang dilayani. Misi mengembangkan harapan pada karyawan dan mengkomunikasikan pandangan umum untuk kelompok pemegang saham utama dalam lingkungan kerja perusahaan.

Misi dapat ditetapkan secara sempit ataupun secara luas. Tipe pernyataan misi sempit menegaskan secara jelas bisnis utama organisasi, misi ini juga secara jelas membatasi jangkauan aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan produk atau jasa yang ditawarkan. b. Tujuan Tujuan merupakan hasil akhir aktivitas perencanaan. Tujuan merumuskan apa yang akan diselesaikan dan kapan akan diselesaikan, dan sebaiknya diukur jika memungkinkan. Pencapaian tujuan perusahaan merupakan hasil dari penyelesaian misi. c. Strategi Strategi perusahaan merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana perushaan akan mencapai misi dan tujuannya. Strategi akan memaksimalkan keunggulan kompetitif dan meminimalkan keterbatasan kemampuan bersaing. Strategi ada yang dinamakan dengan strategi eksplisit atau strategi yang dinyatakan, yaitu strategi yang dengannya bberapa hal dapat diperdebatkan, seprti pengembangan akuisisi lini produk baru. Akan tetapi, investigasi lebih lanjut barangkali menyatakan adanya strategi implisit yang sangat berbeda. Manajer di semua level mungkin mengakui bahwa perusahaan digambarkan dalam rencana strategi yang mereka lakukan berbeda, tetapi bebrapa akan berani mengakuinya. Seringkali satu-satunya cara untuk melihat strategi implisit perusahaan adalah dnegan tidak memperhatikan apa yang dikatakan oleh para manajer , melainkan memperhatikan apa yang mereka lakukan. Strategi implisit dapat berasal dari kebijakan perusahaan, program-program yang disetujui (dan tidak disetujui) dan anggaran yang telah di sahkan. Program divisi-divisi yang didukung dengan anggaran yang besar dan ditangani oleh para manajer yang dipertimbangkan untuk mendapatkan jalur promosi cepat, menunjukkan di mana perusahaan menempatkan energi dan biayanya. d. Kebijakan Kebijakan menyediakan pedoan luas untuk pengambilan keputusan organisasi secara keseluruhan. Kebijakan juga merupakan pedoman luas yang menghubungkan perumusan strategi dan implementasi. Kebijakan-kebijakan tersebut diinterpretasi dan diimplementasi melalui strategi dan tujuan divisi masing-masing. Divisi-divisi kemudian akan

mengembangkan kebijakannya sendiri, yang akan menjadi pedoman bagi wilayah fungsionalnya untuk diikuti.

3. Implementasi Strategi (Strategy Implmentation)

Implementasi strategi adalah proses dimana manajemen mewujudkan strategi dan kebijakannya dalam tindakan melalui pengembangan program, anggaran, dan prosedur. Proses tersebut mungkin meliputi perubahan budaya secara menyeluruh, struktur dan atau sistem manajemen dari organisasi secara keseluruhan. a. Program Program adalah pernyataan aktivitas-aktivitas atau langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan perencanaan sekali pakai. Program melibatkan restrukturisasi perusahaan, perubahan budaya internal perusahaan atau awal dari suatu usaha penelitian baru. b. Anggaran Anggaran adalah program yang dinyatakan dalam bentuk satuan uang, setiap program akan dinyatakan secara rinci dalam biaya yang dapat digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan. Angaran tidak hanya memberikan perencanaan rinci dari strategi baru dalam tindakan, tetapi juga menentukan dengan laporan keuangan proforma yang menunjukkan pengaruh yang diharapkan dari kondisi keuangan perusahaan. c. Prosedur Prosedur atau sering disebut dengan standard operating procedures (SOP) adalah sistem langkah-langkah atau teknik-teknik yang berurutan yang menggambarkan secara rinci bagaimana suatu tugas atau pekerjaan diselesaikan. Prosedur secara khusus merinci berbagai aktivitas yang harus dikerjakan untuk menyelesaikan program-program perusahaan.

