Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bisnis merupakan seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang
berkecimpung dalam bidang perniagaan (ekonomi) dan industri yang menyediakan barang
serta jasa untuk kebutuhan mempertahankan dan memperbaiki standar dan kualitas hidup
(Umar, 2000). Di dalam bisnis perlunya plan (rencana-rencana) dan bagaimana cara pelaku
usaha bisa tetap bertahan dalam bisnisnya. Business plan atau bisnis plan adalah dokumen
penting yang berisi deskripsi tentang perusahaan anda. Perencanaan tersebut harus memuat
posisi anda sekarang, visi masa depan, dan rencana anda kedepannya dalam mewujudkan visi
tersebut (Abrams, 2008). Perusahaan yang bisa bertahan dalam bisnisnya yaitu perusahaan
yang memperhatikan hak dan kepentingan semua pihak yang terkait dengan bisnisnya. Selain
itu bagi pelaku bisnis yang memiliki visi jauh kedepan, yang ingin agar bisnisnya dapat
bertahan dalam jangka panjang dan disini harus didukung oleh etika yang baik (Keraf, 1998).
Sedangkan marketing merupakan suatu proses penyaluran barang dan jasa dari
produsen ke konsumen (Enterprise, 2010). Proses marketing ini memuat kegiatan komunikasi
kepada konsumen, branding, penjelasan produk, dan sampai ke tahap pendistribussian barang
tersebut (Enterprise, 2010). “Marketing is a global language” merupakan kalimat yang
diucapkan oleh Presiden Australia yaitu Roger Thompson. Roger beranggapan bahwa,
ekonomi global bukan lagi merupakan jumlah agrerat dari ekonomi nasional semua negara di
muka bumi ini. Sebaliknya, ekonomi nasional tingkat pertumbuhannya dipengaruhi oleh
ekonomi global (Kartajaya, 2007). Dalam bisnis, marketing memegang peran vital yang dapat
menentukan keberalangsungan suatu perusahaan. Marketing dalam bisnis merupakan salah
satu upaya bagaimana kita menyampaikan ide-ide atau produk dan jasa ke pasar pada orang-
orang yang menjadi sasaran atau target bisnis tersebut (Wijayanti, 2017).
Bisnis pasti akan dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal dan internal yang
menyebabkan kegagalan atau bisa jadi menjadi suatu keberhasilan bagi bisnis tersebut. Faktor
eksternal dapat dibagi kedalam dua jenis yaitu lingkungan jauh dan lingkungan industri.
Lingkungan jauh terdiri dari faktor politik dan faktor ekonomi. Sedangkan lingkungan industri
terdiri dari 6 variabel yaitu ancaman masuknya pendatang baru, persaingan sesama perusahaan
dalam industri, ancaman dari produk pengganti, kekuatan tawar-menawar pembeli (buyyer),
dan pengaruh kekuatan stakeholder lainnya (Abrams, 2008). Faktor internal dalam bisnis yaitu
bisa berasal dari diri pengusaha yang meliputi passion, enterpreneurship, pengetahuan tentang
kondisi lapangan, pengetahuan pasar lokal, dan arena persaingannya (Widjajanto, 2009).

1
Faktor internal disini berfungsi sebagai titik tolak ukur rencana investasi bisnis yang akan
membuat peluang bisnisnya berhasil sehingga bisnis akan menjadi besar (Widjajanto, 2009).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui startegi bisnis dan startegi marketing apa
yang cocok bagi pembaca. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan
bagi pembaca yang berniat untuk membuka bisnis. Sehingga saat membuka bisnis, pembaca
dapat mengikuti startegi-strategi marketing dan bisnis agar mencapai kesuksesan. Kesuksesan
ditentukan oleh tindakan untuk memperoleh keunggulan kompetitif sekaligus menghasilkan
output yang sangat memuaskan bagi para pemangku kepentingan perusahaan (Liong, 2010).

