Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Melakukan perencanaan bisnis merupakan langkah awal dalam
menjalankan bisnis, biasanya terdiri dari apa yang kita lakukan, kapan,
dan bagaimana cara lebih jelas mengenai tipe bisnis yang akan dirintis,
siapa saja yang akan menjadi pelanggan dan produk atau jasa apa
yang akan ditawarkan. Rencana bisnis dikembangkan dengan focus
kepada pemegang kepentingan. Rencana bisnis yang lengkap
biasanya termasuk suatu penaksiran lingkungan bisnis, rencana
manajemen, rencana pemasaran, dan rencana keuangan. Penaksiran
lingkungan bisnis meliputi lingkungan ekonomi, lingkungan industri, dan
lingkungan global.
Dalam rencana manajemen termasuk di dalamnya rencana
operasional menitikberatkan pada usulan struktur organisasi produksi
dan sumber daya manusia dalam perusahaan. Perencanaan
pemasaran meliputi lima langkah yaitu : target pasar, karakteristik
pasar, penentuan harga, distribusi, dan promosi. Selanjutnya rencan
keuangan terdiri dari dua yaitu kelayakan bisnis dan pendanaan bisnis.
Terkait jenis usaha kecil tidak perlu membuat rencana bisnis
yang rumit untuk memulai usahanya. Seringkali rencana bisnis dibuat
dalam bentuk catatan saat melakukan diskusi atau tanya jawab.
Seringkali juga orang memulai bisnis tanpa rencana sama sekali,
sehingga ide-ide menjadi kabur dan mereka tidak tahu apa yang
selanjutnya harus mereka lakukan. Dengan menulis sebuah rencana,
meskipun itu berupa catatan-catatan kecil, kita akan mendapatkan
gambaran yang lebih jelas mengenai jenis bisnis yang diinginkan, serta
bagaimana bisnis harus dikembangkan sejalan dengan perkembangan
zaman.

B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, kami merangkum
beberapa rumusan masalah yang diangkat antara lain :
1. Bagaimanakah pentingnya perencanaan bisnis?
2. Apakah Manfaat bussines plan?
3. Bagaimanakah rencana bisnis yang baik?

1
2

4. Bagaimana cara melakukan perencanaan kegiatan?


5. Apa saja proses-proses perencanaan usaha?

C. TUJUAN PENULISAN
Penulisan makalah yang mengenai tentang cara membuat usaha
baru ini memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah sebagai berikut :
1.       Untuk mengetahui cara-cara dalam membuat usaha baru.
2.       Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi dalam
membuat usaha baru.
3.       Untuk mengetahui cara melakukan perencanaan kegiatan.
4.       Untuk mengetahui proses-proses perencanaan usaha dalam
membuat usaha baru.

D. MANFAAT PENULISAN
Penulisan makalah yang mengenai tentang cara membuat
usaha baru ini memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah sebagai
berikut :
1. Manfaat Ilmiah bagi lingkungan akdemis
Kalangan akademis dapat memanfaatkan laporan ini
sebagai panduan ringkas menjadi seorang pembisnis  Selain
itu, dapat pula dijadikan  tolak ukur atau pun evaluasi mengenai
teknik-teknik memulai usaha baru sehingga tidak mendapatkan
kegagalan.
2. Manfaat Praktis bagi penunjang penelitian dan kebijaksanaan
Laporan ini dapat menjadi gambaran bahwa kalangan
mahasiswa juga belum tentu mempunyai kesadaran kritis dan
keberanian untuk selalu siap menjadi seorang Wirausaha/
pembisnis.
3. Manfaat Sosial bagi masyarakat umum
Bagi para pembaca pada umumnya, laporan ini dapat
dijadikan sebuah referensi pendukung dalam rangka membekali
diri menjadi seorang pembisnis hebat . Selain itu, juga dapat
dijadikan sebagai  informasi mengenai kegiatan dan
pengalaman yang umumnya dialami oleh seorang pembisnis
dalam membuka usaha baru.
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pentingnya Perencanaan Bisnis


Perencanaan bisnis adalah rencana-rencana yang berguna bagi
perusahaan untuk melihat ke depan, mengalokasikan sumber daya,
memfokuskan pada keypoint dan menyiapkan diri terhadap peluang
dan masalah (Berry, 2004). Atas dasar hal tersebut dapat disimpulkan
bahwa usaha memerlukan rencana-rencana untuk mengoptimalkan
pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan prioritas
perusahaan.
Tidak ada format bisnis plan yang paten karena disesuaikan
dengan kebutuhan dan tujuan perusahaan. Tetapi setidaknya suatu
rencana bisnis yang sederhana terdiri dari summary, misi, key success,
analisis pasar, dan proyeksi perhitungan laba rugi. Perencanaan usaha
diperlukan dalam kegiatan bisnis yang akan dilakukan maupun yang
sedang berjalan agar tetap berada dijalur yang benar sesuai dengan
yang direncanakan. Perencanaan usaha merupakan alat yang sangat
penting bagi pengusaha maupun pengambil keputusan kebijakan
perusahaan. Perencanaan usaha juga dapat dipakai sebagai alat untuk
mencari dana dari pihak ketiga (Rangkutti, 2005).
Menurut Bygrave, 1994 : 441 (dalam Buchari Alma, 2005 : 32)
mendefinisikan Business Plan sebagai dokumen yang disediakan oleh
enterpreuner yang memuat rincian tentang masa lalu, keadaan
sekarang dan kecenderungan masa depan dari sebuah perusahaan.
Isinya mencakup analisis tentang manajerial, keadaan fisik bangunan,
karyawan, produk, sumber permodalan, informasi tentang jalannya
perusahaan selama ini dan posisi pasar dari perusahaan. Business
Plan juga berisi tentang rincian profit, neraca pembayaran, proyeksi
aliran kas untuk dua tahun yang akan datang. Selain itu juga memuat
pandangan dan ide dari untuk dua tahun yang akan datang,
pandangan dan ide dari anggota tim manajemen serta menyangkut
strategi dan tujuan perusahaan yang hendak dicapai.
4

Perencanaan bisnis sangat penting bagi para wirausaha dan


orang-orang yang terlibat di dalam dunia bisnis karena beberapa
pertimbangan berikut (Anoraga, 2002 : 46):
1. Meningkatkan peluang untuk sukses
2. Mengembangkan misi bisnis
3. Menentukan pesaing utama
4. Menentukan cara yang benar dalam mengelola bisnis
5. Menentukan penghalang dalam bisnis
6. Sebagai alat pencapaian
Jadi perencanaan bisnis ini atau business plan merupakan
penelitian mengenai kegiatan organisasi sekarang dan yang akan
datang dan menyusun kegiatan untuk mendapatkan hasil yang
diinginkan yang dituangkan dalam suatu dokumen perencanaan.
Perencanaan bisnis/business plan merupakan penelitian mengenai
kegiatan organisasi sekarang dan yang akan datang dan menyusun
kegiatan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan yang dituangkan
dalam suatu dokumen perencanaan. Perencanaan bisnis sangat erat
hubungannya dengan wirausaha, sebab perencanaan bisnis ini dibuat
agar hasil penciptaan usaha yang dibuat mendekati dengan
kenyataannya.Diharapkan dengan perencanaan bisnis yang baik maka
perencanaan dengan kenyataannya memiliki perbedaan yang cukup 
kecil. Karena itu perencanaan bisnis ini dapat digunakan sebagai
pedoman penciptaan usaha.