4. Evaluasi dan Kontrol (Evaluation and Control)


Evaluasi dan kontrol mengukur apa yang dapat dihasilkan atau diraih oleh perusahaan. Hal ini berarti membandingkan antara kinerja perusahaan dengan hasil yang diharapkan perusahaan. Kinerja adalah hasil akhir dari suatu aktivitas. Ukuran apa yang dipilih untuk mengukur kinerja tergantung pada unit organisasi yang akan dinilai dan tujuan yang akan dicapai. Tujuan yang telah dibuat terlebih dahulu pada bagian formulasi strategi dari proses manajemen strategik (seperti profitabilitas, pangsa pasar, pengurangan biaya dan sebagainya) harus digunakan semestinya untuk mengukur kinerja perusahaan jika strategi tersebut telah diimplementasikan. Sebagai hasil akhir suatu aktivitas, termasuk ke dalam kinerja adalah hasil yang aktual dari proses manajemen strategik. Praktik strategik manajemen dijustifikasi dalam hal stabilitasnya dalam hal maningkatkan kinerja perusahaan, khususnya yang diukur dengan laba dan tingkat pengembalian investasi. Dalam evaluasi dan kontrol yang efektif, manajer

harus mencari informasi yang jelas dan tidak bias dari bawahannya. Dari informasi tersebut dapat diketahui apa sebenarnya yang terjadi dan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Dalam mengukur kinerja, harus dipertimbangkan ukuran yang tepat. Beberapa ukuran, seperti tingkat pengembalian investasi (ROI) dianggap tepat untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan atau divisi untuk mencapai tujuan profitabilitas. Tetapi ukuran ini tidak cukup untuk mengukur tujuan lain perusahaan seperti tanggungjawab sosial atau pengembangan karyawan. Walaupun demikian, profitabilitas memang merupakan tujuan utama perusahaan. ROI dapat dihitung hanya jika laba telah dijumlahkan secara total dalam jangka waktu tertentu. Hal tersebut akan memperlihatkan apa yang terjadi setelah adanya fakta, bukan apa yang sedang terjadi atau yang akan terjadi. Oleh karena itu, perusahaan tetap harus mengembangkan pengukuran prifitabilitas. Hal ini merupakan steering control, karena mengukur variabel yang mempengaruhi profitabilitas masa yang akan datang. Selain itu, harus dipertimbangkan pula jenis pengendalian. Pengendalian dibangun dengan fokus pada kinerja aktual, pada aktivitas yang menghasilkan kinerja, atau pada sumberdaya yang digunakan dalam menghasilkan kinerja. Pengendalian prilaku (behavior control) mengkhususkan pada bagaimana sesuatu harus dikerjakan melalui kebijakan, aturan, standar prosedur dan operasi, dan perintah dari atasan. Pengendalian output (output control) mengkhususkan pada apa yang harus dicapai dengan fokus pada hasil akhir dari prilaku melalui penggunaan target tujuan dan kinerja. Pengendalian input (input control) fokus pada sumberdaya, seperti pengetahuan, keahlian, kemampuan, nilai, dan motif karyawan. Untuk lebih memperjelas gambaran mengenai model manajemen stratejik, berikut ini gambar dari model manajemen stratjik

Gambar 1 Model Manajemen Stratejik

Environmental Scanning

Strategy Formulation

Strategy Implementation

Evaluation and Control

External

missio n

objective s

Societal Environment: General forces

strategies Policies
Programs

Reason for eistence What result to accomplish by when Plan to achieve the

Budgets Procedures

Internal Task Environment: Industry Analysis Structure :

6
Performance

2. Lingkungan Lingkungan merupakan unsur-unsur yang ada disekitar organisasi baik yang terdapat diluar organisasi (lingkungan eksternal) dan di dalam organisasi (lingkungan internal). Lingkungan eksternal terdiri atas variabel-variabel peluang dan tantangan yang

berada diluar organisasi dan tidak dapat dikontrol dalam jangka pendek oleh manajemen. Lingkungan eksternal dapat berupa kekuatan umum dan trend didalam keseluruhan lingkungan sosial atau faktor khusus dalam operasi organisasi (lingkungan tugas). Lingkungan internal dari suatu perusahaan terdiri atas variabel-variabel (kekuatan dan kelemahan) yang berada di dalam organisasi itu sendiri dan biasanya masih dapat dikontrol dalam jangka pendek. Variabel ini meliputi struktur, budaya dan sumber daya perusahaan. Dalam melakukan pemindaian lingkungan, manajer strategik harus menyadari beberapa variabel dari lingkungan, yaitu adanya lingkungan sosial dan tugas perusahaan. Lingkungan sosial (societal environment) meliputi kekuatan yang tidak secara langsung menyentuh aktivitas jangka pendek, tetapi sering mempengaruhi keputusan jangka panjang. Lingkungan sosial terdiri atas: Kekuatan ekonomi Kekuatan teknologi Kekuatan politik-hukum Kekuatan sosial budaya.