2
1.2 Tujuan
Tujuan dari analisis strategi wirausaha adalah untuk mengetahui strategi apa saja yang
dapat dikembangkan seorang wirausaha dalam berwirausaha dan mengembangkan bisnisnya.
Selain itu, analisis strategi wirausaha ini juga untuk menjelaskan strategi apa saja yang harus
dilakukan seorang wirausaha untuk mencapai kesuksesan dalam berwirausaha. Analisis
strategi wirausaha ini juga merupakan analisis yang melalui beberapa tahap seperti marketing,
busssines plan dan staying in bussines, tahapan tersebut merupakan tahapan yang harus dilalui
seorang wirausahawan dalam mengembangkan bisnisnya.
1.3 Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa informasi startegi-strategi
dalam menjalankan bisnis dan marketing bagi pembaca yang berniat akan membuka usaha
sendiri. Peneltian ini membahas mengenai marketing, staying in business, dan business in plan.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA & STUDI KASUS
2.1 Business in Plan
Business plan atau rencana bisnis merupakan dokumen yang digunakan untuk
menjelaskan dan mempromosikan ide bisnis kepada calon investor dan stakeholder (Schwetje,
2007). Rencana bisnis dapat dikatakan berhasil apabila dapat menyampaikan secara baik dan
jelas kepada pembaca peluang dan kapasitas pertubuhan dari rencana bisnis tersebut. Suatu
rencana bisnis harus menjelaskan dan menggambarkan ide bisnis dan potensi
pengembangannya dan menggambarkan masalah, risiko dan hambatannya secara realistis, juga
memberikan solusi yang tepat. Rencana bisnis dapat digunakan untuk mencapai suatu tujuan
tertentu, salah satunya adalah untuk mendapatkan dukungan atau investasi dari investor dan
stakeholders untuk melakukan pengembangan suatu produk atau perusahaan yang ditawarkan.
Business plan merupakan dokumen tertulis yang menjelaskan kesempatan bisnis, tujuan dan
metode yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut (Ekanem, 2017). Dapat disimpulkan
bahwa business plan merupakan panduan dalam membuat strategi bisnis dan digunakan
sebagai alat monitoring bisnis.

A. Manfaat
Menurut Pinson (2008) terdapat dua manfaat utama dalam membuat suatu business
plan, yaitu sebagai berikut.
1) Sebagai panduan bisnis
Salah satu tujuan utama dalam penulisan business plan, yaitu adalah untuk
mengembangkan panduan yang akan digunakan dalam pelaksanaan bisnis.
Business plan merupakan blueprint dari sebuah bisnis.
2) Sebagai dokumentasi untuk pembiayaan
Busniess plan merupakan syarat apabila ingin melakukan perencanaan pembiayaan
suatu bisnis. Dalam business plan dijelaskan secara detail investment dan pinjaman
dana yang dibutuhkan, dan bagaimana caranya mendapatkan keuntungan dari
bisnis tersebut. Setiap investor dan stakeholders ingin mengetahui rincian
pengeluaran dan pemasukan dari bisnis, sehingga business plan dapat digunakan
sebagai dokumentasi untuk pembiayaan.

4
B. Kerangka Business Plan
Business plan atau rencana bisnis akan dirancang berbeda berdasarkan kebutuhan bisnis
masing-masing, namun terdapat beberapa kerangka yang digunakan secara umum dalam suatu
rencana bisnis.
1) Executive Summary
Executive summary merupakan bagian utama dari business plan. Namun, bagian
ini merupakan bagian paling akhir karena executive summary merupakan
kesimpulan dari rencana bisnis. Executive summary harus menyimpulkan rencana
bisnis dengan baik dan jelas tentang strategi marketing, pembiayaan, operasional
dan rencana managemen/organisasi. Dapat diingat bahwa investor dan stakeholder
hanya akan membaca executive summary sehingga harus mencakupi semua isi dari
business plan.
2) Business Strategy
Dalam business strategy menjelaskan visi dan misi dari business plan. Bagian ini
juga menjelaskan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari bisnis.
3) Market Research
Market research melaporkan hasil riset pasar yang telah dilakukan sebelumnya,
baik analisis secara primer maupun sekunder yang terdiri dari market size, target
market, competitors dan strategi promosi.
4) Finance
Bagian finance atau pembiayaan akan menjelaskan pembiayaan apa saja yang akan
digunakan dan didapatkan dalam pelaksanaan bisnis, dan perincian laba rugi.
5) Operations Management
Operations management membahas pembangunan bisnis, teknik, sumber pasokan,
proses produksi dan layanan pelanggan (customer service).
6) Human Resources
Human resources atau sumberdaya manusia memberikan informasi tentang
struktur organisasi daam bentuk bagan, keyperson dan fungsinya masing-masing,
dan pelatihan.
7) Risk Analysis and Growth
Dalam bagian risk analysis and growth membahas tentang kemungkinan risiko
yang dapat terjadi, baik dalam waktu dekat maupun waktu jauh, dan menjelaskan
bagaimana bisnis dapat berkembang.