B. Manfaat Bussines Plan


Perencanaan bisnis merupakan perencanaan yang sangat
spesifik. Penyusunannya harus mempertimbangkan kebutuhan dan
keinginan masing-masing bisnis secara individual. Perencanaan bisnis
yang baik juga harus menggambarkan dengan jelas karakteristik bisnis
yang sedang atau akan dilaksanakan, sehingga pihak-pihak yang
tertarik dengan bisnis ini dapat melihat secara transparan dan mengerti
secara jelas prospek perkembangan bisnis ini di masa yang akan
datang. Perencanaan bisnis diperlukan oleh pihak-pihak tertentu
sebagai bahan masukan utama dalam rangka pengkajian ulang, untuk
turut serta menyetujui atau sebaliknya menolak laporan tadi sesuai
5

dengan kepentingannya (Alma, 2005 : 12). Pihak-pihak tertentu


tersebut antara lain:
1.       Pihak Investor.
Calon investor akan mengetahui tentang keuntungan
yang akan diperoleh serta jaminan keselamatan atas modal
yang akan ditanamkannya.
2.       Pihak kreditor (bank)
Perencanaan bisnis tersebut akan digunakan sebagai
bahan untuk pengkajian ulang sebelum memutuskan untuk
memberikan kredit atau tidak.
3.       Pihak manajemen perusahaan
Pembuatan perencanaan bisnis ini merupakan suatu
upaya dalam rangka merealisasikan ide proyek yang ujung-
ujungnya bermuara pada peningkatan usaha dalam rangka
meningkatkan laba perusahaan.
4.       Pihak pemerintah dan masyarakat
Mengetahui proyek-proyek bisnis yang membantu
kebijakan pemerintah sehingga menjadi prioritas untuk dibantu.
Misalnya dengan subsidi atau keringanan lainnya.
5.       Tujuan pembangunan ekonomi
Mengetahui biaya dan manfaat tersebut antara lain
ditinjau dari aspek rencana pembangunan nasional, distribusi
nilai tambah pada seluruh masyarakat, nilai investasi per tenaga
kerja, pengaruh sosial, dan analisis pemanfaatannya maupun
beban sosial.

C. Rencana Bisnis Yang Baik


Ada beberapa kiat membuat rencana bisnis yang baik. (Suryana, 2003:75)
1.       Singkat dan padat
Tujuan jangka panjang didefinisikan sebagai hasil yang dicoba
untuk dicapai oleh perusahaan selama periode waktu tertentu, biasanya
lima tahun. tujuan jangka panjang lainnya, seharusnya dapat diterima,
fleksibel, terukur seiring berjalannya waktu , memotivasi, sesuai, dapat
dipahami, dan dapat dicapai.
Strategi utama didefinisikan sebagai pendekatan komprehensif
yang mengarahkan tindakan-tindakan utama yang dirancang untuk
6

mencapai tujuan jangka panjang. Lima Belas pilihan strategi utama


yang dibahas : pertumbuhan terkonsentrasi, pengembangan pasar,
pengembangan produk, inovasi, integrasi horizontal, integrasi vartikal,
diversifikasi konsentris, diversifikasi konglomerasi, putar haluan,
divestasi, likuidasi, kepailitan, usaha patungan, aliansi strategis, dan
konsorsium.
2.       Terorganisir rapi dengan penampilan menarik
Dalam merencanakan sebuah bisnis atau usaha yang harus
dilakukan dalam penyusunannya yaitu usaha tersebut harus disusun
secara teratur dalam satu kesatuan sehingga sistematis dan
berkesinambungan, akan tetapi rencana usaha ini harus disusun
sedemikian rupa secara menarik.
3.       Rencana yang menjanjikan
Dalam membuat bisnis atau usaha yang baru, jenis atau usaha
tersebut harus menjanjikan jangka panjang dan bersifat kontinunitas.
4.       Hindari melebih-lebihkan proyeksi
Gambaran yang dibuat dalam suatu usaha jangan dilebih-
lebihkan karena itu kurang baik.
5.       Kemukakan risiko-risiko bisnis yang signifikan
Secara sederhana dapat diartikan suatu keadaan atau faktor
yang mungkin memiliki dampak negatif pada operasi atau
profitabilitas suatu perusahaan. Kadang-kadang disebut sebagai risiko
perusahaan, risiko bisnis dapat menjadi hasil dari kondisi internal,
serta beberapa faktor eksternal yang mungkin nyata dalam komunitas
bisnis lebih luas.
Ada dua faktor dalam resiko bisnis yaitu faktor internal
(dalam) dan eksternal (luar). Faktor luar memiliki kecenderungan yang
lebih dominan. Salah satu resiko yang paling dominan adalah bahwa
perubahan dalam permintaan untuk barang dan jasa yang dihasilkan
oleh perusahaan.
Jika perubahan itu positif, dan permintaan pasar mengalami
peningkatan, maka resiko bisnis akan menurun. Sebaliknya, jika
permintaan pasar menurun, baik karena persaingan bisnis atau
perubahan kondisi ekonomi secara umum, maka faktor risiko untuk
investor akan meningkat secara signifikan. Ketika faktor resiko
perusahaan dianggap meningkat karena faktor luar yang berada di luar
7

kendali dari perusahaan, maka kemungkinan untuk menarik investor


baru sangat terbatas.

cara melakukan perencanaan kegiatan

1.      Tim terpercaya dan efektif


Tim memungkinkan perusahaan untuk lebih gesit, lebih fleksibel dan lebih
tanggap dalam menghadapi suatu tantangan atau masalah dan persaingan. Selain itu
banyak manajer yang menganggap bahwa tim dapat memotong jalur birokrasi
perusahaan dan memperlancar perkembangan ide baru. Sebagai hasilnya inovasi,
efisiensi dan produktivitas dapat meningkat.
2.      Target pasar
Target pasar adalah kelompok konsumen yang mempunyai ciri-ciri atau sifat
hampir sama (homogen) yang dipilih perusahaan dan yang akan dicapai dengan
strategi bauran pemasaran (marketing mix). Dengan ditetapkannya target pasar,
perusahaan dapat mengembangkan posisi produknya dan strategi bauran pemasaran
untuk setiap target pasar tersebut.
3.      Realistis
Realistis adalah cara berpikir yang penuh perhitungan dan sesuai dengan
kemampuan, sehingga gagasan yang akan diajukan bukan hanya angan-angan atau
mempi belaka tetapi adalah sebuah kenyataan. Seorang yang berwirausaha harus
mempunyai cara berpikir yang realistis jangan hanya sebuah angan-angan tetapi tidak
dilaksanakan.
4.      Spesifik
Rencana bisnis yang dibuat harus dijabarkan secara terperinci sampai akhir.
2.4         Penyusunan Bussines Plan
Dalam bukunya (Anoraga, 2002 : 27) yang berjudul Koperasi,
Kewirausahaann Dan Usaha Kecil, terdapat tujuh tahapan penyusunan rencana bisnis.
1.      Deskripsikan Bisnis secara Singkat, Detail dan Jelas
Langkah pertama menyusun perencanaan bisnis ialah menggambarkan bidang
usaha yang akan dijalankan. Buat daftar yang singkat, detail dan jelas tentang produk/
jasa yang akan Anda lakukan. Termasuk potensi usaha tersebut saat ini dan di masa
mendatang.
Sertakan juga peluang pasar, manfaat untuk konsumen, tempat produksi dan
memasarkan, kendala serta tantangan. Langkah ini untuk memudahkan Anda
8

menyelesaikan masalah dan urusan yang perlu di atasi sebelum memasarkan produk/
jasa.
2.      Lakukan Analisa Pasar
Anda perlu memahami seluruh aspek yang memiliki kaitan erat dengan pasar.
Hal ini sangat berguna untuk menentukan target pembeli dan target penjualan dalam
perencanaan bisnis. Buatlah analisa pasar yang berisi informasi detail tentang
kebutuhan konsumen, cara bisnis Anda bertemu pasar, mengiklankan, penyaluran
bisnis ke konsumen hingga besaran dana yang akan dikeluarkan.
3.      Analisa Pesaing
Jangan lupa untuk mengenal lebih dalam pesaing bisnis Anda di pasar yang
sama. Lakukan analisa dan ketahui apa kekuatan serta kelemahan dari produk/ jasa
yang dimiliki pesaing. Dari kekuatan pesaing, Anda bisa membuat strategi pemasaran
yang unik dan berbeda. Gunakanlah strategi yang tidak mudah ditiru dan
menghadang mereka memasuki jalan Anda.
Sementara dari kelemahan, bisa jadi tolak ukur membuat produk/ jasa yang lebih baik
dari pesaing. Satu hal yang pasti, tetaplah jujur dan bertindak realistis pada pihak
yang menjadi sumber dana bisnis Anda
4.      Gambarkan Desain dan Pengembangan
Menyusun perencanaan bisnis juga perlu membuat gambaran desain dan
pegembangan. Hal ini bisa menunjukkan tahap perencanaan dan grafik
pengembangan dalam onteks penjualan dan produksi. Gambaran ini juga sangat
bermanfaat untuk membuat rencana anggaran sesuai kebutuhan.
5.      Gambarkan Operasional dan Manajemen
Untuk langkah yang ini fungsinya ialah untuk keberlanjutan bisnis Anda.
Gambaran rencana operasional dan manajemen berfokus pada logistik. Seperti
pembagian tugas dan tanggung jawab tim manajemen, prosedur penugasan,
pengeluaran operasional dan anggaran yang dibutuhkan.
Anda juga perlu menonjolkan pengalaman tim manajemen untuk membangun
hubungan dengan investor. Para investor tentu ingin tahu kemampuan dna kekuatan
tim dalam memulai usaha dan mengembangkannya.
6.      Faktor Pembiayaan
Faktor terkait pembiayaan jadi salah satu poin penting dalam perencanaan
bisnis. Buat informasi keuangan yang cermat dan rinci terkait sumber serta
pengelolaan anggaran. Anda wajib membuat informasi keuangan dari awal usaha
hingga masa depan. Termasuk laporan keuangan, kas tahunan dan pencapaian yang
diinginkan terkait keuangan.
9

