Anda di halaman 1dari 5

MANAJEMEN STRATEGIS SEKTOR PEMERINTAH

Abstrak –Manajemen startegis tidak hanya digunakan pada sektor privat atau swasta tetapi
juga telah diterapkan pada sektor publik atau pemerintah. Penerapan manajemen strategis
pada kedua jenis institusi tersebut tidalah jauh berbeda. Jika di sektor swastabertujuan
mencari laba, maka pada sektor pemerintah manajemen strategis lebih pada memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Kata Kunci: manajemen strategis, strategi, renstra, visi, misi

1. 1. PENDAHULUAN

Negara Kesatuan Republik Indonesia terdiri dari tujuh belas ribuan pulau, beraneka suku
bangsa dan adat istiadat namun satu tujuan dan satu cita-cita bernegara sebagaimana tertuang
dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Untuk
melaksanakan dan mencapai satu tujuan dan satu cita-cita tersebut diperlukan suatu rencana
yang dapat merumuskan secara lebih konkret mengenai pencapaian dari tujuan bernegara
tersebut. 2. LANDASAN TEORI 2.1. Metode Penelitian Kajian ini dilakukan dengan
metode observasi kepustakaan dan pencarian data melalui internet 2.2. Pengertian
Manajemen Strategis

1. Pengertian Manajemen

Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti “seni
melaksanakan dan mengatur. Mary Parker Follet, mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer
bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W.
Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan
efesien.

1. Pengertian Strategi

Menurut Stephanie K. Marrus, strategi didefenisikan sebagai suatu proses penentuan rencana
para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai suatu
penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Menurut
Hamel dan Prahalad, strategi merupakan suatu tindakan yang bersifat incremental (senantiasa
meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang
diharapkan oleh para pelanggan di masa depan.

1. Pengertian Manajemen Strategi

Manajemen strategi adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan, dan pengevaluasian
keputusan-keputusan lintas fungsional yang dapat memungkinkan suatu perusahaan mencapai
sasarannya. Manajemen strategis dalah proses penetapan tujuan organisasi, pengembangan
kebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran tersebut, serta mengalokasikan sumber
daya untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan pencapaian tujuan organisasi.
Manajemen strategis merupakan aktivitas manajemen tertinggi yang biasanya disusun
oleh dewan direksi dan dilaksanakan oleh CEO serta tim eksekutif organisasi tersebut.

1. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Manajemen Strategis Sesuai definisinya, manajemen strategis berfokus pada proses
penetapan tujuan organisasi, pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk mencapai
sasaran, serta mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan
pencapaian tujuan organisasi. Manajemen strategis mengkombinasikan aktivitas-aktivitas dari
berbagai bagian fungsional suatu bisnis untuk mencapai tujuan organisasi. Ada tiga tahapan
dalam manajemen strategis, yaitu perumusan strategi, pelaksanaan strategi, dan evaluasi
strategi. Aktivitas yang pertama dilakukan adalah merumuskan pernyataan visi dan misi
perusahaan. Visi yang dimiliki oleh perusahaan merupakan suatu cita-cita tentang keadaan di
masa depan yang diingin untuk terwujud oleh suluruh personel perusahaan, mulai dari
jenjang yang paling atas sampai yang paling bawah. Misi adalah penjabaran secara tertulis
mengenai visi agar visi menjadi mudah di mengerti bagi seluruh staf perusahaan. Langkah
berikutnya adalah menganalisis lingkungan eksternal dan internal perusahaan kemudian
menyusun dan memilih strategi yang harus dilakukan perusahaan agar dapat bersaing dengan
kompetitor lainnya.

Pada intinya, kunci manajemen strategi adalah seni dan tindakan bagaimana memenangkan
persaingan. Untuk mencapai keberhasilan tersebut, suatu organisasi harus mengembangkan
kompetensi tertentu, meliputi sumberdaya fisik dan keuangan, serta sumber daya non fisik
seperti teknologi, reputasi,dan lainnya.