5
2.2 Staying in Business
Aspek moral merupakan inti jiwa bisnis berfungsi sebagai alat control perilaku
berbisnis. Berbisnis bukan berarti seseorang dapat melakukan semuanya demi untuk
pencapaian keuntungan semata, namun lebih utama adalah pemberian penghormatan kepada
partner bisnis ataupun mereka yang tidak pernah ikut serta dalam bisnis untuk juga bisa
memperoleh manfaat dari usaha interaksi bisnis yang dilakukan. Upaya menghormati
kepentingan dan hak orang lain bermanfaat dilakukan untuk memelihara kepentingan bisnis itu
sendiri.
Komitmen, Profesi dijalankan oleh seseorang berkomitmen moral tinggi untuk
melakukan pengabdian diri kepada masyarakat. Tanggung jawab, seorang professional harus
bertanggung jawab terhadap segala sesuatu akibat yang dapat terjadi akibat dari pekerjaan yang
dilakukannya. Tanggung jawab tersebut bisa ditujukan kepada kehidupan dan kepentingan
orang lain, masyarakat ataupun terhadap diri pribadi. Keadilan, seorang profesional harus
mampu berbuat adil, tidak merugikan hak dan kepentingan orang lain. Memiliki intergritas
pribadi dan moralitas tinggi.
Bisnis bukan hanya untuk keuntungan bisnis semata. Richard T. De George
mengatakan bahwa Business is not just for business but welfare, Bisnis didasari oleh etika
tinggi, jadi bisnis bukan hanya untuk kepentingan perolehan keuntungan melalui kegiatan
bisnis semata melainkan melakukan bisnis untuk kesejahteraan masyarakat dan pelaku bisnis.
Kegiatan bisnis utamanya adalah melakukan bisnis sebaik mungkin untuk mendapat
keuntungan, bagaimana memproduksi, mengedarkan, menjual dan membeli barang dan jasa
untuk memperoleh keuntungan dan lebih jauh lagi menciptakan kesejahteraan masyarakat.
Oleh karena itu makna dari staying in business memiliki makna ketika sudah masuk ke
dalam dunia berbisnis, maka seharusnya berkomitmen untuk mamjukan perusahaan atau
bisnisnya. Kemudian makna selanjutnya, orang yang berjiwa pebisnis tidak hanya untuk
mencapai keuntungan tetapi harus bermanfaat bagi orang lain juga. Pebisnis juga dituntut untuk
menekuni bisnisnya dan menjalankan penuh bisnisnya dengan ikhlas dan bertanggung jawab.
Karena, jika tidak bertanggung jawab maka suatu bisnis tidak akan dipercaya oleh masyarakat
yang mahalh akan mengakibatkan kerugian yang sangat banyak.
2.3 Marketing
Marketing adalah proses sosial dan manajerial yang dilakukan oleh perseorangan atau
sebuah kelompok untuk mendapatkan keinginannya dengan mneciptakan suatu produk dan
menukarnya dengan nilai tertentu dengan pihak lain (Suhud, 2009). Pemasaran adalah suatu
proses sosial dan manajerial yang digunakan individu, rumah tangga, ataupun organisasi untuk

6
memperoleh kebutuhan dan keinginan mereka dengan cara menciptakan dan memperbaiki
produk dan nilai dengan pihak lain (Simamora, 2003). Inti dari pemasaran (marketing) adalah
megidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial sehingga pengertian pmeasaran
adalah memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan. Hal ini dapat dilihat ketika
IKEA menyadari bahwa orang menginginkan perabit rumah tangga yang bagus dengan harga
terjangkau, IKEA menciptakan perabot murah (Firmansyah, 2019).
Kegiatan memindahkan barang/jasa dari produsen ke konsumen merupakan fungsi dari
pemasaran. Fungsi pemasaran pada umumnya dikelompokkan sebagai berikut (Abidin,
Harahab, & Asmarawati, 2017).
1) Fungsi Pertukaran
a. Penjualan
b. Pembelian
2) Fungsi Pengadaan Secara Fisik
a. Pengangkutan
b. Penyimpanan
3) Fungsi Pelancar (Fasilitas)
a. Permodalan
b. Penanggungan resiko
c. Standarisasi dan grading
d. Informasi pasar
Fungsi marketing dikembangkan dalam perusahaan adalah untuk mengefisiensikan
distribusi tersebut (Rahayu, et al., 2008). Fungsi pemasaran ini harus dilaksanakan oleh
sesorang produsen dan onsumen, perantara, kolaborator pemasaran, atau dalam beberapa kasus
bahkan pemerintah suatu negara (Canon, Perreault, & Mc Charty, 2008). Tanpa fungsi
pemasaran, perusahaan tidak akan berjalan sebagaimana yang diinginkan perusahaan tersebut.
Produk tidak akan dikenal oleh konsumen, bahkan akan sulit untuk laku dijual dan bersaing
dengan perusahaan lainnya tanpa pemasaran (Kasmir, 2004). Terdapat 5 anggapan pentingnya
fungsi pemasaran jika dibandingkan dengan elemen lainnya yang ada dalam suatu perusahaan
yaitu dapat dilihat sebagai berikut (Kasmir, 2004).
1) Pemasaran sebagai fungsi yang sama
Maksudnya adalah fungsi pemasaran sama besarnya dengan fungsi keuangan, produksi,
kepegawaian, dan sumber daya manusia. Tiap-tiap elemen yang ada di sebuah perusahaan
memiliki kesetaraan dengan yang lain.