7.      Ringkasan Bisnis
Langkah terakhir ialah ringkasan yang berisi kesimpulan dari perencanaan
bisnis Anda. Agar berjalan dengan lancar, Anda bisa mencantumkan jadwal waktu
pada tiap langkah di atas. Membuat perkiraan waktu sangat efektif mendukung hal
penting dalam aktifitas memulai usaha.
Untuk investor, susunlah perencanaan bisnis Anda dengan baik dan tepat agar
nyaman dibaca dan mudah dipahami. Bagian ringkasan biasanya cukup dalam 1 atau
2 halaman saja.
Pada hakekatnya rencana bisnis disusun untuk jadi kerangka acuan
operasional bisnis dan mendorong rencana masa depan secara efisien. Rencana bisnis
juga bisa jadi jalan dalam menyusun strategi jitu mencapai tujuan yang diharapkan.
Namun penyusunan juga harus dikaji agar penerapannya berjalan dengan baik.
Ada prosedur standar untuk merealisasikan perencanaan bisnis. Di antaranya
pembangkitan gagasan, pengembangan, penyaringan, strategi, analisa, pengujian dan
komersialisasi. Untuk mengkajinya ada tiga aspek penting yang perlu dipahami.
Yakni aspek ekonomis, teknis dan masa depan bisnis. Jadi, susun dan kembangkan
perencanaan bisnis Anda dengan mempertimbangkan langkah di atas dan aspek
penting yang perlu ada. Penerapannya akan sangat berguna untuk memudahkan Anda
menjalankan bisnis.
2.5         Cara Memulai Usaha Baru
Analogi seorang yang memulai kewirausahaan ialah seperti seorang belajar
naik sepeda, pertama  kali duduk di atas sadel sepeda akan merasa gamang dan takut,
ragu-ragu untuk memulai mengayuh, takut jatuh atau nabrak namun ketika peadal
sepeda muali dikayu dan si anak dapat menguasai rasa takutnya, ternyuata naik
sepeda itu mudah semudah berjalan kaki. Membuat Kalkulasi perencanaan
pengeluaran menjadi sangat penting agar financial planing Anda tidak terlalu
melenceng.
Ada 11 (Sebelas) cara yang dapat dilakukan untuk  memulai usaha baru,
yaitu :
1.      Memilih Nama dan membuat Logo
2.      Memilih tempat usaha
3.      Membeli perlengkapan
4.      Pemenuhan terhadap mesin dan alat-alat produksi
5.      Merekrut pegawai
6.      Melakukan Training persiapan dan uji coba
7.      Memproduksi alat-alat promosi
10

8.      Pilihan legalitas usaha,formal atau non formal


9.      Peresmian
10.  Proses tambahan
11.  Belajar dari common mistakes.
2.6         Mengembangkan Ide Baru
Apakah setiap orang dapat menjadi seorang wirausahawan yang sukses?
Tentu saja jawabannya adalah dapat. Pertanyaan lebih lanjut adalah wirausahawan
atau pengusaha macam apa yang diinginkan? Apakah kita akan memulai dengan
menjadi wirausahawan berskala kecil atau berskala menengah? Banyak orang
membayangkan bahwa yang dimaksud menjadi wirausahawan berskala kecil itu
adalah usaha berskala rumah tangga. Misalnya toko sembako, penjual mie ayam,
pengusaha jasa laundry, penjual bubur ayam, pengecer pulsa, atau semua usaha bisa
dilakukan di rumah. Sedangkan usaha berskala menengah adalah usaha-usaha yang
sama namun sudah bercabangcabang, memiliki sekian banyak gerai atau sekian
banyak gerobag dorong.
Ada juga sementara orang yang membedakannya dengan melihat sumberdaya
yang dimiliki, baik berupa sumber daya manusia, teknologi, bahanbaku, keuangan
atau modal, kepemimpinan, dan sebagainya. Banyak buku pendidikan kewirausahaan
mulai dengan analisis berbagai sumber daya di atas. Biasanya disebutkan jikalau kita
memiliki sumber daya yang memadai maka kita dapat langsung menjadi
wirausahawan dengan skala menengah. Tetapi sebaliknya, buku-buku kewirausahaan
yang lebih empirik-praktis atau buku-buku “how to” kewirausahaan yang banyak
dibeli anggota masyarakat justru berpendapat sebaliknya. Pertanyaan yang mau
dijelaskan dalam buku-buku tersebut biasanya sekitar bagaimana memulai usaha dari
nol. Buku-buku semacam ini lebih mengedepankan tekad, cita-cita, kemauan dan
semangat berusaha yang besar disertai kerja keras.
Dua hal di atas sama-sama ekstrim kendati tidak ada yag salah. Memang
benar, dalam keadaan normal, biasanya orang memulai usaha dengan berusaha sekuat
tenaga untuk mencari modal sedikit demi sedikit, dengan berbagai sumber daya dan
fasilitas yang terbatas. Awalnya tentu mulai dengan menjadi wirausahawan berskala
kecil namun dengan ide-ide yang baru dalam menjalankan usaha. Sangat boleh jadi
banyak orang mengawali bisnisnya dengan perasaan ragu-ragu dan pesimistik tetapi
berakhir dengan keberhasilan yang gemilang. Akan tetapi tidak sedikit juga yang
memulainya dengan optimistik, persiapan yang matang, sumber daya yang cukup.
Hasil akhirnya ada yang berhasil ada yang tidak. Yang perlu digarisbawahi dalam hal
ini adalah mulailah dengan ide-ide baru.
11

Ide-ide untuk memulai sebuah usaha atau bisnis diawali dengan mengamati
lingkungan. Biasanya ide baru muncul sebagai hasil dari proses interaksi seseorang
dengan lingkungan. Oleh karena itu pilihan akan lingkungan dan bentuk bisnis harus
diamati dengan seksama. Di sini seorang wirausahawan harus jeli dalam menilai dan
menangani berbagai permasalahan dan peluang yang muncul di lingkungan tersebut.
Sebagai contoh, ada dua orang calon wirausahawan datang di sebuah
masyarakat di suatu tempat. Dua orang ini menemukan kenyataan yang sama bahwa
semua orang dalam masyarakat tersebut ternyata tidak memakai sepatu atau sandal.
Setelah mempelajari dan mengidentifikasi penyebabnya, calon wirausahawan A
menyimpulkan tidak ada gunanya memulai bisnis sepatu di sini karena A
berkeyakinan perilaku masyarakat yang tidak bersepatu atau sandal ini sudah
mendarah daging dan tidak bisa diubah.
Sebaliknya calon wirausahawan B berkesimpulan sebaliknya bahwa
masyarakat akan mengubah perilakunya kalau ada upaya meng-edukasi masyarakat
tersebut untuk bersepatu. Ide-ide bisnis yang dikembangkan oleh seorang
wirausahawan pada umumnya merupakan ide-ide praktis yang diyakini memiliki
kepastian untuk berhasil. Keberhasilan ini sering berawal dari usaha berskala kecil.
Oleh karena itu banyak penulis buku kewirausahaan menyarankan, mulailah berbisnis
dalam skala kecil.
Menurut sebuah survei yang dilakukan Peggy Lambing (2000) seperti yang
dikutip Suryana, sekitar 43% responden (wirausahawan) mendapatkan ide bisnis dari
pengalaman ketika mereka bekerja di perusahaan atau tempat-tempat profesional
lainnya. Dari pengalaman tersebut, mereka mengetahui cara-cara mengoperasikan
perusahaan. Sebanyak 15% responden menyatakan telah mencoba dan merasa
mampu mengerjakannya dengan baik. Dari para wirausahawan yang disurvai, 11% di
antaranya memulai usaha untuk memenuhi peluang pasar, sementara 46% lainnya
karena hobi.
Banyak cara atau jalan untuk menjadi berhasil dalam bisnis. Setiap orang bisa
mempunyai pengalaman yang berbeda-beda. Tidak ada satu jalan yang dianggap jalan
atau cara yang paling baik atau paling benar. Di samping faktor keberuntungan (luck
atau hoki), ada faktor lain yang mempengaruhi misalnya kerja keras, perencanaan
yang matang, pengamatan yang jeli, pemikiran kreatif, inovatifdan sebagainya.
2.7         Identifikasi Peluang Usaha
Sebuah (atau lebih) peluang usaha (business opportunities) dikatakan ada jika
di dalam pasar terdapat kemungkinan yang menguntungkan untuk menawarkan atau
12