Lingkungan tugas (task environment) meliputi unsur atau kelompok yang secara langsung mempengaruhi perusahaan, dan pada gilirannya akan dipengaruhi oleh perusahaan. Lingkungan tugas meliputi pemerintah, komunitas lokal, pemasok, pesaing, pelanggan, kreditor, serikat pekerja, kelompok kepentingan tertentu dan asosiasi dagang. Lingkungan tugas, sering disebut industri dimana perusahaan beroperasi. Analisis industri (yang dipopulerkan oleh Michael Porter) mengacu kepada pencarian yang mendalam atas faktorfaktor kunci dalam lingkungan tugas perusahaan. Berikut dibawah ini gambar dari variabelvariabel lingkungan. Gambar 2.2. Environmental Variables

Societal Environment

Sociocultural Forces Governments Special Interest Groups Customers

Task Environment (Indusry) Shareholders Suppliers Internal Environment

Economic Forces

Employees/ Labor Unions Competitors

Structure Culture

Creditors

Trade Associations Resources Communities

Poitical-Legal Forces

Technological Forces

3. Contoh Societal Environment dan Task Environment

a.

Societal Environment Beberapa contoh dari societal environment adalah sebagai berikut : 1. Teknologi. Teknologi merupakan seperangkat alat yang dapat dapat digunakan organisasi untuk mentransformasikan sumber-sumber daya menjadi produk atau jasa. Dalam beberapa dekade terakhir ini, organisasi telah menjadi bagian dari revolusi teknologi. 2. Dimensi Sosial dan Budaya. Dimensi ini meliputi kebiasaan, nilai serta karak teristik demografis suatu kelompok masyara kat. Kebiasaan dan nilai yang berlaku dalam masyarakat akan membatasi sejumlah factor sebagai landasan untuk
8

memahami apa yang dapat dan yang tidak dapat dilakukan oleh organisasi. Sementara karakteristik demografis dapat dipahami sebagai distribusi individual dalam suatu masyarakat yang dapat digolongkan berdasarkan umur, jenis kelamin, marital status, pendapatan, dan beberapa karakteristik lainnya yang diper kirakan menentukan pola-pola konsumsi masyarakat. 3. Iklim ekonomi (economic climate). Iklim ekonomi merujuk pada the overall health dari suatu sistem ekonomi tertentu di mana organisasi beroperasi . Kondisi kesehatan suatu sistem ekonomi bevariasi dalam dimensi waktu dan tempat, seperti misalnya saat di mana permintaan terhadap suatu produk meningkat dan tingkat pengangguran berada pada titik yang paling rendah dapat dikatakan sebagai pencerminan kondisi relative prosperity, demikian pula jika terjadi sebaliknya merupakan pencerminan kondisi relatively low prosperity. Dalam kondisi di mana kegiatan ekonomi sangat lamban, maka iklim ekonomi bersifat resesif. Kondisi ini bersifat siklikal di mana antara prosperity-low dan prosperityrecession berjalan silih berganti. Keadaan yang demikian ini dapat dipahami sebagai business cycle. 4. Dimensi Hukum dan Politik. Dimensi legal dan politik meliputi seperangkat hokum dan sistem perundang-undangan yang secara signifikan mempengaruh situasi bisnis. Hubungan antara pemerintah dan bisnis sifatnya situasional. Di AS, misalnya, hubungan ini mengalami pasang surut dengan terciptanya beberapa kebijakan politik yang kadang menguntungkan dan kadang merugikan kalangan dunia usaha. Di Inggris, khususnya pada masa pemerintahan Margareth Thatcher, kebijakan-kebijakan pemerintah

dikenal sangat suportif bagi kemajuan dunia usaha. Demikian pula di Jepang, korelasi erat antara pemerintah dan dunia usaha telah mengantarkan negeri ini pada posisi puncak di antara negara-negara industri lainnya. 5. Peristiwa dan Kecenderungan Internasional. Tidak ada satu pun komponen lingkungan organisasional yang bersifat volatile (mudah berubah) selain peristiwa dan kecenderungan

internasional. Salah satu perubahan fenomenal dapat dilihat pada transisi ekonomi negeri Uni Sovyet pada masa pemerintahan Michael Gorbachev
9