7
2) Pemasaran sebagai fungsi yang lebih penting
Maksudnya adalah fungsi pemasaran memiliki peran yang paling besar dari fungsi
keuangan, produksi, kepegawaian, dan sumber daya manusia.
3) Pemasaran sebagai fungsi utama
Maksudnya adalah fungi pemasaran dipusatkan sebagai sentral dari kegiatan fungsi
lainnya atau dengan kata lain fungsi pemasaran sebagai inti dari kegiatan dalam perusahaan.
4) Pemasaran sebagai fungsi pengendalian
Maksudnya adalah fungsi pemasaran memiliki peran yang sama tetapi dikendalikan
oleh pelanggan perusahaan tersebut.
5) Pelanggan sebagai fungsi pengendalian dan pemasaran sebagai fungsi integratif
Maksudnya adalah fungsi pemasaran sebagai pusat integratif fungsi keuangan,
produksi, kepegawaian, dan sumber daya manusia, sedangkan pelanggan sebagai fungsi
pengendalian.
Terdapat sembilan elemen marketing yang dikemukakan oleh Hermawan Kartajaya
yang terdiri dari segmentasi, targeting, positioning, differentation, marketing mix, selling,
brand, service, dan process. Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing elemen
marketing (Kartajaya, Hermawan Kertajaya On Segmentation, 2006).
1) Segmentasi
Segmentasi merupakan sebuah metode bagaimana melihat pasar sevara kreatif. Yang
artinya perlunya melihat segmentasi sebagai seni mengidentifikasi dan memanfaatkan beragam
peluang yang dapat muncul di pasar. Terdapat 4 peran segmentasi, pertama peran segmentasi
dapat memungkinkan pelaku bisnis lebih fokus dalam mengalokasikan sumberdaya. Kedua
segmentasi memungkinkan pelaku bisinis mendapatkan insight mengenai peta kompetisi dan
posisi pasar. Ketiga segmentasi merupakan basis untuk memudahkan pelaku bisnis
mempersiapkan langkah-langkah berikutnya yaitu positioning, differentation, dan penguatan
branding atau merek. Keempat, segmentasi merupakan faktor kunci mengalahkan pesaing
dengan memandang pasar dari sudut yang unik dan cara yang berbeda (Wahyuni, 2015).
2) Targeting
Targeting merupakan strategi mengalokasikan sumberdaya perusahaan secara efektif,
dikarenakan sumberdaya yang dimiliki terbatas. Dengan menentukan target yang akan dibidik,
perusahaan kita juga nantinya akan lebih terarah. Terdapat 3 kriteria yang harus dipenuhi
perusahaan saat mengevaluasi dan menentukan segmen yang akan ditargetkan yaitu sebagai
berikut (Wahyuni, 2015):

8
a. Memastikan bahwa segmen pasar yang dipilih cukup besar dan menuntungkan bagi
perusahaan (market size).
b. Strategi targeting harus didasarkan pada keunggulan daya saing perusahaan.
keunggulan daya saing sebuah perusahaan bertujuan untuk mengukur apakah
perusahaan memiliki kekuatan dan keahlian yang memadai untuk mendominasi
segmen pasar yang telah dipilih.
c. Melihat situasi persaingan yang terjadi antar perusahaan.
3) Positioning
Positioning adalah strategy to lead your customer credibility, yaitu merupakan upaya
perusahaan dalam mengarahkan pelanggan secara kredibel. Positioning juga dapat diartikan
sebagai pennetu sebuah merek (Kartajaya, Hermawan Kertajaya On Segmentation, 2006).
Dalam menentukan positioning suatu perusahaan, bisa menampilkan keunggulan komparatif
dan kompetitif yang dimiliki perusahaan tersebut. Sehingga positioning memegang peranan
dalam memasarkan produk-produk perusahaan, karena membangun positioning berarti
membangun kepercayaan dari konsumen (Wahyuni, 2015).
4) Differentation
Differentation adalah inti dari taktik, sedangkan positioning adalah inti strategi sebuah
perusahaan. Semua aktivitas pemasaran yang ada di dasari atau berbasis pada diferensiasi yang
ingin ditawarkan. Diferensiasi didefinisikan sebagai tindakan merancang seperangkat
perbedaan yang bermakna dalam tawaran perusahaan. Diferensiasi dalam perusahaan dapat
berbentuk (Wahyuni, 2015):
a. Content (what to offer), merupakan dimensi diferensiasi yang merujuk pada value
yang ditawarkan kepada pelanggan.
b. Content (how to offer), merupakan dimensi yang merujuk pada cara kita
menawarkan produk.
c. Infrastructure (capability to offer), merujuk pada teknologi, SDM, dan fasilitas
yang digunakaan untuk menciptakan diferensiasi content dan contex di atas.
5) Marketing mix
Marketing mix dapat disebut sebagai creation tactic, dikarenkan merupakan
pencipataan diferensiasi dari segi content, contex, dan infastrukturnya (Kotler & Kertajaya,
2005). Di dalam marketing mix terdapat 4P yaitu produk, price, place, dan promosi yang
diperkenalakan oleh Jerome Mc Charty. Marketing yang dimaksud disini adalah bagaimana
mengintegrasikan tawaran dari perusahaan dengan akses yang tersedia (Wahyuni, 2015).