3.2 Manajemen Strategis Sektor Pemerintah Manajemen Strategi yang dilakukan pada
sektor pemerintah merupakan upaya pemilihan strategi yang dilakukan pemerintah untuk
mencapai tujuan di masa depan dengan menganalisis situasi dan kondisi negara di masa
sekarang dan masa depan. Dalam penyelenggaraan pemerintah, terdapat perbedaan
pengelolaan dengan sektor privat. Perbedaan ini terutama disebabkan adanya perbedaan
karakteristik. Menurut Antoni dan Young (2003) karakteristik organisasi nonprofit adalah
ketiadaan ukuran laba, adanya pertimbangan pajak dan hukum,kecenderungan menjadi
organisasi jasa, kendala yang lebih besar pada tujuan dan sasaran,kurang tergantung pada
klien untuk dukungan keuangan, dominasi profesional, perbedaan dalam tata kelola,
pentingnya pengaruh politik, dan tradisi pengendalian manajemen yang kurang. Dari
karakteristik tersebut, ketiadaan motif laba merupakan ciri yang utama padaorganisasi sektor
publik. Adanya perbedaan karakteristik tersebut menyebabkan konsep dan praktik
manajemen sektor privat tidak dapat diterapkan sepenuhnya pada sektor publik.
Meskipundemikian tidak berarti bahwa sektor publik tidak dapat dilakukan dengan
manajemen kewirausahaan. Menurut Osborne dan Gabler (1992) terdapat sepuluh prinsip
dalammenerapkan kewirausahaan pada pemerintahan yaitu pertama, pemerintahan
kewirausahaan mendorong kompetisi diantara penyedia pelayanan. Kedua, pemerintah
mendayagunakan masyarakat dengan mendorong pengendalian masyarakat. Ketiga, ukuran
kinerja adalahoutcome bukan input. Keempat, Pemerintahan dikendalikan oleh tujuannya
atau misinyabukan oleh aturan dan regulasi. Kelima, pemerintah mendefinisikan kliennya
sebagaikonsumen. Keenam, pemerintah berusaha untuk mencegah timbulnya masalah
daripadamencari solusi setelah masalah terjadi. Ketujuh, pemerintah memanfaatkan
tenaganya untukmenghasilkan uang tidak sekedar membelanjakan. Kedelapan, pemerintah
mendorongdesentralisasi wewenang. Kesembilan, pemerintah lebih suka pada mekanisme
pasardaripada mekanisme birokrasi. Kesepuluh, pemerintah tidak menfokuskan pada
penyediaanpelayanan publik tapi sebagai katalisator semua sektor. Manajemen Strategi
Sektor Pemerintah berbeda dengan manajemen strategi dalam dunia bisnis atau perusahaan
komersil. Perusahaan komersil memiliki sasaran atau tujuan yang berfokus pada kepentingan
pemegang saham atau kelompok-kelompok tertentu. Perusahaan komersil dipimpin oleh
suatu dewan direksi. Dengan demikian, penetapan strategi pada suatu perusahaan
komersil lebih mudah dilakukan. Berbeda dengan pemerintah, dimana tujuannya adalah
kepuasan masyarakat secara keseluruhan, bukan kelompok. Pada pemerintahan terdapat
pembagian wewenang di setiap instansi, sehingga pembuatan keputusan lebih sulit. Dalam
pemerintahan juga tidak terdapat suatu ukuran yang cukup untuk menilai kinerja. Aplikasi
dari manajemen strategis pada organisasi sektor publik terdiri dari komponen yang sama
dengan sektor privat diantaranya pernyataan misi, pengamatan lingkungan, pengamatan
organisasi, sasaran dan implementasi, dan telaah dan monitoring implementasi. Menurut
Bryson pada organisasi sektor publik menekankan pada pentingnya proses perumusan strategi
yang terdiri dari delapan langkah interaktif yaitu perjanjian awal diantara pembuatan
keputusan, identifikasi mandat yang dihadapi organisasi pemerintah, klarifikasimisi dan nilai
organisasi, identifikasi peluang eksternal dan ancaman yang dihadapi organisasi, identifikasi
kekuatan internal dan kelemahan organisasi, identifikasi isu strategis, pengembangan strategi,
dan gambaran organisasi di masa mendatang. Manfaat yang diperoleh dengan penerapan
manajemen/perencanaan strategis pada organisasi sektor publik diantaranya adalah: 1.
Membantu organisasi pemerintah berpikir secara strategis 2. Mengklarifikasi arah mendatang
3. Meningkatkan kinerja 4. Membangun tim kerja dan keahlian 5. Memudahkan interface
administrasi politik dengan membangun hubungan kerjasama antara pejabat terpilih dan
manajer publik 3.2 Manajemen Strategis Sektor Pemerintah di Indonesia Berdasarkan
Pasal 4 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional, Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional disusun sebagai
penjabaran dari tujuan dibentuknya pemerintahan Negara Indonesia yang tercantum dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam bentuk
visi, misi dan arah pembangunan nasional. Dengan demikian, dokumen ini lebih bersifat
visioner dan hanya memuat hal-hal yang mendasar, sehingga memberi keleluasaan yang
cukup bagi penyusunan rencana jangka menengah dan tahunannya. RPJP Nasional
merupakan penjabaran dari tujuan dibentuknya Pemerintahan Negara Indonesia yang
tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
yaitu untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial dalam bentuk
rumusan visi, misi dan arah Pembangunan Nasional. RPJP menjadi pedoman dalam
penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) nasional yang memuat visi,
misi, dan program Presiden. Pentahapan rencana pembangunan nasional disusun dalam
masing-masing periode RPJM Nasional sesuai dengan visi, misi, dan program Presiden yang
dipilih secara langsung oleh rakyat. RPJM Nasional memuat strategi pembangunan nasional,
kebijakan umum, program kementerian/lembaga dan lintas kementerian/lembaga,
kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro yang mencakup
gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana
kerja yang berupa kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. RPJM
sebagaimana tersebut di atas dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang
merupakan rencana pembangunan tahunan nasional, yang memuat prioritas pembangunan
nasional, rancangan kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian
secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal, serta program kementerian/lembaga, lintas
kementerian/lembaga kewilayahan dalam bentuk kerangka regulasi dan pendanaan yang
bersifat indikatif. Adapun komponen rencana kerja tahunan tersebut di dalam Kementerian/
Lembaga atau unit dibawahnya adalah sebagai berikut:

1. a. Sasaran

Sasaran yang dimaksud pada rencana kinerja ini adalah sasaran sebagaimana dimuat dalam
dokumen renstra. Selanjutnya diidentifikasi sasaran mana yang akan diwujudkan pada tahun
yang bersangkutan beserta indikator dan rencana tingkat capaiannya (targetnya).

1. b. Program

Program-program yang ditetapkan merupakan program-program yang berada dalam lingkup


kebijakan tertentu sebagaimana dituangkan dalam Strategi yang diuraikan pada dokumen
rencana strategis. Selanjutnya perlu diidentifikasi dan ditetapkan program-program yang akan
dilaksanakan pada tahun bersangkutan, sebagai cara untuk mencapai sasaran yang telah
ditetapkan.

1. c. Kegiatan

Kegiatan adalah tindakan nyata dalam jangka waktu tertentu yang dilakukan oleh instansi
pemerintah sesuai dengan kebijakan dan program yang telah ditetapkan dengan
memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai sasaran dan tujuan tertentu. Dalam
komponen kegiatan ini perlu ditetapkan indikator kinerja kegiatan dan rencana capaiannya.

1. d. Indikator Kinerja Kegiatan

Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat
pencapaian suatu kegiatan yang telah ditetapkan. Indikator kinerja kegiatan yang akan
ditetapkan dikategorikan ke dalam kelompok: a. Masukan (Inputs) adalah segala sesuatu
yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dan program dapat berjalan atau dalam rangka
menghasilkan output, misalnya sumber daya manusia, dana, material, waktu, teknologi, dan
sebagainya; b. Keluaran (Outputs) adalah segala sesuatu berupa produk/jasa (fisik dan/atau
non fisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan program berdasarkan
masukan yang digunakan; c. Hasil (Outcomes) adalah segala sesuatu yang mencerminkan
berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah. Outcomes merupakan ukuran
seberapa jauh setiap produk jasa dapat memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat;
d. Manfaat (Benefits) adalah kegunaan suatu keluaran (outputs) yang dirasakan langsung
oleh masyarakat. Dapat berupa tersedianya fasilitas yang dapat diakses oleh publik;
e. Dampak (Impacts) adalah ukuran tingkat pengaruh sosial, ekonomi, lingkungan atau
kepentingan umum lainnya yang dimulai oleh capaian kinerja setiap indikator dalam suatu
kegiatan. Indikator-indikator tersebut secara langsung atau tidak langsung dapat
mengindikasikan sejauh mana keberhasilan pencapaian sasaran. Dalam hubungan ini,
penetapan indikator kinerja kegiatan merupakan proses identifikasi, pengembangan, seleksi
dan konsultasi tentang indikator kinerja atau ukuran kinerja atau ukuran keberhasilan
kegiatan dan program-program instansi. Setelah program atau kegiatan dilaksanakan dan
dinilai dengan indikator kinerja, langkah selanjutnya dalam manajemen strategis pemerintah
secara umum adalah pembuatan laporan, baik laporan keuangan atau laporan kinerja. Adapun
bagan Manajemen Stratejik dari perencanaan hingga Pelaporan adalah sebagai berikut.

1. 4. KESIMPULAN
Manajemen strategis memunginkan sebuah organisasi untuk lebih produktif alih-alih reaktif
dalam membangun masa depannya karena mrmiliki tujuan yang jelas membantu
mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang akan dilakukannya. Indonesia sebagai negara
berkembang yang wilayahnya sangat luas dan permasalahan yang kompleks memerlukan
strategi yang jitu agar setiap tujuan yang dicita-citakan para pendiri bangsan bisa tercapai.
Oleh karenanya, mempelajari dan mengaplikasian Manajemen Strategis di Sektor
Pemerintahan sangat penting. Pemerintah diharapkan bisa memajukan manajemen strategi
sektor publik, layaknya sektor swasta, mulai dari perumusan strategi, implementasi strategi,
hingga evaluasi strategi sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. DAFTAR REFERENSI
[1] Keputusan Menteri Keuangan Nomor 40 /Kmk.01/2010 tentang Rencana Strategis
Kementerian Keuangan Tahun 2010-2014 [2] Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor
Kep-105/Pj/2012 tentang Pengelolaan Kinerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak
[3] David, R Fred, Manajemen Strategis-Konsep, Penerbit Salemba Empat, Jakarta: 2009

Anda mungkin juga menyukai