menjual barang dan jasa yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan , keinginan, atau
preferensi konsumen .
Selanjutnya Frinzes mengidentifikasi ada tidaknya sebuah peluang usaha
berdasarkan tiga kondisi pasar sebagai berikut :
1.      Ketika sebuah produk atau jasa sudah ada di pasaran tetapi tidak atau belum dapat
memenuhi kebutuhan, keinginan, atau selera konsumen. Hal ini dapat terjadi karena :
Kualitasnya rendah, Produknya tidak user friendly atau tidak ramah pemakai,
Harganya terlalu mahal atau tidak rasional, Produk tidak sesuai dengan
keyakinan/kepercayaan pemakainya, Produk dinilai ketinggalan zaman, tidak sesuai
dengan mode atau trend, Konsumen merasa kesulitan memperoleh produk tersebut,
Tidak memiliki fitur yang membuat konsumen terkesan
2.      Adanya kenyataan atau kondisi ketika konsumen membutuhkan sebuah produk yang
dapat mengatasi persoalan yang mereka hadapi namun tidak ada di pasaran. Misalnya
sebuah produk yang dapat mempercepat proses pengeringan kaca atau lantai atau
mobil, cairan yang dapat dengan cepat memberihkan porselin atau keramik yang
sudah telanjur kotor dan sulit dibersihkan dengan cara biasa.
3.      Ketika ada sebuah inovasi (temuan baru) barang atau jasa yang sebelumnya tidak
diketahui oleh konsumen. Misalnya upaya menciptakan sebuah “atap” yang dapat
melindungi pengendara sepeda motor dari panas dan hujan. Sebuah alat serupa
payung yang dapat melindungi jemuran dari terpaan hujan dengan segera.
Kendati bukan perkara yang mudah, setidaknya ada 4 langkah strategis yang
diusulkan Frinzes untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan memilih sebuah
peluang bisnis yakni, pertama, mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan
konsumen ; kedua, memindai (scanning) atau menyaring lingkungan, mengevaluasi
individu dan masyarakat secara umum ; ketiga, meneliti secara cermat peluang-
peluang bisnis yang muncul ; keempat, memilih salah satu peluang dan
mempersiapkan sebuah rencana usaha.
Dari 4 langkah di atas, disebutkan bahwa langkah pertama yakni:
Mengidentifikasi kebutuhan atau keinginan konsumen merupakan langkah yang
paling banyak diberi perhatian. Mengapa? Karena setiap peluang bisnis dimulai
dengan adanya kebutuhan dan keinginan konsumen. Kebutuhan konsumen dianggap
sebagai sesuatu yang paling mendasar di dalam kehidupan. Namun demikian perlu
dicatat bahwa mengidentifikasi kebutuhan saja sebenarnya belumlah cukup memadai.
Para indutriwan atau pengusaha besar yang bergerak di bidang industri konsumsi
tidak hanya mengidentifikasi kebutuhan melainkan juga meng-create kebutuhan atau
menciptakan kebutuhan. Artinya menggarap konsumen agar mereka merasa butuh
13

atau setidak-tidaknya membuat mereka merasa tidak nyaman atau tidak percaya diri
kalau tidak mengkonsumsi barang dan jasa yang dihasilkan oleh para pemain industri
konsumsi besar. Pada suatu titik, seorang wirausahawan dituntut untuk itu.
Menurut Lambing (Suryana, 2003 : 70), ada dua pendekatan utama yang
digunakan wirausahawan untuk menemukan peluang dengan mendirikan usaha baru.
Pertama, pendekatan inside-out yakni pendekatan berdasarkan gagasan sebagai kunci
keberhasilan. Termasuk dalam kategori ini adalah mereka yang menentukan jenis
usaha berdasarkan ketrampilan, kemampuan, dan latar belakang diri sendiri. Kedua,
pendekatan the out-side in atau disebut juga opportunity recognition yakni
pendekatan yang menekankan pada basis ide bahwa suatu usaha akan berhasil apabila
menanggapi atau menciptakan suatu kebutuhan di pasar. Sudah barang tentu hal ini
didasari dengan pengamatan lingkungan yang cermat.
2.8         Isu-Isu Legal Bagi Seorang Wirausaha
Isu Legal dan Entrepreneur Entrepreneur yang akan memulai usaha baru akan
dihadapkan pada beberapa isu hukum/legal. Pertama adalah tentang apakah usaha
yang didirikannya termasuk usaha mikro, kecil, atau menengah. Masing-masing
usaha memiliki kriteria sendiri. Kedua, tentang persyaratan hukum dan perijinan yang
harus dipenuhi untuk memulai usaha baru. Yang terakhir adalah tentang hak cipta,
paten, merek, dan rahasia dagang.
            saha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; Usaha
Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur undang-undang
yaitu memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil
penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
Usaha Kecil Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi
kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yaitu,  memiliki
kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan
paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus jura rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.
300.000.000,00 (tiga ratus juta rupah) sampai dengan paling banyak Rp.
2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
14

Usaha Menengah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang


dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar. dengan
jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang yaitu memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah) sampai dengan Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan
lebih dari Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan
paling banyak Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
Usaha Besar Usaha besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan
oleh badan usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih
besar dari Usaha Menengah, yang meliputi usaha nasional milik Negara atau swasta,
usaha patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia.
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) SIUP adalah Izin Usaha yang dikeluarkan
Instansi Pemerintah melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota/Wilayah
sesuai domisili perusahaan. SIUP digunakan untuk menjalankan kegiatan usaha
dibidang Perdagangan Barang/Jasa di Indonesia sesuai dengan KLUI (Klasifikasi
Lapangan Usaha Indonesia).
Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) Aset penting seorang entrepreneur
yang harus dipahami yang terdiri dari hak cipta, paten, dan merek dagang Hak
kekayaan intelektual adalah suatu hak yang timbul sebagai hasil dari olah pikir otak
manusia yang dapat menghasilkan suatu produk atau suatu proses, yang berguna bagi
manusia.  Hak Cipta Hak cipta terkait dengan perlindungan terhadap setiap hasil
karya dan inovasi yang orisinal dalam bidang pengetahuan, seni dan
budaya. Berdasarkan Undang-Undang No. 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta,
disebutkan bahwa Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak
untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan ijin untuk
mengumumkan atau memperbanyak dengan tidak mengurangi batasan-batasan
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. 
2.9         Melakukan Perencanaan Wirausaha
Usaha atau bisnis adalah semua kegiatan yang dilakukan individu atau
kelompok yang dilaksanakan secara legal dengan menggunakan dan
mengkombinasikan sumberdaya atau faktor-faktor produksi untuk menyediakan
barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan memperoleh manfaat finansial, yaitu
laba bisnis atau usaha laba. Perencanaan adalah fungsi manajemen yang berhubungan
15