9
Hermawan Kertajaya beranggapan bahwa terdapat 3 (tiga) macam marketing mix yaitu:
a. Marketing mix bukan mendukung strategi pemasaran tetapi malah merusaknya.
Jenis marketing ini yaitu destructive marketing mix selain dia tidk membangun
value, juga tidak meningkatkan merek perusahaan sama sekali.
b. Marketing mix yang cenderung meniru taktik yang sudah ada digunakkan oleh
pesaingnya. Marketing mix ini disebut meetoo marketing mix.
c. Marketing mix yang mendukung strategi pemasaran lainnya dalam perusahaanya.
Marketing mix ini disebut creative marketing mix yang dapat menguatkan
perusahaan (Kartajaya, Hermawan Kertjaya On Marketing Mix, 2006).
6) Selling
Prinsip selling disini adalah menciptakan hubungan jangka panjang dengan pelanggan
melalui produk-produk perusahaan. Taktik selling ini merupakan taktik untuk “integrating
company, customer, and, relationship”. Setelah mengembangkan strategi dan menciptakan
taktik, suatu perusahaan harus mampu menghasilkan return financial melalui selling. Oleh
karena itu selling dapat dibilang sebagai capture tactic (Wahyuni, 2015). (Kartajaya,
Hermawan Kertjaya On Marketing Mix, 2006) membagi selling dalam 3 tingkatan yang dapat
dilihat sebagai berikut:
a. Feature selling
Perusahaan perlu meningkatkan fitur produk/jasa sehingga relasi dengan pelanggan
tetap terus terjaga. Fitur-fitur baru ini dapat menjadi nilai tambah yang belum tentu
dimiliki oleh pesaing perusahaan tersebut.
b. Benefit selling
Contoh dari benefit selling adalah perusahaan kijang. Kijang merupakan contoh
produk yang berfokus di tingkatan penjualan manfaat. Mobil kijang bisa sukses di
pasar dikarenakan mampu memposisikan dirinya sebagai kendaraan serbaguna
yang banyak memberikan manfaat.
c. Solution selling
Contoh dari solution selling adalah perusahaan nestle. Nestle berhasil mendapatkan
kepercayaan di mata pelanggan karena berhasil memberikan banyak manfaat
melalui kreasi makanan tambahannya. Nestle mampu mengekspansi bisnisnya
sebagai perusahaan pemberi solusi untuk kesehatan pelanggannya teritama anak-
anak.

10
7) Brand
Brand/merek adalah tanda yang dikenakan oleh pengusaha (pabrik, produsen, dan
sebagainya) pada barang yang dihasilkan sebagai tanda pengenal atau cap (tanda) yang menjadi
pengenal untuk menyatakan nama (Yuswanto, 2019). Menurut (Kartajaya, Hermawan Kertjaya
On Marketing Mix, 2006) terdapat 3 resep dalam mengelola portofolio sebuah perusahaan
yaitu:\
a. Putuskan dulu berapa pasar yang akan di masuki. Sesuaikan dengan kemmapuan
daya saing dan aspirasi perusahaan tersebut.
b. Merek, adalah sebuah nama yang kelak harus perusahaan populerkan untuk di
bangun sampai seberapa jauh.
c. Pertemukan kedua hal tersebut. Tujuannya untuk mencapai tujuan bisnis tersebut
dalam rangka pembangunan kerajaan perusahaan kita.
8) Service
Servis dalam suatu perusahaan dapat diartikan sebagai jiwa dari perusahaan tersebut
(Kartajaya, Hermawan Kertajaya on Service, 2007). Servis adalah sikap untuk bertahan dan
memenangkan persaingan dimasa depan. Servis adalah strategi untuk menghindari business
category trap dan agar perusahaan dapat lepas dari business category trap perusahaan tersebut
harus menjadi sebuah service business. Maksud dari kalimat sebelumnya dalah perusahaan
harus total dalam memberikan pelayanan yang optimal kepada pelanggan (Wahyuni, 2015).
9) Process
Dalam konsep marketing, proses disini mencerminkan kualitas, biaya, dan
penghantaran produk dari perusahaan ke pelanggannya. Kualitas produk dan jasa kita
merupakan buah dari proses yang baik, dimulai dari produksi sampai delivery kepada
pelanggan secara tepat waktu efektif dan dengan biaya yang efisien (Wahyuni, 2015).