yang semula bersifat command economies di mana pemerintah mendominasi perencanaan produksi dan distribusi barang dan jasa serta penetapan harga berubah menjadi market-based economies di mana kalangan dunia usahalah yang memiliki otoritas untuk membuat dan melaksanakan kebijakan bisnisnya. b. Task Environment Tidak seperti lingkungan umum yang ber sifat eksternalitas, lingkungan tugas sifatnya sangat spesifik bagi organisasi tertentu. Apa yang dihadapi oleh dan terjadi dalam suatu organisasi belum tentu secara sama dihadapi dan terjadi oleh organisasi lainnya. Sebagai suatu contoh lingkungan tugas di IBM misalnya sangat berbeda keadaannya dengan lingkungan tugas di Microsoft meski pun dua organisasi tersebut memiliki kesamaan dalam core businessnya. Dalam lingkungan ini dapat diidentifikasi sejumlah komponen utama yaitu pelanggan organisasi, pesaing, mitra, pemasok, dan regulator. Beberapa contoh dari task environment :

1. Pelanggan. Pelanggan organisasi (Organizations Customers) dapat dipahami sebagai individu, kelompok atau bahkan or ganisasi lainnya yang membutuhkan produk barang atau jasa yang dihasilkan oleh organisasi. Beberapa organisasi telah merancang strategi untuk memuaskan ke butuhan pelanggan mengingat tanpa kepuasan pelanggan organisasi akan kehilangan citranya. 2. Pesaing (competitors). Pesaing atau rival merupakan pihak atau organisasi tertentu yang secara langsung berkompetisi dengan organisasi lainnya dalam

mendayagunakan sumberdaya yang terbatas, memuaskan pelanggan, dan sebagainya. 3. Mitra (partners) Mitra usaha terdiri dari dua atau lebih orang atau kelompok yang bekerja secara kooperatif guna meraih tujuan bersama. Bentuk kerjama dua atau lebih badan dalam dunia bisnis ini lazim disebut sebagai partnership atau kemitraan. Pemasok (suppliers). Pemasok merupakan

10

suatu organisasi yang mendistri busikan atau memberi sumber daya baik yang bersifat tangible mau pun intangible bagi organisasi lainnya. 4. Regulator (regulators) Regulator merupakan pihak luar organisasi yang me miliki otoritas mengendalikan atau mengatur dan mempengaruhi sebuah kebijakan dan praktek internal organisasi tertentu. Sebagai satu contoh misalnya government regulatory agencies yang merupakan unit pemerintahan secara nasional atau lokal yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi dan mengendalikan kegiatan-kegiatan organisasi guna memastikan bahwa mereka telah berjalan sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Contoh lainnya adalah private interest groups yaitu lembaga privat atau kelompok non pemerintah yang berupaya mempengaruhi kebijakan dan prosedur suatu organisasi 5. Respon Organisasi terhadap Perubahan Lingkungan Dalam merespon perubahan, Barney & Griffin (1992), menyatakan organisasi dapat melakukannya dengan beberapa strategi yang dapat dikelompokkan menjadi dua jenis keputusan, yaitu mengadaptasi lingkungan dan secara aktif mempengaruhi lingkungan. Mengadaptasi lingkungan (Adapting to the environment): Organisasi dapat mengadaptasi perubahan lingkungan dengan cara mengantisipasi dan menyesuaikan segala perubahan yang diperkirakan akan mempengaruhi kinerjanya. Daya adaptabilitas suatu organisasi dapat ditempuh dengan forecasting dan planning terhadap perubahan serta dengan remaining flexibility.

Forecasting merupakan proyeksi masa depan dari suatu lingkungan organisasi. Sementara remaining (maintaining) flexibility dapat dipahami sebagai suatu upaya untuk menciptakan karakteristik organisasi yang secara lentur dapat mengubah strategi, struk tur dan perilaku dengan cepat sesuai perubahan yang terjadi. Mempengaruhi lingkungan ( Influencing the environment ): Organisasi dapat mempengaruhi lingkungan tugas dan strukturindustrinya dengan berbagai macam cara seperti advertising, product differentiation, joint venture, serta political lobbying. Advertising merupakan upaya organisasi untuk menyampaikan pesan kepada konsumen tentang berbagai produk yang dihasilkannya dengan melakukan publikasi intensif lewat berbagai media.
11

DAFTAR PUSTAKA http://hilariousdyna.blogspot.com/2010/03/tugas-softskill-manajemen-strategik.html (diakses pada tanggal 17 september 2013) http://kantinkuning.blogspot.com/2013/01/lingkungan-organisasi-bisnis_17.html pada tanggal 17 september 2013) (diakses

12

Anda mungkin juga menyukai