dengan pemilihan visi, misi dan tujuan, strategi, kebijakan, prosedur, aturan, program
dan anggaran.
Proses Perencanaan Usaha
1.      Mengidentifikasi peluang usaha, pada umumnya suatu produk berpotensi untuk laku
dijual dan menguntungkan apabila penawaran untuk produk
2.      tersebut masih kecil permintaannya. Peluang usaha muncul ketika permintaan pasar
lebih besar dari penawarannya.
3.      Menentukan jenis usaha yang akan dijalankan berdasarkan langkah identifikasi akan
diperoleh berbagai alternative jenis usaha yang akan dipilih.
4.      Melakukan studi kelayaan usaha, studi kelayakan usaha adalah cara yang ditempuh
untuk menentukan layak tidaknya suatu gagasan usaha yang dilaksanakan.
5.      Membuat proposal usaha.
Dalam mengembangkan kegiatan kewirausahaan, tahapan penting yang harus
diperhatikan meliputi :
1.      Tahapan Memulai Usaha
Pada tahap ini seseorang yang berniat melakukan usaha harus mengetahui
prinsip-prinsip pengelolaan usaha/bisnis.
2.      Tahapan Melakukan Usaha
Pada tahap ini seorang wirausahawan harus mengelola berbagai aspek yang
terkait dengan usaha yang dipilih. Aspek ini mencangkup manajerial kepemimpinan,
permodalan, SDM pendukung, pengelolaan usaha hingga ke pemasarannya.
3.      Mempertahankan Usaha
Dalam menjalankan usaha harus bisa memberi kepuasan pada pelanggan
dengan cara menyediakan barang atau jasa yang berkualitas dan bermanfaat dengan
waktu tepat sesuai dengan kebutuhan.
4.      Mengembangkan Usaha
Dalam mengembangkan usaha dan membuka usaha baru banyak unsur
ketidak pastian antara ide wirausaha dengan peluang. Oleh karena itu seorang
wirausaha dituntut siap menghadapi tantangan dan mampu mengambil resiko.

Cara memulai usaha/cara mendirikan usaha atau cara merintis


usaha yang pertama adalah :
1. Menentukan produk
16

Dalam menemtukan produk, kita dapat melihat berdasarkan tiga hal,


yang pertama adalah berdasarkan keahlian kita, menemtukan produk
berdasarkan keahlian kita, kita melihat apa yang dapat kita buat,
apakah kita ahli masak, atau kita dapat membuat kerajinan atau jasa,
nah keahlian kita itulah yang kita jadikan produk. Yang kedua adalah
menentukan produk berdasarkan trend, bertdasarkan trend ini kita
menentukan produk dengan melihat apa yang sedang digemari oleh
masyarakat, misalkan saja masyarakat diindonesia sedang gemar
dengan makanan pedas, nah dari situ kita dapat ikut serta dalam usaha
makanan pedas tersebut, kita belajar membuat makanan pedas, kita
bersaing. Dan cara menentukan produk yang ketiga adalah
menentukan produk berdasarkan peluang, menentukan produk
berdasarkan peluang ini kita melihat peluang apa yang ada yang dapat
kita manfaatkan untuk dijadikan produk, setelah kita menemukan
peluang usaha, kita manfaatkan peluang itu, kita jadikan peluang
tersebut sebagai usaha kita.

Cara memulai usaha/cara mendirikan usaha atau cara merintis


usaha yang kedua adalah :
2. Menentukan target pasar

Cara memulai usaha atau cara mendirikan usaha yang kedua ini, kita
harus menentukan sasaran pasar yang kita tuju, menentukan kepada
siapa produk kita akan dijual, apakah akan dijual kepada kalangan
atas, kalangan menengah atau kalangan bawah, jika kita akan menjual
produk kita kepada kalangan bawah maka kita sesuaikan dengan
kebutuhan atau daya beli kalangan bawah, saya rasa tidak mungkin
jika kita memproduksi barang mewah tetapi kita memasarkannya
kepada kalangan bawah. Atau kita menentukan target pasar kita
berdasarkan umur, apakah kita akan menjual produk kita kepada anak-
anak, atau kepada remaja, orang dewasa, atau kepada orang tua, kita
harus sesuaikan produk kita dengan kebutuhan mereka.

Cara memulai usaha/cara mendirikan usaha atau cara merintis


usaha yang ketiga adalah :
3. Menguji kelayakan usaha

Dalam menguji kelayakan usaha yang akan kita dirikan, setidaknya ada
tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu biaya investasi, biaya modal
kerja, dan prediksi kas masuk. Misalkan saja kita akan mendirikan
usaha warung bakso, disini biaya investasi meliputi berapa biaya yang
17

dibutuhkan sampai warung bakso tersebut berdiri ( biaya bangunan,


meja, kursi, dan lainya yang relatif tahan lama), untuk biaya modal
kerja, kita menghitung berapa yang dibutuhkan dalam suatu waktu
untuk warung bakso tersebut dapat beroperasi (biaya bahan baku
bakso, gula, dan lainnya yang sekali habis), sedangkan untuk prediksi
kas masuk kita menghitung laba yang kita peroleh dalam suatu waktu.

Studi dan Analisis kelayakan usaha - Dalam memulai usaha, setidaknya kita harus
memperhatikan beberapa hal, salah satunya adalah analisis kelayakan usaha, dalam
melakukan analisis kelayakan usaha kita akan melakukan pengujian terhadap usaha
yang akan didirikan, yang bertujuan untuk mengetahui apakah usaha yang akan
didirikan tersebut memang pantas atau layak untuk didirikan. Ya, layak atau tidak ?
itulah salah satu pertanyaan ketika ingin memulai usaha, kita tidak maukan usaha yang
telah kita dirikan dengan sekuat tenaga ternyata tidak sesuai dengan harapan kita
karena usaha tersebut sebenarnya tidak layak untuk didirikan, untuk itulah analisis
kelayakan usaha ini sangat penting untuk dilakukan saya rasa. Dalam melakukan
analisis kelayakan usaha, kita akan melakukan pengujian terhadap beberapa hal,
pengujian tersebut akan dilakukan terhadap biaya investasi, biaya modal kerja, dan
pengujian terhadap prediksi kas masuk, serta sebagai tambahan kita juga dapat untuk
mengetahui payback periodenya, jika nanti hasil dari pengujian pengujian tersebut dirasa
layak untuk dilakukan, maka kita dapat mendirikan usaha yang telah direncanakan
tersebut.

Biaya Investasi
Apa yang dimaksud dengan biaya investasi ? Biaya investasi merupakan biaya yang
dibutuhkan untuk membiayai pendirian usaha hingga usaha tersebut benar-benar dapat
berdiri, contoh nih, misalkan kita akan mendirikan sebuah usaha warung bakso, yang
dimaksud dengan biaya investasi disini seperti biaya bangunan, biaya untuk membeli
meja dan kursi, biaya untuk membeli kompor, biaya panci, dan biaya-biaya lainnya yang
relatif tahan lama ( tidak sekali pakai).

Biaya Modal Kerja


Biaya modal kerja dan biaya investasi tentu saja berbeda, jika biaya investasi
merupakan biaya yang dibutuhkan untuk pendirian usaha seperti yang telah saya
sebutkan diatas, lain jika biaya modal kerja, biaya modal kerja sendiri merupakan biaya
yang dibutuhkan untuk membiayai operasi usaha yang didirikan hingga usaha tersebut
benar-benar dapat beroperasi, contoh nih, kita ambil contoh sebelumnya bahwa kita
akan mendirikan usaha warung bakso, yang dimaksud dengan biaya modal kerja disini
seperti biaya daging sapi untuk membuat baksonya, merica dan sebagainya untuk
bumbu, bakmi, gula, dan biaya-biaya lainnya yang relatif sekali pakai.

Prediksi Kas Masuk


Setelah kita menganalisis biaya investasi yang dibutuhkan dan biaya modal kerja yang
dibutuhkan, selanjutnya kita perlu menganalisis prediksi kas masuknya untuk
mengetahui apakah usaha yang akan dijalankan akan mengalami keuntungan atau
malah mengalami kerugian. Sederhana saja, yang perlu kita lakukan untuk pengujian
prediksi kas masuk ini kita hanya perlu menghitung semua biaya dalam satu bulan, atau
satu minggu, atau bisa juga dalam satu hari, setelah itu kita juga harus menghitung
18

pendapatan yang diperoleh dalam satu bulan, atau satu minggu, atau dalam satu hari,
kemudian pendapatan yang diperoleh tersebut kita kurangkan dengan dengan semua
biaya yang telah terjadi.