11
Dibawah ini dapat dilihat gambar model sembilan elemen inti pemasaran yang
dikemukakan oleh Hermawan Kartajaya.

Gambar 2. 1 Model Sembilan Elemen Inti Pemasaran


Sumber: (Wahyuni, 2015)
2.4 Studi Kasus
A. Business in Plan
Studi kasus yang digunakan berjudul “Business Plan (case study)”, dimana tujuan dari
tesis tersebut adalah untuk menguji kelayakan suatu business plan dengan ide memulai bisnis
restoran cepat saji. Restoran cepat saji, Balkan Food merupakan bisnis yang akan mulai
beroperasi pada pertengahan tahun 2018 bulan September dimana target pasar terbesar
merupakan para siswa sekolah yang memulai semester baru. Tujuan dari Balkan Food adalah
menawarkan makanan tradisional yang terletak di Starobrněnská 19, Brno-střed di tepi ujung
pusat kota, dimana terjadinya lalu lintas pejalan kaki yang relatif cukup tinggi pada siang dan
malam hari sehingga merupakan daerah yang cukup strategis untuk menempatkan bisnis
restoran cepat saji.
Terdapat dua fakta penting dalam memahami niche market dari pendirian restoran cepat
saji Balkan Food. Pertama, jumlah total konsumsi daging di Republik Ceko terus mengalami
peningkatan rata-rata sekitar 80 kg per kapita per tahun. Fakta kedua, sebanyak 40% orang
tidak puas dengan tawaran dan pilihan restoran cepat saji yang tersedia di kota Brno
berdasarkan data yang dikumpulkan melalui survei. Dalam upaya menanggapi kedua fakta
tersebut maka penawaran makanan oleh Balkan Food akan menyediakan banyak hidangan
tradisional Balkan yang menonjolkan berbagai macam pilihan daging. Lokasi restoran Balkan
Food dapat ditemukan dengan mudah dan akan memiliki suasana Balkan yang mengundang
pelanggan untuk berkunjung walaupun hanya merupakan restoran cepat saji. Melatih dan
mempekerjakan staf yang ramah, memiliki keterampilan tinggi dan mempunyai perhatian

12
tinggi terhadap kualitas pelayanan dan makanan yang disajikan dengan harga yang terjangkau.
Tim karyawan akan terdiri dari empat orang, yaitu satu koki berpengalaman dan tiga karyawan
yang dipekerjakan penuh waktu yang akan menjadi pelayan.
Rencana keuangan (finance) yang direncanakan diharapkan bisnis restoran cepat saji
Balkan Food akan membuahkan keuntungan atau profit dalam waktu enam bulan dan aliran
pendapatan operasional bersih akan terus berlaju keatas secara konstan. Net margin yang
diprediksi pada periode hingga 2020 akan melebihi 4%.
B. Staying in Business
Batik Bogavera adalah perusahaan keluarga milik keluarga Galih Kartono (43 tahun).
Perusahaan ini masuk kedalam ketegori Family Business Enterprise (FBE) dimana pemilik
sekaligus bertindak sebagai manajer, karyawan dan kepala rumah tangga. Dalam menjalankan
usahanya Galih sebagai pemilik dan manajer dibantu oleh Bosina istrinya dan 20 orang perajin.
Sedangkan anak-anaknya terutama anak tertua Verawati mulai dipersiapkan sebagai generasi
penerus. Nama Bogavera itu sendiri diambilkan dari cuplikan nama anggota keluarga Bosina,
Galih, dan dua anaknya Verawati dan Rama maka jadilah nama Bogavera.
Galih memulai usaha batik tidak lama setelah di-PHK dari tempatnya bekerja sekitar tahun
2000. Dengan uang pesangon Rp. 3 juta, Galih melalui sanak keluarga yang tinggal di
Pekalongan membeli batik Pekalongan dan menjualnya di Lampung dengan cara door to door
dan memasuki pasar-pasar di Bandar Lampung. Sedikit demi sedikit usahanya menunjukkan
peningkatan sehingga Galih memberanikan diri untuk memasang label pada produk batik yang
dijualnya dengan merek Bogavera.
Setelah nama Bogavera mulai banyak dikenal orang dan dalam upayanya untuk
mengembangkan usaha batik, pada tahun 2003 Galih mendapat pinjaman modal sebagai
pengusaha binaan PTPN VII (Persero). Modal ini digunakan untuk memproduksi batik dengan
corak khas Lampung seperti: siger, jung, pucuk rebung, tajuk dibergaya, dan banyak lagi motif
batik khas Lampung lainnya. Namun karena fasilitas produksi di Lampung belum memadai
maka Galih mengirimkan contoh desain budaya Lampung ke pengrajin batik di Pekalongan
untuk memproduksinya dan kemudian menjual hasil produksinya di Lampung. Hasilnya,
respon masyarakat ternyata sangat menggembirakan.
Perusahaan keluarga batik bogavera, pada perusahaan tersebut pewaris perusahaan
harus mengelola perusahaan keluarga mulai dari manajemen, pengelolaan dan tanggung jawab.
Sang pewaris perusahaan bernama Galih Kartono harus tetap melanjutkan bisnis keluarganya
yang berupa batik dan ia harus sungguh-sunggu dalam mengembangkan bisnis keluarganya.
Bisnis keluarga batik bogavera ini sudah turun temurun diwariskan oleh kerluarga.

13
Oleh karena itu bapak Galih Kartono menekuni bisnis batik ini agar terus berkembang
terkenal dan dapat mewarisi keluarganya. Dan juga perusahaan ini adil dalam membagi
kewenangan perusahaan terhadap keluarga sehingga perusahaan ini terus beroperasi dan masih
ada hingga sekarang. Perusahaan ini juga merekrut tenaga kerja dari warga sekitar jadi selain
mewarisi batik juga memiliki manfaat bagi warga sekitar.
C. Marketing
1) Studi Kasus 1
“Strategi Pemasaran Produk Sosis Siap Makan (Studi Kasus: PT Primafood
Internasional)” (Wibowo, Daryanto, & Riffin, 2018).
Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk menunjang
kehidupannya. Sehingga menyebabkan terjadinya Pertumbuhan konsumsi produk hewani
masyarakat menarik minat produsen pangan, salah satunya adalah PT Primafood Internasional
dengan memproduksi sosis siap makan dengan merek Champ. Berdasarkan hasil survei yang
dilakukan oleh Frontier Consulting Group dalam penganugerahan “Top Brand Award”, produk
sosis dari PT Primafood Internasional dengan merek Champ berada pada posisi dua dengan
persentase sebesar 27%. Merek tersebut kalah besaing dengan kompetitor, yaitu merek So
Nice. Selain itu masalah yang dihadapi adalah penjualan yang cenderung fluktuatif sepanjang
tahun. Penjualan yang berfluktuasi tersebut mendorong perusahaan untuk menerapkan strategi
untuk penjualan.

Berdasarkan hasil penelitian pemilihan strategi untuk meningkatkan penjualan sosis


siap makan Champ diketahui bahwa terdapat faktor internal kekuatannya berupa bahan baku
yang berkualitas, brand image yang baik, harga yang terjangkau, serta intergrasi dengan grup
merupakan kekuatan yang dimiliki, sedangkan faktor internal kelemahannya adalah distribusi
yang kurang merata, produk yang rentan rusak, promosi yang kurang maksimal, serta sumber
daya pemasaran yang kurang. Faktor eksternal dari produk champ yaitu peluang berupa daya
beli meningkat, pasar potensial serta perubahan gaya hidup, sedangkan ancaman produk champ
adalah isu kesehatan, pasar bebas, produk pesaing. Sehingga rumusan alternatif strategi
pemasaran untuk produk champ yang paling sesuai adalah bekerjasama dengan partner,
diferensiasi produk, promosi gabungan dengan grup Charoen Pokphand, serta promosi
edukatif. Berdasarkan perhitugan metode ANP, strategi promosi edukatif merupakan strategi
dengan prioritas tertinggi dengan nilai normal sebesar 0,279334.

14
2) Studi Kasus 2
“Penerapan Strategi Pemasaran Marketing Mix (Studi Kasus pada PT. Batik
Danar Hadi)” (Sliviana, 2012).
PT. Batik Danar Hadi merupakan perusahaan batik yang tersebar di kota-kota besar di
Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Semarang,Yogyakarta, Surabaya, Medan dan Batam.
Bahkan perusahaan ini sudah mengekspor produk-produknya ke luar negeri. Permasalahn yang
dirasakan PT. Batik Danar Hadi adalah semakin banyak perusahaan batik yang tersebar di
Indonesia, maka persaingan dalam menjalankan usaha tidak dapat dihindari lagi. Maka untuk
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, khususnya dalam menjalankan kegiatan
usaha untuk memperoleh profit PT. Batik Danar Hadi berusaha meningkatkan dan mengatur
strategi dalam kegiatan pemasaran dalam rangka meningkatkan penjualan produknya.
Strategi pemasaran marketing mix yang dapat diterapkan di PT. Batik Danar hadi yaitu
memperhatikan dan menjaga perpaduan antara produk, harga, promosi dan distribusi yang
dapat dilihat sebagai berikut:
a. Dalam memasarkan produknya PT. Batik Danar Hadi selalu berusaha menjaga
kualitas produknya agar tetap disenangi oleh konsumen atau pelanggannya, baik
dalam merek, pemilihan bahan baku, proses produksinya sampai dengan
pengemasan dan pemberian label pada produknya.
b. Harga jual produk yang dihasilkan PT. Batik Danar Hadi ditetapkan dengan
menggunakan metode Cost Plus Pricing (berorientasi biaya), yaitu menjumlahkan
sejumlah keuntungan terhadap biaya produksinya. Biaya-biaya tersebut antara lain
biaya promosi, biaya gaji dan biaya administrasi.
c. PT. Batik Danar Hadi mempromosikan produknya dengan melakukan kegiatan
yang terdapat pada bauran promosi, yaitu: penjualan perorangan, periklanan,
promosi penjualan, dan publisitas.
d. Kegiatan distribusi dilakukan dengan mempergunakan jasa agen sebagai perantara
menyalurkan produk-produknya agar sampai ke tangan konsumen. Selain itu,
perusahaan juga memperhatikan alat transportasi dan tempat penyimpanan produk
agar memudahkan kegiatan distribusinya.