Sedangkan untuk mengetahui payback periodenya, kita hanya perlu membagi total


biaya investasi yang dibutuhkan dengan laba bersih yang dapat kita peroleh dengan
melihat dari hasil pengujian prediksi kas masuk tersebut.
Namun, yang juga perlu diperhatikan selain point-point studi dan analisis kelayakan
usaha diatas, sebagai seorang muslim saya mengingatkan untuk menganalisis
kelayakan usaha dari segi islam juga, apakah usaha yang akan didirikan tersebut
mematuhi hukum-hukum islam, halal atau haram ? Yah, itulah sekedar pengingatan dari
saya yang juga seorang muslim, semoga dapat digunakan sebagai pertimbangan pula
dalam menganalisis kelayakan usaha. 

Cara memulai usaha/cara mendirikan usaha atau cara merintis usaha


yang keempat adalah :
4. Struktur manajemen

Cara memulai usaha atau cara mendirikan usaha yang keempat ini kita
menentukan struktur manajemen dalam usaha kita, apakah kita akan
menggunakan manajemen sederhana atau kita menggunakan menejemen
yang cukup rumit. Manajemen sederhana, yaitu hanya ada kita sebagai bos
dan karyawan sebagai anak buah yang membuat produk, tidak ada
manajemen pemasaran, manajemen operasi, dan manajemen lainnya selai
kita sendiri, sedangkan manajemen yang cukup rumit, selain kita sebagai bos
dan karyawan sebagai anak buah yang membuat produk, kita harus
membuat manajemen-manajemen lainnya, seperti manajemen keuangan.
operasi atau pemasaran, dan setiap manajemen tersebut memerlukan lagi
beberapa karyawan.

Cara memulai usaha/cara mendirikan usaha atau cara merintis usaha


yang kelima adalah: 
5. Modal

Mungkin modal menjadi sebuah hambatan untuk memulai atau mendirikan


usaha, bagi saya sendiri modal juga merupakan sebuah hambatan untuk
memulai usaha. Bisa kita bayangkan jika memulai usaha tanpa modal sama
sekali, apa bisa ?
Saya rasa dalam memulai usahasebuah modal tidak hanya sebatas pada
uang, tapi juga tenaga dan waktu, kalau modal tenaga dan waktu ini, saya
rasa akan terasa mudah jika kita memiliki keinginan yang besar dan kuat,
sedangkan modal uang tidak sesimpel itu saya rasa. Modal uang dapat
19

diperoleh melalui beberapa cara, yaitu dari tabungan sendiri, saham, obligasi,
dan lainnya. untuk menjelaskan ini lebih lanjut, silahkan anda kunjungi disini

Cara Mendapatkan Modal Usaha ! Cara Memperoleh Modal Usaha- Ketika seseorang
ingin mendirikan usaha lazimnya orang tersebut akan membutuhkan sebuah modal, baik
itu modal uang, modal tenaga, ataupun modal waktu, dalam artikel saya kali ini saya
akan berbagi bagaimana cara mendapatkan modal usaha.
Ada beberapa cara memperoleh modal usaha, diantarannya adalah sebagai berikut :
Cara mendapatkan modal usaha atau cara memperoleh modal usaha yang pertama
adalah :
1. Modal dari tabungan

cara mendapatkan modal yang satu ini mungkin cara yang paling mudah dilakukan, tapi
mungkin juga yang paling sulit dilakukan, mudah dilakukan ketika seseorang itu memang
memiliki tabungan, tak perlu cari modal usaha sana sini, tinggal ambil dari tabungan
saja, tapi itu juga memiliki resiko, bisa diperhatikan ketika seseorang merasa mudah
untuk mendapatkan modal usaha dari tabungan sendiri, kemungkinan akan cenderung
tidak takut akan kehilangan dan merasa tidak memiliki tanggung jawab terhadap modal
tersebut, berbeda dengan orang yang memperoleh modal usaha bukan dari
tabungannya sendiri, mungkin orang tersebut akan merasa lebih takut kehilangan dan
merasa memiliki tanggung jawab terhadap modal yang diperoleh tersebut, karena dia
ingin memanfaatkan modal yang ada semaksimal mungkin.

Cara mendapatkan modal usaha atau cara memperoleh modal usaha yang kedua
adalah :
2. Hutang berbasis syariah

Cara mendapatkan modal dengan hutang berbasiskan syariah ini tidak harus mencari
investornya dipasar modal, cukup dengan mencari hutang kepada orang-orang terdekat
saja, bisa kepada temen, kepada orang tua, atau bisa juga kepada saudara-saudara,
dan tentu saja kita tidak boleh lupa untuk mengembalikan hutang tersebut beserta
keuntungannya kepada pihak yang memberikan pinjaman tersebut, tentu saja
menggunakan metode syariah. Kenapa harus syariah ? ya, sebagai seorang muslim kita
harus memisahkan mana yang salah dan mana yang benar, mana yang boleh dan mana
yang dilarangkan gan...

Cara mendapatkan modal usaha atau cara memperoleh modal usaha yang ketiga
adalah :
3. Modal dari saham

Cara mendapatkan modal melalui saham ini juga tidak harus melalui pasar modal, kita
bisa kok memanfaatkan orang-oarang yang ada disekitar kita, seperti temen, saudara,
atau orang tua, kita bisa menawari mereka untuk berinvestasi diusaha yang akan kita
dirikan dengan persentase kepemilikan dan keuntungan tergantung dengan modal yang
disetor kepada kita.
Contoh, untuk mendirikan usaha, anda memerlukan modal sebesar Rp. 1.000.000, tapi
anda hanya memiliki modal sebesar Rp. 500.000, kemudian anda menawarkan kepada
5 temen anda untuk berinvestasi di usaha yang akan didirikan, kelima temen anda
20

semuanya sepakat untuk berinvestasi dengan menyetor uang sebesar Rp. 100.000
untuk masing-masing orang, nah disini anda memiliki persentase kepemilikan dan
keuntungan sebesar 50%, sedangkan temen-temen anda masing-masing memiliki
persentase kepemilikan dan keuntungan sebesar 10% 

500.000        x 100% = 50%

1.000.000
100.000        x 100% = 10%

1.000.000  

Cara mendapatkan modal usaha atau cara memperoleh modal usaha yang keempat
adalah :
4. Modal dari pinjaman

cara mendapatkan modal usaha dari pinjaman yang saya maksud ini hampir sama
dengan cara memperoleh modal usaha dari hutang bersasis syariah, tapi cara
mendapatkan modal usaha ini bukan dari temen, saudara, ataupun dari orang tua,
melainkan dari bank, kalau saya pribadi nih gan, kalau harus meminjam uang dibank,
kemungkinan besar saya akan meminjam dari bank syariah, kenapa ? ya, seperti yang
telah saya sebutkan diatas bahwa sebagai seorang muslim, kita harus membedakan
mana yang salah dan mana yang benar serta mana yang boleh dan mana yang dilarang.
Seperti yang saya ketahui jika kita meminjam uang di bank konvensional terdapat unsur
ribanya dan itu dilarang, sedangkan di bank syariah insyaALLAH sudah sesuai dengan
hukum atau aturan islam. Sedikit pembahasan mengenai agama, sebagai pengingat
untuk umat islam.
Cara memulai usaha/cara mendirikan usaha atau cara merintis usaha
yang keenam adalah :
 6. Bentuk usaha

Kita dapat menentukan bentuk usaha sesuai dengan yang kita inginkan,
apakah kita ingin bentuk usaha perorangan, atau PT, atau CV, ataupun
bentuk usaha lainnya yang mungkin dapat kita lakukan.

Dari 6 cara memulai usaha atau cara mendirikan usaha yang telah saya
sebutkan diatas, saya mengasumsikan bahwa usaha yang akan kita mulai
adalah usaha yang dimulai dari nol, selain mulai usaha dari nol sebenarnya
kita juga dapat memulai usah dengan membeli perusahaan lain atau kita juga
dapat melakukan waralab, tapi saya rasa itu relatif membutuhkan uang yang
lebih banyak daripada memulai usaha atau mendirikan usaha mulai dari nol.
Pada saat ini, seringkali melihat banyak orang tua yang menelantarkan
anaknya yang masih di bawah umur. Hal ini disebabkan oleh berbagai
macam factor yang melatarbelakanginya. Padahal jelas dipahami bahwa
anak yang masih di bawah umur sangat membutuhkan perhatian dari kedua
orang tuanya. Hal ini sangat memprihatinkan, sedangkan dalam Pasal 45
21

ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan,


dikatakan bahwa kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak
mereka sebaik-baiknya, namun pada kenyataannya banyak anak yang masih
ditelantarkan.
Terdapat banyak kasus penelantaran anak yang terjadi di Indonesia, namun
penulis akan mengambil satu dari berbagai kasus yang terjadi. Sebagai
contoh adalah 3 anak yang ditelantarkan oleh orang tua yang bernama L (25)
dan D (23) di sebuah rumah kontrakan di Jalan Pulo Indah Asri, Kelurahan
Petir, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang, sejak Senin tanggal 25 Januari
2010. Orang tuanya melakukan itu karena diduga sering cekcok dalam rumah
tangga. Ketiga anak itu adalah F (3), R (2), dan P (9 bulan). Karena ayah dan
ibunya tidak kunjung pulang, warga sekitar kontrakan yang sempat
mengasuh ketiga anak balita itu akhirnya melaporkan kasus tersebut ke
Polsek Cipondoh, pada hari Selasa 2 Februari 2010.
Kepala Polsek Cipondoh AKP Sukarna Jaya Atmaja mengatakan,
berdasarkan keterangan tetangga, suami-istri itu mengontrak rumah Nyonya
Gultom yaitu sejak lima bulan lalu. Dalam laporan tetangganya, L dan D
sering cekcok mulut. Puncak keributan itu terjadi Senin tanggal 25 Januari
2010. Setelah berantem, D meninggalkan rumah begitu saja tanpa membawa
ketiga anaknya. Pada malam harinya, L beranjak dari rumah di saat ketiga
anak tersebut sedang tertidur lelap. Selasa, keesokan harinya, ketiga anak
tersebut menangis histeris sehingga terdengar oleh pemilik kontrakan yang
langsung menghampiri rumah tersebut. Awalnya pemilik kontrakan itu
menduga mereka berantem. Karena anak-anaknya menangis
berkepanjangan, ia merasa curiga dan mencoba mengintip dari balik kaca
jendela.
Pemilik mendapatkan rumah kontrakan tersebut digembok.
Selanjutnya, ia berusaha mengetok-ngetok pintu rumah itu. Karena kedua
orangtua mereka tidak kunjung keluar, akhirnya pemilik kontrakan
memberitahukan kepada beberapa tetangga. Selanjutnya, warga langsung
mendobrak daun pintu rumah. Begitu pintu terbuka, kondisi ketiga anak itu
sudah lemas diduga karena kelaparan. Sejak saat itu ketiga anak balita
tersebut dirawat oleh tetangga yang merasa prihatin. Hingga berhari-hari
orangtuanya tidak pulang, warga akhirnya sepakat menyerahkan ketiga anak
balita itu ke Polsek Cipondoh, dan untuk sementara F dan R dititipkan ke
Yayasan Yadin di Nerogtog, Cipondoh, Tangerang, untuk dirawat. Sementara
itu, P dititipkan di tetanggannya dengan membuat surat pernyataan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini dimaksudkan untuk
mencari jawaban tentang penelantaran anak dan penyebabnya, serta
dampak dari penelantaran anak bagi anak yang menjadi korbannya, yang
diwujudkan dalam bentuk penulisan hukum yang berjudul: “TINJAUAN
MENGENAI PENELANTARAN ANAK OLEH ORANG TUA KANDUNG
DALAM PERSPREKTIF ANTROPOLOGI”
22

E. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, peneliti tertarik
melakukan penelitian dengan fokus kepada permasalahan–permasalahan
sebagai berikut:
1. Apakah yang Dimaksud Dengan Penelantaran Anak Oleh
Orang Tua Kandung dan Penyebabnya?
2. Bagaimanakah Dampak dari Penelantaran Anak Oleh Orang
Tua Kandung Bagi Anak yang Menjadi Korbannya ?

F. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui dan menganalisis penelantaran anak oleh orang
tua kandung dan penyebabnya.
2. Mengetahui dan memahami dampak dari penelantaran anak
oleh orang tua kandung bagi anak yang menjadi korbannya.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Penelantaran Anak Oleh Orang Tua Kandung dan Penyebabnya


Anak-anak memiliki posisi yang istimewa. Selain sebagai
cahaya mata keluarga anak juga pelestari pahala bagi orang tuanya.
Bagi sebuah keluarga anak adalah penerus nasab (garis keturunan).
Dengan demikian, selayaknya orangtua memelihara dan
23

memperhatikan pendidikan anak-anaknya. Kesadaran akan


pentingnya mendidik anak akan memotivasi setiap orangtua untuk
memperhatikan pendidikan dan pembinaan anak-anaknya agar
menjadi pribadi-pribadi yang mulia. Perhatian terhadap pendidikan
yang menghasilkan karakter yang kuat akan menjadi perhatian bagi
setiap keluarga. Bagi sebuah bangsa dan Negara, anak adalah
generasi penerus masa depan. Anak pada masa depan adalah aset
sumber daya manusia yang sangat berharga serta menentukan jatuh
bangunnya sebuah bangsa. Anak juga menjadi pewaris masa depan
yang akan menjadi pemimpin di masa depan. Perhatian terhadap anak
menunjukkan pentingnya posisi anak dalam ketahanan masyarakat
dan negara.
Penelantaran anak merupakan salah satu bentuk kekerasan,
berakar dari rumah tangga. Orang tua mengabaikan tanggung jawab,
melalaikan kewajiban untuk memberikan jaminan perlindungan bagi
anak-anak mereka. Ada kecenderungan orang tua melempar
tanggung jawab pendidikan anaknya hanya pada sekolah. Lalu,
mereka menyerahkan waktu anaknya kepada kemajuan teknologi
visual, TV dan internet. Tidak jarang, ibu muda menyuapi bayinya
sembari matanya terpaku pada tayangan kekerasan. TV berperan
membuat jarak sosial dalam relasi keluarga melebar. Ada juga anak
yang mengunduh tayangan pornografi melalui internet. Anak
menonton tanpa kendali, dininabobokkan dan disuapi pengetahuan TV
tanpa didampingi orang tua. Anak-anak sekolah berjudi, bermain game
online di warnet.Tak jarang ada yang berhutang dan mencuri agar bisa
mengikuti kemajuan IT. Dasar hukum mengenai penelantaran anak di
Indonesia antara lain:
1. KUHPerdata BAB XIV Mengenai kekuasaan orang tua. Bagian 1.:
298: Orangtua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka
yang masih di bawah umur. Kehilangan kekuasaan orangtua atau
kekuasaan wali tidak membebaskan mereka dari kewajiban untuk
memberi tunjangan menurut besarnya pendapat mereka guna
membiayai pemeliharaan dan pendidikan anak-anak mereka itu.
Bagi yang sudah dewasa berlaku ketentuan-ketentuan yang
terdapat dalam Bagian 3 bab ini.
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Perlindungan
Anak bertujuan untuk menjamin terpanuhinya hak-hak anak agar
dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara
optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta
mendapat perlindungan dari kekerasan dan deskriminasi, demi
terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak mulia dan
sejahtera.
24