15
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Bisnis merupakan seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang
berkecimpung dalam bidang perniagaan (ekonomi) dan industri yang menyediakan barang
serta jasa untuk kebutuhan mempertahankan dan memperbaiki standar dan kualitas hidup
(Umar, 2000). Di dalam bisnis perlunya plan (rencana-rencana) dan bagaimana cara pelaku
usaha bisa tetap bertahan dalam bisnisnya. Analisis strategi wirausaha merupakan analisis
bisnis yang digunakan untuk mengetahui dan menjelaskan strategi apa saja yang harus
dilakukan seorang wirausaha untuk mencapai kesuksesan dalam berwirausaha. Analisis
strategi wirausaha dapat dilakukan melalui beberapa tahap seperti marketing, business plan dan
staying in business, tahapan tersebut merupakan tahapan yang harus dilalui seorang
wirausahawan dalam mengembangkan bisnisnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z., Harahab, N., & Asmarawati, L. (2017). Pemasaran Hasil Perikanan. Malang: UB
Press.
Abrams, R. (2008). Business Plan In A Day:Cara Jitu Membuat Rencana Bisnis. Yogyakarta:
Penerbit Kanisius.
Canon, Perreault, & Mc Charty. (2008). Pemasaran Dasar Pendekatan Manajerial Global.
America, NY: McGraw-Hill.
Ekanem, Ignatius. 2017. Writing a Business Plan: A Practical Guide. Routledge, New York,
USA
Enterprise, J. (2010). Buzz Marketing dengan Google Buzz dan Google Wave. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo.
Firmansyah, A. (2019). Pemasaran (Dasar dan Konsep). Pasuruan: Qiara Media.
KAJGANOVI Ć, Milan. 2018. Business Plan (Case Study: Balkan Food). Masaryk University,
Brno, Republik Ceko
Kartajaya, H. (2006). Hermawan Kertajaya On Segmentation. Bandung: Mizan.
Kartajaya, H. (2006). Hermawan Kertjaya On Marketing Mix. Bandung: Mizan.
Kartajaya, H. (2007). Hermawan Kertajaya on Service. Bandung: Mizan.
Kartajaya, H. (2007). Marketing Klasik Indonesia. Jakarta: Mizan.
Kasmir. (2004). Pemasaran Bank. Jakarta: Kencana.
Keraf, S. (1998). Etika Bisnis Tuntutan dan Relevansinya. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Kotler, P., & Kertajaya, H. (2005). Rethinking Marketing:Sustainable Marketing Enterprise di
Asia. Jakarta: PT. Indeks.
Liong, T. C. (2010). The Martha Tilaar Way. Jakarta: Buku Kompas.
Pinson, Linda. 2008. Anatomy of a Business Plan: A Step-by-step Guide to Building the
Business and Securing Your Company's Future. OM..IM, California, USA
Rahayu, S., Pitari, D. F., Widjojo, H., Riana, K. E., Imaningsih, E. S., & Kusssusanti. (2008).
School Of Marketing Thought Volume 1 Kumpulan 12 Pemikir Dispilin Ilmu
Pemasaran. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Schwetje, Gerald & Vaseghi, Sam. 2007. The Business Plan How to Win Your Investors’
Confidence. Hamburg, Germany
Simamora, B. (2003). Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan Profitabel. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.

17
Sliviana. (2012). Penerapan Strategi Pemasaran Marketing Mix (Studi Kasus pada PT.Batik
Danar Hadi. Widya Teknika, 55-62.
Sobirin Achmad. 2012. Business Model Perusahaan Keluarga : Studi Kasus Pada Industri
Batik. Yogyakarta. Universitas Islam Indonesia.
Suhud, L. U. (2009). Start-Up Business Wizards: 21 startegi sukses untuk memulai bisnis.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Umar, H. (2000). Bussines an Introduction. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Wahyuni, S. (2015). Strategi Marketing University Hotel UIN Sunan Kalijaga (Analisis
Marketing Hermawan Kertajaya). Skripsi:Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
Wibowo, M. E., Daryanto, A., & Riffin, A. (2018). Strategi Pemasaran Produk Sosis Siap
Makan (Studi Kasus: PT. Primafood Internasional). Manajemen IKM, 30-38.
Widjajanto, B. (2009). Franchise:Cara Aman Memulai Bisnis. Jakarta: Grasindo.
Wijayanti, T. (2017). Marketing Plan! Dalam Bisnis. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Yuswanto, S. (2019). Merek Nafas Waralaba. Yogyakarta: Penerbit Deepublish.

18

Anda mungkin juga menyukai