3. UUD 1945 pasal 34 telah mengamanatkan negara untuk


memelihara fakir miskin dan anak terlantar. Tetapi fakta di jalanan,
anak-anak miskin dan menggepeng, lebih banyak ditangkapi
ketimbang dipelihara negara. Pengalaman pengejaran dan
penangkapan oleh pihak aparat tentu menimbulkan pengalaman
traumatik bagi anak-anak. Makelar dan gepeng dewasa tetap saja
menggunakan bayi dan anak-anak sebagai instrumen bisnisnya.
Kita seperti menutup mata atas kemungkinan terjadinya kekerasan
rumah tangga atau kejahatan seperti penculikan terhadap anak-
anak melatarbelakangi pekerja jalanan itu.
4. UU No. 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam
Rumah Tangga (PKDRT), menjelaskan tentang tindak kekerasan
penelantaran. Pada Pasal 9 berbunyi: (1) Setiap orang dilarang
menelantarkan orang dalam lingkup rumah tangganya, padahal
menurut hukum yang berlaku baginya atau karena persetujuan
atau perjanjian ia wajib memberikan kehidupan, perawatan, atau
pemeliharaan kepada orang tersebut. (2) Penelantaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga berlaku bagi setiap
orang yang mengakibatkan ketergantungan ekonomi dengan cara
membatasi dan/atau melarang untuk bekerja yang layak di dalam
atau di luar rumah sehingga korban berada di bawah kendali orang
tersebut.
5. Penelantaran juga ditindak dalam KUHP pasal 304-309. Pasal 304
berbunyi: Barangsiapa dengan sengaja menyebabkan atau
membiarkan seseorang dalam kesengsaraan, sedang ia wajib
memberi kehidupan, perawatan dan pemeliharaan kepada orang
itu, karena hukum yang berlaku baginya atau karena perjanjian,
dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya dua tahun
delapan bulan atau denda sebanyak banyaknya empat ribu lima
ratus rupiah. Pasal 305 berbunyi: Barangsiapa membuang anak
yang dibawah umur tujuh tahun atau meninggalkan anak itu
dengan maksud untuk melepaskan anak itu daripadanya, dipidana
dengan penjara selama lamanya lima tahun enam bulan. Pada
pasal 307 dijelaskan, jika penelantaran dilakukan ayah dan ibunya,
maka pidana yang ditentukan dapat ditambah sepertiganya.
Berkaitan dengan penyebab penelantaran anak. Kemiskinan
selalu dijadikan argumentasi menjawab kasus penelantaran anak.
Alasan ini diterima masyarakat seperti hal wajar. Anak membantu
orang tua dengan bekerja itu hal biasa, sebagai tanda bakti.
Masyarakat menganggap manipulasi dan ekploitasi untuk kepentingan
ekonomi terhadap anak bukan hal serius dan negatif. Mereka tidak
memperdulikan keselamatan anaknya, sepanjang ia dapat
memberikan keuntungan finansial bagi keluarga. Di kota-kota besar,
25

anak diekploitasi untuk bekerja menafkahi keluarga. Ada yang sengaja


dibuang keluarganya dan terlunta-lunta sebagai gepeng dan
pengamen. Ibu rumah tangga juga bisa bertindak kejam dengan
meninggalkan anak di rumah kontrakan dan membiarkan mereka
kelaparan. Tidak banyak yang peduli apakah kematian anak-anak
didasari faktor alamiah, kelalaian atau kesengajaan.
Dari contoh kasus yang dipaparkan di atas dapat kita lihat
bahwa kasus tersebut memang salah satu contoh nyata dari kasus
penelantaran anak yang terjadi belakangan ini yang bisa saja
berdampak pada mental seorang anak. Munculnya berbagai
problematika anak di atas merupakan akibat dari penelantaran atau
pengabaian terhadap hak-hak anak, sehingga dalam menetapkan
perhatian terhadap anak dan pemenuhan hak-hak mereka menjadi hal
yang sangat penting. Hak-hak anak ini antara lain meliputi; Hak hidup,
mendapatkan nama yang baik, mendapatkan penyusuan, mendapat
kasih sayang, mendapatkan perlindungan dan nafkah dalam keluarga,
hak mendapatkan pendidikan, dan mendapatkan kebutuhan pokok
sebagai warga negara. Hak-hak anak ini menjadi tanggungjawab
keluarga dan negara untuk memenuhinya. Dengan pemenuhan hak-
hak anak oleh setiap pihak yang bertanggungjawab, maka anak-anak
akan dapat tumbuh dan berkembang menjadi generasi berkualitas.

B. Dampak dari Penelantaran Anak Oleh Orang Tua Kandung Bagi


Anak yang Menjadi Korbannya
Dibandingkan anak yang menjadi korban tindak kekerasan,
anak korban penelantaran sering kali kurang memperoleh perhatian
publik secara serius karena penderitaan yang dialami korban dianggap
tidak sedramatis sebagaimana layaknya anak-anak yang teraniaya
secara fisik. Penelantaran anak merupakan bagian dari bentuk
kekerasan terhadap anak, karena ia termasuk dalam kekerasan anak
secara sosial (social abuse), kekerasan terhadap anak seringkali
diidentikkan dengan kekerasan kasat mata, seperti kekerasan fisikal
dan seksual. Padahal kekerasan yang bersifat psikis dan sosial
(struktural) juga membawa dampak buruk dan permanen terhadap
anak.
Istilah (child abuse) atau perlakuan salah terhadap anak bisa
terentang mulai yang bersifat fisik (physical abuse) hingga seksual
(sexual abuse), dari yang bermatra psikis (mental buse) hingga sosial
(social abuse) yang berdimensi kekerasan struktural. Seorang anak
dikatakan terlantar bukan karena ia sudah tidak memiliki salah satu
orangtua atau keduanya. Anak terlantar adalah anak-anak yang
karena suatu sebab tidak terpenuhi kebutuhan dasarnya dengan
wajar, baik rohani, jasmani, maupun sosial. Terlantar disini juga dalam
26

pengertian ketika hak-hak anak untuk tumbuh-kembang secara wajar,


hak anak untuk memperoleh pendidikan yang layak, dan hak untuk
memperoleh pelayanan kesehatan yang memadai tidak terpenuhi
karena kelalaian, ketidak mengertian orangtua, karena ketidak
mampuan, atau karena kesengajaan. Dengan lahirnya UU No 23
Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang disetujui DPR RI
Tanggal 23 September 2002, maka perlindungan anak telah memiliki
landasan hukumnya secara yuridis.
Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya perlakuan salah ini
diantaranya, disfungsi pada orangtua, lingkungan (sosio-kultural), dan
patologi pada anak. Para orang tua yang lepas tanggung jawab
sebagai peran yang seharusnya memelihara dan mendidik anak-anak
mereka, sebagaimana yang dijelaskan pada KUHPerdata Bab XIV
yang isinya adalah : Orangtua wajib memelihara dan mendidik anak-
anak mereka yang masih di bawah umur. Kehilangan kekuasaan
orangtua atau kekuasaan wali tidak membebaskan mereka dari
kewajiban untuk memberi tunjangan menurut besarnya pendapat
mereka guna membiayai pemeliharaan dan pendidikan anak-anak
mereka itu.
Sebagai anak, mereka mempunyai hak dan kewajibannya.
Yaitu berhak untuk mendapatkan pemeliharaan dan pendidikan yang
layak dan diberi kasih sayang yang layak pula dari orang tua nya, dan
berkewajiban untuk melakukan tugasnya sebagai anak. Orang tua
adalah sebagai pemenuh hak dan kewajiban anak, dimana
kepribadian anak dibentuk pula sejak kecil. Untuk menghindari dan
menangani masalah “perlindungan anak” maka dibentuk beberapa
undang-undang mengenai itu, yaitu Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2003, UUD 1945 pasal 34, UU No. 23 tahun 2004, dan KUHP pasal
304-309.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penelantaran anak merupakan salah satu bentuk kekerasan, berakar
dari rumah tangga. Orang tua mengabaikan tanggung jawab,
melalaikan kewajiban untuk memberikan jaminan perlindungan bagi
27

anak-anak mereka. Penyebab penelantaran anak pun sangat


beragam. Mulai dari faktor ekonomi sampai cekcok dalam keluarga.
Namun di Indonesia penyebab paling umum berasal dari faktor
ekonomi.
2. Penelantaran anak juga mengakibatkan sang anak tidak terpenuhi
kebutuhan dasarnya dengan wajar, baik rohani, jasmani, maupun
sosial. Hak anak untuk memperoleh pendidikan yang layak, dan hak
untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang memadai juga menjadi
tidak terpenuhi.
B. Saran
Penyelesaian berbagai persoalan anak harus meliputi penyelesaian
problem dalam bidang ekonomi (kemiskinan), pendidikan, sosial, dan
hukum yang memerlukan penataan sistem politik yang menyeluruh.
Negara harus menjamin pemerataan kesejahteraan bagi setiap warga
negara. Negara wajib menjamin terselengaranya pendidikan yang
berkualitas dan terjangkau bagi setiap warga negara, fasilitas kesehatan
yang mudah diakses, dan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak-
anak. Negara akan menerapkan sistem hukum yang tegas bagi pelaku
kekerasan, pembunuhan, penculikan, dan penelantaran terhadap anak.
Pemerintah adalah pelayan dan pengayom seluruh rakyat. Semoga
dengan sistem dan pemerintah seperti itulah yang nantinya akan mampu
menjamin terpenuhinya semua hak-hak pokok warga negara termasuk
hak-hak setiap anak bangsa.

Anda mungkin juga menyukai